Perlahan tiga ekor kuda bergerak menuruni bukit menuju ke arah gerbang kota menuju istana Tayli. Prajurit yang bertugas menjaga gerbang kota ketika melihat putri Lie Hwa langsung memberi hormat dan membuka pintu gerbang kota. Perlahan kuda bergerak menuju istana Tayli, setelah sampai. Dayang istana langsung menyambut putri Lie Hwa. “Kalian antar kedua tamu terhormat kita ke tempat istirahat dan perlakukan mereka dengan baik,” perintah putri Lie Hwa kepada kepala dayang istana. Kepala dayang langsung anggukan kepala, kemudian membawa Thian Sin serta Wu Chen ketempat istirahat untuk tamu terhormat. Setelah sampai di rumah mewah tempat istirahat untuk tamu terhormat, Thian Sin serta Wu Chen bercakap cakap. Thian Sin menceritakan kejadian yang terjadi di kota Yunan. Hmm! “Jikakalau waktu itu aku bersama Pangcu So In Hwa, sudah ku habisi semua prajurit Yuan,” ucap Wu Chen setelah mendengar cerita Thian Sin. “Pantas saja aku di tugaskan oleh Pangcu ke daerah utara mencari tahu siapa
“Ayah tidak menerima permintaan dari Thian Sin? Tanya Lie Hwa setelah pertemuan berakhir.“Lie Hwa! Walau ayah seorang raja, tetapi ayah tidak bisa memutuskan masalah ini seorang diri, ayah juga harus meminta pendapat dari menteri Ayah,” jawab Ong Thian.“Apalagi anak muda itu adalah orang yang sudah membunuh kawan ayah, saudara Yu Lai serta Sin Kun,” lanjut perkataan Ong Thian.“Jadi benar apa yang di katakan oleh Thian Sin, bahwa dia sudah membunuh dua rasul langit,” batin Lie Hwa setelah mendengar keterangan sang ayah.“Kau tidak usah khawatir, apapun pilihan ayah itu pasti yang terbaik untuk rakyat Tayli,” ucap Ong Thian sambil tersenyum kepada putrinya.Setelah bercakap cakap sebentar, keduanya undur diri untuk istirahat.Di dalam kamarnya Lie Hwa terus berpikir dengan perkataan Thian Sin dan berusaha menyambung nyambung kan dengan beberapa kejadian di berbagai kota Tayli dimana banyak pengacau yang membunuh para penduduk.Karena terus berpikir, mata Lie Hwa lelah dan akhirnya sa
Dayang Istana langsung masuk dan menyelimuti tubuh putri Lie Hwa.“Bawa keluar tuan putri dari sini! Ong Thian berkata.Kepala Dayang istana langsung membawa keluar putri Lie Hwa dari dalam kamar.Setelah kepala Dayang istana membawa keluar putri Lie Hwa.Ong Thian langsung melesat, tangan kanan yang mengandung hawa Sinkang berhawa dingin menghantam ke arah Thian Sin.Thian Sin angkat tangannya menangkis hantaman Ong Thian, tetapi ketika kaki Ong Thian menendang ke arah bahu kanan, Thian Sin tak bisa menangkis.Buk!Thian Sin terpental menghantam tembok kamar.“Celaka! Tenaga dalamku habis terkuras setelah menyedot racun dari dalam tubuh putri Lie hwa,” batin Thian Sin setelah terkena serangan Ong Thian.Belum sempat Thian Sin bangkit, Ong Thian melesat kembali dan tangannya menghantam ke arah dada Thian Sin.Thian Sin membuka racun di titik jalan darah dan tubuhnya langsung berubah merah.“Aku sudah banyak belajar ketika bertempur dengan ayahmu, sekarang racun dalam tubuhmu tidak ada
Terjadi kebimbangan di hati Bi Miu antara menceritakan kejadian sebenarnya atau tidak, karena Bi Miu tahu ancaman yang akan ia hadapi.Bi Miu tidak memperdulikan keselamatan dirinya, tetapi keselamatan keluarganya lah yang lebih penting.Bi Miu tahu Huang Chi pasti akan membunuh seluruh keluarganya jika ia sampai membocorkan rahasia yang ia ketahui.“Sudahlah! Toh tuan Thian Sin sudah berhasil di selamatkan, jadi aku tidak perlu menceritakan masalah ini kepada putri Lie Hwa,” batin Bi Miu akhirnya memutuskan.“Lamunan Bi Miu akhirnya tersadar mendengar teguran putri Lie Hwa,”“Apa yang kau lamunkan? Tanya Lie Hwa.“Tidak….tidak ada tuan putri,” jawab Bi Miu.Setelah bercakap cakap sebentar, akhirnya Bi Miu meninggalkan kamar Lie Hwa.Tanpa di sadari oleh kepala dayang, sepasang mata terus mengawasi Bi Miu dari kejauhan.~Di dalam goa, tempat yang biasa di pakai oleh Wu Chen istirahat.Api unggun menerangi goa.Dada Thian Sin yang biru akibat hantaman Ong Thian di balur oleh Wu Chen d
Thian Sin mondar mandir di dalam goa, hatinya gelisah memikirkan apa yang terjadi dengan Tayli, karena setelah dua hari ia menyembuhkan luka dan mengembalikan kekuatannya di dalam goa, tidak ada kabar sekalipun yang masuk.“Ada apa, kenapa Pangcu terlihat gelisah? Tanya Wu Chen.“Aku tengah memikirkan negeri Tayli setelah menyimak keterangan paman beberapa hari yang lalu,” jawab Thian Sin.“Kenapa harus memikirkan orang yang membenci kita, biarkan saja mereka hancur.“Menurutku itu lebih baik, agar kita tidak perlu mengotori tangan sendiri,” balas Wu Chen.“Kalau memang benar mereka membenci kita tanpa sebab, aku masih bisa mengerti, tetapi mereka membenci kita karena mereka terkena hasutan Huang Chi.“Aku yakin Huang Chi tidak bergerak sendiri.“Hek Bong Siang Lomo serta pemerintah Yuan pasti ada di balik semua ini,” Thian Sin berusaha menjelaskan kepada Wu Chen.“Jadi menurut Pangcu apa yang harus kita lakukan? Tanya Wu Chen.Jawab Thian Sin dengan nada tegas.“Kembali ke istana Tay
Setelah sembuh dari cedera, Thian Sin memutuskan kembali ke istana Tayli secara diam-diam untuk mengetahui kabar yang terjadi.Dua bayangan melesat cepat di antara pepohonan dalam hutan bergerak ke arah ibu kota Tayli.Melihat malam itu rombongan orang yang masuk di periksa satu persatu, Thian Sin yakin ada sesuatu yang tidak beres di istana Tayli.“Paman! Sepertinya kita tidak bisa masuk melewati gerbang kota,” ucap Thian Sin.“Pangcu benar! Kita masuk lompati benteng kota saja,” balas Wu Chen.Thian Sin anggukan kepala, kemudian keduanya bergerak mencari benteng kota yang sepi dari penjaga, setelah melihat tempat yang cocok, keduanya lompat melewati benteng dan keduanya sudah berada di dalam.“Dimana ini? Tanya Thian Sin. Melihat pepohonan di tempat mereka sekarang ini.“Sepertinya kita ada di hutan kota,” jawab Wu Chen.“Pangcu tunggu sebentar, biar aku lihat dulu,” lanjut perkataan Wu Chen sambil melesat naik ke atas pohon.“Ke arah timur Pangcu! Seru Wu Chen melihat banyak sinar
Putri Lie Hwa hanya bisa menangis tersedu dan tidak memperdulikan luka dalam yang ia derita, hatinya sakit mendengar perkataan Thian Sin dan menatap kepergian Thian Sin dengan tatapan mata penuh kebencian.Putri Lie Hwa pernah mendengar beberapa dayang, bahwa sebagian tubuhnya pernah di lihat oleh Thian Sin, sebenarnya ketika mendengar cerita tersebut ada rasa hangat di dalam diri sang putri karena benih cinta mulai tumbuh di dalam lubuk hati sang putri, apalagi ketika sang putri menanyakan kembali kepada Bi Miu dan Bi Miu mengatakan mengambil tubuh sang putri yang setengah telanjang dari atas tubuh Thian Sin.Di saat hati Putri Lie Hwa tengah berbunga bunga, Bi Miu tewas dan meninggalkan surat yang membuat hati putri Lie Hwa seperti di tusuk ribuan jarum, di tambah gunjingan para dayang yang di perintahkan oleh Huang Chi untuk menyebarkan berita bohong yang semakin lama semakin tersebar.Putri Lie Hwa dari cinta berbalik menjadi benci dan hampir setiap malam putri Lie Hwa selalu men
Sesudah mendapat kabar dari kepala pengawal istana, Putri Lie Hwa di bantu Guan Yu diam-diam menghubungi para perwira serta prajurit yang masih setia kepada Ong Thian.Ternyata para perwira dan prajurit yang setia di luar dugaan Putri Lie Hwa, karena jumlah mereka hampir setengah lebih dari total keseluruhan prajurit negeri Tayli.Sedangkan Huang Chi menyuruh orang-orangnya untuk mencari dimana keberadaan putri Tayli, biar bagaimana pun jika sang putri belum tertangkap, Hati Huang Chi tidak bisa tenang.~Thian Sin setelah bertempur dengan putri Lie Hwa sudah putus harapan mengajak negeri Tayli bergabung sesuai instruksi dari sang ibu.Thian Sin mengajak Wu Chen untuk melanjutkan perjalanan menuju Guangzhou.Dalam perjalanannya Thian Sin mengganti pakaian begitu pula dengan Wu Chen, Thian Sin tidak ingin di kenali oleh prajurit Tayli sehingga ia harus berlarut larut di negri yang sudah menolak keras untuk kerja sama.Pakaian kasar dengan topi jerami di kenakan oleh Thian Sin serta Wu