[Im Aerum’s POV] Rasanya baru saja aku menutup mataku, namun pagi datang terlalu cepat untukku yang masih menginginkan lelapnya tidur. Begitu aku terbangun dan duduk di tempat tidurku, aku langsung kesusahan menggerakkan tanganku. Oh, tidak. Bahkan sekujur badanku pun terasa kaku. Mungkinkah latihan kemarin malam terlalu menekanku? Pada akhirnya, aku membutuhkan waktu kurang lebih sepuluh menit hanya untuk memijat-mijat lengan dan kakiku agar tidak terasa kaku lagi. Sepertinya aku kurang bersungguh-sungguh dalam pemanasan kemarin malam. Dan, alhasil beginilah tubuhku bereaksi. “Aerum-ah … oh, kau sudah bangun. Cepat, kalau tidak kau bisa telat.” Eomma berdiri di depan pintu kamarku dan membereskan kamarku. Dengan terseok-seok aku pun menuju kamar mandi. “Yah, kenapa jalanmu begitu?” Tentu saja Eomma langsung menyadarinya. Karena ia sangatlah teliti dan matanya tidak pernah luput dari segala hal. “Sepertinya gara-gara latihan kemarin malam. Badanku terasa kaku semua,” ucapku sambi
[Kim Young Mi’s POV]Pagi itu, aku terbangun dengan perasaan gundah di dalam hatiku. Seakan-akan ada beban berat yang tersampir di pundakku, tapi aku tidak tahu itu apa. Rasanya aku baru saja menutup mataku satu jam yang lalu. Namun, kini mataku dipaksa untuk membuka kembali. Kupaksa badanku yang lelah itu untuk bangun dan beranjak dari tempat tidurku itu. Aku pergi keluar meninggalkan kamar tidurku untuk mengambil handukku.Dari lantai atas, aku bisa melihat Eomma sudah terlihat sangat rapi dengan blouse putihnya itu. Ia terlihat sangat serius saat sedang menyiapkan makanan di atas meja itu. Seperti menyadari keberadaanku, ia mendongak dan menyapaku.“Young Mi-ah, kau sudah bangun? Cepatlah mandi dan kita akan sarapan bersama. Oh ya, jangan khawatir, Eomma sudah izin kepada pihak sekolahmu.”Aku hanya mengangguk dan bergegas ke kamar mandi yang letaknya bersebelahan dengan kamarku itu. Di bawah Eomma, masih sibuk menata beberapa masakan yang baru saja ia masak. Sejujurnya, aku merasa
[Im Aerum’s POV]Sepanjang aku menceritakan kejadianku kemarin di agensi, Eun Ha mendengarkanku dengan seksama sepanjang waktu. Ia terkikik beberapa kali di beberapa cerita, namun ia tetap setia mendengarkan ceritaku.“Yah, bukankah itu artinya kau suka dengannya?”Aku langsung memberikan tatapan memicingku ke arahnya. Yang benar saja, bahkan aku tidak kenal dengannya.Ia mengernyitkan alisnya. “S-siapa tadi namanya?”“Park Hyunjae,” kataku berusaha memelankan suaraku. Berharap tidak akan ada yang mendengarkanku seperti terakhir kali aku menyebutkan namanya. Ternyata, ia sangat terkenal bahkan sebelum debut.“Aku tidak pernah mendengar namanya sebelumnya.”“Itu karena dia belum resmi debut.” Aku langsung berusaha mengalihkan topik dari pembicaraan terakhir kami. “Sekarang, gantian kau yang menceritakan pengalamanmu saat pertama kali masuk agensi.”Begitu aku menyuruh Eun Ha menceritakan pengalamannya dahulu, matanya nampak menunjukkan sorot malas. Aku sedikit khawatir dengannya. Apaka
[Kim Young Mi’s POV]Setengah jam sudah berlalu dan aku masih tersedu-sedu. Eomma memegang pundakku dan menenangkanku. Beberapa lembar tisu sudah kuhabiskan untuk mengelap air mataku yang terus menerus keluar. Pada akhirnya, Eomma pun juga menyerah dan melepaskan pegangannya pada pundakku. Ia membiarkanku sendiri selama beberapa waktu sembari berbicara dengan Pengacara Kang.Sekilas, aku bisa mendengarkan pembicaraan mereka, meski tidak bisa begitu jelas. Aku mengambil selembar tisu dan mengelapnya pada mataku dan membuang ingusku. Diriku sendiri pun kelelahan dengan drama yang kubuat-buat. Aku mengambil segelas air yang disediakan oleh sekretaris pengacara Kang beberapa menit yang lalu. Kuteguk minuman itu dengan rakus.“Tidak apa-apa, Young Mi-ah. Kau sudah melakukan yang terbaik.” Itu adalah Pengacara Kang. Beberapa menit yang lalu, ia pun mengatakan hal yang sama kepadaku.“Sudah, ya, Sayang. Lagipula akan ada kesempatan kedua. Kau bisa bersiap untuk sidang kedua.”Eomma langsung
[Im Aerum’s POV]Latihan di agensi sepulang sekolah sudah menjadi kebiasaanku selama kurang lebih seminggu terakhir ini. Meski aku merasa sangat lelah, aku yakin jika rasa lelahku itu tidak sebanding dengan uang yang harus kukeluarkan jika aku memutuskan kontrak yang sudah menjadi perjanjianku dengan mereka. Satu-satunya jalan keluar adalah aku harus debut.Saat sedang membereskan pakaian yang kugunakan untuk latihan, Eun Ha mendatangiku.“Hari ini kau latihan lagi?” tanyanya.“Setiap hari.”“Wah, kau pasti sangat lelah. Dulu, aku tidak sampai latihan setiap hari. Hanya jadwal latihan pribadi saja, karena aku ingin berlatih sendiri.”“Itu karena aku harus berlatih untuk ajang survival show dua bulan ke depan.”“Survival show? Bukankah kau trainee baru? Jinjja … kau sangat keren. Agensimu juga nampaknya sangat ambisius dengan pelatihan yang mereka berikan.”“Andwae andwae.” Kugelengkan kepalaku. “Bukan aku yang akan mengikuti acaranya. Tapi trainee laki-laki yang akan melakukan debut i
[Kim Young Mi’s POV]Sesampainya di rumah, aku langsung menyalakan lampu kamar. Kamar yang baru saja kutinggal dua hari belakangan itu nampak sangat kosong. Meski begitu, di dalamnya, keadaan kamar itu sangatlah kacau. Beberapa baju berserakan di lantai dan ada beberapa helaian rambut rontok. Nampaknya keadaan kamarku saat ini sangat menggambarkan perasaanku saat ini. Kacau.Selama beberapa detik menatap kosong pada kamarku yang sangat berantakan, aku langsung tersadar dan mengambil handukku untuk bersiap mandi. Tubuhku terasa sangat lelah setelah perjalanan di kereta yang memakan waktu kurang lebih satu jam. Terlebih keadaan mentalku saat ini yang kurang stabil. Aku pun masuk ke dalam kamar mandi dan membasuh tubuhku. Tidak membutuhkan waktu yang lama dan aku sudah selesai mandi.Setelah selesai mandi, aku langsung mengenakan pakaian yang kutemukan di lantai itu dan mengenakannya. Setelahnya, aku langsung membaringkan tubuhku di tempat tidur dan membuka ponselku yang tidak sempat kub
[Im Aerum’s POV]Seonsaengnim mengadakan pertemuan di kantin lantai bawah. Seharusnya, kantin itu memang diperuntukkan untuk umum dan orang-orang luar yang berniat berkunjung ke dalam agensi kami. Namun, khusus malam ini, kantin itu ditutup dan digunakan khusus untuk pertemuan kami.Setelah kami selesai mengadakan latihan vokal, kami langsung turun ke lantai satu untuk bersiap mengikuti pertemuan. Namun, sesampainya di sana, ternyata kantin masih sangat sepi. Nampaknya, mereka semua belum datang.“Eonnie, belum ada yang datang,” ucap Naeun dan Yerim yang berjalan jauh di depan kami.Kami pun hanya berpandang-pandangan satu sama lain. Hingga Miyeong Eonnie lah yang langsung memutuskan.“Gwaenchana-yo, kita tunggu di dalam. Mereka pasti tidak akan lama.”Miyeong Eonnie adalah orang yang sangat tegas. Dia sangat cocok dijadikan seorang pemimpin. Mungkin dia lah yang akan menjadi leader bagi grup kami, jika suatu saat nanti kami dapat melakukan debut. Kami pun masuk ke dalam resto yang ba
[Kim Young Mi’s POV] Kring … Kring …. Sudah sekian lama aku tidak pernah mendengar lagi suara deringan dari telepon kabel itu. Dan, hari ini adalah pertama kalinya aku mendengar deringan telepon itu setelah sekian lama tidak mendengarnya. Siapa yang masih menggunakan telepon kabel saat ini, batinku menerka-nerka. “Annyeonghaseyo? Dengan Young Mi di sini, apa ada yang bisa saya bantu?” “Annyeonghaseyo, Young Mi-ah. Ini saya, Seonsaengnim Choi. Bisa kau datang ke acara anak-anak malam hari ini?” “Ah, selamat malam Seonsaengnim! Saya tentu bisa datang. Semua pekerjaan saya sudah selesai.” “Baiklah kalau begitu. Sebentar lagi saya akan pergi ke kantin. Kita langsung bertemu di sana saja, ya. Anak-anak pasti sudah menunggu.” “Ne.” Ah, ternyata itu Seonsaengnim. Padahal aku sudah berburuk sangka padanya. Setelah memastikan semua perlengkapan tidak ada yang tertinggal dan meja pun rapi, aku langsung turun dan menuju kantin tempat di mana pertemuan itu berada. * * * * Sesampainya