Beranda / Pendekar / Elmaut Berwajah Merah / Bab : 68 Gadis Dari Negri Tayli

Share

Bab : 68 Gadis Dari Negri Tayli

Penulis: Jack Mad
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-09 09:08:34

“Apa tuan tidak tahu dengan seragam yang di pakai perwira kerajaan negeri Tayli? Tanya si gadis sambil menatap tajam.

“Aku baru pertama kali kesini, mana aku tahu kalau mereka adalah perwira negeri Tayli,” jawab Thian Sin.

“Memangnya Kongcu berasal dari mana? Tanya si gadis.

“Darimana asalku, memangnya harus aku beritahukan kepadamu? Balas Thian Sin.

Cis!

Cibir si gadis mendengar balasan Thian Sin.

“Di mana rumahmu? Biar aku antar kau pulang,” ucap Thian Sin mendengar cibiran si gadis.

Raut wajah si gadis terlihat sedih mendengar perkataan Thian Sin dan membalas.

“Aku….aku tidak punya rumah dan semua keluargaku di bunuh oleh orang yang menculik ku, Kongcu,” jawab si gadis dengan nada sedih.

Kedua alis mata Thian Sin terangkat naik mendengar perkataan si gadis dan memperhatikan penampilan serta pakaian gadis tersebut dari bawah sampai atas, tidak lama kemudian Thian Sin menarik napas panjang mendengar keterangan si gadis, kemudian membalas.

“Lantas sekarang kemana tujuanmu? Tanya Thian
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 69 Kau Pikir Bisa Menipu Aku?

    Sejak awal Thian Sin sudah curiga terhadap Lie Hwa.Kecurigaan Thian Sin yang pertama.Lie Hwa cerita bahwa semua keluarganya di bunuh dan Thian Sin masih percaya, tetapi ketika Lie Hwa berkata tidak punya rumah dan sanak saudara, Thian Sin mulai curiga, karena pakaian Lie Hwa terbuat dari kain bermutu tinggi, tidak mungkin gadis yang memakai pakaian berkelas hidup sebatang kara dan tidak mempunyai rumah serta sanak saudara.Kecurigaan Thian Sin yang kedua adalah saat datang perwira berkuda negeri Tayli, biasanya para prajurit melihat orang yang tidak kenal selalu bertanya, apalagi mereka sudah turun dari kuda, tetapi para perwira naik kembali ke atas kuda dan pergi,Hal tersebut bukan terjadi begitu saja, pasti ada sesuatu yang membuat para perwira itu pergi, hal ini Thian Sin tidak bisa memastikan siapa yang membuat para perwira itu pergi.Setelah sampai di rumah makan kaki Naga baru Thian Sin tahu kalau Lie Hwa bukan gadis sembarangan, sebab pelayan yang menyambut mereka di depan r

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 70 Bertemu Hek Bong Siang Lomo

    Bukan main terkejutnya Lie Hwa melihat Thian Sin sudah berada di depannya.“Kau….kau! Bagaimana kau bisa sadarkan diri? Tanya Lie Hwa.“Kembalikan pedangku,” ucap Thian Sin.“Pedang setan ini tidak mau lepas dari tanganku,” balas Lie Hwa sambil berusaha melepaskan pedang racun merah dari tangannya, tetapi pedang tersebut seperti lengket dan tidak mau lepas.Lie Hwa semakin panik, karena pedang racun merah terus menyedot kekuatannya.“Cepat….cepat kau ambil pedang mu,” ucap Lie Hwa dengan nada panik, karena tubuhnya mulai tak bertenaga.“Lepaskan dia! Seru Thian Sin.Tetapi pedang racun merah terus menempel.“Lepaskan kataku!? Teriak Thian Sin sambil tangan kanan mengibas ke arah kedua kakek berwajah bengis.Pedang langsung melesat ke arah kedua kakek tersebut ketika Thian Sin teriak.Syuut!Siang Bo dan Siang Hay yang tengah menyaksikan usaha putri Lie Hwa melepaskan pedang terkejut bukan main, ketika melihat pedang racun merah menyambar ke arah mereka.Siang Bo bergerak ke arah kiri

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 71 Tawaran Kerja Sama

    Langkah Thian Sin terhenti ketika mendengar gemuruh derap langkah mendekat.Ratusan prajurit Tayli Kota Lancang datang dan langsung mengurung Thian Sin serta sebagian lagi melindungi putri Lie Hwa.Thian Sin menarik napas panjang dan menatap langit biru, perasaan kesal di hati Thian Sin akibat perbuatan Lie Hwa terhadapnya lenyap setelah teringat akan tugas yang di berikan oleh sang ibu.“Apa aku bisa mengajak Ong Thian bergabung dan membantu perkumpulan topeng merah jika sudah seperti ini,” batin Thian Sin sambil terus menatap langit.“Belum lagi ke delapan orang yang aku bunuh mengaku dari perkumpulan Topeng Merah, mereka pasti akan semakin membenci kami,” lanjut perkataan Thian Sin dalam hati.Thian Sin menotok beberapa jalan darah di bagian pinggang dan mengerahkan tenaga dalam Hud Kong Sinkang untuk menghentikan darah dari pinggangnya yang terkena tusukan pedang lawan, setelah darah berhenti keluar.Thian Sin balikan tubuh dan melangkah pergi.Prajurit kerajaan Tayli ketika tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 72 Jalan Bersama Sang Putri

    “Kenapa kau terkejut? Tanya Lie Hwa melihat ekspresi wajah Thian Sin ketika dirinya menyebut bahwa ia adalah putri dari Raja Tayli.“Margaku Ong, Ong Lie Hwa,” lanjut perkataan Lie Hwa sambil tersenyum.“Aku tidak menyangka bahwa kau adalah putri Pak Ong,” balas Thian Sin.Kali ini raut wajah Lie Hwa yang berubah mendengar perkataan Thian Sin, karena di Tayli tidak banyak orang tahu gelar dari ayahnya yakni Raja utara.“Darimana kau tahu julukan ayahku, karena tidak banyak orang tahu siapa ayahku sebenarnya? Tanya LieHwa dengan nada curiga.“Kau tidak perlu tahu,” jawab Thian Sin.“Tetapi pada dasarnya aku tidak berniat jahat kepada ayahmu atau negri Tayli,” lanjut perkataan Thian Sin.Lie Hwa tampak termenung mendengar perkataan Thian Sin, setelah mempertimbangkan baik dan buruk di balik tujuan Thian Sin ingin bertemu dengan sang ayah akhirnya ia anggukan kepala.“Baik! Aku akan membawamu bertemu dengan ayah, kebetulan sekali aku memang akan kembali ke istana, karena aku sebagai pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 73 Kakek Misterius

    Kerut di kening putri Lie Hwa terlihat ketika mendengar perkataan kakek tua tersebut, kemudian membalas.“Apa maksudmu pak tua? Kami kenal juga tidak dengan mu, kenapa lantas kau menuduh kami membunuh anak buahmu? Tanya putri Lie Hwa.“Delapan orang anak buahku tewas di desa Chang, mayat mereka di telanjang lalu di gantung di gerbang desa Chang,” balas kakek tersebut dengan nada penuh emosi.“Tunggu dulu….kami tidak mengerti dengan perkataanmu pak tua, kau menuduh kami melakukan pembunuhan, memangnya kau yakin yang membunuh anak buahmu adalah kami? Kau tahu tidak siapa kami? Tanya putri Lie Hwa dengan raut wajah tak mengerti.“Kalau penjahat mengakui dosanya, penjara akan penuh,” ejek si kakek.“Penduduk Chang melihat kalian orang-orang Tayli yang sudah membunuh anak buahku, jadi tidak usah banyak bicara lagi, persiapkan diri kalian karena mayat kalian akan ku gantung di depan istana Tayli,” lanjut perkataan si kakek dengan raut wajah bengis.Cangklong panjang di tangan kanan berputar

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11
  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 74 Adu Domba Pihak Lawan

    “Pangcu! Kenapa Pangcu bergaul dengan keparat bangsa Tayli? Mereka sudah membunuh 8 kawan kita dan menggantung mereka di depan gerbang desa Chang,” Wu Chen berkata sambil menatap putri Tayli dengan tatapan mata bengis.“Tutup mulutmu! Kami orang Tayli tidak akan berbuat sekeji itu,” bantah putri Lie Hwa.“Diam kau!? Sekali lagi bicara, ku bakar tubuhmu, lalu ku kirim ke Ong Thian,” bentak Wu Chen.“Kalau saja waktu itu aku ada, sudah ku habisi kalian semua,” lanjut perkataan Wu Chen dengan nada tinggi.“Tunggu dulu! Tadi paman bilang berapa kawan kita yang tewas? Tanya Thian Sin.“Delapan orang kawan kita tewas oleh mereka Pangcu, bukan hanya di gantung mereka juga di telanjangi, bukan kah itu perbuatan biadab,” jawab Wu Chen.“Aku bukan Pangcu, paman! Yang menjadi Pangcu adalah ibuku,” jawab Thian Sin.“Siapa pemegang plakat tembaga merah adalah pemimpin perkumpulan Topeng Merah, semua anggota tahu akan hal ini,” balas Wu Chen.Thian Sin diam tak menjawab, sedangkan putri Lie Hwa men

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 75 Pertentangan Di Acara Pertemuan

    Perlahan tiga ekor kuda bergerak menuruni bukit menuju ke arah gerbang kota menuju istana Tayli. Prajurit yang bertugas menjaga gerbang kota ketika melihat putri Lie Hwa langsung memberi hormat dan membuka pintu gerbang kota. Perlahan kuda bergerak menuju istana Tayli, setelah sampai. Dayang istana langsung menyambut putri Lie Hwa. “Kalian antar kedua tamu terhormat kita ke tempat istirahat dan perlakukan mereka dengan baik,” perintah putri Lie Hwa kepada kepala dayang istana. Kepala dayang langsung anggukan kepala, kemudian membawa Thian Sin serta Wu Chen ketempat istirahat untuk tamu terhormat. Setelah sampai di rumah mewah tempat istirahat untuk tamu terhormat, Thian Sin serta Wu Chen bercakap cakap. Thian Sin menceritakan kejadian yang terjadi di kota Yunan. Hmm! “Jikakalau waktu itu aku bersama Pangcu So In Hwa, sudah ku habisi semua prajurit Yuan,” ucap Wu Chen setelah mendengar cerita Thian Sin. “Pantas saja aku di tugaskan oleh Pangcu ke daerah utara mencari tahu siapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-12
  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 76 Siasat Petinggi Negeri Tayli

    “Ayah tidak menerima permintaan dari Thian Sin? Tanya Lie Hwa setelah pertemuan berakhir.“Lie Hwa! Walau ayah seorang raja, tetapi ayah tidak bisa memutuskan masalah ini seorang diri, ayah juga harus meminta pendapat dari menteri Ayah,” jawab Ong Thian.“Apalagi anak muda itu adalah orang yang sudah membunuh kawan ayah, saudara Yu Lai serta Sin Kun,” lanjut perkataan Ong Thian.“Jadi benar apa yang di katakan oleh Thian Sin, bahwa dia sudah membunuh dua rasul langit,” batin Lie Hwa setelah mendengar keterangan sang ayah.“Kau tidak usah khawatir, apapun pilihan ayah itu pasti yang terbaik untuk rakyat Tayli,” ucap Ong Thian sambil tersenyum kepada putrinya.Setelah bercakap cakap sebentar, keduanya undur diri untuk istirahat.Di dalam kamarnya Lie Hwa terus berpikir dengan perkataan Thian Sin dan berusaha menyambung nyambung kan dengan beberapa kejadian di berbagai kota Tayli dimana banyak pengacau yang membunuh para penduduk.Karena terus berpikir, mata Lie Hwa lelah dan akhirnya sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-13

Bab terbaru

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 150 Cara Mengatasi Iblis Putih

    Thian Sin terus berusaha menggerakkan pedang pusaka racun merah yang membeku di udara, tetapi walau sudah mengerahkan sebagian tenaga dalamnya, pedang pusaka racun merah tetap tak bergerak.Sementara di sisi lain, Qin Qin bersama anggota topeng merah langsung pergi menjauh dari tempat pertempuran setelah melihat keganasan jurus Iblis Putih, begitu pula dengan prajurit Yuan, mereka tidak mau mati konyol terkena imbas dari jurus sang pemimpin.Setelah tahu pedang pusaka racun merah terkunci oleh bongkahan es, Thian Sin kibaskan tangan ke arah Iblis Putih, lalu melesat ke arah pedang pusaka racun merah.Sinar merah dari jurus Ban Tok Ciang melesat cepat menyerang Iblis putih.Bibir Iblis putih tersenyum penuh ejekan melihat jurus lawan menyerang dirinya, sambil lalu sang Iblis kerahkan tangan untuk menahan pukulan sambil lompat, berusaha menghalangi niat Thian Sin.Iblis Putih tahu jika Thian Sin ingin menghancurkan bongkahan es yang membekukan pedang agar bisa ia gunakan, karena jurus s

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 149Jurus Pamungkas Iblis Es

    “Sungguh hebat nama jurus mu, apa jurus itu mampu membunuhku? Tanya Thian Sin dengan nada penuh ejekan.“Jangan sombong anak muda, aku tahu racun Raja ular merah tidak tahan terhadap hawa dingin, itu sebanya waktu itu kau hampir mampus di tangan Ong Thian,” Iblis putih membalas perkataan Thian Sin, kemudian tertawa.Ha Ha Ha“Memang ku akui kalau pukulan beracun serta racun di dalam tubuhku mempunyai kelemahan terhadap tenaga dalam berhawa dingin, itu sebabnya aku mempelajari jurus selain pukulan beracun untuk menghadapi orang-orang sepertimu,” Thian Sin menanggapi perkataan Iblis putih, kemudian lanjut berkata.“Kau mau coba?”Raut wajah Iblis putih tampak kelam mendengar perkataan Thian Sin, tetapi dalam hati sang Iblis ragu, apa benar perkataan pemuda yang sudah membunuh saudaranya tersebut.“Kalian mundur dan beritahu Panglima Arkun agar bergegas karena musuh sudah berada tidak jauh,” Iblis Putih beri perintah kepada prajurit Yuan yang ikut bersamanya.Seorang perwira anggukan kep

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 148 Bertemu Musuh Di Hutan Liu

    Setelah Ban Tok Kui Bo bersama Tabib Yok pergi, Thian Sin langsung mengambil alih pimpinan anggota topeng merah yang menunggu pasukan Panglima Arkun di pintu masuk hutan Liu.Tidak ada satu pun dari anggota topeng merah yang menolak kepemimpinan Thian Sin, karena mereka tahu kapasitas dari anak Pek I Siancu.Maling sakti di perintahkan oleh Thian Sin pergi ke telaga Liu dan memberitahu kalau mereka akan menyerang Pasukan Panglima Arkun, Thian Sin juga menyampaikan pesan agar semua pasukan berkumpul untuk menghabisi pasukan Yuan dan membebaskan Tayli dari ancaman.Maling sakti bersama Mi Xue tanpa banyak bicara langsung bergerak menuju telaga dimana sang ketua berada untuk menyampaikan pesan Thian Sin.Setelah Maling sakti serta cucunya pergi, Qin Qin tidak mau jauh dari Thian Sin sehingga membuat Jendral Zhou Chu bertanya tanya siapa sebenarnya Qin Qin dan ada hubungan apa antara gadis itu dengan suami dari putri Lie Hwa, untuk bertanya Jendral Zhou Chu tidak berani, akhirnya sang Jen

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 147 Jangan Malu Untuk Katakan Cinta

    Thian Sin hentikan larinya ketika melihat dan mendengar suara yang ia kenal.“Nek! Mana ibuku? Tanya Thian Sin ketika sudah berhadapan dengan Ban Tok Kui Bo.“Ibumu sedang berada di telaga Liu bersama kedua orang istri mu,” jawab Ban Tok Kui Bo.Thian Sin tersenyum mendengar perkataan sang nenek.“Apa kau tahu dimana Yok Kwi gege? Tanya Ban Tok Kui Bo.Thian Sin menjawab dengan gelengkan kepala.“Sesudah menewaskan Sepasang Badai Utara aku langsung pergi mengambil jalan lain agar tidak di ketahui oleh pasukan Panglima Arkun, jadi aku tidak tahu dimana kakek Yok, karena beliau berangkat lebih dulu bersama pasukan Tayli,” jawab Thian Sin.“Aku tahu itu dari cerita salah seorang istrimu, tetapi menurut mertua mu, Yok Kwi gege pergi bersama Jendral Zhou Chu mengawasi pergerakan pasukan Panglima Arkun,” balas Ban Tok Kui Bo.“Rupanya begitu,” ucap Thian Sin mendengar perkataan Ban Tok Kui Bo, kemudian lanjut berkata.“Apa di telaga Liu, Ibu bersama anggota Topeng merah?“Tidak, hanya aku

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 146 Bersatu Melawan Pasukan Yuan

    “Tidak peduli kau Dewi berbaju putih, hitam atau merah, kau harus mati karena telah membunuh prajurit Tayli,” Lie Hwa berkata dengan raut wajah penuh nafsu membunuh.“Kurang ajar! Anak masih ingusan berani memaki, kau ingin mati dengan cara apa? Tanya Ban Tok Kui Bo dengan nada gusar sambil melotot ke arah Lie Hwa.“Nenek peot! Aku lihat wajah serta penampilan mu seram, tetapi apa ilmu yang kau miliki sama menyeramkan? Balas Lie Hwa sambil tersenyum mengejek.Raut wajah Ban Tok Kui Bo berubah kelam mendengar ejekan Lie Hwa, tongkat kepala setan di tangan kanan terangkat naik dan siap menyerang.Kim Hwa yang diam karena berusaha mengingat tokoh bergelar Pek I Siancu, ketika teringat kembali kalau anak buahnya sering berkata bahwa ketua kelompok topeng merah adalah wanita yang selalu memakai pakaian putih, langsung bergerak maju dan berkata.“Anak Lie, jaga bahasamu!“Maaf kan kami yang tidak tahu tingginya gunung dan dalamnya lautan,” ucap Kim Hwa sambil memberi hormat, kemudian lanjut

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 145 Keraguan Di Hati Para Petinggi Tayli

    Lie Hwa, Yok Kwi, Kim Mi serta sang ibu langsung bergegas ketika mendengar laporan dari perwira yang berjaga di atas bukit.Mereka tidak sabar menunggu kedatangan kelompok topeng merah, apalagi Lie Hwa serta Kim Mi, karena mereka tahu kalau ketua kelompok topeng merah adalah ibu dari sang suami.“Apa kau yakin itu kelompok topeng merah? Tanya Kim Hwa dengan raut wajah cemas, karena orang yang mereka tunggu dan harapkan masih juga belum datang.“Hamba hanya di beritahu mereka memakai topeng merah, jadi hamba menyimpulkan bahwa mereka adalah kelompok merah,” balas si Perwira.Ketika sedang bercakap cakap, datang seorang prajurit yang di kirim untuk melihat pertempuran.“Bagaimana? Siapa yang bertempur, apa mereka dari kelompok topeng merah? Tanya si Perwira kepada anak buahnya.“Tanya satu-satu biar dia tidak bingung,” Yok Kwi berkata mendengar rentetan pertanyaan dari perwira tersebut.“Cepat ceritakan apa yang kau lihat! Seru Putri Lie Hwa yang sudah tidak sabar.“Mereka memang sepert

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 144 Hancurnya Pasukan Penyergap

    Bab : 144 Hancurnya Pasukan PenyergapJendral Gurma sudah tidak ada pilihan, sebagian besar anak buahnya menjadi bulan bulanan kelompok topeng merah serta kumpulan kuda yang mengamuk, melarikan diri juga tidak mungkin, karena ruang geraknya semakin di persempit oleh Bu Ceng Kui yang terus menyerang tanpa memberi kesempatan kepada Jendral Gurma untuk berpikir lebih jauh.Wu Chen serta Dewa Tongkat Merah terus memburu satu persatu prajurit Yuan.Tombak Jendral Gurma terus menyerang ke arah Bu Ceng Kui, jurus tombak pencakar langit kian gencar menyerang.Plak....plak!Tangan kanan Bu Ceng Kui menahan tombak, setelah menahan tombak, jari tangan kanan Bu Ceng Kui bergerak menuju batang dan langsung mencengkeram tombak lawan.Jendral Gurma melihat Bu Ceng Kui mencengkeram tombak, tangannya langsung menarik tombak sekuat tenaga, berusaha melukai jari lawannya.Bu Ceng Kui tahu maksud dari Gurma dan mengerahkan tenaga dalamnya menahan tombak agar tidak tertarik.Asap mengepul keluar dari ba

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 143 Datangnya Satu Harapan

    Jendral Gurma ketika mendengar suara Bu Ceng Kui langsung bergegas menyusul anak buahnya ke tempat penyimpanan kuda.Langkahnya semakin di percepat saat mendengar suara teriakan dan beradunya senjata“Apa yang terjadi? Apa mungkin pasukan Tayli sudah tahu rencana kami?” Batin Jendral Gurma sambil memerintahkan anak buahnya untuk bergegas.“Walau rencanaku sudah di ketahui, tetapi itu tidak jadi masalah karena mereka tidak akan menang melawan pasukan Panglima Arkun,” kembali Jendral Gurma berkata dalam hati.Sementara itu Wu Chen, Bu Ceng Kui serta kelompok Topeng merah bersiap menghadapi prajurit Yuan yang di pimpin oleh Jendral Gurma, mereka bersembunyi di antara 500 ekor kuda.Sesampainya di depan pagar yang menjadi tempat persembunyian kuda, Jendral Gurma menatap ke arah kuda-kuda yang berada di dalam kandang sementara tersebut.“Aneh! Ke mana Mogu bersama anak buahnya? Batin Jendral Gurma tidak melihat anak buahnya tersebut di tempat persembunyian kuda. “Coba periksa kuda-kuda d

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 142 Hadirnya Kelompok Topeng Merah

    “Aneh! Kenapa di dalam hutan bisa ada bau tembakau,” batin Mogu.Merasa ada hal yang tidak wajar, Mogu memberi isyarat kepada anak buahnya untuk menyebar.Prajurit Yuan yang bersama Mogu ketika melihat isyarat sang pemimpin, mereka langsung menyebar dan berusaha mencari asal bau tembakau yang mereka cium.Ketika para prajurit mulai mencari, tiba-tiba Mogu mendengar suara ringkik kuda.Raut wajah Mogu berubah ketika teringat dengan 500 ekor kuda yang baru saja mereka sembunyikan.Tanpa banyak bicara Mogu langsung mencabut golok dari punggung dan melesat ke tempat dimana mereka menyembunyikan kuda.Benar saja perkiraan Mogu, di tempat mereka menyembunyikan kuda, Mogu melihat seorang kakek tengah memegang tali kekang seekor kuda di kelilingi oleh anak buahnya.“Kurang ajar! Berani sekali kau mencuri kuda, kau tahu kuda milik siapa yang kau curi? Tanya Mogu sambil acungkan golok ke arah si kakek.“Kalian yang hendak mencuri, kuda-kuda ini adalah milikku karena aku yang menemukan kuda-kud

DMCA.com Protection Status