Share

Entangled in Love: Terikat Cinta
Entangled in Love: Terikat Cinta
Author: Nadia

Prolog

Author: Nadia
last update Last Updated: 2021-04-01 08:17:52

    Wanita berambut pirang itu masih melenguh dan mengeluarkan suara desahnya yang sangat erotis karena diterpa kenikmatan tak terhingga kala pria di atasnya terus menghujam liang kewanitaannya di bawah sana.

    Elline mencengkram seprei putih pada kasur yang ia tiduri. Ia menggigit bibir bawahnya untuk menahan jeritan nikmat dari mulutnya, merasakan sensasi yang luar bisa ketika lidah Melvin bermain di dadanya.

    Dengan tubuh mereka yang masih menyatu di bawah sana, Melvin terus-menerus mendorong kejantanannya lebih dalam ke lubang kewanitaan Elline yang sempit dan telah mendamba klimaks. Bibirnya mulai menciumi leher jenjang Elline, menjilatinya dengan penuh nafsu dan sesekali menyesapnya dengan intens hingga membuat Elline menggeliat geli dengan diiringi suara desahnya yang begitu seksi.

    "Lebih cepat..." pinta Elline di sela napasnya yang memburu.

    Melvin tersenyum puas melihat betapa menggodanya wajah cantik Elline yang sedang kenikmatan di bawahnya. Sadar kalau dirinya pun sudah mendambakan kepuasan nafsu, Melvin pun menuruti permintaan Elline. Dia mempercepat dorongannya kepada lubang milik Elline, bergerak dengan brutal dan penuh nafsu, menghujani kewanitaan Elline dengan gerakan yang cepat.

    Suara desah Elline terdengar makin keras dan begitu menggebu-gebu. Ketika tubuh Elline menggelinjang, Melvin pun paham bahwa wanita itu hampir tiba pada klimaksnya. Karena ingin menyelesaikan permainan mereka ini secara bersama-sama, Melvin pun makin gencar menggenjot tubuh Elline.

    Hingga beberapa menit kemudian, suara lenguh dan erangan kenikmatan pun keluar dari mulut mereka berdua. Mereka akhirnya tiba pada kepuasan yang telah dinanti-nantikan.

    Melvin mengerang pelan dan memberikan beberapa hujaman terakhir kepada tubuh Elline sebelum akhirnya mengeluarkan kepemilikannya yang berbalut kondom dari lubang kewanitaan Elline.

    Melihat Elline yang napasnya masih tersenggal-senggal, Melvin mengecup kening gadis itu dan kembali meraup bibirnya. Ciuman panas terjadi di antara mereka, dan Melvin pun berbaring di sebelah Elline dan merengkuh tubuh wanita itu ke dalam dekapannya.

    "Kau sudah lelah, huh?" bisik Melvin tepat di telinga Elline sembari mengusap-usap punggung gadis itu.

    Elline hanya diam. Dengan pandangannya yang agak kabur karena pengaruh alkohol yang ia minum sebelumnya, ia memeluk Melvin dengan erat, seolah tak ingin menyudahi posisi mereka saat ini.

***

    Terpaan sinar matahari yang mengenai wajahnya membuatnya mengernyit dalam pejaman mata. 

    Kedua matanya mulai bergerak terbuka ketika ia sadar bahwa ada sebuah tangan yang memeluk tubuhnya dari belakang. Kepalanya terasa agak berat dan sakit. Ia yakin, ini pasti adalah pengaruh alkohol yang ia minum saat acara api unggun semalam.

    Setelah kedua matanya bisa terbuka sempurna dan pandangannya pun telah jernih, Elline memandangi tangan yang melingkar di pinggangnya. Ia menyadari bahwa itu adalah tangan Melvin, dan ia pun turut menyadari bahwa saat ini ia dan Melvin sama-sama telanjang bulat tanpa sehelai benang pun di tubuh mereka.

    Elline terdiam mematung. Pandangannya mendadak kosong ketika ia mencoba untuk mengingat-ingat apa yang terjadi sampai ia dan Melvin bisa telanjang bersama di atas kasur.

    Setelah berpikir selama sepersekian menit, akhirnya Elline pun ingat rentetan kejadian semalam. Dirinya minum-minum hingga mabuk pada pagelaran api unggun yang selalu diadakan rutin setahun sekali oleh kumpulan mahasiswa seangkatannya. Tahun ini, mereka menyewa sebuah vila di wilayah Toms River, New Jersey.

    Setelah Elline berada di ambang batas kesadaran pada acara api unggun yang digelar di halaman vila, Melvin dengan baik hati mengantar Elline ke salah satu kamar di vila agar Elline bisa segera istirahat sehingga kesadarannya dapat kembali saat pagi hari.

    Dari situlah semuanya dimulai. Melvin yang tadinya hanya berniat untuk mengantar Elline ke kamar, malah harus diterjang ciuman oleh Elline yang mabuk. Dan setelah ciuman itu terjadi, persetubuhan pun tak terhindarkan.

    Elline termangu dalam bisu. Mengingat rentetan kejadian semalam, ia merasa cukup syok.

    "Kau sudah bangun?"

    Mendengar suara berat Melvin yang entah sejak kapan telah memeluknya dari belakang, Elline pun membalik posisi baringnya menjadi menghadap Melvin.

    Di bawah selimut yang sama, ia dan pria itu saling beradu tatap. Ia pun kemudian berkata dengan suara pelan, "Apa yang terjadi? Apa yang sudah kita lakukan?"

    "Semalam kau mabuk, Elline. Kau menciumku dan membuatku tidak bisa menahan diri. Maafkan aku," kata Melvin.

    Elline terdiam menatap lelaki yang merupakan sahabatnya itu. Perasaannya seketika menjadi campur aduk. Mengapa bisa-bisanya ia mabuk dan mencium sahabatnya sendiri? Tanpa sadar, sebenarnya ialah yang telah memancing Melvin untuk menyetubuhinya.

    "Maafkan aku," kata Melvin lagi. Dia menangkup wajah Elline, menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah cantik Elline, kemudian mencium kening gadis itu.

    "Kita benar-benar bercinta?" tanya Elline.

    Melvin mengangguk pelan.

    Gadis itu pun menghela napas pelan, "Apa yang akan kita lakukan sekarang? Apa yang akan terjadi pada kita?"

    Melvin membawa Elline ke dalam pelukannya. Sembari mengelus-elus rambut Elline yang kini bersandar pada dadanya, ia pun berkata, "Aku benar-benar minta maaf. Tapi aku bisa menjamin kalau kau tidak akan hamil. Aku menggunakan pengaman."

    "Bukan itu maksudku," balas Elline. Dia membalas pelukan Melvin, lalu melanjutkan, "Kita berteman sejak kecil, Melvin. Kau sahabatku. Apakah hubungan kita akan baik-baik saja setelah ini?"

    Melvin terdiam. Keheningan pun tercipta di tengah mereka berdua untuk waktu yang cukup lama.

    Hingga sekitar 5 menit kemudian, Melvin membuka suara dan memecah keheningan dengan berkata, "Tentu saja kita akan baik-baik saja."

    "Sungguh?"

    "Kau tidak percaya padaku, huh?" bisik Melvin seraya mengecup puncak kepala Elline, "Kalau kau ragu, mari kita berpacaran dan menjalin hubungan yang lebih serius dari sekadar sahabat."

    Elline terperangah. Dia mendongak untuk menatap wajah Melvin, "Apa maksudmu?"

    "Aku memintamu untuk menjadi kekasihku. Aku ingin mulai mencintaimu sebagai kekasihku, dan aku ingin dekat denganmu lebih dari sekadar sahabat. Dengan begitu, hubungan kita pasti akan baik-baik saja. Kau mau?"

    Elline termangu menatap Melvin. Setelah terdiam cukup lama sambil bertatapan dengan pria itu, akhirnya ia mengulas senyum dan mengangguk pelan.

    Ia percaya pada Melvin. Ia sudah mengenal pria ini selama belasan tahun. Sejak ia dan Melvin masih kecil hingga kini sama-sama telah beranjak dewasa, tak sekalipun Melvin pernah mengecewakannya. Karena itulah, apapun yang Melvin lakukan, Elline tak ragu untuk mengiyakan karena ia begitu mercayainya, termasuk soal ajakan Melvin untuk menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih.

***

Related chapters

  • Entangled in Love: Terikat Cinta   When It Hurt

    Wanita itu menjatuhkan gelas winenya ketika melihat pemandangan menyayat hati yang saat ini terpampang di hadapannya. Dia mematung dengan jantungnya yang sempat berhenti berdetak selama sedetik sebelum akhirnya berpacu cepat akibat perasaan sedih dan marah yang mendadak tak ayal menggerayangi dirinya dalam sekejap. Sepasang pria dan wanita yang sedang berciuman mesra itu langsung menoleh ke arahnya begitu mendengar suara pecahan gelas kaca yang ia jatuhkan. "Elline?" ujar pria itu dengan wajah panik dan langsung menjauh dari wanita di hadapannya. Elline berjalan mundur dengan perlahan ketika Melvin, pacarnya itu, mendekat ke arahnya. Caranya berjalan mundur dengan langkah yang gontai itu membuatnya hampir jatuh karena beberapa kali bertubrukan dengan orang-orang yang sedang bergoyang ria di atas lantai dansa dengan iringan musik bar yang sangat menggelegar. "Tidak k

    Last Updated : 2021-04-03
  • Entangled in Love: Terikat Cinta   Burried in Silent

    Wanita itu menunduk, menatap boots heels keluaran Gucci yang menempel indah di kedua kaki jenjangnya. Kepalanya masih terasa pening, tapi itu wajar karena semalaman ia mabuk dan hanya tidur kurang dari 3 jam. Setelah terdiam selama beberapa saat di depan pintu rumah, dia pun berjalan menuju pagar. Hati boleh terasa mati, tapi selagi masih bernyawa, ia akan tetap melakukan apa yang harus ia lakukan, yaitu memulai hari dengan berangkat ke kampus meski selalu dengan setengah hati. Baru saja berjalan beberapa langkah, Elline melihat Melvin juga baru keluar dari pagar rumahnya sendiri. Tanpa sadar, langkahnya melambat ketika ia saling beradu tatap dengan pria itu selama beberapa saat. Tapi kemudian, ia pun langsung membuang muka dan mencoba untuk tidak memedulikan wujud Melvin meskipun sebenarnya ia ingin menangis detik ini juga jika mengingat apa yang terjadi antara dirinya dan Melvin semal

    Last Updated : 2021-04-04
  • Entangled in Love: Terikat Cinta   Subway Tears

    Setelah bicara dengan nada tinggi, wanita itu mulai menangis tersedu-sedu. Melvin menoleh ke sekelilingnya. Ia mendapati semua orang yang ada di area tunggu kedatangan kereta kini menatap ke arahnya dan Elline dengan tatapan yang beragam. Mulai dari tatapan keheranan, tatapan aneh, sampai tatapan sinis. Bahkan sekarang banyak pasang mata yang mengintimidasinya karena wanita yang sedang bersamanya itu kini menangis tersedu-sedu dan tak henti bicara dengan suara melengking. "Dasar pria brengsek! Kau kira aku ini apa, hah?! Kau selingkuh dariku dan mengata-ngataiku semalam. Kau menyebutku sakit, menyebutku gila, lalu kau bersikap seolah kaulah yang menjadi korban! Persetan denganmu! Kau yang gila, dasar bajingan!" Melvin sungguh tak mempermasalahkan umpatan kasar yang terus Elline lontarkan padanya itu. Saat ini ia lebih mempermasalahkan tatapan orang-orang yang tertuju pada mereka. Apalagi di sana banyak maha

    Last Updated : 2021-04-05
  • Entangled in Love: Terikat Cinta   College

    Ia adalah mahasiswa di salah satu universitas yang cukup ternama di Amerika Serikat, jadi apapun yang terjadi, ia akan tetap berangkat ke kampus. Banyak orang pintar dan jenius yang mendamba-dambakan ingin menjadi mahasiswa di New York University, sedangkan dirinya hanyalah wanita bodoh yang bahkan tidak pernah benar-benar memahami apa itu Teori Copernicus yang merupakan pelajaran dasar murid sekolah menengah, tapi ia bisa menjadi mahasiswa jurusan Psikologi di NYU karena faktor keberuntungan dan melalui jalur langit, yaitu atas bantuan Tuhan. Ia bisa diterima menjadi mahasiswa NYU melalui rentetan tes yang ia ikuti setelah lulus dari sekolah akhir 2 tahun yang lalu. Awalnya ia hanya coba-coba saja, dan saat mengikuti semua tes pun ia melakukannya secara asal-asalan. Namun, keberuntungan rupanya ada di pihaknya, dan ia pun bisa lolos. Walaupun ia hanya datang ke Gereja untuk berdoa saat natal dan saat ada m

    Last Updated : 2021-04-08
  • Entangled in Love: Terikat Cinta   What's Wrong, Girl?

    Olivia jelas merasa keheranan melihat sikap Elline hari ini. Pertama-tama, Elline tidak datang saat kelas pagi dan baru tiba saat siang hari. Kedua, Elline berpenampilan seperti zombie. Dan ketiga, karibnya itu terlihat tidak terlalu memedulikan penampilannya yang saat ini dipandang heran oleh sebagian besar orang-orang yang ada di kelas. Olivia paham bahwa ada sesuatu yang salah, sebab ini bukan sikap wajar Elline yang pada hari-hari sebelumnya selalu ia lihat. Elline adalah wanita yang sangat peduli pada penampilan. Yah, walaupun Elline sering bertingkah tidak tahu malu, tapi Olivia paham betul bahwa Elline adalah tipikal orang yang selalu ingin berpenampilan menarik di depan banyak orang. Jadi, ketika melihat Elline tak peduli pada betapa berantakannya penampilannya siang ini, jelas Olivia bertanya-tanya, apa yang terjadi? "Ada apa denganmu?" tanya Olivia. Dia menarik kursi yang didudukinya untuk mendeka

    Last Updated : 2021-04-09
  • Entangled in Love: Terikat Cinta   Stop Crying

    Sudah hampir 15 menit wanita itu sesenggukan dan bersikap seolah menjadi wanita yang paling merana di dunia ini. Olivia menghela napas. Ia meminum kopinya dan menatap Elline yang duduk di sebelahnya dengan tatapan iba. Sekitar 30 menit yang lalu, begitu kelas mata kuliah Komunikasi telah selesai, Elline dan Olivia pergi dari kampus dan mampir ke kedai kopi. Elline membeli vanilla latte, sementara membeli mochaccino. Dan sekarang, mereka berdua sedang duduk di salah satu bangku taman di Central Park yang terletak di tengah-tengah gedung-gedung tinggi di Manhattan. Olivia mengizinkan Elline untuk bercerita mengenai bagaimana jalan cerita masalahnya dengan Melvin. Ia mengizinkan Elline kembali bercerita karena ia pikir mungkin saja Elline sudah merasa lebih tenang dan tidak akan menangis lagi karena tadi sudah menangis meraung-raung di kelas sebelum mata kuliah mereka dimulai. 

    Last Updated : 2021-04-16
  • Entangled in Love: Terikat Cinta   Hypophrenia

    Wanita itu melempar pena miliknya sembarangan ke atas meja. Ia benar-benar jenuh. Kepalanya yang sudah sakit, makin terasa sakit dan pening karena sejak tadi terus menatap buku tebal yang ada di hadapannya. Elline beranjak dari meja belajarnya yang terletak di salah satu sisi kamar, kemudian langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur. Ia menenggelamkan wajahnya ke bantal empuk di kasurnya itu. Setelah terdiam cukup lama dalam keheningan malam yang cukup menusuk, air matanya mulai menetes tanpa ia sadari. Hingga beberapa menit kemudian, ketika ia mengangkat sedikit kepalanya dari bantal, ia melihat bantal itu sudah basah karena air matanya yang sejak tadi mengalir bebas dari kedua matanya yang sangat sayu malam ini. Elline tidak tahu sejak kapan ia mengidap hypophrenia atau kondisi dimana seseorang bisa menangis secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Diam merenung dengan pikiran kos

    Last Updated : 2021-04-25
  • Entangled in Love: Terikat Cinta   Gossip

    Mobil yang Elline tumpangi itu tiba di depan sebuah rumah bergaya khas Amerika tanpa pagar. Elline memandangi rumah itu dan melihat bahwa pesta yang Daniel adakan nampak sudah lumayan ramai. "Ayo, masuk," ajak Daniel yang duduk di kursi kemudi di sebelah Elline. Pria berambut pirang itu melepas seat beltnya dan melanjutkan, "Yang lain sudah menunggumu sejak tadi." Elline pun membuka pintu di sampingnya dan turun dari mobil Daniel. Ia kemudian berjalan beriringan dengan Daniel masuk ke rumah itu. "Wow, apa orang tuamu sungguh mengizinkan orang sebanyak ini mengadakan pesta di sini?" tanya Elline begitu Daniel membuka pintu rumah. Ia melihat banyak sekali teman-temannya yang lain sudah berkumpul dan minum-minum di berbagai ruangan di dalam rumah Daniel itu. "Ayah dan ibuku sedang pergi ke Las Vegas dan baru pulang besok siang. Kau tenang saja, mereka mengira ini perayaan tahunan kampus,"

    Last Updated : 2021-04-29

Latest chapter

  • Entangled in Love: Terikat Cinta   Cross

    "Iya, Ibu. Aku mengerti," ujar Elline seraya menuangkan air putih di gelas kaca yang ia letakkan di atas meja makan. Gagang telepon dari pesawat telepon yang ada di dapur, masih menempel di telinga kirinya, berbicara dengan Rachel, ibunya, yang masih berada di kantor karena ada urusan penting bahkan hingga jam sudah menunjukkan pukul setengah 10 malam. "Jangan mengerti-mengerti saja. Pokoknya kau tidak boleh pergi ke mana-mana malam ini. Diam saja di rumah sampai Ibu pulang. Ibu tidak mau kau pergi sehari semalam seperti kemarin. Dasar anak nakal!" oceh Rachel dari seberang telepon. "Astaga, iya, Ibu. Harus berapa kali aku bilang? Aku mengerti. Aku tidak akan pergi ke manapun malam ini. Besok aku ada kelas pagi di kampus," sahut Elline yang lama-kelamaan merasa agak jengkel diocehi terus sejak 5 menit yang lalu. "Ya sudah kalau begitu. Sampai jumpa," kata Rachel.

  • Entangled in Love: Terikat Cinta   Wondering

    "Dengar, Elline, aku..." "Kalau sebegitu pedulinya kau padaku, lalu mengapa kau mengkhianatiku? Kenapa kau selingkuh dariku, huh?" potong Elline. Melvin pun terdiam ketika melihat air mata mulai membendung di kedua pelupuk mata Elline. "Jangan diam saja. Jawab aku, Melvin," tuntut Elline. Melvin tetap diam. "Apa kau tahu kalau perasaanku sekarang mungkin telah mati karenamu? Sakit hati yang kau timbulkan pada jiwaku jauh lebih mengkhawatirkan dibandingkan fisikku yang tidak terluka sama sekali. Lihat mataku, Melvin. Apa kau tidak melihat kalau aku sangat terluka karenamu? Kau berkata seolah kau mengkhawatirkanku, tapi justru kaulah yang menyakitiku dan menghancurkanku..." ungkap Elline dengan suara yang bergetar hebat dan air mata yang mulai mengalir di kedua pipinya. Elline menatap pria di hadapannya itu dalam-dalam dengan kedua matanya y

  • Entangled in Love: Terikat Cinta   Worry

    Elline turun dari taksi dengan Luke yang membantu memegangi tangannya agar tubuhnya bisa bertumpu sehingga tidak kehilangan keseimbangan karena kaki kirinya yang terkilir. Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam dari Hellington, akhirnya ia dan Luke tiba di New York. Begitu tadi tiba di New York, Luke menyempatkan diri untuk membawa Elline ke klinik untuk memeriksa keadaan kaki gadis itu yang terkilir. Beruntungnya dokter sudah mengobati kaki Elline sehingga kini sudah tak separah sebelumnya, dan dokter bilang keadaan kaki kiri gadis itu akan segera kembali normal. Saat ini Elline dan Luke telah sampai di depan sebuah rumah setelah sebelumnya mereka menaiki taksi dari klinik yang terletak tak terlalu jauh dari stasiun kereta. Luke membantu Elline untuk berjalan sampai ke depan pagar rumah bergaya modern yang merupakan rumah Elline itu. Kemudian, Elline pun berbalik menghadap Luke dan tersenyum pada pri

  • Entangled in Love: Terikat Cinta   Thank You

    Elline menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi yang ia duduki. Saat ini dirinya dan Luke sudah berada di dalam kereta yang membawa mereka dari Hartford, Connecticut menuju Manhattan, New York. Rasa nyeri masih terus menggerayangi area pergelangan kaki kirinya. Karena saking lelah dan tidak sanggup lagi memaksakan diri berjalan menggunakan heels, tadi ia tersandung kakinya sendiri saat berjalan di trotoar, hingga akhirnya ia jatuh dan kondisi kakinya malah makin parah karena terkilir. Ia pikir Luke tidak mau peduli dan akan menelantarkannya di pinggir jalan Hartford, kota yang sama sekali tidak pernah ia datangi sebelumnya. Tapi tak disangka, meski sangat dingin dan cuek, ternyata sosok Luke tetap memiliki rasa peduli yang cukup besar. Pria itu mau menolongnya. Luke bahkan juga tidak protes sama sekali ketika tadi tanpa sadar Elline melayangkan tamparan ke wajahnya karena dia menekan memar d

  • Entangled in Love: Terikat Cinta   Crybaby

    Gadis itu menghela napas keras. Uap putih keluar dari hidung dan mulutnya ketika ia melakukan itu. Hal tersebut jelas menjadi pertanda bahwa suhu udara saat ini semakin bergerak rendah. Tapi setidaknya ia tidak terlalu merasa kedinginan karena ia memakai coatcokelat yang dipinjamkan oleh Luke. Coat yang tentunya sangat kebesaran di tubuhnya itu memberi kehangatan yang lebih dari cukup pada tubuhnya yang sebelumnya hanya memakai gaun pesta yang panjangnya hanya sampai seatas lutut. Saat ini dirinya dan Luke telah keluar dari area jalan tol dan sedang menyusuri trotoar jalan umum untuk mencari stasiun. Mereka berdua sudah tak lagi berada di negara bagian Massachusetts di mana kota Boston berada, melainkan telah berada di wilayah negara bagian Connecticut, tepatnya di kota Hartford. Sementara itu, mobil Luke masih berada di jalan tol untuk menunggu di tangani oleh montir. Luke juga s

  • Entangled in Love: Terikat Cinta   Missing Elline

    Melvin mengerutkan keningnya karena heran. Rachel Clifton, ibunya Elline, tidak biasanya menelpon nomornya. Kalau membutuhkan sesuatu, ibunya Elline yang telah ia anggap seperti ibunya sendiri itu pasti hanya menghubunginya sekadar melalui pesan tulis. Paham bahwa pasti ada sesuatu yang penting dan mendesak, Melvin pun langsung mengangkat telepon tersebut. "Halo, Melvin?" sapa ibunya Elline dari sebrang telepon. "Ya, ini aku. Ada apa?" tanya Melvin. "Apa Elline sedang bersamamu?" "Tidak. Kenapa?" "Dia pergi dari semalam dan belum pulang sampai sekarang. Aku pikir dia menginap di rumah temannya dan langsung berangkat ke kampus saat pagi hari, makanya aku tidak mengkhawatirkannya. Tetapi, barusan Olivia datang ke sini dan menanyakan keberadaan Elline. Dia mengatakan kalau Elline sama sekali tidak datang ke kampus sejak tadi pagi." &n

  • Entangled in Love: Terikat Cinta   Making Love

    Melvin meremas kedua gundukan milik wanita di hadapannya. Bibirnya bertautan penuh nafsu dengan wanita itu. Ketika tangannya mulai bergerak turun menyentuh pangkal paha wanita itu yang masih berbalut celana, ia mendegar suara lenguhan tertahan yang begitu terlena dengan permainannya. Dalam sekejap saja, Melvin berhasil melucuti kemeja satin dan celana jeans yang dikenakan Gloria hingga wanita itu kini setengah telanjang, hanya tersisa bra dan celana dalam saja yang masih menempel di tubuh indahnya. Jemari Melvin mulai bermain di bagian luar area kewanitaan Gloria. Melihat wanita yang berdiri di hadapannya itu menunjukkan wajah penuh nafsu yang menandakan bahwa dia membutuhkan sesuatu yang lebih jauh, Melvin pun meraup bibir wanita itu dan melumatnya dengan brutal. Ia melepas hoodie putih yang ia pakai, melepas resleting celananya, kemudian melepas seluruh pakaian yang ada di tubuhnya hingga ia sama toplesnya dengan Gloria.

  • Entangled in Love: Terikat Cinta   Accident

    Elline meringis pelan ketika kepalanya terasa berat dan begitu sakit setelah kepala belakangnya terbentur dengan sandaran kursi. Tapi setidaknya benturan itu jauh lebih aman dibandingkan jika kepalanya menghantam dashboard di hadapannya. "Kau baik-baik saja?" tanya Luke pada Elline. Khawatir dan cemas ketika melihat Elline yang meringis sambil memegangi kepalanya. "Ya, aku baik-baik saja," jawab Elline kemudian. "Sungguh?" Luke menjulurkan tangan kanannya ke kepala belakang Elline, kemudian mengusap-usap kepala Elline untuk memastikan bahwa gadis itu benar-benar baik-baik saja. "Iya, Luke," ujar Elline meyakinkan. "Tunggu sebentar," Luke melepas sabuk pengamannya, kemudian membuka pintu mobil, lalu bergegas turun. Luke memeriksa apa masalah yang terjadi pada mobilnya. Dan rupanya, ia mendapati bahwa ban mobil depannya yang sebelah kanan te

  • Entangled in Love: Terikat Cinta   Awkward

    Luke melirik sekilas ke arah Elline yang duduk di kursi penumpang di sebelahnya. Sejak mereka pergi dari apartemennya sekitar hampir sejam yang lalu, gadis itu membisu dan terus menerus membuang muka untuk menghindari tatapannya. Ia tahu apa penyebab yang membuat Elline bertingkah seperti itu, yaitu tak lain dan tak bukan karena ciuman tak direncanakan yang mendadak terjadi begitu saja di antara mereka berdua. Luke paham bahwa Elline malu atas kejadian tersebut. Bahkan setelah tadi ia selesai berciuman dengan Elline, ia melihat wajah gadis itu langsung merah padam karena malu. Dan setelah itu, gadis itu langsung menghindar darinya, tidak ingin menatapnya, dan tidak bicara sepatah kata pun padanya. Luke tetap fokus menyetir. Ia menopangkan siku tangan kirinya ke jendela mobil di sebelahnya, kemudian mengusap-usap tengkuknya karena merasa agak gugup. Walaupun ekspresi wajahnya terlihat tetap datar dan dingin,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status