Gadis kecil itu sedang memegang sebuah foto, menatap foto ibunya. Setiap kali tidak ada kegiatan, Stella suka melamun melihat foto ibunya.Samuel membuka pintu, melangkah maju dan menggendong Stella dan bertanya, “Stella, sedang melihat apa?”“Foto ibu~”Stella mengayunkan tangan kecilnya sambil berbicara dengan manis.Seperti namanya, setiap kali gadis kecil ini berbicara, orang yang mendengarnya merasa nyaman.Setiap kali melihat Stella, Selina selalu merasakan sesuatu yang aneh di dalam hatinya. Padahal tidak ada hubungan apa-apa di antara mereka … Samuel tersenyum tipis, lalu menggendong Stella mendekati Selina. Dia ingin melihat seberapa tega wanita ini …Anak kandungnya sendiri ada di depan mata, apakah dia benar-benar bisa bersikap tak acuh?“Stella, ini adalah Dokter Sunny. DIa akan menyembuhkan penyakitmu.”Samuel menjelaskan dengan lembut pada putrinya.Stella mengedipkan mata besarnya. Meski mendengar akan ada yang menyembuhkannya, dia tidak takut. Lagipula, selama bertahun
Samuel mengangkat sedikit kepalanya dan berkata, “Biarkan dia mencoba, selama masih ada secercah harapan, kita harus mencobanya.”Linda menggigit bibirnya, menunggu cukup lama sebelum akhirnya berkata lagi, “Samuel, kamu juga merasa Sunny terlihat familiar?Linda mulai merasa cemas, khawatir jika Samuel benar-benar memiliki pemikiran lain.“Linda, seharusnya perhatianmu nggak terfokus pada hal-hal yang nggak berguna seperti ini,” jawab pria itu secara tidak langsung, tetapi seakan mengisyaratkan pengakuan.“Samuel, jangan berpikiran aneh-aneh. Aku hanya khawatir Stella akan terluka lagi,” jawab Linda dengan lembut dan segera memaksakan senyuman.“Kamu tahu sendiri, aku sudah menyukaimu selama bertahun-tahun. Satu-satunya keinginanku adalah menikah denganmu. Aku takut tiba-tiba ada orang yang akan merebutmu dariku.”“Aku sudah bilang, aku akan menikah denganmu. Tapi kalau kamu nggak bisa menunggu, kamu bisa mengajukan permintaan lain. Aku akan memenuhinya. Tapi, jangan membicarakan hal
Begitu menyebut putrinya, sudut bibir pria itu tampak tersenyum.“Selama sebulan ini, apa yang perlu diperhatikan untuk Stella?” Samuel tiba-tiba teringat bahwa operasi Stella belum ditentukan, jadi dirinya harus lebih hati-hati selama jangka waktu ini.“Jaga agar suasana hatinya tetap bahagia, usahakan untuk menuruti keinginannya. Nanti aku akan memberikan beberapa obat, pastikan dia meminumnya secara teratur.”Samuel mengangguk, mengingat semua yang dikatakan oleh wanita itu.Menjaga suasana hati tetap bahagia?Hal ini … mungkin hanya wanita di depannya ini yang bisa melakukannya.Namun sebelum itu, dirinya harus memastikan identitas asli Sunny!“Kalau nggak ada hal lain lagi, aku akan pergi dulu. Aku akan menyampaikan resep obatnya pada Nona Linda.”Selina tersenyum lembut dan hampir tak bisa menahan diri.Dia takut dirinya akan meninggalkan celah.Bagaimanapun, dirinya telah hidup selama tiga tahun bersama pria di depannya ini. Meskipun hubungan mereka hanya sebatas formalitas, tet
Setelah keluar dari rumah sakit, Selina akhirnya bisa bernapas lega. Untung saja, tadi dirinya cepat tanggap, langsung mengganti foto profilnya saat Samuel bilang ingin menambah kontaknya.Saat Selina hendak pergi, tiba-tiba terdengar suara yang memanggilnya, “Sunny, barangmu ketinggalan.”Linda berlari kecil menghampirinya, terengah-engah, lalu membuka telapak tangannya. Di sana ada sebuah kalung baru yang terlihat sangat indah.Selina melirik sekilas dan seketika matanya menunjukkan keterkejutan. Ini … adalah hadiah ulang tahun pernikahan yang diberikan Samuel padanya dulu. Setelah dirinya pergi, dirinya tidak membawa apa-apa … Tak disangka, ternyata Samuel langsung memberikan kalung itu pada Linda?Benar-benar pasangan yang saling mencintai.Namun, Selina menajamkan sudut bibirnya dengan dingin. Ini hanyalah cara Linda untuk mengujinya.“Ini bukan milikku. Aku ngak pernah memakai kalung yang didesain oleh orang lain,” jawan Selina dengan nada angkuh.“Hehe.” Linda tersenyum dan se
Enam tahun yang lalu, Linda melemparkan beberapa lembar uang kertas ke arahnya sambil berkata, “Ambil uang ini dan pergi atau tunggu Samuel sendiri yang akan memutuskanmu.”“Selina, kalau aku menjadi dirimu, aku sudah mengambil uang itu dan pergi. Kenapa kamu begitu rendah diri? Suka dihina oleh Samuel?”Kata-kata itu sangat menyakitkan, menancap dalam di hatinya. Namun, jika bukan karena cinta, bagaimana mungkin Selina mau diperlakukan seperti itu oleh Linda?Saat itu, Selina tidak punya kepercayaan diri. Dia tahu Samuel tidak menyukainya, jadi dia tidak bisa membalas.“Maaf, aku nggak akan mengambil pekerjaan ini.”Ujar Selina dengan dingin, ucapannya begitu ringan namun tegas.Linda panik, berusaha menahan Selina untuk membujuknya agar tetap bekerja sama.Namun, sebuah mobil sport merah berhenti dengan elegan di samping Selina. Orang yang duduk di kursi kemudi keluar dan dengan hormat membukakan pintu, mempersilakan, “Silakan, Nona.”Selina tidak memberikan kesempatan dan dengan ang
Setelah janji untuk makan bersama, Selina langsung menuju ke restoran, sementara Vina mengemudi mobilnya, membawa dua anak kecil untuk bertemu Selina di sana.Vina sangat paham soal makanan enak di daerah itu. Kali ini, dia memilih restoran khusus yang menyajikan makanan sehat untuk anak-anak, kebetulan untuk dua bocah itu itu.Dia juga ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menebus kesalahannya pada Stegen.Meskipun Selina tidak menyalahkannya, Vina tetap merasa bersalah.“Hei Selina, di sini!”Vina melihat sahabatnya datang dan hampir saja melompat kegirangan.Steven dan Stegen buru-buru menahan Vina, berkata, “Ibu angkat, kamu pakai sepatu hak tinggi … “Mereka merasa ibu angkatnya tidak terlalu pintar …“Nggak apa-apa, ibu angkat punya keseimbangan yang hebat! Dulu bahkan pernah bermain di arena seluncur es … ““Dan mendapat gelar juara satu,” lanjut Selina.Selina yang baru saja tiba tepat mendengar Vina membual, dia tak tahan untuk ikut menambahkan.Vina melotot, kedua tangannya
“Mungkin ada hubungannya dengan gen,” ujar Selina dengan tenang.“Gen?” Vina tertegun sejenak, lalu melanjutkan, “Iya juga, Pak Samuel … ““Ehem ehem.”Sadar telah salah bicara, Vina cepat-cepat menutup mulutnya.“Makan dulu, makan dulu,” ujar Vina segera menarik dua bocah kecil itu duduk di sampingnya.“Kalian suka apa, pesan sendiri saja ya,” ujar Vina meletakkan menu di depan mereka.Menu yang tersedia kebanyakan adalah paket keluarga. Steven memilih menu yang disukai oleh ibunya, sementara Stegen memilih menu andalan restoran tersebut.Saat makanan belum tiba, tiba-tiba Selina merasa sakit perut.“Vina, tolong jaga Steven dan Stegen dulu, aku mau ke kamar mandi sebentar,” katanya sambil mengambil pembalut dari tasnya.Vina mengangguk dan menjawab, “Cepat pergi, kamu menunggumu makan bersama.”Begitu Selina pergi, Vina menerima telepon dari kantornya.“Steven, Stegen, kalian tunggu di sini ya, ibu angkat mau angkat telepon dulu.”Vina sudah memastikan sebelumnya bahwa restoran ini s
Apa?Steven dan Stegen saling bertatapan.Apa maksud gadis bodoh ini?“Kamu bilang Linda bukan ibumu? Kenapa?”Steven melangkah maju dengan cepat dan bertanya, dia ingin tahu jawabannya.“Sebenarnya, tante jahat itu … “Belum selesai Stella bicara.Tiba-tiba, terdengar suara cemas yang memanggil,“Nona Stella, kamu di mana? Nona Stella … ““Bibi Siti, aku di sini!” jawab Stella segera menoleh dan melambaikan tangan pada Bibi Siti.“Aduh sayangku, Bibi Siti hampir saja ketakutan, kamu ke mana saja? Nggak terluka, ‘kan?” Bibi Siti sangat khawatir.Tak lama kemudian, Samuel juga datang. Setelah memastikan putrinya baik-baik saja, dia pun menghela napas lega.“Bibi Siti, ayah, kalian nggak perlu khawatir. Stella baik-baik saja. Stella sedang bicara dengan kakak ganteng. Mereka … “ Stella berbalik untuk memperkenalkan Steven dan Stegen pada ayahnya, tetapi saat dia melihat sekeliling, mereka sudah tidak ada di sana. Stella bingung, “Eh? Ke mana mereka? Mereka masih di sini barusan.”Gumam