Setelah membuka mulutnya hingga berbusa-busa, Barata mengamati setiap ekspresi yang terlihat di wajah bawahannya. Dia tidak bisa terganggu oleh mereka yang tak menerima kata-katanya, tapi itu tidak berarti dia tak bisa menerima ketidaksetujuan mereka. Oleh sebab itu, dia hanya melihat mereka sambil mencermati para pengungsi yang ikut serta dengannya.
“Kematian para pejuang akan selalu menjadi suatu hal yang menyedihkan dan menguras emosi. Namun, jangan memandangnya dari sudut yang buruk, tapi lihat di sisi baiknya.”
“Sopo Barungan! Sebagai seorang pemimpin yang sudah diberi sebuah tanggung jawab, kau belum mampu memberikan yang terbaik. Jadi, aku akan menghukummu. Kau dan regu yang kau pimpin, para pemanah harus kembali ke Paviliun Lembah Kehidupan sembari melindungi para pengungsi. Tugas ini bukan tugas mudah, lakukan dengan baik untuk menebus kesalahanmu,” seru Barata dengan tegasnya.
Sopo Barungan menghela nafas lemah, dia tidak ingin
Begitu serangannya mengenai zombie dan membakarnya. Barata langsung bergegas keluar dari balik pohon. Getaran yang begitu kuat merambat dari tanah dan masuk ke dalam tubuhnya melalui kedua telapak kakinya. Getaran itu sangat kuat dan berasal dari pergerakan ratusan zombie yang menghampirinya dengan rasa lapar yang sangat besar.“Sungguh mendebarkan. Ratusan zombie dan belasan Zombie Monar serta zombie aneh lainnya bergerak ke arahku,” seru Barata dalam benaknya saat dia menatap seluruh zombie itu.Saat matanya fokus pada zombie itu. Tiba-tiba saja sebuah suara muncul di benaknya, suara yang begitu menggoda dan memikat jiwa. Walau hanya suara saja yang muncul, Barata bisa melihat sosok yang sangat menggairahkan tengah memberinya kata-kata indah.“Beruntung kau manusia. Tempat itu dipenuhi dengan energi yang bisa meningkatkan kekuatan dan kualitas dirimu. Pergunakan seluruh pusaka yang kau miliki. Tidak perlu menahan diri walau nantinya kau akan
“Bagaimana dia bisa sekuat itu? Zombie-zombie yang begitu ganas dan mengerikan itu menjadi bulan-bulanan untuknya. Sungguh aku tidak bisa mempercayai apa yang aku lihat ini. Dia dan orang-orangnya benar-benar kuat.”“Jangan berisik. Kita laporkan saja apa yang kita lihat pada ketua. Mereka bukan orang-orang yang bisa kita hadapi dengan mudahnya. Tindakan mereka juga memberikan ancaman pada keberlangsungan hidup kita.”“Ya kau benar. Aku sama sekali tidak bisa mempercayai apa yang aku lihat barusan. Zombie Monar yang sangat mengancam itu bisa dibunuh dengan mudahnya. Aku masih mengingat setengah dari orang-orang kita lenyap di tangan makhluk mengerikan ini.”“Semoga saja mereka menghabisi makhluk-makhluk itu dan tidak pergi ke wilayah yang kita tinggali atau kita akan menghadapi beberapa masalah besar. Tidak hanya harus menghadapi mereka, ada ancaman yang lain di sisi itu jua.”Di saat mereka sedang membicara
Suara raungan makhluk yang berada di dalam Kadipaten Swangiri membuat Barata menjadi waspada. Dia benar-benar tidak tahu apa yang ada di dalam sana, tapi dia yakin bila makhluk itu merupakan pemimpin dari seluruh makhluk yang ada di dalam tempat tersebut. Hal itu ia pikirkan setelah dia melihat ada perubahan pada zombie yang ia lawan.“Makhluk macam apa yang bisa mengeluarkan raungan sekuat dan se-mengintimidasi ini? Hanya dari raungannya saja, aku bisa merasakan tekanan yang sangat kuat,” ucap Barata yang mengkhawatirkan suatu perkara yang bisa saja terjadi.Tanpa harus masuk ke dalam Kadipaten Swangiri, Barata bisa merasakan dan melihat bahaya apa yang ada di sana. Oleh karena itu, dia tidak berpikir dua kali untuk mengeluarkan seluruh kekuatannya termasuk Teknik yang dia miliki.Barata tidak hanya menyerang Zombie Kabewo dengan serangan biasa lagi, tapi dia menggunakan setiap teknik dari pusaka yang dia miliki. Secepat mungkin Barata menyelesaikan
Sudro bukan hanya pria yang licik, tapi dia juga seseorang yang tidak bisa dipandang sebagai pribadi baik. Sudah berapa banyak kekacauan yang dia ciptakan di masa lalu. Dia juga salah satu sosok yang tidak dapat dilihat sekali saja. Diperlukan pengamatan yang lama untuk melihat jati dirinya, walaupun dia sudah menunjukkan segala yang dia miliki.Namun, untuk Bawono sendiri, dia melihat Sudro sebagai pribadi yang menyenangkan. Segala urusan yang dia miliki sudah ditangani olehnya. Bawono melihat kinerja yang dimiliki oleh Sudro sejak awal, dan melihatnya menunjukkan perkembangan yang baik. Bawono merasa jika dia benar-benar sosok yang bisa diandalkan.“Kewenanganku berada di tanganmu, Sudro. Kau dapat menggunakan namaku untuk memperluas kekuasaan dan kekuatan yang ada. Kau juga akan memerintah mereka atas namaku. Jangan ragu dalam bergerak atau bertindak. Jika memang kau harus kejam, maka gunakan kekejaman tertinggi yang bisa kau lakukan!!” seru Bawono pada
Ketika Barata melewati sebuah area lapang dengan luas yang cukup kecil, dia melihat ada sekelompok orang yang berpatroli dan berjaga-jaga. Sewaktu dia melihat mereka, Barata segera memerintahkan seluruh pasukannya untuk diam di tempat. Dia sama sekali tidak bisa menunjukkan dirinya atau mereka akan bersikap waspada bahkan menyerangnya.“Kenapa kita berhenti, Tuan? Mereka bukan ancaman untuk kita,” ujar Supono yang terkejut dengan sikap Barata.Mendengar salah satu bawahannya bertanya sekaligus menanyakan keputusannya, Barata sedikit mengernyitkan dahinya. Bukan karena pertanyaannya melainkan ketidaktahuan Supono pada masalah yang bisa muncul akibat tindakan gegabah itu.“DIAMLAH SUPONO!! Tuan sedang mengamati mereka. Jangan mengganggunya, biarkan Tuan mengambil keputusan dengan tenang,” seru Surip yang mendengar pertanyaan yang Supono ajukan pada Barata.Percakapan mereka Barata dengar dengan jelas. Namun, dia tidak mau menjawab at
Pada waktu mereka keluar dari tempatnya, Barata melihat mereka memiliki aura yang berbeda-beda. Meski, mereka menyembunyikannya dengan baik, Barata masih bisa melihatnya. Apalagi, dengan cara mereka menggunakan senjata serta sikap mereka. Barata sangat yakin jika mereka merupakan sosok yang tidak bisa dianggap sebelah mata.“Semakin aku perhatikan mereka, semakin aku merasa tertarik. Terutama pada pria itu, dia memiliki suatu daya tarik tersendiri dan dia juga sudah mengeluarkan aura yang tidak biasa,” ucap Barata pada bawahannya yang sedang memperhatikan semua prajurit itu.“Kisanak!! Apa yang telah kau lakukan benar-benar memberikan ancaman pada kami. Sebelum aku membunuhmu, katakan padaku mengapa kau melakukan serangan ini?” tanya pria yang terlihat memiliki wibawa terutama dengan kumis dan janggut rapinya itu.“Tujuanku? Kau ingin mengetahuinya? Mudah saja, aku ingin kalian semua menyerah padaku!!! Selama kalian menyerah, aku ti
Seluruh medan pertempuran terdiam seketika setelah Barata berteriak apalagi suaranya dipenuhi dengan niat membunuh yang kuat. Seketika jua mereka menatap ke arah Barata dan saat itu jua mereka menyaksikan ketua mereka terbunuh dengan cara yang mengerikan di mana tubuhnya terpotong dan tersayat-sayat.“Kami menyerah, jangan bunuh kami,” ucap salah seorang prajurit yang menjatuhkan senjatanya, lalu diikuti oleh yang lainnya.“Ampuni kami, Tuan.”“Tolong luangkan hidup kami, Tuan.”Banyak prajurit yang menyerah setelah melihat kematian ketua mereka. Tapi, ada jua prajurit yang menentang. Mereka yang memilih untuk menyerah, Barata luangkan hidupnya sedang bagi mereka yang masih menunjukkan perlawanan. Dia benar-benar tak menunjukkan sedikitpun ampunan pada mereka dan dia memberikan perintah untuk membantai mereka.Dia segera masuk ke dalam wilayah perlindungan dan begitu dia masuk melewati pintu itu. Barata melihat a
Tiga hari setelahnya, Barata berada di dalam gua tempat di mana dia bersemedi. Dia berada dalam posisi yang berbeda dari beberapa waktu yang lalu karena saat ini dia telah menjadi pemimpin dari ratusan orang. Lembah Kehidupan sendiri telah berubah sepenuhnya semenjak kedatangan orang-orang dari beberapa tempat. Selain dari mereka yang Barata bawa, ada pengungsi yang juga turut datang ke Lembah Kehidupan.Bowo yang menerima mereka juga menyaring bakat-bakat yang ada, meski bakat yang dia saring lebih mengarah ke pemerintahan daripada militer. Ada banyak pandai besi, tukang kayu, juru tulis atau orang terpelajar, pejabat juga ada di antara mereka meski para pejabat ini masih pada tingkat terendah. Namun, keberadaan mereka menjadi angin segar untuk Paviliun Lembah Kehidupan.Sedang bakat militer juga digali dari mereka, dan sosok yang berjasa dalam pemilihan ini ialah Sopo Barungan serta dua prajurit berpengalaman yang telah berubah menjadi seorang instruktur prajurit. Ba
Waktu mereka masuk ke dalam alam ketiadaan. Barata merasakan sensasi kesemutan dan getaran hebat di sekujur tubuhnya. Bagian-bagian tubuh yang sebelumnya tak berfungsi menunjukkan sedikit peningkatan yang membuat dia menjadi semangat. Di sisi lain, Hyang Barakala tidak hanya mengompres seluruh energi yang mengitari tubuhnya. Dengan satu tatapan yang serius serta mematikan, dia menarik seluruh energi tersebut dan menyatukannya dengan tubuhnya. Lantas, dengan sebuah gerakan sederhana, Hyang Barakala melesat maju ke arah Barata. Keadaan segera berubah saat Hyang Barakala mengambil langkah. Tidak hanya tekanan besar yang datang tapi juga sebuah ancaman yang langsung membuat Barata melipat gandakan kewaspadaannya. Walau begitu, dia tetap mengelak dari Hyang Barakala dan tidak menangkis maupun menahan serangannya. Ia tahu betul seberapa merusaknya serangan yang Hyang Barakala lepaskan barusan. Energi yang besar dan merusak saling bertemu. Baik energi yang Barata miliki mau
Semuanya berjalan sesuai dengan keinginan Hyang Barakala. Barata yang mengalami peningkatan drastis menjadi sesuatu hal yang memberi Hyang Barakala sebuah rasa takut. Dia memang menginginkan hal ini kembali, rasa takut yang sudah lama tak dia rasakan. Bagaimana dia tidak merasa senang saat dia menyaksikan perubahan pada Barata yang benar-benar jauh dari ekspektasinya dan sekarang dia merasa lebih segar.“Kau masih bisa bertahan, bukan? Kau membuat aku bersemangat dan semangat ini semakin lama menjadi semakin besar. Aku benar-benar bahagia sekarang. Pertarungan ini akan terus kukenang! Barata, kau benar-benar sosok penantang yang hebat dan aku senang. Aku senang kaulah yang berhasil mendapatkan semua benda itu, jika itu orang lain. Entah bagaimana akhirnya, mungkin aku tidak akan sesemangat ini!” ujar Hyang Barakala ketika dia melihat tubuh Barata mengalami perubahan dimana energi dalam jumlah besar mengelilinginya.Barata mendengar sebuah hal yang tak ingin
Pukulan itu melayang dengan kecepatan tinggi dan sangat menekan. Seluruh energi berkumpul dalam kepalan tangan Barata yang melesat ke arah Hyang Barakala. Udara terpecah belah dan berbagai pusaran angin dalam bermacam-macam ukuran muncul saat pukulan itu mendekati tubuh Hyang Barakala.Sewaktu pukulan itu menghantam tubuh Hyang Barakala sontak sebuah gelombang kejut muncul dari benturan itu. Hyang Barakala cukup terkejut dengan kemampuan Barata yang begitu mengerikan terutama daya ledak dari pukulannya. Energinya sungguh besar dan dampak dari pukulannya langsung terasa. Tidak ada sedikitpun celah dalam serangan itu dan Hyang Barakala melihatnya dalam cahaya berbeda, seolah serangan itu merupakan serangan terkuat yang Barata lepaskan sejak pertarungan pertama.“Uagh!!” Hyang Barakala terdorong mundur dan memuntahkan seteguk darah serta di dadanya ada sebuah luka yang berbentuk seperti kepalan tangan. Tatapannya sedikit menunjukkan rasa takut saat Barata meny
Hyang Barakala menembakkan bola energi yang sudah dia kompresi hingga ke titik terbaik. Bola energi yang seharusnya sangat besar ia kompresi menjadi sedemikian rupa. Lantas dengan satu gerakkan telunjuknya, dia menembakkan bola energi itu ke arah Barata yang juga melakukan hal yang sama dengannya. Kumpulan bola energi saling bertabrakan dan berbenturan. Sebuah gelombang kejut yang sangat kuat menghantam seluruh area.Barata terdorong mundur dan memiliki berbagai macam luka di tubuhnya hingga mengeluarkan darah yang tak terhitung jumlahnya. Hanya saja, Barata memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri dan kemampuan itu berkembang dengan cepat, sehingga ketika luka itu muncul di waktu yang sama luka itu segera pulih. Kejadian itu tak luput dari mata Hyang Barakala dan dia merasa bila kemampuan Barata semakin membaik di setiap detiknya.“Hahahaha … sungguh pertarungan yang menyenangkan. Aku tidak pernah berharap kau bisa mengeluarkan kekuatan yang sama dengan
Tubuhnya melenting saat Barata menyerap seluruh energi yang ada di sekitarnya. Baik Hyang Barakala maupun Barata saling menyerap energi di sekitarnya hingga menyebabkan fluktuasi menakutkan di lingkungan sekitarnya dan membuat ruang serta udaranya terdistorsi dengan hebatnya. Barata melayang dan energi di sekitarnya bergerak menuju ke dirinya dengan kecepatan tinggi membuat dia menjadi lebih berbahaya.Hyang Barakala tersenyum puas ketika dia menyaksikan perubahan pada Barata. Walaupun hal itu akan membuatnya makin berbahaya dan mengancamnyam Hyang Barakala tetap merasa senang karena dia tidak bisa menghadapi lawan yang setara selama ini. Dengan adanya Barata yang mulai berkembang dan bertambah kuat seiring mereka bertarung, Hyang Barakala menjadi semakin bersemangat hingga wajahnya berseri-seri.“Aku melakukan apapun yang aku inginkan tanpa ada makhluk yang bisa menahanku dan kau bisa datang ke tempat ini juga karenaku. Kau bertambah kuat atas izinku. Tidak ada
Hyang Barakala kembali mengirimkan sebuah bola energi yang jauh lebih kuat. Saat dilihat lebih dekat dan teliti, bola energi itu dipenuhi dengan kandungan elemen alam. Barata memperkuat pertahanannya dengan menebalkan dinding pertahanan dari energi di sekitar tubuhnya. Tatapan matanya terus tertuju dan terpaku pada Hyang Barakala yang melakukan gerakan yang sama tapi dengan tekanan serta momentum yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.Serangan kedua datang dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Barata tidak menahan diri saat dia melihat gerakan yang dilakukan oleh Hyang Barakala. Bola energi itu datang dengan kecepatan tinggi. Barata yang begitu fokus melihat arah serangan itu dan secepat mungkin dia bergerak ke samping untuk menghindarinya, akan tetapi begitu dia hendak bergerak. Tatapan mata Hyang Barakala segera tertuju padanya dan memiliki dominasi tertentu hingga membuat Barata terpaku diam untuk beberapa saat.Pada waktu Barata hendak menghindar, dia benar-benar d
Tanpa menunggu Hyang Barakala bertindak, Barata mengambil langkah pertama dengan melancarkan sebuah serangan yang didasari akan seluruh kekuatan serta emosinya. Hasilnya, serangannya memberikan tekanan yang begitu besar. Di sekitar kepalan tangannya muncul retakan ruang dan tampak waktu terhenti karena tak ada hembusan apapun, lalu disertai dengan ilusi sebuah makhluk kuat. Ada beberapa elemen alam yang menyatu dalam kepalan tangannya yang membuat sebuah luka dari kepalan tangannya hingga bahunya, tapi pulih dengan sendirinya.Hyang Barakala tersenyum ketika dia merasakan kekuatan yang ada dalam pukulan Barata. Dia tidak menghindarinya ataupun membuat suatu gerakan tertentu untuk menahan pukulan itu. Hyang Barakala membiarkan serangan itu menghantam tubuhnya dan pukulan itu menabrak langsung ke dadanya hingga memicu sebuah dentuman yang memekakkan telinga serta mendorongnya mundur. Sorot matanya sedikit berubah saat dia terdorong mundur.Ada rasa tidak percaya dalam so
Barata meresapi perkataan Kalia dan menatap sosok yang menyebut dirinya Hyang Barakala sekaligus mengatakan dirinya sebagai Dewa ataupun Tuhan. Sulit untuknya menerima hal itu begitu saja. Dia sendiri tidak yakin akan keberadaan Dewa, tapi dihadapannya saat ini muncul sesosok makhluk yang mengatasnamakan dirinya sebagai Dewa. Sesuatu hal yang cukup aneh sebenarnya. Sayangnya, apa yang terjadi sebelumnya dan keadaan saat ini membuka mata Barata lebar-lebar. Sehingga, mau tidak mau dia harus mengakui bila ucapan sosok itu benar adanya.Mengenai apa yang dikatakan dan dilakukan oleh sosok itu, Barata tak begitu memikirkannya pada awalnya. Hanya saja, setelah dia mendengar ucapan Kalia. Dia menjadi lebih sadar akan keberadaan serta kekuatan yang dimiliki oleh Hyang Barakala. Selain itu, di sepanjang waktu pembicaraan terjadi, Barata bisa melihat ada sedikit rasa senang dari sorot mata serta wajah yang Hyang Barakala tunjukkan seolah dia sudah menanti pertemuan ini sejak lama.
Sosok yang melepaskan dominasi menakutkan itu tak bergerak. Dia juga tidak merespons pertanyaan Barata. Sosok itu hanya menatapnya dan terus mengawasinya seolah-olah dia sedang mengukur kemampuannya. Tatapan itu mengandung tekanan yang jauh melampaui segala tekanan yang pernah Barata rasakan. Penampilannya yang begitu agung tampak seperti manusia tapi jauh lebih menawan dari manusia biasa dan memiliki beberapa tanduk di kepalanya dengan rambut panjang yang terurai serta taring yang menjulur keluar dari mulutnya. Matanya besar dengan pupil menonjol. Saat dia tersenyum dunia tampak berhenti.Pandangan matanya terus menyapu sekitarnya dan sosok itu perlahan-lahan menunjukkan senyuman dinginnya. Tatapannya juga mulai mengalami perubahan saat menatap Barata yang mencoba untuk menahan segala tekanan yang dia keluarkan. Bagaimanapun situasi saat ini ada karena tindakannya dan dia menyukai sikap yang Barata tunjukkan.Sosok itu menatap Barata dengan dingin seraya berujar, &ldq