Accueil / Pendekar / Elmaut Berwajah Merah / Bab : 81 Kebenaran Terbuka

Share

Bab : 81 Kebenaran Terbuka

Auteur: Jack Mad
last update Dernière mise à jour: 2024-01-16 21:25:23

Putri Lie Hwa hanya bisa menangis tersedu dan tidak memperdulikan luka dalam yang ia derita, hatinya sakit mendengar perkataan Thian Sin dan menatap kepergian Thian Sin dengan tatapan mata penuh kebencian.

Putri Lie Hwa pernah mendengar beberapa dayang, bahwa sebagian tubuhnya pernah di lihat oleh Thian Sin, sebenarnya ketika mendengar cerita tersebut ada rasa hangat di dalam diri sang putri karena benih cinta mulai tumbuh di dalam lubuk hati sang putri, apalagi ketika sang putri menanyakan kembali kepada Bi Miu dan Bi Miu mengatakan mengambil tubuh sang putri yang setengah telanjang dari atas tubuh Thian Sin.

Di saat hati Putri Lie Hwa tengah berbunga bunga, Bi Miu tewas dan meninggalkan surat yang membuat hati putri Lie Hwa seperti di tusuk ribuan jarum, di tambah gunjingan para dayang yang di perintahkan oleh Huang Chi untuk menyebarkan berita bohong yang semakin lama semakin tersebar.

Putri Lie Hwa dari cinta berbalik menjadi benci dan hampir setiap malam putri Lie Hwa selalu men
Chapitre verrouillé
Continuer à lire ce livre sur l'application
Commentaires (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Related chapter

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 82 Bertemu Pek Ciang Busu

    Sesudah mendapat kabar dari kepala pengawal istana, Putri Lie Hwa di bantu Guan Yu diam-diam menghubungi para perwira serta prajurit yang masih setia kepada Ong Thian.Ternyata para perwira dan prajurit yang setia di luar dugaan Putri Lie Hwa, karena jumlah mereka hampir setengah lebih dari total keseluruhan prajurit negeri Tayli.Sedangkan Huang Chi menyuruh orang-orangnya untuk mencari dimana keberadaan putri Tayli, biar bagaimana pun jika sang putri belum tertangkap, Hati Huang Chi tidak bisa tenang.~Thian Sin setelah bertempur dengan putri Lie Hwa sudah putus harapan mengajak negeri Tayli bergabung sesuai instruksi dari sang ibu.Thian Sin mengajak Wu Chen untuk melanjutkan perjalanan menuju Guangzhou.Dalam perjalanannya Thian Sin mengganti pakaian begitu pula dengan Wu Chen, Thian Sin tidak ingin di kenali oleh prajurit Tayli sehingga ia harus berlarut larut di negri yang sudah menolak keras untuk kerja sama.Pakaian kasar dengan topi jerami di kenakan oleh Thian Sin serta Wu

    Dernière mise à jour : 2024-01-17
  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 83 Acara Penyerahan Mandat Kekuasaan

    “Kami tidak pernah melarang siapapun untuk bergabung, tetapi jika ingin bergabung, kalian berdua harus menuruti perintahku,” jawab Pek Ciang Busu.“Kami akan menuruti apa kata tuan Panglima,” balas Thian Sin.Hari itu akhirnya Thian Sin dan Wu Chen bergabung, Taoti tidak bosan memberi nasehat serta arahan kepada Thian Sin serta Wu Chen.Selama satu hari bergabung Thian Sin melihat bahwa anak buah Pek Ciang Busu selalu tertib dan mentaati aturan yang sudah di tetapkan oleh sang pemimpin.Ke esokan hari, mata-mata Pek Ciang Busu datang melapor, bahwa 500 prajurit Yuan yang sedang mereka buru ternyata masuk ke negeri Tayli.“Aneh! Bagaimana bisa prajurit Yuan masuk ke negeri Tayli, bukan kah itu melanggar kedaulatan Raja Ong Thian? Ucap Pek Ciang Busu kepada Taoti.“Hamba juga aneh mendengarnya panglima, jangan-jangan Negeri Tayli sudah bergabung dengan pemerintah Yuan,” Taoti menimpali perkataan sang atasan.“Kalau pemerintah Yuan menyerang dengan hanya 500 prajurit, itu tidak mungkin,”

    Dernière mise à jour : 2024-01-17
  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 84 Satu Negara Dua Kekuatan

    Suara sumbang penduduk Tayli terdengar saat putri Tayli berkata.“Kalian dengar semua!? Ayahku di racun oleh selir Ang Su Nio atas suruhan Huang Chi yang sudah lama berencana menggulingkan ayahku dan merebut tahta istana Tayli, Huang Chi tidak sendiri, dia di bantu oleh pemerintah Yuan melakukan semua ini.”Penduduk Tayli mendengar perkataan putri Lie Hwa langsung teriak memaki Huang Chi, apa saja yang mereka temui di tanah dan di bawa langsung di lemparkan ke arah Huang Chi.Huang Chi kibaskan tangan ke arah barang-barang yang di lempar ke arahnya.Whut!Barang berhamburan dan berbalik menyerang ke arah penduduk.Para penduduk yang ketakutan langsung lari berhamburan.Putri Tayli tidak mau menunggu dan langsung bergerak ke arah ayahnya yang tengah terbaring lemah.“Bunuh Ong Thian! Seru Huang Chi kepada anak buahnya yang tadi mengangkat tandu.Sring….Sring!Dua pedang keluar dari sarung dan siap menebas tubuh Ong Thian.Raut wajah putri Lie Hwa pucat melihat ayahnya dalam bahaya.Pek

    Dernière mise à jour : 2024-01-18
  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 85 Hadirnya Song Bun Kwi

    Kau lindungi saja Taoti dari musuh,” jawab Thian Sin tanpa melihat ke arah putri Lie Hwa.Putri Lie Hwa langsung cemberut saat Thian Sin tidak mau melihat dirinya, tetapi putri Lie Hwa sadar bahwa kesalahannya terhadap Thian Sin amat besar, mau menjawab pertanyaannya saja putri Lie Hwa sudah bersyukur.Sambil tersenyum pahit putri Lie Hwa membalas, “baik.”Setelah mendengar jawaban putri Lie Hwa, Thian Sin langsung cabut pedang dari punggung dan bersiap menghadapi Hek Bong Siang Lomo.Pek Ciang Busu masih menatap Thian Sin dan belum mau bergerak seperti apa yang di perintahkan, sedangkan Guan Yu sudah terlibat pertempuran dengan prajurit Tayli yang membelot.“Kenapa kau masih diam? Tanya Wu Chen.“Siapa kalian sebenarnya dan apa maksud kalian bergabung denganku? Pek Ciang Busu kembali bertanya karena belum mendapat jawaban dari apa yang sudah ia tanyakan sebelumnya.“Tuan Panglima! Aku Lie Hwa putri dari Raja Ong Thian penguasa Tayli berani menjamin bahwa kedua orang ini bukan orang j

    Dernière mise à jour : 2024-01-18
  • Elmaut Berwajah Merah   Bab 86 Kebodohan Yang Membuat Bencana

    Thian Sin terkejut mendengar salah seorang dari Hek Bong Siang Lomo teriak memanggil nama Song Bun Kwi, karena nama itu adalah nama salah satu tokoh dari empat jahat.Song Bun Kwi si setan berkabung, Tocu dari lembah setan.Song Bun Kwi jarang keluar lembah tempatnya berdiam, tetapi para pendekar tahu jika ia keluar pasti ada pendekar yang dia incar dan harus mati, itu sebabnya dia mendapat gelar Setan Berkabung.“Song Bun Kwi! Kau tidak lihat siapa kami? Teriak Siang Hay.Tidak ada suara balasan dari Song Bun Kwi, suara petikan kecapi semakin lama semakin sedih dan membuat mata orang-orang yang bertempur perlahan mulai mengucurkan air mata, terbuai oleh suara petikan senar Dawai Song Bun Kwi.Mata Wu Chen menatap tajam ke ujung pohon dimana Song Bun Kwi tengah duduk di pucuk pohon tersebut sambil memetik kecapi.“Tidak kusangka ilmu meringankan tubuh Song Bun Kwi sangat tinggi, sehingga ia bisa duduk di dedaunan sambil memetik kecapi,” batin Thian Sin.“Hai setan!? Hentikan petikan G

    Dernière mise à jour : 2024-01-19
  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 87 Permintaan Ong Thian

    “Berikan penawarnya,” putri Lie Hwa berkata.“Akan ku berikan jika tuan putri melepaskan aku,” balas Huang Chi.“Keparat! Dasar manusia licik,” teriak putri Lie Hwa.Bagaimana tuan putri? Tanya Huang Chi.Sorak sorai prajurit yang setia terdengar, membuat Huang Chi semakin gelisah.“Berikan obat penawarnya dahulu,” Jawab putri Lie Hwa sambil sodorkan tangan.“Tuan putri pikir aku bodoh, obat penawarnya ada di satu tempat, tuan putri dan aku pergi ke sana, aku beri petunjuk di jalan, Silahkan tuan putri ambil sendiri,”Huang Chi berkata.Putri Lie Hwa diam mendengar tawaran Huang Chi.Thian Sin mendengar mereka terus beradu omong, jalan sambil menenteng pedang racun merah, ketika lewat di depan Huang Chi.Thian Sin angkat pedang melewati leher Huang Chi, pedang masuk ke dalam punggung dimana terdapat sarung pedang.“Paman Taoti! Bawa Raja Ong ke dalam,” ucap Thian Sin.“Tapi penawarnya?” Tanya putri Lie Hwa sambil menatap Huang Chi.Raut wajah Huang Chi pucat pasi, perlahan dari leher

    Dernière mise à jour : 2024-01-19
  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 88 Bicara Enam Mata

    Raut wajah Thian Sin berubah mendengar perkataan Raja Ong Thian, untuk sementara Thian Sin tidak bisa berkata apa-apa. Putri Lie Hwa tundukan kepala, hatinya sedih ketika tidak mendengar ada jawaban dari mulut Thian Sin. Tadinya putri Lie Hwa berpikir Thian Sin akan menerima permintaan sang ayah tanpa ragu, tetapi apa yang di harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. “Aku tidak peduli walau aku termasuk 4 rasul langit dan kau adalah putra Ang Bin Moko, tetapi hal yang terjadi terhadap putriku tidak bisa di biarkan berlarut larut. “Aku juga turut sedih ketika mendengar perkampungan merah hancur di tangan orang tak di kenal,” lanjut perkataan Ong Thian. “Yang Mulia! Umur ku masih muda, begitu pula dengan putri Lie Hwa, menurutku pernikahan bukan hal yang harus di lakukan terburu buru, karena membutuhkan pemikiran yang matang antar kedua belah pihak agar tidak menyesal di kemudian hari,” balas Thian Sin. Ong Thian anggukan kepala mendengar jawaban Thian Sin, kemudian menatap pemuda di

    Dernière mise à jour : 2024-01-20
  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 89 Kabar mengejutkan

    Terlintas di benak Thian Sin raut wajah Kin Bwe, Qiao Qin serta Mi Xue.Sama sekali tidak terbayang di otak Thian Sin bahwa dia akan menikah dengan Lie Hwa.Lamunan Thian Sin buyar ketika mendengar perkataan Ong Thian.“Bagaimana kalau kalian menikah terlebih dahulu, nanti setelah terjadi kesepakatan dengan ibumu baru kita mengadakan pesta pernikahan.”Putri Lie Hwa langsung melirik ke arah Thian Sin setelah mendengar perkataan sang ayah, sedangkan kening di wajah Thian Sin berkerut mendengar perkataan Ong Thian.“Aku tidak mengerti dengan maksud Raja Ong? Tanya Thian Sin.“Kenapa kau memanggilku Raja Ong, aku ini calon mertuamu, panggil aku ayah,” Ong Thian berkata.Thian Sin hanya bisa anggukan kepala mendengar perkataan Ong Thian.“Maksudku begini! Kalian menikah dulu sebagai syarat agar tidak ada omongan di belakang tentang putriku,” belum sempat Ong Thian melanjutkan perkataannya langsung di potong oleh Thian Sin.“Menikah dulu tanpa ada orang tua, apa mungkin? Tanya Thian Sin.H

    Dernière mise à jour : 2024-01-21

Latest chapter

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 150 Cara Mengatasi Iblis Putih

    Thian Sin terus berusaha menggerakkan pedang pusaka racun merah yang membeku di udara, tetapi walau sudah mengerahkan sebagian tenaga dalamnya, pedang pusaka racun merah tetap tak bergerak.Sementara di sisi lain, Qin Qin bersama anggota topeng merah langsung pergi menjauh dari tempat pertempuran setelah melihat keganasan jurus Iblis Putih, begitu pula dengan prajurit Yuan, mereka tidak mau mati konyol terkena imbas dari jurus sang pemimpin.Setelah tahu pedang pusaka racun merah terkunci oleh bongkahan es, Thian Sin kibaskan tangan ke arah Iblis Putih, lalu melesat ke arah pedang pusaka racun merah.Sinar merah dari jurus Ban Tok Ciang melesat cepat menyerang Iblis putih.Bibir Iblis putih tersenyum penuh ejekan melihat jurus lawan menyerang dirinya, sambil lalu sang Iblis kerahkan tangan untuk menahan pukulan sambil lompat, berusaha menghalangi niat Thian Sin.Iblis Putih tahu jika Thian Sin ingin menghancurkan bongkahan es yang membekukan pedang agar bisa ia gunakan, karena jurus s

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 149Jurus Pamungkas Iblis Es

    “Sungguh hebat nama jurus mu, apa jurus itu mampu membunuhku? Tanya Thian Sin dengan nada penuh ejekan.“Jangan sombong anak muda, aku tahu racun Raja ular merah tidak tahan terhadap hawa dingin, itu sebanya waktu itu kau hampir mampus di tangan Ong Thian,” Iblis putih membalas perkataan Thian Sin, kemudian tertawa.Ha Ha Ha“Memang ku akui kalau pukulan beracun serta racun di dalam tubuhku mempunyai kelemahan terhadap tenaga dalam berhawa dingin, itu sebabnya aku mempelajari jurus selain pukulan beracun untuk menghadapi orang-orang sepertimu,” Thian Sin menanggapi perkataan Iblis putih, kemudian lanjut berkata.“Kau mau coba?”Raut wajah Iblis putih tampak kelam mendengar perkataan Thian Sin, tetapi dalam hati sang Iblis ragu, apa benar perkataan pemuda yang sudah membunuh saudaranya tersebut.“Kalian mundur dan beritahu Panglima Arkun agar bergegas karena musuh sudah berada tidak jauh,” Iblis Putih beri perintah kepada prajurit Yuan yang ikut bersamanya.Seorang perwira anggukan kep

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 148 Bertemu Musuh Di Hutan Liu

    Setelah Ban Tok Kui Bo bersama Tabib Yok pergi, Thian Sin langsung mengambil alih pimpinan anggota topeng merah yang menunggu pasukan Panglima Arkun di pintu masuk hutan Liu.Tidak ada satu pun dari anggota topeng merah yang menolak kepemimpinan Thian Sin, karena mereka tahu kapasitas dari anak Pek I Siancu.Maling sakti di perintahkan oleh Thian Sin pergi ke telaga Liu dan memberitahu kalau mereka akan menyerang Pasukan Panglima Arkun, Thian Sin juga menyampaikan pesan agar semua pasukan berkumpul untuk menghabisi pasukan Yuan dan membebaskan Tayli dari ancaman.Maling sakti bersama Mi Xue tanpa banyak bicara langsung bergerak menuju telaga dimana sang ketua berada untuk menyampaikan pesan Thian Sin.Setelah Maling sakti serta cucunya pergi, Qin Qin tidak mau jauh dari Thian Sin sehingga membuat Jendral Zhou Chu bertanya tanya siapa sebenarnya Qin Qin dan ada hubungan apa antara gadis itu dengan suami dari putri Lie Hwa, untuk bertanya Jendral Zhou Chu tidak berani, akhirnya sang Jen

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 147 Jangan Malu Untuk Katakan Cinta

    Thian Sin hentikan larinya ketika melihat dan mendengar suara yang ia kenal.“Nek! Mana ibuku? Tanya Thian Sin ketika sudah berhadapan dengan Ban Tok Kui Bo.“Ibumu sedang berada di telaga Liu bersama kedua orang istri mu,” jawab Ban Tok Kui Bo.Thian Sin tersenyum mendengar perkataan sang nenek.“Apa kau tahu dimana Yok Kwi gege? Tanya Ban Tok Kui Bo.Thian Sin menjawab dengan gelengkan kepala.“Sesudah menewaskan Sepasang Badai Utara aku langsung pergi mengambil jalan lain agar tidak di ketahui oleh pasukan Panglima Arkun, jadi aku tidak tahu dimana kakek Yok, karena beliau berangkat lebih dulu bersama pasukan Tayli,” jawab Thian Sin.“Aku tahu itu dari cerita salah seorang istrimu, tetapi menurut mertua mu, Yok Kwi gege pergi bersama Jendral Zhou Chu mengawasi pergerakan pasukan Panglima Arkun,” balas Ban Tok Kui Bo.“Rupanya begitu,” ucap Thian Sin mendengar perkataan Ban Tok Kui Bo, kemudian lanjut berkata.“Apa di telaga Liu, Ibu bersama anggota Topeng merah?“Tidak, hanya aku

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 146 Bersatu Melawan Pasukan Yuan

    “Tidak peduli kau Dewi berbaju putih, hitam atau merah, kau harus mati karena telah membunuh prajurit Tayli,” Lie Hwa berkata dengan raut wajah penuh nafsu membunuh.“Kurang ajar! Anak masih ingusan berani memaki, kau ingin mati dengan cara apa? Tanya Ban Tok Kui Bo dengan nada gusar sambil melotot ke arah Lie Hwa.“Nenek peot! Aku lihat wajah serta penampilan mu seram, tetapi apa ilmu yang kau miliki sama menyeramkan? Balas Lie Hwa sambil tersenyum mengejek.Raut wajah Ban Tok Kui Bo berubah kelam mendengar ejekan Lie Hwa, tongkat kepala setan di tangan kanan terangkat naik dan siap menyerang.Kim Hwa yang diam karena berusaha mengingat tokoh bergelar Pek I Siancu, ketika teringat kembali kalau anak buahnya sering berkata bahwa ketua kelompok topeng merah adalah wanita yang selalu memakai pakaian putih, langsung bergerak maju dan berkata.“Anak Lie, jaga bahasamu!“Maaf kan kami yang tidak tahu tingginya gunung dan dalamnya lautan,” ucap Kim Hwa sambil memberi hormat, kemudian lanjut

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 145 Keraguan Di Hati Para Petinggi Tayli

    Lie Hwa, Yok Kwi, Kim Mi serta sang ibu langsung bergegas ketika mendengar laporan dari perwira yang berjaga di atas bukit.Mereka tidak sabar menunggu kedatangan kelompok topeng merah, apalagi Lie Hwa serta Kim Mi, karena mereka tahu kalau ketua kelompok topeng merah adalah ibu dari sang suami.“Apa kau yakin itu kelompok topeng merah? Tanya Kim Hwa dengan raut wajah cemas, karena orang yang mereka tunggu dan harapkan masih juga belum datang.“Hamba hanya di beritahu mereka memakai topeng merah, jadi hamba menyimpulkan bahwa mereka adalah kelompok merah,” balas si Perwira.Ketika sedang bercakap cakap, datang seorang prajurit yang di kirim untuk melihat pertempuran.“Bagaimana? Siapa yang bertempur, apa mereka dari kelompok topeng merah? Tanya si Perwira kepada anak buahnya.“Tanya satu-satu biar dia tidak bingung,” Yok Kwi berkata mendengar rentetan pertanyaan dari perwira tersebut.“Cepat ceritakan apa yang kau lihat! Seru Putri Lie Hwa yang sudah tidak sabar.“Mereka memang sepert

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 144 Hancurnya Pasukan Penyergap

    Bab : 144 Hancurnya Pasukan PenyergapJendral Gurma sudah tidak ada pilihan, sebagian besar anak buahnya menjadi bulan bulanan kelompok topeng merah serta kumpulan kuda yang mengamuk, melarikan diri juga tidak mungkin, karena ruang geraknya semakin di persempit oleh Bu Ceng Kui yang terus menyerang tanpa memberi kesempatan kepada Jendral Gurma untuk berpikir lebih jauh.Wu Chen serta Dewa Tongkat Merah terus memburu satu persatu prajurit Yuan.Tombak Jendral Gurma terus menyerang ke arah Bu Ceng Kui, jurus tombak pencakar langit kian gencar menyerang.Plak....plak!Tangan kanan Bu Ceng Kui menahan tombak, setelah menahan tombak, jari tangan kanan Bu Ceng Kui bergerak menuju batang dan langsung mencengkeram tombak lawan.Jendral Gurma melihat Bu Ceng Kui mencengkeram tombak, tangannya langsung menarik tombak sekuat tenaga, berusaha melukai jari lawannya.Bu Ceng Kui tahu maksud dari Gurma dan mengerahkan tenaga dalamnya menahan tombak agar tidak tertarik.Asap mengepul keluar dari ba

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 143 Datangnya Satu Harapan

    Jendral Gurma ketika mendengar suara Bu Ceng Kui langsung bergegas menyusul anak buahnya ke tempat penyimpanan kuda.Langkahnya semakin di percepat saat mendengar suara teriakan dan beradunya senjata“Apa yang terjadi? Apa mungkin pasukan Tayli sudah tahu rencana kami?” Batin Jendral Gurma sambil memerintahkan anak buahnya untuk bergegas.“Walau rencanaku sudah di ketahui, tetapi itu tidak jadi masalah karena mereka tidak akan menang melawan pasukan Panglima Arkun,” kembali Jendral Gurma berkata dalam hati.Sementara itu Wu Chen, Bu Ceng Kui serta kelompok Topeng merah bersiap menghadapi prajurit Yuan yang di pimpin oleh Jendral Gurma, mereka bersembunyi di antara 500 ekor kuda.Sesampainya di depan pagar yang menjadi tempat persembunyian kuda, Jendral Gurma menatap ke arah kuda-kuda yang berada di dalam kandang sementara tersebut.“Aneh! Ke mana Mogu bersama anak buahnya? Batin Jendral Gurma tidak melihat anak buahnya tersebut di tempat persembunyian kuda. “Coba periksa kuda-kuda d

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 142 Hadirnya Kelompok Topeng Merah

    “Aneh! Kenapa di dalam hutan bisa ada bau tembakau,” batin Mogu.Merasa ada hal yang tidak wajar, Mogu memberi isyarat kepada anak buahnya untuk menyebar.Prajurit Yuan yang bersama Mogu ketika melihat isyarat sang pemimpin, mereka langsung menyebar dan berusaha mencari asal bau tembakau yang mereka cium.Ketika para prajurit mulai mencari, tiba-tiba Mogu mendengar suara ringkik kuda.Raut wajah Mogu berubah ketika teringat dengan 500 ekor kuda yang baru saja mereka sembunyikan.Tanpa banyak bicara Mogu langsung mencabut golok dari punggung dan melesat ke tempat dimana mereka menyembunyikan kuda.Benar saja perkiraan Mogu, di tempat mereka menyembunyikan kuda, Mogu melihat seorang kakek tengah memegang tali kekang seekor kuda di kelilingi oleh anak buahnya.“Kurang ajar! Berani sekali kau mencuri kuda, kau tahu kuda milik siapa yang kau curi? Tanya Mogu sambil acungkan golok ke arah si kakek.“Kalian yang hendak mencuri, kuda-kuda ini adalah milikku karena aku yang menemukan kuda-kud

DMCA.com Protection Status