Mike melipat kertas-kertas tersebut dan sedikit memperhatikan calon tamunya itu. Dia pun kembali naik ke atas perahu dan mulai mengajak orang-orang tersebut mengobrol beramah-tamah sembari menunggu Yusuf menyelesaikan persiapannya. Tak lama setelah itu, perahu tersebut akhirnya berangkat meninggalkan dermaga menuju Pulau Setan, sebuah pulau wisata bahari di kawasan Mandeh yang letaknya cukup jauh di perairan Pesisir Selatan. Selama di perjalanan, Mike mencoba untuk beristirahat namun tak kunjung bisa tertidur. Sesekali dia menghampiri wisatawan sekadar berkelakar ramah barang sebentar, kemudian mondar-mandir mengusili Yusuf yang sibuk menahkodai speedboat penumpang ukuran sedang nan sederhana namun elegan yang saat ini sedang mereka tumpangi. Tak
“Di mana Agus?” tanya Mike kepada salah seorang rekannya yang saat ini baru saja datang menghampirinya di dermaga.“Dia sedang di rubanah di vila utama, masih sibuk menginterogasi pria itu” jawabnya sembari memberikan payung yang sedang dipakainya kepada Mike.“Tolong bantu Yusuf mengurus tamu,” serunya ketika menerima payung dari orang tersebut.“Aku akan segera menemui Agus,” serayanya sebelum bergegas pergi meninggalkan dermaga itu.Di pulau tersebut terdapat beberapa vila dengan berbagai jenis tipe dan ukuran. Di setiap halaman terdapat penanda dengan nomor vila untuk masing-masing bangunan. Salah satunya adalah vila utama, area pribadi milik pengelola pulau tersebut yang bersifat terlarang untuk dimasuki oleh pengunjung tanpa izin dari pengelola yang berwenang.Lokasinya terletak di tempat yang agak tinggi seperti sebuah bukit kecil yang agak terpisah dari vila lainnya yang dikhususkan untuk para tamu wisatawan yang ada di sekitaran pantai. Begitu sampai di depan vila, terdapat e
Berusaha untuk meyakinkan Mike atas kecurigaannya, dengan yakin Agus kembali meneruskan alasan kenapa dia menahan orang tersebut. “Bayangkan seorang satpam kompleks, bukan siapa-siapa seperti dirinya, berwisata tiga hari di pulau ini. Pikirkan tarifnya Mike. Coba lihat dari perspektif seorang satpam kompleks” jelasnya. “Oke, mungkin dia diajak oleh penghuni kompleks, dan kita sudah menahannya di sini selama dua hari, sementara sejak Yusuf mengantar rombongan itu keluar tak seorangpun yang menanyakan kabarnya. Itu berarti dia sudah tidak bekerja dalam beberapa hari ini selama dia ada di sini. Setidaknya salah seorang penghuni kompleks tersebut seharusny
Pria itu hanya diam saja menatap kosong ke arah Mike yang sedang duduk di depannya. Entah dia mengerti soal metafora lalat yang disampaikan oleh Mike atau memang tak bisa lagi mengikuti pembicaraa itu dengan baik. Maklum karena dia sudah begitu kelelahan dan terlihat cukup sulit untuk tetap sadar.“Uhuk..,” pria tersebut batuk terlihat seperti berusaha untuk berbicara.“Sudah aku katakan, aku hanya iseng...,”“Nyari-nyari foto..,”“Aku terima aku salah.., tapi...”“aku sama sekali tidak punya niat macam-macam..”Mike meminta salah seorang rekannya mengambilkan air minum untuk diberikan pada pria itu dan membujuknya agar masalah tersebut bisa diselesaikan dengan saling berkerelaan.“Saya tidak ingin masalah ini diperpanjang. Saya akan meminta rekan saya untuk mengantar Bapak kembali ke Tarusan. Jadi saya harap setelah ini Bapak tidak perlu menceritakan masalah ini pada siapapun,” jelas Mike.“Kami melakukan bisnis wisata di sini, tentu kami tidak ingin image usaha kami di sini menjadi b
Sementara itu, seperti yang sudah disarankan Mike, Mansa saat ini memang sedang berada di dalam hutan. Sebenarnya dia sama sekali tidak seserius itu mengikuti saran Mike untuk bertahan di sana selama seminggu penuh. Hanya saja, saat ini dia ketiduran sampai malam dengan sebuah buku menutupi wajahnya.Di situ, ada sebuah pondok yang lumayan bagus dengan konsep minimalis sengaja mereka bangun khusus untuk menunggu durian jatuh. Pondok tersebut hanya memiliki satu ruangan dan satu teras berpagar rendah. Pada pagar teras itu lah Mansa menyandar tertidur saat ini.Nampak beberapa buku sains yang lumayan tebal tergeletak di dekatnya. Sementara yang saat ini menutupi wajahnya hanyalah buku komik terbitan Jepang. Hanya ini temannya selama ini setiap kali mendatangi pondok tersebut, dan memang sudah sering dia tertidur di pondok tersebut dengan keadaan seperti itu. Tapi hanya kali ini dia ketiduran sampai larut malam di tengah hutan seperti itu.>>Kembali terdengar sua
Seolah mengerti kena hardik sambil ditunjuk-tunjuk seperti itu, gumpalan aura aneh itu benar-benar berhenti. Dia masih melayang-layang di dekat pintu terlihat enggan untuk mendekat. “Kenapa diam saja?” tanya Mansa kesal.“Aku tahu kamu bisa bicara.” Baru setelah itu, sosok itu seperti mencoba untuk mendekat meski terlihat ragu-ragu. Namun Mansa kembali merasa risih begitu tahu sosok itu mencoba mendekatinya.
Meski malam itu Mansa memang agak kesulitan tidur, tapi dia masih bisa bangun cukup pagi menjelang subuh. Berusaha untuk menghilangkan kejengkelannya, dia kembali melakukan olah raga ambisius yang beberapa hari belakangan sempat dihentikannya, turun naik menapaki anak tangga pipa air PLTA sampai 100 kali. Entah apa yang terjadi, dengan mudah Mansa bisa mencapai target ambisiusnya tersebut. Meski melelahkan, pagi ini dia sama sekali tidak pingsan di puncak tangga. Alih-alih membuatnya gembira, pencapaian itu justru membuat pikirannya menjadi sangat tenang. Ketika dia duduk bersila dengan penuh kedamaian di puncak tangga, sesuatu muncul dan kembali membuatnya jengkel.
Sudah empat hari berlalu sejak terakhir kali Mike mengunjunginya. Yang dilakukan Mansa hanya naik turun tangga di pagi hari dan kemudian ketiduran di pondok ketika menunggu durian jatuh di dalam hutan. Namun sekarang Mansa tahu dirinya tidak lagi sendirian. Seiring waktu, dia sudah mulai terbiasa dengan keberadaan sesosok makhluk lain yang selalu mengikutinya. Setidaknya, sekarang dia memiliki teman mengobrol ketika sendirian di dalam hutan. “Hey, jika nanti sudah gelap dan aku ketiduran lagi, tolong bangunkan saja aku” << Oh, apa kamu sudah mau tidur? >> tanya makhluk itu.<< Tapi aku masih ingin melihat kelanjutan ceritanya >> “Sekadar jaga-jaga saja kalau aku ketiduran. Tidak kusangka kamu suka juga dengan cerita ini.” << Ya, aku selalu mengikuti apa yang Mansa baca >> “Benarkah?” tanya Mansa sedikit kaget.