20 Oktober 2020
“Michelle, bagaimana dengan calon trainee baru itu? Apa mereka sudah menandatangani semua perjanjian itu?”
“Belum semua, Eonnie. Masih ada beberapa anak yang belum datang ke agensi.”
Perempuan yang duduk di kursi kebangaannya itu menghembuskan napas berat. “Ah, begitu rupanya. Kalau semua sudah menandatangani tolong kamu rekap bukti biodata dan perjanjiannya, ya.”
“Baik, Eonnie. Saya akan kerjakan secepatnya.” Perempuan bernama Michelle itu membungkukkan badannya seraya izin undur diri dari hadapan atasannya itu.
Saat ini tinggallah seorang diri perempuan itu di dalam ruangan. Ia membuka-buka beberapa berkas yang baru saja diberikan rekan kerjanya tadi. Setelah membaca ulang semua berkas dan memastikan isinya benar, ia pun menutup semua berkas itu.
Akhir-akhir ini pekerjaannya sangatlah berat. Ia harus bisa menjalankan kedua tugasnya secara bersamaan. Perempuan yang bernama Young Mi i
Gimana nih kabar kalian? Aku sekarang lagi libur. Sebisa mungkin aku seringin update cerita ini deh, biar cepet selesai TT By the way, buat kalian yang nggak tau vegemite itu apa.. vegemite itu selai yang jadi ciri khasnya Australia. Banyak yang bilang sih rasanya nggak enak, tapi buat orang sana sih kayaknya rasanya enak-enak aja hahaha. Sekalian kalian dapet pengetahuan baru gak sih? Dah deh segitu aja dari aku heheh
[Im Aerum’s POV]Hari esok ternyata datang jauh lebih cepat dari perkiraanku. Ah, ralat, yang kumaksudkan dengan hari esok ialah jadwal latihan pertamaku. Ya, setelah aku menandatangani perjanjian dengan Move Entertainment, keesokan harinya aku harus langsung ikut dalam jadwal latihan. Mereka bilang, meski ada beberapa calon trainee yang belum menandatangani perjanjian, kami tetap harus mengikuti jadwal latihan terlebih dahulu. Nantinya para trainee lainnya akan masuk atau bahkan dapat keluar dengan sendirinya.Yap, kau tidak salah membaca. Mereka dapat masuk dan keluar dengan keinginan mereka sendiri. Namun, tentu saja mereka harus membayar denda yang besar. Begitulah cara dunia hiburan bekerja. Mereka tidak pernah bermain-main dengan kontrak perjanjian.Jadwal latihan kami tepat pukul enam sore. Sesuai instruksi, aku datang tiga puluh menit lebih awal dari jadwal latihan. Eomma dan Appa baru s
[Kim Young Mi’s POV]“Yeoboseyo?” ucapku dengan suara serak.“Ah, kau pasti baru bangun, kan? Cepatlah bangun atau kau akan terlambat!” Begitu mendengar suara Hyenjin di sambungan telepon, aku langsung menjauhkan telepon dari telingaku. Suaranya sama sekali tidak ramah untuk telingaku di pagi hari yang tenang dan damai ini.“Woahm … sebentar lagi aku akan bangun. Lagipula kenapa kau terburu-buru, kita tidak akan terlambat.”“Yah! Apa kau tidak mendengar suara bel? Aku sedari tadi sudah membunyikan bel di rumahmu.”“A-apa? Kau sekarang berada di depan rumahku? Oh astaga ….”Dengan terpaksa aku langsung beranjak dari tempat tidurku dan menuju ke arah pintu. Bagaimana aku bisa tidak mendengar suara bel sama sekali? Aku melirik sekilas di lubang pintu untuk memastikan apa itu benar Hyenjin, jangan sampai ia hanya iseng meng
[Im Aerum’s POV]“Karena hari ini adalah hari pertama kita, bagaimana jika hari ini kita berkeliling ke seluruh penjuru agensi? Kalian pasti bingung ‘kan saat mencari ruangan ini?”“Ne,” jawab kami serempak.“Nah, maka dari itu lebih baik kalian mengenal lingkungan di sekitar agensi ini terlebih dahulu. Ini adalah langkah awal yang baik.”Sembari aku mendengarkan penjelasan dari pembimbing baru kami, aku mendengar suara bisik-bisik yang sedikit mengusikku. Tak jauh dari tempatku dan Hana duduk, ada Kim Naeun dan Hwang Yerim. Beberapa kali mereka tampak berbicara dan menertawakan sesuatu. Nampaknya mereka sudah pernah bertemu beberapa kali sebelum akhirnya terpilih menjadi trainee di agensi ini.Sekilas kudengar Naeun berbicara pada Yerim, “Yah, bagaimana kau bisa salah masuk ruangan?” Setelahnya mereka cekikikan bersama.Yerim pun menyahut
[Kim Young Mi’s POV]Jalan menuju rumah ke sekolah tidak memakan banyak waktu. Jadi, aku dan Hyenjin dapat berjalan kaki. Berjalan ke sekolah dengan teman rasanya merupakan sesuatu yang baru bagiku. Perjalanan pun jadi tidak membosankan dan aku juga memiliki teman untuk kuajak bicara.“Yah, apa kau biasanya juga berjalan kaki dengan melihat pada ponselmu?”“Tidak begitu. Aku hanya mengecek ponselku siapa tahu Eomma tadi meneleponku,” ucapku sebagai pembelaan. Tapi, memang benar adanya. Akhir-akhir ini Eomma meneleponku di saat pagi hari. Selain karena pagi adalah satu-satunya waktu dimana ia senggang, ia juga ingin membicarakan mengenai perkembangan kasusnya. Meski sebenarnya aku sangat malas mendengarnya.“Omo!” Kututup mulutku seraya melihat notifikasi yang masuk. Hyenjin yang menyadari akan hal itu langsung bergegas menghampiriku.“Wae? Mengapa kau terkaget seperti itu?”“A-ani.” Refleks tanganku langsung menutup ponselku. Bahkan aku bisa merasakan wajahku saat ini merah padam. Oh,
[Im Aerum’s POV]“Baiklah. Nampaknya kalian semua sudah merasa kenyang. Sekarang, kita kembali ke ruangan tadi untuk latihan.”Kami pun berjalan keluar dari kantin menuju ruangan tadi. Kami melewati lorong yang tadi kulalui dengan Hanna. Di saat itu, barulah aku tersadar jika sebenarnya kantin dan ruangan latihan di satu area yang sama. Kami berputar dan pada akhirnya akan menemukannya lagi.Pintu dari ruangan berwarna oranye itu terbuka lebar. Dari kejauhan, ruangan itu mengeluarkan cahaya paling terang yang menerangi lorong yang cukup gelap. Di dalam ruangan, ada seorang wanita berambut pirang keemasan sedang terduduk dan sedang membaca suatu kertas. Wanita itu mengenakan kaus oblong biru dan cargo jeans berwarna hitam.“Nah, di sini sudah ada Minhee-nim. Silahkan perkenalkan dirimu pada mereka.” Melihat kode yang diberikan eonnie Hong, wanita bernama Minhee itu langsung bangkit berdiri dari duduknya dan menyapa kami semua.“Ne, annyeonghaseyo. Perkenalkan, namaku Minhee, aku yang a
[Kim Young Mi’s POV] “Mianhae, aku tidak bisa mengantarmu pulang,” ucap Yoon Jae dengan sedikit sedih. “Aku tidak masalah dengan itu. Aku bisa jalan kaki, kok!” “Kalau begitu aku pulang lebih dulu. Hati-hati di jalan!” Yoon Jae berlari kecil ke arah mobil yang terparkir agak jauh dari lobi depan restoran. “Semangat dengan latihanmu!” Aku melambaikan tanganku, meski ia tidak bisa melihatku. Aku memukul bantalku sekali lagi. Andai, jika benda mati itu bisa berbicara, ia pasti sudah kesal karena ia adalah sasaran empuk akibat rasa maluku malam ini. Bahkan setelah aku pulang dari restoran itu, aku masih merasa malu. Bagaimana aku tadi bisa aku menatap matanya di saat setelahnya aku akan sangat malu seperti ini? Apa aku melakukan hal yang memalukan tadi? Semoga tidak ada kotoran di wajahku tadi. Ah, kenapa aku jadi seperti ini! Aku hendak memukul bantalku sekali lagi, namun aku langsung tersadar ketika bantal itu bergetar. O-oh, ponselku! Aku mencari ponselku yang tertimbun di an
[Im Aerum’s POV]Sekilas dari luar, gedung agensi itu nampak sepi. Bahkan lobinya pun terlihat cukup sepi. Aku terduduk di sofa yang disediakan di lobi dan tidak melihat banyak orang yang berlalulalang selain resepsionis, satpam, dan beberapa pekerja yang akan pulang. Tidak heran, karena ini sudah larut malam. Seketika aku langsung teringat akan ucapan Eonnie Hong.“Apa kalian bisa mendengarkan suara musik dari ruangan sebelah? Ia adalah salah satu Sunbaenim kalian yang juga sedang berlatih saat ini. Mereka biasanya latihan hingga larut malam demi memperindah hasil akhir latihan mereka, loh!” Ia berbicara seakan-akan itu ialah hal yang biasa dan patut dicontoh.Lagipula tidak seharusnya aku terkejut dengan kebiasaan ini. Bukankah sedari awal mereka sudah memberitahuku mengenai hal ini? Namun, bukan berarti mereka harus membiasakan tidur larut malam, bukan? Ah, memikirkannya saja sudah membuatku pening. Aku harap aku bisa bertahan dengan mereka di sini.Hampir seluruh trainee yang lati
[Kim Young Mi’s POV]Udara dingin itu menerpa lenganku yang tidak tertutup dengan lapisan kain apapun itu. Aku melihat Eomma sedang terduduk sembari tersenyum menatap seseorang yang berada di belakangku. Seseorang yang berada di belakangku itu adalah pengacara Kang. Aku baru saja keluar dari ruangan privatnya itu untuk membicarakan mengenai kesaksianku di pengadilan.Dan, setiap mendengar perkataannya rasanya aku sangat muak. Bukan karena aku membenci pengacara Kang, bukan. Tapi, karena aku sudah lelah dengan semua ini. Kupikir semua pengalaman buruk yang kudapatkan hanya cukup kusimpan di dalam lubuk hatiku dan memori alam bawah sadarku yang terdalam.Bertahun-tahun sudah aku mencoba untuk melupakan beberapa peristiwa yang membuatku trauma. Tak disangka-sangka beberapa tahun ke depan aku bahkan harus memberikan kesaksianku kepada orang banyak. Lebih buruknya memberikan kesaksianku di depan meja hijau.Aku duduk di dekat Eomma. Ia menatap penuh harap kepada pengacara Kang. Matanya sea