Begitu serangannya mengenai zombie dan membakarnya. Barata langsung bergegas keluar dari balik pohon. Getaran yang begitu kuat merambat dari tanah dan masuk ke dalam tubuhnya melalui kedua telapak kakinya. Getaran itu sangat kuat dan berasal dari pergerakan ratusan zombie yang menghampirinya dengan rasa lapar yang sangat besar.
“Sungguh mendebarkan. Ratusan zombie dan belasan Zombie Monar serta zombie aneh lainnya bergerak ke arahku,” seru Barata dalam benaknya saat dia menatap seluruh zombie itu.
Saat matanya fokus pada zombie itu. Tiba-tiba saja sebuah suara muncul di benaknya, suara yang begitu menggoda dan memikat jiwa. Walau hanya suara saja yang muncul, Barata bisa melihat sosok yang sangat menggairahkan tengah memberinya kata-kata indah.
“Beruntung kau manusia. Tempat itu dipenuhi dengan energi yang bisa meningkatkan kekuatan dan kualitas dirimu. Pergunakan seluruh pusaka yang kau miliki. Tidak perlu menahan diri walau nantinya kau akan
“Bagaimana dia bisa sekuat itu? Zombie-zombie yang begitu ganas dan mengerikan itu menjadi bulan-bulanan untuknya. Sungguh aku tidak bisa mempercayai apa yang aku lihat ini. Dia dan orang-orangnya benar-benar kuat.”“Jangan berisik. Kita laporkan saja apa yang kita lihat pada ketua. Mereka bukan orang-orang yang bisa kita hadapi dengan mudahnya. Tindakan mereka juga memberikan ancaman pada keberlangsungan hidup kita.”“Ya kau benar. Aku sama sekali tidak bisa mempercayai apa yang aku lihat barusan. Zombie Monar yang sangat mengancam itu bisa dibunuh dengan mudahnya. Aku masih mengingat setengah dari orang-orang kita lenyap di tangan makhluk mengerikan ini.”“Semoga saja mereka menghabisi makhluk-makhluk itu dan tidak pergi ke wilayah yang kita tinggali atau kita akan menghadapi beberapa masalah besar. Tidak hanya harus menghadapi mereka, ada ancaman yang lain di sisi itu jua.”Di saat mereka sedang membicara
Suara raungan makhluk yang berada di dalam Kadipaten Swangiri membuat Barata menjadi waspada. Dia benar-benar tidak tahu apa yang ada di dalam sana, tapi dia yakin bila makhluk itu merupakan pemimpin dari seluruh makhluk yang ada di dalam tempat tersebut. Hal itu ia pikirkan setelah dia melihat ada perubahan pada zombie yang ia lawan.“Makhluk macam apa yang bisa mengeluarkan raungan sekuat dan se-mengintimidasi ini? Hanya dari raungannya saja, aku bisa merasakan tekanan yang sangat kuat,” ucap Barata yang mengkhawatirkan suatu perkara yang bisa saja terjadi.Tanpa harus masuk ke dalam Kadipaten Swangiri, Barata bisa merasakan dan melihat bahaya apa yang ada di sana. Oleh karena itu, dia tidak berpikir dua kali untuk mengeluarkan seluruh kekuatannya termasuk Teknik yang dia miliki.Barata tidak hanya menyerang Zombie Kabewo dengan serangan biasa lagi, tapi dia menggunakan setiap teknik dari pusaka yang dia miliki. Secepat mungkin Barata menyelesaikan
Sudro bukan hanya pria yang licik, tapi dia juga seseorang yang tidak bisa dipandang sebagai pribadi baik. Sudah berapa banyak kekacauan yang dia ciptakan di masa lalu. Dia juga salah satu sosok yang tidak dapat dilihat sekali saja. Diperlukan pengamatan yang lama untuk melihat jati dirinya, walaupun dia sudah menunjukkan segala yang dia miliki.Namun, untuk Bawono sendiri, dia melihat Sudro sebagai pribadi yang menyenangkan. Segala urusan yang dia miliki sudah ditangani olehnya. Bawono melihat kinerja yang dimiliki oleh Sudro sejak awal, dan melihatnya menunjukkan perkembangan yang baik. Bawono merasa jika dia benar-benar sosok yang bisa diandalkan.“Kewenanganku berada di tanganmu, Sudro. Kau dapat menggunakan namaku untuk memperluas kekuasaan dan kekuatan yang ada. Kau juga akan memerintah mereka atas namaku. Jangan ragu dalam bergerak atau bertindak. Jika memang kau harus kejam, maka gunakan kekejaman tertinggi yang bisa kau lakukan!!” seru Bawono pada
Ketika Barata melewati sebuah area lapang dengan luas yang cukup kecil, dia melihat ada sekelompok orang yang berpatroli dan berjaga-jaga. Sewaktu dia melihat mereka, Barata segera memerintahkan seluruh pasukannya untuk diam di tempat. Dia sama sekali tidak bisa menunjukkan dirinya atau mereka akan bersikap waspada bahkan menyerangnya.“Kenapa kita berhenti, Tuan? Mereka bukan ancaman untuk kita,” ujar Supono yang terkejut dengan sikap Barata.Mendengar salah satu bawahannya bertanya sekaligus menanyakan keputusannya, Barata sedikit mengernyitkan dahinya. Bukan karena pertanyaannya melainkan ketidaktahuan Supono pada masalah yang bisa muncul akibat tindakan gegabah itu.“DIAMLAH SUPONO!! Tuan sedang mengamati mereka. Jangan mengganggunya, biarkan Tuan mengambil keputusan dengan tenang,” seru Surip yang mendengar pertanyaan yang Supono ajukan pada Barata.Percakapan mereka Barata dengar dengan jelas. Namun, dia tidak mau menjawab at
Pada waktu mereka keluar dari tempatnya, Barata melihat mereka memiliki aura yang berbeda-beda. Meski, mereka menyembunyikannya dengan baik, Barata masih bisa melihatnya. Apalagi, dengan cara mereka menggunakan senjata serta sikap mereka. Barata sangat yakin jika mereka merupakan sosok yang tidak bisa dianggap sebelah mata.“Semakin aku perhatikan mereka, semakin aku merasa tertarik. Terutama pada pria itu, dia memiliki suatu daya tarik tersendiri dan dia juga sudah mengeluarkan aura yang tidak biasa,” ucap Barata pada bawahannya yang sedang memperhatikan semua prajurit itu.“Kisanak!! Apa yang telah kau lakukan benar-benar memberikan ancaman pada kami. Sebelum aku membunuhmu, katakan padaku mengapa kau melakukan serangan ini?” tanya pria yang terlihat memiliki wibawa terutama dengan kumis dan janggut rapinya itu.“Tujuanku? Kau ingin mengetahuinya? Mudah saja, aku ingin kalian semua menyerah padaku!!! Selama kalian menyerah, aku ti
Seluruh medan pertempuran terdiam seketika setelah Barata berteriak apalagi suaranya dipenuhi dengan niat membunuh yang kuat. Seketika jua mereka menatap ke arah Barata dan saat itu jua mereka menyaksikan ketua mereka terbunuh dengan cara yang mengerikan di mana tubuhnya terpotong dan tersayat-sayat.“Kami menyerah, jangan bunuh kami,” ucap salah seorang prajurit yang menjatuhkan senjatanya, lalu diikuti oleh yang lainnya.“Ampuni kami, Tuan.”“Tolong luangkan hidup kami, Tuan.”Banyak prajurit yang menyerah setelah melihat kematian ketua mereka. Tapi, ada jua prajurit yang menentang. Mereka yang memilih untuk menyerah, Barata luangkan hidupnya sedang bagi mereka yang masih menunjukkan perlawanan. Dia benar-benar tak menunjukkan sedikitpun ampunan pada mereka dan dia memberikan perintah untuk membantai mereka.Dia segera masuk ke dalam wilayah perlindungan dan begitu dia masuk melewati pintu itu. Barata melihat a
Tiga hari setelahnya, Barata berada di dalam gua tempat di mana dia bersemedi. Dia berada dalam posisi yang berbeda dari beberapa waktu yang lalu karena saat ini dia telah menjadi pemimpin dari ratusan orang. Lembah Kehidupan sendiri telah berubah sepenuhnya semenjak kedatangan orang-orang dari beberapa tempat. Selain dari mereka yang Barata bawa, ada pengungsi yang juga turut datang ke Lembah Kehidupan.Bowo yang menerima mereka juga menyaring bakat-bakat yang ada, meski bakat yang dia saring lebih mengarah ke pemerintahan daripada militer. Ada banyak pandai besi, tukang kayu, juru tulis atau orang terpelajar, pejabat juga ada di antara mereka meski para pejabat ini masih pada tingkat terendah. Namun, keberadaan mereka menjadi angin segar untuk Paviliun Lembah Kehidupan.Sedang bakat militer juga digali dari mereka, dan sosok yang berjasa dalam pemilihan ini ialah Sopo Barungan serta dua prajurit berpengalaman yang telah berubah menjadi seorang instruktur prajurit. Ba
Tidak mudah bagi Barata untuk meninggalkan tempat yang saat ini berada dalam pengembangan. Jalur yang saat ini tengah dilalui oleh bawahannya sudah tepat, dan dia ingin melihat perkembangannya dengan kedua matanya. Jarang untuk dirinya bisa melihat perubahan pada kelompoknya. Semakin dia memperhatikan perkembangan yang terjadi di sekitarnya, dia makin tak kuasa untuk menyaksikan perubahan yang akan terjadi.Barata tahu bila kesempatan yang dia tunggu-tunggu ini tidak akan datang karena dia harus meninggalkan tempat ini. Bahaya yang ada di sekitarnya sudah tidak lagi bisa dia abaikan. Masalah yang tertinggal di Kadipaten Swangiri menjadi sebuah hal yang sangat tidak menyenangkan. Dia tahu jika tempat itu akan menjadi sebuah tempat yang tak lagi bisa disebut sebagai tempat yang layak untuk ditinggali manusia.Barata harus segera mengubah pandangannya dan tidak lagi bisa membiarkannya ada. Salah satu hal yang ada di tempat itu pasti menjadi sebuah hal yang menyeramkan. Be