Beranda / Romansa / Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat / Part 81 Entah siapa yang salah? 2

Share

Part 81 Entah siapa yang salah? 2

Penulis: Lis Susanawati
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-14 22:50:00

Author's POV

Andrean melangkah masuk kantor. Banyak pekerjaan yang harus di selesaikan hari ini. Termasuk memeriksa laporan yang di selesaikan oleh Endah kemarin.

Endah yang tahu bosnya datang segera mengikuti Andrean masuk ruangan dengan membawa berkas laporan yang sudah ia selesaikan.

"Nanti saja saya periksa."

"Pak, tadi Rendy menelpon tapi nggak Bapak angkat."

Andrean melihat ponselnya. Memang ada dua kali panggilan tak terjawab dari asistennya yang bertugas di lapangan. Waktu menerima telepon dari istrinya tadi ia tidak memperhatikan ada miss call. Mungkin saat di kantor polisi tadi Rendy menelepon. "Rendy ngabari apa?"

"Katanya hari ini ada delay armada ready mix, Pak. Beberapa material yang harusnya dikirim juga terlambat datang."

Andrean menarik napas panjang sambil menyandarkan punggungnya. Kalau semua delay akan mengakibatkan jadwal pekerjaan yang sudah di susun jadi mundur waktunya, tidak sesuai rencana sebelumnya. Dalam sebuah proyek memang biasa terjadi kendala seperti in
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (14)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
bu salwa adalah ibu tiru sesungguhnya yg pilih kasih
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
kontras banget y nikahannya Hendriko sama Andrean. padahal Andrean ank tertua loh. dia juga pewaris utama perusahaan.
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
eh knpa tante Vera tiba2 nangis. ?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 82 Tirai

    Author's POV"Yang, kamu kenapa?" tanya Om Tino sambil menyentuh lengan sang istri. Putra bungsunya yang duduk di antara mereka juga bingung melihat sang mama. Kebetulan dua anaknya Tante Verra yang lain tidak mau ikut.Wanita itu segera berdiri karena sadar akan jadi perhatian tamu yang lain jika melihat ke arahnya. Tante Verra terus menunduk menuju kamar mandi. Embun juga berdiri mengikutinya. Dalam situasi seperti itu, Andrean tidak bisa mencegahnya karena mereka melangkah cepat di antara meja tamu.Tante Verra berdiri menatap cermin sambil mengelap air mata. Untungnya dia juga termasuk wanita yang tidak suka dandan berlebihan, sehingga tangisan itu tidak membuat make up-nya belepotan.Di kamar mandi hanya ada dua orang yang terus pergi setelah selesai menyisir rambutnya. Jadi tidak ada yang memperhatikan mereka berdua."Tante, nggak apa-apa?" tanya Embun sambil menyodorkan tisu pada wanita itu.Tante Verra berbalik dan mereka saling berhadapan. "Tante ingat seseorang," jawab Tante

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-15
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 83 Pernikahan dan Kisah Silam

    Wanita itu terus menyanyi meski air mata mengalir dari kedua netranya. Meski dengan suara yang mulai bergetar, Tante Verra tidak menyerah. Dia ingin mengenang sang kakak. Walaupun bukan kakak kandung, tapi kedekatan mereka melebihi dari saudara kandungnya sendiri. Bahkan dengan kakak kandungnya Tante Verra tidak bisa sedekat dengan Bu Lili.Pak Darmawan benar-benar beku. Lelaki berparas tampan meski sudah berumur itu diam menahan sesaknya dada. Melodi syahdu itu menembus tepat di jantung beliau. Membuatnya terasa berhenti seketika dan hilang denyutnya.Rasa yang sesak dengan kenangan yang berkelindan membuat pria itu berdiri dan pemisi pada besan sekaligus kerabatnya. Beliau melangkah cepat ke belakang dan menangis di ruang yang tidak ada lalu lalang orang di sana. Biasanya disindir seperti apapun oleh Tante Verra, Pak Darmawan hanya diam saja. Tapi kali ini tidak bisa. Padahal beliau menjadi tuan rumah di pernikahan putranya. Beliau juga pernah menikah di tempat itu berpuluh tahun y

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-15
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 84 Luka Masa Lalu 1

    Author's POVAndrean mengusap permukaan buku usang yang sampulnya kecokelatan. Warna dasarnya sudah memudar termakan usia. Mungkin saja umur buku itu lebih tua dari usianya. Ditariknya napas dalam-dalam. Jika Tante Verra menyimpan baik-baik benda itu, tentunya memang ada sesuatu di dalamnya yang sangat berharga dan rahasia. Bisa jadi merupakan bukti tertulis dari apa yang dialami mamanya.Tidak tahu bagaimana perasaannya kala itu. Disisi lain ada mamanya, dipihak lain ada sang papa. Selama ini dia menutup telinga rapat-rapat dan memasa bodohkan apa yang ia dengar. Hanya demi ketenangan jiwanya sendiri. Karena takdir yang telah lewat tidak bisa lagi dirubah.Hanya pesan sang nenek yang masih diingat. "Jangan benci papamu, apapun yang terjadi. Karena setelah nenek tiada. Dialah orang tua yang masih kamu punya."Dan sekarang batinnya berperang. Membaca apa yang ditulis mamanya atau mengabaikan saja. Andrean tahu, mamanya menulis di buku itu karena dalam keadaan tidak baik-baik saja. Buku

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-16
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 85 Luka Masa Lalu 2

    Benar kata seorang rekannya. Bahwa di usia antara 50-70 tahun banyak lelaki menyadari tentang kesalahannya karena telah berselingkuh dan berkhianat pada pasangannya di masa muda. Di mana sudah terlambat dan tak berdaya serta kehilangan kesempatan untuk menebus semua. Terlebih istrinya telah tiada untuk selamanya. Apa yang bisa ia perbuat sekarang, untuk meminta maaf pun sudah tidak ada kesempatan. Sekarang bukan hanya orang lain yang menghukumnya, tapi dirinya sendiri yang menghakimi."Jika aku pergi, biarkan Andrean bersama ibuku, Mas. Jika bersamamu hanya akan menjadi penghalang hubungan kalian. Dia sedang hamil, kan? Pasti butuh perhatianmu. Maafkan aku nggak bisa menjadi istri yang baik hingga Mas kembali pada masa lalumu. Maafkan kesalahan dan kekuranganku selama menjadi istrimu. Ternyata hingga detik ini aku nggak bisa memenangkan hatimu." Bu Lili mengatakan itu sambil menangis ketika sedang terbaring sakit dan meninggal dunia dua hari kemudian. Mengingat itu tanpa terasa air

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-16
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 86 Rahasia yang Menyakitkan 1

    Author's POVEmbun menunggu Mbok Darmi selesai mematikan kompor dan menutup pintu serta jendela yang terbuka. Kebetulan Pak Karyo tidak datang hari itu karena harus mendampingi cucunya yang sedang ada kegiatan di sekolah.Setelah semuanya beres, kedua wanita beda generasi masuk ke dalam mobil dan mengikuti ke mana Rendy hendak membawa mereka. Mbok Darmi tidak mungkin akan membiarkan majikannya pergi sendirian. Terlebih Andrean telah mewanti-wanti mereka agar menjaga istrinya supaya tidak pergi saat dirinya tidak ada di rumah. Meski yang menjemput asisten pribadi Andrean, Mbok Darmi tetap tidak tega.Mobil melaju di jalan protokol lantas mengambil jalur ke arah luar kota. Hati Embun berdebar-debar. Banyak dugaan yang mengganjal di kepalanya. Mulai dari hal terbaik, misalnya Andrean akan memberikan surprise padanya hingga hal terburuk yang bisa saja terjadi pada sang suami.Mbok Darmi yang tak kalah gelisah menenangkannya dengan mengusap lembut punggung tangan majikannya."Maaf, Mas. Ap

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-17
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 87 Rahasia yang Menyakitkan

    Author's POVTadi malam dia berdiam diri lama di ruang kerjanya. Mengingat sang mama yang hidup singkat di dunia ini. Wanita yang hampir tidak bisa diingatnya ketika mereka menghabiskan waktu bersama. Andrean masih terlalu kecil saat itu. Namun kisah singkat hidupnya bagai belati tajam yang menembus tepat di jantungnya. Andrean yang jarang meneteskan air mata, menangis sesenggukan malam itu. Ia merasakan luka yang dialami mamanya. Wanita yang tidak ia ingat bagaimana hangat pelukannya.Inilah yang membuatnya tak berdaya hari itu. Muntah bukan karena sakit. Tapi karena sesaknya perasaan. Kesedihan yang mendalam membayangkan penderitaan yang dialami mamanya. Ternyata apa yang terjadi lebih memilukan dari apa yang ia dengar selama ini.Namun ia tidak akan menceritakan kisah itu pada Embun. Psikologi istrinya harus terjaga menjelang kelahiran putra mereka. Andrean yang menatap langit-langit kamar mengalihkan pandangan ketika pintu kamar terkuak. Masuk seorang perawat yang sedang visit.

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-17
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 88 Serba Salah 1

    Author's POV"Andrean, kamu sudah sembuh?" tanya Pak Darmawan setelah berhadapan dengan putranya. Laki-laki itu heran. Baru saja beliau mencari putranya di kantor dan diberitahu oleh Endah kalau Andrean sedang mendapatkan perawatan di klinik. Tapi sekarang putranya terlihat baik-baik saja."Saya tidak apa-apa, Pa," jawab Andrean datar.Bu Salwa tampak serba salah, tak berani menatap putra tirinya. Ia lebih sering memandang Embun. Tatapan Andrean tidak seperti biasanya. Meski hubungan mereka buruk, tapi selama ini belum pernah menampakkan kebencian seperti saat itu."Kami mau pulang.""Biar Papa yang ngantar.""Terima kasih, sudah ada Rendy menunggu di luar. Saya permisi dulu, Pa. Ayo!" Andrean mengajak istrinya pergi. Embun maju untuk menyalami dan mencium tangan kedua mertuanya. Dia tidak menyadari bahwa Andrean dalam tahap emosi yang tinggi. Dipikir hanya karena hubungan mereka memang sudah berjarak sebelumnya. Setelahnya Andrean kembali menggenggam jemari istrinya dan melangkah. P

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-18
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 89 Serba Salah 2

    Author's POVKetika sang kakak sedang menikmati kebersamaan dan percintaan dengan istrinya. Di rumah lain, Hendriko memilih menyibukkan diri dengan laptopnya. Kenyataan yang kontras. Harusnya dia yang lebih menggebu menikmati masa-masa pengantin baru. Tapi kenyataannya dia dan Miranda tidur di kamar yang berbeda.Hendriko bangkit dari duduknya dan keluar kamar ketika rasa haus mengganggu konsentrasinya. Namun langkahnya terhenti beberapa meter dari dispenser ketika melihat Miranda berdiri minum dengan baju malamnya yang seksi. Menampakkan bahu dan area dadanya yang putih. Bahkan belahan dadanya tampak saat lelaki itu memandang.Pada saat yang bersamaan Miranda menoleh."Kenapa kamu pakai baju seperti itu?" tegur Hendriko sambil mendekat dan mengambil minum."Aku biasa pakai baju seperti ini kalau tidur. Kenapa, Mas?"Hendriko tidak menjawab. Dia sedang menghabiskan airnya di gelas."Aku nggak bermaksud menggodamu. Aku nyaman berpakaian begini kalau mau tidur. Andai aku telanjang pun b

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-18

Bab terbaru

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 144 Senja di Lereng Wilis II

    Jelita sudah berumur sembilan tahun sekarang. Dia cantik berjilbab warna merah muda. Kemudian ikut bermain bersama adik dan si kembar.Bu Salim menyambut hangat kedatangan Yuda dan keluarganya. Wanita sepuh itu selalu bahagia jika rumahnya di datangi tamu yang membawa anak-anak. "Mbak Jingga, hamil lagi?" tanya Aisyah yang baru melihat perut Jingga yang membulat."Iya, Mbak. Mau jalan empat bulan. Kembar lagi ini.""Masya Allah, yang bener, Mbak?"Jingga mengangguk."Surprise."Mereka dan anak-anak sangat akrab. Karena tiap kali pulang ke Nganjuk, Fariq sering mengajak mereka mampir di rumahnya Yuda meski hanya sebentar."Pak Raul masuk rumah sakit semingguan yang lalu. Mas Yuda di kabari, nggak?" tanya Fariq ketika mereka ngobrol berdua di gazebo taman samping rumah."Nggak, Mas. Saya tahunya dari Mas Fariq ini. Nanti sebelum pulang, saya mau ngajak mereka mampir sebentar ke sana.""Kalau sekarang Pak Raul sudah di rumah. Tapi masih dalam pengawasan medis terus karena hipertensi dan

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 143 Senja di Lereng Wilis I

    Netra Bu Salim berkaca-kaca pagi itu setelah diberitahu Fariq kalau Jingga tengah hamil bayi kembar lagi. "Masya Allah, Alhamdulillah, Nak. Kamu akan memiliki anak kembar lagi?" kata Bu Salim sambil memeluk putranya. Beliau tidak tahu kalau Jingga kemarin periksa ke dokter kandungan. Yang beliau tahu, Jingga belanja keperluan anak-anak."Ya, Ma. Alhamdulillah!""Udah berapa minggu?""Enam minggu.""Masya Allah. Berarti setelah dia lepas KB-nya langsung isi?"Fariq mengangguk. Bu Salim menyeka air matanya. Dulu bagaimana Fariq dan mantan istrinya terus berusaha hampir tiap bulan supaya lekas dapat momongan. Namun hasilnya selalu nihil. Tapi lihatlah sekarang, begitu mudahnya Allah mengabulkan keinginannya. Setelah malam pengantin mereka, Jingga langsung hamil bulan depannya. Sekarang juga begitu, setelah berhenti memakai kontrasepsi Jingga langsung hamil lagi. Tak ada yang mustahil jika Allah sudah menghendaki.Kebahagiaan tiada terkira memenuhi dada Fariq, meskipun dia sangat kasihan

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 142 Speechless II

    Fariq yang terkejut diam beberapa detik. Kemudian segera berjongkok di depan kedua jagoannya. Menerima kue yang ada angka empat puluh lima di permukaan puding buah. Pria rupawan itu memeluk dan menciumi kedua putranya sambil mengucapkan banyak terima kasih.Pria itu lantas berdiri ketika sang mama merentangkan tangan hendak memeluknya. "Terima kasih, Ma," jawab Fariq sambil mengusap punggung sang mama setelah wanita yang melahirkannya itu mengucapkan selamat ulang tahun dan merapalkan doa untuk putra terkasihnya.Mbak Mus dan Sumi juga mengucapkan selamat pada majikannya. Di susul oleh Cak Pri yang baru saja datang untuk menjemput istrinya. Sebab kalau habis Maghrib Mbak Mus akan pulang. Anak-anak kalau malam tidur di kamar mereka di temani Sumi. Sesekali si kembar dilatih tidur sendiri. Tapi Jingga bisa mengawasi dari layar monitor yang ada di dalam kamarnya."Anak-anak, kalian tunggu di meja makan ya. Biar papa mandi dulu."Farras dan Farel langsung berlari menuju ruang makan. Diiku

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 141 Speechless I

    Jam tujuh malam keluarga Roy sampai di rumah sakit. Bu Warni segera duduk menghampiri putranya setelah menyalami besan laki-lakinya. "Kenapa kamu di sini? Kamu nggak nemeni istrimu di dalam?" tanya Bu Warni heran."Nency nggak mau aku temani, Bu," jawab Roy dengan nada frustasi. "Loh, kenapa?" Bu Warni makin tak mengerti. Akhirnya Pak Aziz turut menjelaskan kalau putrinya memang yang menyuruh Roy keluar. Bu Warni yang merasa heran langsung diam. Apalagi Pak Karim memberi isyarat pada istrinya agar tidak banyak bertanya. Mereka bertiga duduk diam di depan ruang bersalin. Cemas dengan perasaan masing-masing. Sudah sejak Asar tadi dan sampai sekarang belum ada perkembangan. Roy berjalan mondar-mandir di lorong itu. Bagaimana ia bisa tenang, sementara bayinya belum juga dilahirkan. Ingin tahu keadaannya, tapi Nency sendiri melarangnya. Roy heran. Permintaan jenis apa itu? Geram bercampur haru dibuatnya.Dari ujung lorong, Heni berjalan tergopoh-gopoh sendirian menghampiri adik iparny

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 140 Jamuan Tengah Hari II

    Yuda juga mengajak Aisyah kembali ke kamar. Mereka tidak merencanakan untuk jalan-jalan. Waktu yang tersisa hanya beberapa jam itu di manfaatkan untuk tetap tinggal di kamar dan menikmati gerimis dari balik jendela kaca sambil bercerita. Lelaki itu memeluk istrinya dari belakang sambil bersandar di kepala ranjang. Satu hal yang sangat ia syukuri, cepat tersadar lalu kembali pada Aisyah. Dan lebih bersyukur lagi saat wanita itu masih mau menerimanya dengan tangan terbuka. Menerima masa lalu dan memaafkan kekhilafahannya. Wanita sederhana yang memperlakukannya sangat istimewa."Kita check out jam berapa, Mas?" tanya Aisyah setelah terdiam cukup lama menikmati rintik hujan.Yuda mengeratkan lengan, meletakkan dagu di pundak istrinya. "Kita check out barengan sama Mas Fariq. Dia mengajak kita mampir ke rumahnya. Mau kan?""Iya, nggak apa-apa. Nggak usah lama-lama di sana, nanti Jelita nyariin kita. Lagian malam tadi Mas kan sudah bilang kalau siang ini kita sudah sampai di rumah.""Iya,

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 139 Jamuan Tengah Hari I

    Yuda berdiri dan tersenyum pada Fariq yang tengah mendorong stroller kedua putranya. Sedangkan Jingga yang merangkul lengan sang suami hanya mengikuti langkah Fariq untuk menghampiri Yuda dan Aisyah."Hai, surprise kita bertemu di sini ya!" ujar Fariq sambil menyambut uluran tangan Yuda. Dua pria yang bersalaman sangat erat."Iya, Mas. Nggak nyangka ya kita bisa bertemu di sini.""Kenalin ini istriku, Jingga. Dari Nganjuk juga." Fariq memperkenalkan istrinya. Jingga tersenyum pada Yuda lalu menyalami Aisyah. "Nganjuknya mana, Mbak?" tanya Jingga pada Aisyah."Saya dari Tanjung Kalang, Mbak," jawab Aisyah."Ini Mas Yuda, Sayang. Yang pernah Mas ceritakan." Fariq memberikan penjelasan dan Jingga langsung paham tanpa banyak bertanya. Ia ingat tentang kisah Mahika dan pria bernama Yuda. "Jelita nggak diajak, Mas?" tanya Fariq karena ia tak melihat anak perempuan kecil bersama mereka."Nggak, Mas. Kebetulan dia ikut adik saya yang baru pulang dari Jogja.""O."Mereka duduk di bangku tepi

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 138 Malam di Singhasari II

    Bulan madu yang pertama dulu, mereka lebih banyak hunting kuliner. Sedangkan kali ini, mereka akan menghabiskan banyak waktunya di dalam kamar. Disamping waktunya yang sangat singkat, kasihan juga dengan baby Yusuf kalau di ajak keliling. Usianya baru dua bulan, apalagi hawa di sana sangat dingin."Nanti pas liburan kita ajak anak-anak ke sini, Mas. Deket kalau mau ke Batu Secret Zoo dan musium satwa. Jelita pasti sangat suka kalau kita ajak main ke sana.""Oke," jawab Yuda mengeratkan pelukan. Sambil menikmati rintik-rintik gerimis yang turun sore itu. Mengaburkan pandangan dari indahnya pemandangan di luar hotel. Banyak yang mereka bahas sambil berdekapan. Aisyah menyandarkan punggungnya di dada bidang sang suami. Wangi rambut hitam wanita itu memenuhi penciuman.Kebersamaan itu terjeda oleh bunyi pesan dari ponsel Aisyah yang tergeletak di samping mereka. Wanita itu memaksa mengambilnya, siapa tahu pesan yang dikirimkan kepada ibu kepala sekolah dibalas. Tadi Aisyah meminta tambah

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 137 Malam di Singhasari I

    Langit sore tampak kelabu, tak memberi ruang sedikitpun pada sinar matahari bisa menembus bumi. Sebentar kemudian gerimis turun membawa hawa dingin yang menusuk hingga ke pori-pori kulit. Kesiur angin menambah tubuh kian menggigil. Yuda memakaikan sweater warna merah jambu pada Jelita yang duduk bermain di samping adiknya yang tengah terlelap semenjak habis di mandikan. Suasana rumah kembali sepi setelah acara akad nikah pagi tadi. Acara yang jauh lebih sederhana daripada pernikahan mereka setahun lebih yang lalu. Yang sangat meriah dan mewah untuk ukuran orang desa."Kopinya, Mas. Dan ini susunya Jelita." Aisyah membawa nampan berisi dua gelas dan setoples kukis, lalu meletakkannya di depan Yuda."Makasih," jawab pria itu sambil memandang Aisyah yang memakai piyama dan mengurai rambutnya yang panjang. Cantik penampilan Aisyah sore itu. Timbul desiran aneh yang seolah menghentikan aliran darahnya. Sungguh menguji ketahanan diri. Sebab malam itu pun mereka akan tidur berempat, karen

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 136 Akad Nikah Kedua II

    Fariq yang berbaring sejak jam delapan malam tadi susah sekali terlena. Rumah terasa sunyi. Tidak ada celoteh riang si kembar yang menyambutnya saat pulang kerja. Tak ada rengekan minta susu dan tak ada tatapan memuja dari Jingga, Farras, dan Farel. Kesunyian berjauhan dari mereka melebihi sunyinya pasca perceraian kala itu. Benar saja, ia bisa gila kalau terlalu lama berpisah dengan istri dan dua jagoannya.Jika rekan-rekannya paling suka kalau anak dan istrinya sedang bepergian, karena bisa me time seharian. Tapi tidak dengan Fariq. Setelah sekian lama menunggu kehadiran anak, makanya sekarang ia enggan berjauhan dengan anak.Hanya bau minyak telon yang sedikit mengobati kerinduannya dan menunggu hingga hari Sabtu nanti baru bisa menjemput mereka lagi.Fariq meraih ponselnya yang masih sepi. Beberapa pesan yang dikirimkan pada sang istri belum satu pun di terima. Mungkin jika komunikasi lancar, Fariq tak akan kelimpungan seperti sekarang. Tapi bukan hanya dirinya saja yang merasa su

DMCA.com Protection Status