Beranda / Pendekar / Elmaut Berwajah Merah / Bab : 88 Bicara Enam Mata

Share

Bab : 88 Bicara Enam Mata

Penulis: Jack Mad
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-20 12:10:22
Raut wajah Thian Sin berubah mendengar perkataan Raja Ong Thian, untuk sementara Thian Sin tidak bisa berkata apa-apa.

Putri Lie Hwa tundukan kepala, hatinya sedih ketika tidak mendengar ada jawaban dari mulut Thian Sin.

Tadinya putri Lie Hwa berpikir Thian Sin akan menerima permintaan sang ayah tanpa ragu, tetapi apa yang di harapkan tidak sesuai dengan kenyataan.

“Aku tidak peduli walau aku termasuk 4 rasul langit dan kau adalah putra Ang Bin Moko, tetapi hal yang terjadi terhadap putriku tidak bisa di biarkan berlarut larut.

“Aku juga turut sedih ketika mendengar perkampungan merah hancur di tangan orang tak di kenal,” lanjut perkataan Ong Thian.

“Yang Mulia! Umur ku masih muda, begitu pula dengan putri Lie Hwa, menurutku pernikahan bukan hal yang harus di lakukan terburu buru, karena membutuhkan pemikiran yang matang antar kedua belah pihak agar tidak menyesal di kemudian hari,” balas Thian Sin.

Ong Thian anggukan kepala mendengar jawaban Thian Sin, kemudian menatap pemuda di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 89 Kabar mengejutkan

    Terlintas di benak Thian Sin raut wajah Kin Bwe, Qiao Qin serta Mi Xue.Sama sekali tidak terbayang di otak Thian Sin bahwa dia akan menikah dengan Lie Hwa.Lamunan Thian Sin buyar ketika mendengar perkataan Ong Thian.“Bagaimana kalau kalian menikah terlebih dahulu, nanti setelah terjadi kesepakatan dengan ibumu baru kita mengadakan pesta pernikahan.”Putri Lie Hwa langsung melirik ke arah Thian Sin setelah mendengar perkataan sang ayah, sedangkan kening di wajah Thian Sin berkerut mendengar perkataan Ong Thian.“Aku tidak mengerti dengan maksud Raja Ong? Tanya Thian Sin.“Kenapa kau memanggilku Raja Ong, aku ini calon mertuamu, panggil aku ayah,” Ong Thian berkata.Thian Sin hanya bisa anggukan kepala mendengar perkataan Ong Thian.“Maksudku begini! Kalian menikah dulu sebagai syarat agar tidak ada omongan di belakang tentang putriku,” belum sempat Ong Thian melanjutkan perkataannya langsung di potong oleh Thian Sin.“Menikah dulu tanpa ada orang tua, apa mungkin? Tanya Thian Sin.H

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-21
  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 90 Berbagi Tugas Sesuai dengan Kemampuan

    “Apa maksud perkataan Pangcu? Tanya Wu Chen.“Yang aku maksud adalah, kita memburu mereka dan membunuh sedikit demi sedikit sambil menghindar dari serangan musuh, intinya kita menyerang secara sembunyi sembunyi,” jawab Thian Sin.“Seperti seorang pengecut? Timpal Song Bung Kwi sambil tersenyum mengejek mendengar perkataan Thian Sin.“Apa maksud perkataanmu? Tanya Wu Chen sambil menatap Song Bun Kwi.“Aku tidak bermaksud apa-apa, kau dengar tidak penjelasan ketua mudamu? Song Bun Kwi balik bertanya.“Aku tahu, tetapi kau sudah menghina pemikiran Pangcu ku,” bentak Wu Chen sambil berdiri.“Lantas kau mau apa? Tanya Song Bun Kwi sambil ikut berdiri.“Kenapa kalian malah bertengkar? Tanya Thian Sin dengan nada dingin.Thian Sin menatap Song Bun Kwi, lalu bertanya.“Paman Song Bun Kwi! Kalau kau bertempur seorang diri menghadapi 5000 prajurit, berapa prajurit yang bisa kau bunuh sebelum tewas? “Mungkin seratus atau dua ratus tergantung dengan kelas prajurit yang aku lawan,” jawab Song Bun

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-21
  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 91 Menikah Dalam Situasi Sulit

    Sore menjelang malam, beberapa orang terlihat berkumpul di dalam ruangan dan tidak lama kemudian terdengar suara di dalam ruangan.“Menyembah langit dan bumi,” terdengar suara dari seorang Biksu yang menjadi pemimpin upacara.Wanita cantik berpakaian merah, serta lelaki berpakaian biru langsung bersujud setelah mendapat isyarat dari biksu yang memimpin upacara.Prosesi pernikahan sederhana tersebut berlangsung secara tertutup dan hanya di hadiri oleh beberapa pendekar dan kerabat istana Tayli.Sepasang pengantin tersebut tidak lain adalah Thian Sin dan putri Lie Hwa, di saksikan oleh Ong Thian, Wu Chen, Pek Ciang Busu, Song Bun Kwi serta Guan Yu.Ong Thian tetap kukuh dengan pendiriannya bahwa Thian Sin harus menikahi putrinya setelah kejadian di kamar sang putri, apalagi kini Tayli sedang menghadapi masalah, Ong Thian khawatir kalau tidak melakukan pernikahan secepatnya dan pemerintah Yuan keburu menyerang, semuanya akan terlambat.Thian Sin tidak bisa berkata kata begitu pula Wu Che

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-22
  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 92 Bulan Madu Ke Kota Cheng Du

    Raut wajah Thian Sin dan putri Lie Hwa tampak bercahaya setelah keluar dari kamar, senyum tidak pernah lepas dari bibir keduanya.Raut wajah putri Lie Hwa merah setiap berpapasan dengan dayang atau pengawal istana, karena bibir mereka selalu tersenyum dan lirikan mata mereka menyiratkan sesuatu yang membuat raut wajah sang putri merah.Thian Sin dan putri Lie Hwa langsung menuju ruangan dimana sang raja tengah berkumpul membahas masalah yang terjadi di negeri Tayli.Di saat Thian Sin masuk ke dalam ruangan bersama putri Lie Hwa, semua yang ada di dalam langsung tersenyum dan menatap ke arah keduanya, putri Lie Hwa semakin dalam tundukan kepala dan raut wajahnya berubah merah.“Maaf kami terlambat datang,” ucap Thian Sin.Ha Ha Ha“Anak Sin! Kenapa harus sungkan, walau kau tidak datang, kami juga tidak akan menyalahkanmu,” balas Raja Ong Thian sambil tertawa.“Maaf! Thian Sin tidak melihat paman Wu serta paman Song Bun Kwi, ada yang tahu kemana mereka? Tanya Thian Sin.“Semalam anak bu

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-22
  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 93 Kakek Berperawakan Aneh

    “Hati-Hati! Harimau ini ada yang menggerakan,” ucap Thian Sin berusaha memperingati Lie Hwa.“Bagaimana bisa Harimau ada yang menggerakan,” balas Lie Hwa.“Coba kau lihat di sekitar sini, apa ada hutan besar? Tanya Thian Sin.Lie Hwa baru sadar setelah mendengar perkataan Thian Sin.10 Harimau keluar dari desa dan langsung mengelilingi Thian Sin dan Lie Hwa, mulut-mulut Harimau penuh dengan darah.“Kurang ajar! Apa Harimau-Harimau itu memangsa penduduk desa? Batin Thian Sin melihat mulut Harimau penuh dengan darah.“Apa di Tayli ada pendekar yang bisa mengendalikan hewan? Tanya Thian Sin.“Setahu aku tidak ada,” jawab Lie Hwa.Salah satu Harimau lompat menerkam Thian Sin, Thian Sin dan putri Lie Hwa jongkok menghindari terkaman, dari bawah tangan Thian Sin langsung menghantam perut Harimau yang menerkam.Buk!Harimau terlempar tetapi tidak tewas dan Harimau tersebut bangkit kembali sambil goyangkan kepalanya.Suara suitan panjang terdengar, sepuluh Harimau menggeram mendengar suara su

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-23
  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 94 Jati Diri Kakek Misterius

    Thian Sin dan Lie Hwa hanya bisa diam melihat kakek bertubuh aneh tersebut, tidak lama kemudian kedua tangan si kakek bergerak cepat menepak perut, dada, punggung, pinggang serta terakhir di bagian leher Thian Sin, hal yang sama juga di lakukan terhadap putri Lie Hwa.Sesudah menepak nepak tubuh keduanya, kakek tersebut mencabut jarum emas di leher Thian Sin dan putri Lie Hwa.Dua jarum emas yang baru di ambil dari leher di masukan kedalam gulungan kulit.Putri Lie Hwa ketika merasa kedua tangan bisa bergerak, Putri Lie Hwa langsung menampar ke arah si kakek.Melihat Putri Lie Hwa menampar, Si kakek kebutkan lengan baju, suara jerit terdengar saat tubuh putri Lie Hwa terlempar.Bruk!Thian Sin lari mengejar sang istri.“Celaka! Tenaga dalamku lenyap, apa yang kakek itu lakukan kepadaku dan Cici Lie Hwa,” batin Thian Sin sambil berlari.“Kau tidak apa-apa? Tanya Thian Sin sambil membantu Lie Hwa berdiri.“Aku tidak apa-apa, hanya sedikit lecet,” jawab Lie Hwa, kemudian lanjut berkata.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-23
  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 95 Bantu aku Dan Kau Akan Ku Bantu

    Thian Sin menatap Yok Kwi yang terus mengusap pedang racun merah.Tenaga dalam Thian Sin serta Lie Hwa sudah kembali saat si kakek tahu jika Thian Sin adalah cucu murid dari sang istri.“Kami sebenarnya adalah kakak adik seperguruan dan Pedang ini adalah warisan guruku yang aku berikan sebagai mas kawin kepada Kui Bo.“Dahulu Kui Bo marah dan meninggalkan aku, karena aku selalu sibuk mencari obat yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit, terkadang sampai berbulan bulan aku tidak pulang.“Tadinya aku tidak peduli, tetapi akhirnya aku sadar kalau perbuatanku salah.“Kui Bo bilang manusia sudah mempunyai garis hidup yang di tetapkan, jika harus mati ya mati, tetapi jika harus hidup ya hidup,” “Di depan Kui Bo aku berhasil menyembuhkan orang yang menurutnya di takdirkan untuk mati, di depan Kui Bo juga aku pernah menghidupkan orang yang sudah mati, walau hanya sebentar.“Kui Bo bilang aku sudah gila, setiap bertemu kami bertengkar dan terakhir kata-kata yang dia ucapkan sebelum pergi

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-24
  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 96 Kota Sarang Penyelundup

    Yok Kwi dan Thian Sin akhirnya berpisah dan Thian Sin melanjutkan perjalanan menuju Cheng Du.Yok Kwi memberi satu catatan kecil kepada Thian Sin sebelum pergi, yaitu catatan tentang titik syarap di tubuh manusia, pesan Yok Kwi sebelum ia pergi.“Pelajari catatanku ini dan letak tempatnya, jadi kau tidak perlu lagi keluarkan banyak tenaga jika ingin membunuh lawan, cukup hantam tempat yang aku tulis, walau bagaimanapun tinggi ilmu serta tenaga dalam orang tersebut, jika titik kematiannya terkena hantaman, bisa di pastikan dia akan tewas.”Thian Sin menyimpan baik-baik catatan tersebut dan akan dia pelajari sambil melakukan perjalanan.Thian Sin bersama putri Lie Hwa sengaja memutar berangkat ke Cheng Du, karena ia tahu pasti banyak mata-mata musuh di perbatasan negara Tayli.Thian Sin dalam perjalanan nya bersama putri Lie Hwa banyak melihat para penduduk yang hidup dalam kekurangan, belum lagi gangguan para perampok yang merajalela akibat kurangnya para prajurit yang berdiam di perba

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-25

Bab terbaru

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 150 Cara Mengatasi Iblis Putih

    Thian Sin terus berusaha menggerakkan pedang pusaka racun merah yang membeku di udara, tetapi walau sudah mengerahkan sebagian tenaga dalamnya, pedang pusaka racun merah tetap tak bergerak.Sementara di sisi lain, Qin Qin bersama anggota topeng merah langsung pergi menjauh dari tempat pertempuran setelah melihat keganasan jurus Iblis Putih, begitu pula dengan prajurit Yuan, mereka tidak mau mati konyol terkena imbas dari jurus sang pemimpin.Setelah tahu pedang pusaka racun merah terkunci oleh bongkahan es, Thian Sin kibaskan tangan ke arah Iblis Putih, lalu melesat ke arah pedang pusaka racun merah.Sinar merah dari jurus Ban Tok Ciang melesat cepat menyerang Iblis putih.Bibir Iblis putih tersenyum penuh ejekan melihat jurus lawan menyerang dirinya, sambil lalu sang Iblis kerahkan tangan untuk menahan pukulan sambil lompat, berusaha menghalangi niat Thian Sin.Iblis Putih tahu jika Thian Sin ingin menghancurkan bongkahan es yang membekukan pedang agar bisa ia gunakan, karena jurus s

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 149Jurus Pamungkas Iblis Es

    “Sungguh hebat nama jurus mu, apa jurus itu mampu membunuhku? Tanya Thian Sin dengan nada penuh ejekan.“Jangan sombong anak muda, aku tahu racun Raja ular merah tidak tahan terhadap hawa dingin, itu sebanya waktu itu kau hampir mampus di tangan Ong Thian,” Iblis putih membalas perkataan Thian Sin, kemudian tertawa.Ha Ha Ha“Memang ku akui kalau pukulan beracun serta racun di dalam tubuhku mempunyai kelemahan terhadap tenaga dalam berhawa dingin, itu sebabnya aku mempelajari jurus selain pukulan beracun untuk menghadapi orang-orang sepertimu,” Thian Sin menanggapi perkataan Iblis putih, kemudian lanjut berkata.“Kau mau coba?”Raut wajah Iblis putih tampak kelam mendengar perkataan Thian Sin, tetapi dalam hati sang Iblis ragu, apa benar perkataan pemuda yang sudah membunuh saudaranya tersebut.“Kalian mundur dan beritahu Panglima Arkun agar bergegas karena musuh sudah berada tidak jauh,” Iblis Putih beri perintah kepada prajurit Yuan yang ikut bersamanya.Seorang perwira anggukan kep

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 148 Bertemu Musuh Di Hutan Liu

    Setelah Ban Tok Kui Bo bersama Tabib Yok pergi, Thian Sin langsung mengambil alih pimpinan anggota topeng merah yang menunggu pasukan Panglima Arkun di pintu masuk hutan Liu.Tidak ada satu pun dari anggota topeng merah yang menolak kepemimpinan Thian Sin, karena mereka tahu kapasitas dari anak Pek I Siancu.Maling sakti di perintahkan oleh Thian Sin pergi ke telaga Liu dan memberitahu kalau mereka akan menyerang Pasukan Panglima Arkun, Thian Sin juga menyampaikan pesan agar semua pasukan berkumpul untuk menghabisi pasukan Yuan dan membebaskan Tayli dari ancaman.Maling sakti bersama Mi Xue tanpa banyak bicara langsung bergerak menuju telaga dimana sang ketua berada untuk menyampaikan pesan Thian Sin.Setelah Maling sakti serta cucunya pergi, Qin Qin tidak mau jauh dari Thian Sin sehingga membuat Jendral Zhou Chu bertanya tanya siapa sebenarnya Qin Qin dan ada hubungan apa antara gadis itu dengan suami dari putri Lie Hwa, untuk bertanya Jendral Zhou Chu tidak berani, akhirnya sang Jen

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 147 Jangan Malu Untuk Katakan Cinta

    Thian Sin hentikan larinya ketika melihat dan mendengar suara yang ia kenal.“Nek! Mana ibuku? Tanya Thian Sin ketika sudah berhadapan dengan Ban Tok Kui Bo.“Ibumu sedang berada di telaga Liu bersama kedua orang istri mu,” jawab Ban Tok Kui Bo.Thian Sin tersenyum mendengar perkataan sang nenek.“Apa kau tahu dimana Yok Kwi gege? Tanya Ban Tok Kui Bo.Thian Sin menjawab dengan gelengkan kepala.“Sesudah menewaskan Sepasang Badai Utara aku langsung pergi mengambil jalan lain agar tidak di ketahui oleh pasukan Panglima Arkun, jadi aku tidak tahu dimana kakek Yok, karena beliau berangkat lebih dulu bersama pasukan Tayli,” jawab Thian Sin.“Aku tahu itu dari cerita salah seorang istrimu, tetapi menurut mertua mu, Yok Kwi gege pergi bersama Jendral Zhou Chu mengawasi pergerakan pasukan Panglima Arkun,” balas Ban Tok Kui Bo.“Rupanya begitu,” ucap Thian Sin mendengar perkataan Ban Tok Kui Bo, kemudian lanjut berkata.“Apa di telaga Liu, Ibu bersama anggota Topeng merah?“Tidak, hanya aku

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 146 Bersatu Melawan Pasukan Yuan

    “Tidak peduli kau Dewi berbaju putih, hitam atau merah, kau harus mati karena telah membunuh prajurit Tayli,” Lie Hwa berkata dengan raut wajah penuh nafsu membunuh.“Kurang ajar! Anak masih ingusan berani memaki, kau ingin mati dengan cara apa? Tanya Ban Tok Kui Bo dengan nada gusar sambil melotot ke arah Lie Hwa.“Nenek peot! Aku lihat wajah serta penampilan mu seram, tetapi apa ilmu yang kau miliki sama menyeramkan? Balas Lie Hwa sambil tersenyum mengejek.Raut wajah Ban Tok Kui Bo berubah kelam mendengar ejekan Lie Hwa, tongkat kepala setan di tangan kanan terangkat naik dan siap menyerang.Kim Hwa yang diam karena berusaha mengingat tokoh bergelar Pek I Siancu, ketika teringat kembali kalau anak buahnya sering berkata bahwa ketua kelompok topeng merah adalah wanita yang selalu memakai pakaian putih, langsung bergerak maju dan berkata.“Anak Lie, jaga bahasamu!“Maaf kan kami yang tidak tahu tingginya gunung dan dalamnya lautan,” ucap Kim Hwa sambil memberi hormat, kemudian lanjut

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 145 Keraguan Di Hati Para Petinggi Tayli

    Lie Hwa, Yok Kwi, Kim Mi serta sang ibu langsung bergegas ketika mendengar laporan dari perwira yang berjaga di atas bukit.Mereka tidak sabar menunggu kedatangan kelompok topeng merah, apalagi Lie Hwa serta Kim Mi, karena mereka tahu kalau ketua kelompok topeng merah adalah ibu dari sang suami.“Apa kau yakin itu kelompok topeng merah? Tanya Kim Hwa dengan raut wajah cemas, karena orang yang mereka tunggu dan harapkan masih juga belum datang.“Hamba hanya di beritahu mereka memakai topeng merah, jadi hamba menyimpulkan bahwa mereka adalah kelompok merah,” balas si Perwira.Ketika sedang bercakap cakap, datang seorang prajurit yang di kirim untuk melihat pertempuran.“Bagaimana? Siapa yang bertempur, apa mereka dari kelompok topeng merah? Tanya si Perwira kepada anak buahnya.“Tanya satu-satu biar dia tidak bingung,” Yok Kwi berkata mendengar rentetan pertanyaan dari perwira tersebut.“Cepat ceritakan apa yang kau lihat! Seru Putri Lie Hwa yang sudah tidak sabar.“Mereka memang sepert

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 144 Hancurnya Pasukan Penyergap

    Bab : 144 Hancurnya Pasukan PenyergapJendral Gurma sudah tidak ada pilihan, sebagian besar anak buahnya menjadi bulan bulanan kelompok topeng merah serta kumpulan kuda yang mengamuk, melarikan diri juga tidak mungkin, karena ruang geraknya semakin di persempit oleh Bu Ceng Kui yang terus menyerang tanpa memberi kesempatan kepada Jendral Gurma untuk berpikir lebih jauh.Wu Chen serta Dewa Tongkat Merah terus memburu satu persatu prajurit Yuan.Tombak Jendral Gurma terus menyerang ke arah Bu Ceng Kui, jurus tombak pencakar langit kian gencar menyerang.Plak....plak!Tangan kanan Bu Ceng Kui menahan tombak, setelah menahan tombak, jari tangan kanan Bu Ceng Kui bergerak menuju batang dan langsung mencengkeram tombak lawan.Jendral Gurma melihat Bu Ceng Kui mencengkeram tombak, tangannya langsung menarik tombak sekuat tenaga, berusaha melukai jari lawannya.Bu Ceng Kui tahu maksud dari Gurma dan mengerahkan tenaga dalamnya menahan tombak agar tidak tertarik.Asap mengepul keluar dari ba

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 143 Datangnya Satu Harapan

    Jendral Gurma ketika mendengar suara Bu Ceng Kui langsung bergegas menyusul anak buahnya ke tempat penyimpanan kuda.Langkahnya semakin di percepat saat mendengar suara teriakan dan beradunya senjata“Apa yang terjadi? Apa mungkin pasukan Tayli sudah tahu rencana kami?” Batin Jendral Gurma sambil memerintahkan anak buahnya untuk bergegas.“Walau rencanaku sudah di ketahui, tetapi itu tidak jadi masalah karena mereka tidak akan menang melawan pasukan Panglima Arkun,” kembali Jendral Gurma berkata dalam hati.Sementara itu Wu Chen, Bu Ceng Kui serta kelompok Topeng merah bersiap menghadapi prajurit Yuan yang di pimpin oleh Jendral Gurma, mereka bersembunyi di antara 500 ekor kuda.Sesampainya di depan pagar yang menjadi tempat persembunyian kuda, Jendral Gurma menatap ke arah kuda-kuda yang berada di dalam kandang sementara tersebut.“Aneh! Ke mana Mogu bersama anak buahnya? Batin Jendral Gurma tidak melihat anak buahnya tersebut di tempat persembunyian kuda. “Coba periksa kuda-kuda d

  • Elmaut Berwajah Merah   Bab : 142 Hadirnya Kelompok Topeng Merah

    “Aneh! Kenapa di dalam hutan bisa ada bau tembakau,” batin Mogu.Merasa ada hal yang tidak wajar, Mogu memberi isyarat kepada anak buahnya untuk menyebar.Prajurit Yuan yang bersama Mogu ketika melihat isyarat sang pemimpin, mereka langsung menyebar dan berusaha mencari asal bau tembakau yang mereka cium.Ketika para prajurit mulai mencari, tiba-tiba Mogu mendengar suara ringkik kuda.Raut wajah Mogu berubah ketika teringat dengan 500 ekor kuda yang baru saja mereka sembunyikan.Tanpa banyak bicara Mogu langsung mencabut golok dari punggung dan melesat ke tempat dimana mereka menyembunyikan kuda.Benar saja perkiraan Mogu, di tempat mereka menyembunyikan kuda, Mogu melihat seorang kakek tengah memegang tali kekang seekor kuda di kelilingi oleh anak buahnya.“Kurang ajar! Berani sekali kau mencuri kuda, kau tahu kuda milik siapa yang kau curi? Tanya Mogu sambil acungkan golok ke arah si kakek.“Kalian yang hendak mencuri, kuda-kuda ini adalah milikku karena aku yang menemukan kuda-kud

DMCA.com Protection Status