Yossy datang ke ruangan tempat Mansa bekerja karena penasaran dengan suara gaduh dari dalam. Selama di koridor, terlihat dari dinding kaca Mansa yang hanya sibuk di depan laptop melanjutkan pekerjaannya. Yossy merasa ragu untuk menegur sehingga dia pura-pura saja seperti ada urusan ke pantri dan membuat minuman. Tapi karena masih penasaran, dia masuk juga ke dalam ruangan tempat Mansa bekerja.
Yossy membawa kursi plastik dari Pantri dan menggunakannya untuk duduk di dekat Mansa. Sedikit pura-pura minum teh dan mengamati kerjaan Mansa, setelah itu dia mencoba mendekatinya.
“Lagi ada masalah apa sih mereka?” bisiknya bertanya pada Mansa.
Mansa menghambur keluar dari semak-semak di pinggir hutan. Kemudian dia berlari ke samping rumah hingga hilang dari pandangan Mike. Mike penasaran mencoba memeriksa. Namun Mansa kembali muncul membawa sebuah suluh.“Ada apa Mansa?” tanya Mike penasaran.Namun Mansa masih begitu bersemangat. “Buruan Mike” serunya lagi berhamburan melompati semak-semak.Mike sempat khawatir dikiranya ada sesuatu yang serius. Ternyata setelah dilihat dari dekat, ternyata hanya karena Mansa masih dalam kondisi trance, seperti elektron pada tungsten yang tereksitasi. Terlihat dia masih begitu energik memasuki hutan. Tapi Mike jadi penasaran juga, untuk apa dia memba
Melihat Mansa terdiam kehabisan ide mengira-ngira apa yang telah dilakukannya, Mike berniat memperjelas alasan dibalik keputusannya menyuruh Mansa melakukan latihan gerakan Oi Zuki. “Kyokushin bisa berarti kebenaran tertinggi. Itu yang diyakini oleh Masutatsu Oyama, pendiri aliran tersebut.” “Namun Guruku dulu pernah berkata tentang falsafah hidup : Alam Takambang Jadi Guru” bahwa alam ini luas. Siapa yang tahu soal mana kebenaran tertinggi itu, karena akan selalu ada hal baru dan juga kebenaran baru.” “Bukankah itu falsafah hidup orang minang?” potong Mansa menimpali dengan retorika karena dia tahu betul falsafah tersebut. “Tapi apa hubungannya dengan ini?” tanya Mansa memastikan. “Apa ini tentang silat? Lalu kenapa kamu malah mengajarkanku Karate?” Sudah hal yang wajar jika Mansa tahu falsafah tersebut. Tapi mengetahui bukan berarti benar-benar memahaminya, dan Mike sudah bisa menangkap itu. Apa mungkin terlalu dini
Mike terlihat berusaha menstabilkan nafasnya seperti sedang mengkondisikan keadaan tubuhnya untuk kembali rileks dan santai. Tapi aneh, setelah itu Mike terlihat begitu pelan berjalan menuju teras pondok mencari tempat untuk duduk. “Itu hanya gerakan pukulan biasa” sahut Mike pelan. Terdengar Mike sekali berdehem kemudian kembali berusaha mengatur nafasnya. Sepertinya Mike benar-benar kelelahan. Jelas itu bukan pukulan biasa, dan Mansa tahu betul itu jauh sekali dari kata biasa. Setelah beberapa saat seakan Mike merasa keadaannya sudah mulai tenang, diapun mulai menjelaskannya pada Mansa.
<< Aku bilang juga apa >><< Nama jurus itu sama sekali tidak keren >>“Brisiiik” sahut Mansa terlepas jengkel ke arah Musa.“Haah.. haah.. iya maaf, maaf!” seru Mike nampak kesulitan mengejar nafasnya.“Aku benar-benar sudah kesulitan untuk menahan diri” jelas Mike semakin kelelahan karena tawanya barusan.Padahal tadi itu Mansa tak sengaja terlepas menghardik Musa, tapi Mike menyangka teriakan itu untuknya. Merasa tidak enak dengan Mansa, Mike me
Hari-hari berikutnya, semua kembali seperti biasa. Tapi mungkin ini akan menjadi hal yang baru bagi seorang Mike Hassan Handanovic. Bagi Mike, Menjadi seorang bos dan menjadi seorang manager secara profesional adalah dua hal yang berbeda. Meski dia memiliki kemampuan untuk itu, dia seperti belum terbiasa dengan kebosanan berdiam di lantai dua hanya untuk sesekali memperhatikan karyawan bekerja.Manager sebelumnya, Hasyim, adalah seorang manager yang ulet. Kepiawaiannya telah berhasil menciptakan sebuah sistem yang stabil, begitu stabil hingga masih terasa efektivitasnya meskipun dia sudah tidak lagi di sana. Semua itu sukses membuat Mike kembali merasa seperti lentera di siang hari.“Apa aku kembali hidup sebagai nocturnal saja ya..??!”
Dia tahu laptop pelanggan itu tidak ada pada anak gadis tersebut. Tapi Mansa tak punya pilihan lain selain mengikutinya.<< Apa rencanamu Mansa? Apa kamu ingin menangkapnya? >>“Apa yang akan kita dapatkan dengan menangkapnya? Menginterogasinya? Kalau dia tidak mau buka suara, aku tidak yakin bisa interogasi orang seperti itu. Kalau cuma bocah mungkin bisa aku takut-takuti. Tapi dia itu cewek,” jelasnya setengah berlari.<< Apa masalahnya kalau dia cewek? >> tanya Musa tak mengerti.“Wajar kamu tidak paham, karena aku sangat jarang berurusan deng
Satu orang lagi anak laki-laki yang berdiri di persimpangan gang tetap saja di tempatnya seakan mencoba menjauhkan cewek itu dari Mansa. Sementara empat yang lainnya terlihat mengkhawatirkan temannya yang tergeletak. “Zik.. zikrii..!! “Hey, zikrii!!!” Anak-anak itu terlihat begitu ketakutan mengkhawatirkan kondisi temannya. Itu membuat Mansa jadi ikut khawatir. Seingatnya ini pertama kalinya dia memukul orang. Lupakan soal kejadian di KM 50, karena Mansa setengah sadar saat itu. Saat ini dia sama sekali tidak bisa memprediksi akan jadi separah apa akibat dari pukulannya karena belum pernah mencobanya sama sekali. Jangan-jangan anak itu mati, pikirnya. Mansa mencoba memeriksa dan dia terlihat lega karena sepertinya anak itu hanya pingsan. Mansa membalikkan tubuh anak itu dan seketika itu anak tersebut terbatuk kecil dua kali namun tetap tak sadarkan diri. Satu orang dari empat anak jalanan mencoba menyerang Mansa untuk memaksanya menjauhi teman mereka yang sud
Sekarang ekspresinya seperti memohon pada Mansa untuk sudi memaksa udara itu untuk masuk ke dalam paru-parunya. Tapi yang didapatkannya malah sebuah upper cut amatiran dari tangan kiri Mansa mengenai dagunya. Memang hanya upper cut dari seorang yang amatiran, tapi cukup efektif menggoncang isi kepala anak itu dan membuat kakinya semakin lemas karena putusnya sokongan listrik dari otaknya. Dalam keadaan kehilangan keseimbangan setengah sadar, kesulitan bernafas karena kejutan pada diafragma, serta goncangan pada otak yang meski haya sesaat itu, si anak jalanan sekarang mendapatkan bonus tamparan sayang dari telapak tangan Mansa dan membuatnya terkapar di lantai. Sekarang Mansa sadar dia kembali kehilangan cewek yang ingin dia kejar tadi. Anak gadi
Dia pun menjawab panggilan itu dengan raut wajah yang nampak tegang. “Tumben, ada perlu apa Pak Jenderal menelepon saya?” tanyanya berlagak bersikap tenang. << Mike, apa kau ada hubungannya dengan kejadian di Majalengka? >> Pertanyaan yang to do point itu sukses membuat Mike terdiam. [ Aku tak tahu apa motifmu, tapi apa yang telah kau perbuat ini benar-benar serius. Kau akan membuat negera ini kacau ] “Apa maksud Bapak berbicara seperti itu?” tanya Mike dengan ekspresi wajah yang semakin suram dengan wajah yang mulai pucat. Bagaimana dia tidak pucat, tiba-tiba saja seorang jenderal meneleponnya dan sekonyong-konyong bicara soal keamanan negara. [ Aku tak tahu apakah kau sudah menyadarinya atau belum.
Mike masih diam saja, tak menanggapi pertanyaan kedua pria asing itu. Namun Mike cukup sadar bahwa pria berkaca mata itu tak begitu memerlukan jawaban darinya. Dari reaksinya, jelas terlihat kalau dia sudah bisa membacanya sejauh itu.“Aku cukup mengerti jika kau memilih diam soal ini, karena dia adalah orang yang paling dicari saat ini,” lanjut pria berkaca mata itu.“Aku tak tahu apakah ini juga ada hubungannya denganmu, tapi dari informasi yang kami dapatkan, dalam waktu dekat mereka akan kembali melakukan pergerakan di Eropa. Awalnya aku tak begitu mengerti karena dari kabar, katanya mereka akan berburu serigala di sana,” jelasnya.Mendengar cerita itu, reaksi Mike nampak berubah dan pria itu menangkap perubahan itu dengan cermat.Laki-laki itu nampak tersenyum karena deduksinya seperti mencapai titik temunya.&nb
Sementara itu, di halaman rumah terdengar suara Acil dan ‘Aini. Mereka nampak kebingungan sekaligus ngeri dengan kondisi di tempat itu.“Apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini?” gumam Acil, menutupi mulutnya seperti sedang berusaha menahan diri agar tidak muntah.Wajah mereka nampak pucat. Mereka pun semakin tercengang begitu berdiri di pintu masuk rumah. Pada detik itu, Acil tak lagi kuasa menahan diri dan memuntahkan semua isi perutnya. Sementara ‘Aini masih nampak berdiri melongo di pintu masuk itu.Hingga tiba-tiba Mike sadar dan bangkit. Tanpa sepenuhnya sadar dengan kondisinya, dia membiarkan kain itu terlepas dari badannya.“Hey, Mike!” seru Mansa kaget, berusaha mengingatkan.Namun ‘Aini sudah terlanjur melihatnya. Dia berteriak dan sesaat kemudian pingsan, kaget karena ti
Suara burung gagak itu menarik perhatian dua orang asing yang masih sibuk di perkarangan halaman. Mereka menyaksikan burung gagak berapi itu terus terbang menuju sedikit celah di bagian puncak dari kelopak bunga raksasa yang tidak sepenuhnya menutup itu.“Did you see that, mate?” tanya pria yang berkaca mata.“Apa mungkin itu Ki Bejo? Aku tak menyangka kalau dia juga chimera, tapi bentuk apa itu? Burung Phoenix?” balas pria yang berambut afro itu dengan berbahasa inggris.“Dasar bodoh, mana ada chimera model phoenix,” balas temannya.“Tapi entahlah, aku juga tak tahu apa itu. Sebaiknya kita coba periksa ke dalam,” seru pria berkaca mata itu, bergegas berlari ke dalam rumah.Begitu mereka masuk ke dalam rumah, ruangan tengah itu sudah begitu sesak oleh
Ki Bejo nampak menoleh ke sana ke mari, mencari di mana kerisnya berada. Dia tak tahu bahwa pria itu sebelumnya telah menendang keris itu dan saat ini berada di bawah kulkas tak jauh dari tempatnya bersimpuh. Namun entah bagaimana, Ki Bejo seperti menyadari keberadaan keris itu. Dia pun mulai meraba-raba ke bawah kulkas itu, berusaha meraihnya dengan jari-jarinya. Pria itu menyeret kaki Mansa ketika dia hendak menghampiri Ki Bejo di bagian dapur. Musa langsung datang mencoba menolongnya. Namun pria itu hanya berteriak, melepaskan tekanan energi yang cukup besar. Tekanan energi yang dilepaskannya itu mendorong Musa cukup jauh dan membuat sebagian besar tubuhnya terurai. Setelah itu pria tersebut kembali berjalan menghampiri Ki Bejo. Begitu sampai, diapun menginjak tangannya hingga patah. “Sayang sekali, sepertinya tanganmu tak bisa menjangkau keris itu,” ujarnya nampak menatap d
Mansa yang mulai menyadari keunikan tubuh dari pria misterius itu langsung menyerangnya dari belakang dengan tenaga espernya. Serangan itu mengenai bahunya, dan membuat bagian itu pecah seperti kembali ke bentuk api.Pria itu memang nampak kesakitan, namun dia segera menyerang Mike yang ada di dekatnya dan mengabaikan Mansa. Tubuhnya kembali memadat, dan mulai menghantam Mike ke lantai.Mulut Mike yang sudah seperti kepala serigala itu menganga seperti mencoba menerkam pria itu. Namun dia langsung memukul kepalanya begitu brutal.Sementara itu, Mansa diam saja melihat Mike menjadi bulan-bulanan. Ternyata serangan yang terakhir itu telah menguras staminanya. Meski dia masih bisa berdiri dan pandangannya belum benar-benar kabur, namun dia sudah mulai kesulitan mengumpulkan aura espernya.“Diam kau!” ujar pria itu terus memukuli mulut Mike yang terus saja meronta.
Meskipun terlihat saling mengenal, tak nampak bahwa kedua orang tersebut memiliki hubungan yang baik. Ki Bejo sendiri meski sedang mengintimidasi pria yang dipanggilnya Mantir itu, dia sendiri nampak ragu dengannya.Kedua orang itu nampak saling waspada satu sama lainnya. Hanya ketika pria misterius itu sudah merasa cukup memperhatikan kondisi Ki Bejo, dia pun nampak bersikap tenang.“Apa yang bisa kau lakukan dengan kondisimu saat ini?” tanya pria itu mulai bersikap santai.Lantas pria itu bergerak sesaat, dan tiba-tiba Ki Bejo langsung menyabetkan keris yang dipegangnya. Ternyata memang benar, dalam sekejap pria itu sudah mendekati Ki Bejo dan saat ini tangannya terkena sabetan keris dari Ki Bejo.Pria itu langsung kembali mundur, memegangi lengannya yang terkena sabetan keris. Tangannya yang terkena sabetan keris itu seperti terbakar dan berubah seperti ongg
Mike kembali berdiri, melepaskan satu pukulan Oizuki dari jarak jauh. Pria misterius itu hanya sedikit memiringkan tubuhnya. Dengan mudah dia menghindari serangan tersebut. Namun saat itu Mike langsung bergerak ke arahnya. Dia sudah bergitu dekat, siap menyerang dengan kedua lengan dan kuku-kuku tajamnya. Braakk!!! Tiba-tiba pria misterius itu menghempaskan satu bangku kayu ke tubuh Mike. Mike pun dibanting ke salah satu dinding dapur dan lansung tergeletak di lantai. Pria misterius itu hendak membantingkan bangku kayu di tangannya itu ke arah Mike. Namun bangku kayu itu langsung hancur berantakan sebelum dia berhasil melakukannya. Pria misterius itu menoleh ke arah Mansa. Salah satu alis matanya naik, memperhatikan Mansa dalam postur tubuh Oizukinya. Namun secara tiba-tiba Mansa kembali melancarkan serangan cepat ke arahnya. Se
“Jadi benar kalian adalah orang-orangnya Belial yang dari Amerika itu?” tanya Mike.“Maaf saja, tapi dua orang yang sedang kalian cari sudah tewas, dan kalian pun akan bernasib sama jika mengganggu kami,” lanjutnya mengancam.Ekspresi laki-laki berambut afro itu sedikit berubah mendengar kata-kata dari Mike.“Dari caramu berbicara, sepertinya aku bisa menebak siapa yang membunuh mereka. Tapi soal anak buah Belial, sepertinya kau salah paham dan itu cukup bisa aku pahami,” balas laki-laki itu.Namun dedemit baru terus bermunculan, baik itu dari dalam rumah maupun dari tanah. Mereka pun tak punya waktu untuk meluruskan kesalahpahaman mereka.“Nanti saja kita bicarakan, yang jelas kita harus cari jalan keluar dari tempat ini,” ujar laki-laki berambut afro itu.