Terlintas di benak Thian Sin raut wajah Kin Bwe, Qiao Qin serta Mi Xue.Sama sekali tidak terbayang di otak Thian Sin bahwa dia akan menikah dengan Lie Hwa.Lamunan Thian Sin buyar ketika mendengar perkataan Ong Thian.“Bagaimana kalau kalian menikah terlebih dahulu, nanti setelah terjadi kesepakatan dengan ibumu baru kita mengadakan pesta pernikahan.”Putri Lie Hwa langsung melirik ke arah Thian Sin setelah mendengar perkataan sang ayah, sedangkan kening di wajah Thian Sin berkerut mendengar perkataan Ong Thian.“Aku tidak mengerti dengan maksud Raja Ong? Tanya Thian Sin.“Kenapa kau memanggilku Raja Ong, aku ini calon mertuamu, panggil aku ayah,” Ong Thian berkata.Thian Sin hanya bisa anggukan kepala mendengar perkataan Ong Thian.“Maksudku begini! Kalian menikah dulu sebagai syarat agar tidak ada omongan di belakang tentang putriku,” belum sempat Ong Thian melanjutkan perkataannya langsung di potong oleh Thian Sin.“Menikah dulu tanpa ada orang tua, apa mungkin? Tanya Thian Sin.H
“Apa maksud perkataan Pangcu? Tanya Wu Chen.“Yang aku maksud adalah, kita memburu mereka dan membunuh sedikit demi sedikit sambil menghindar dari serangan musuh, intinya kita menyerang secara sembunyi sembunyi,” jawab Thian Sin.“Seperti seorang pengecut? Timpal Song Bung Kwi sambil tersenyum mengejek mendengar perkataan Thian Sin.“Apa maksud perkataanmu? Tanya Wu Chen sambil menatap Song Bun Kwi.“Aku tidak bermaksud apa-apa, kau dengar tidak penjelasan ketua mudamu? Song Bun Kwi balik bertanya.“Aku tahu, tetapi kau sudah menghina pemikiran Pangcu ku,” bentak Wu Chen sambil berdiri.“Lantas kau mau apa? Tanya Song Bun Kwi sambil ikut berdiri.“Kenapa kalian malah bertengkar? Tanya Thian Sin dengan nada dingin.Thian Sin menatap Song Bun Kwi, lalu bertanya.“Paman Song Bun Kwi! Kalau kau bertempur seorang diri menghadapi 5000 prajurit, berapa prajurit yang bisa kau bunuh sebelum tewas? “Mungkin seratus atau dua ratus tergantung dengan kelas prajurit yang aku lawan,” jawab Song Bun
Sore menjelang malam, beberapa orang terlihat berkumpul di dalam ruangan dan tidak lama kemudian terdengar suara di dalam ruangan.“Menyembah langit dan bumi,” terdengar suara dari seorang Biksu yang menjadi pemimpin upacara.Wanita cantik berpakaian merah, serta lelaki berpakaian biru langsung bersujud setelah mendapat isyarat dari biksu yang memimpin upacara.Prosesi pernikahan sederhana tersebut berlangsung secara tertutup dan hanya di hadiri oleh beberapa pendekar dan kerabat istana Tayli.Sepasang pengantin tersebut tidak lain adalah Thian Sin dan putri Lie Hwa, di saksikan oleh Ong Thian, Wu Chen, Pek Ciang Busu, Song Bun Kwi serta Guan Yu.Ong Thian tetap kukuh dengan pendiriannya bahwa Thian Sin harus menikahi putrinya setelah kejadian di kamar sang putri, apalagi kini Tayli sedang menghadapi masalah, Ong Thian khawatir kalau tidak melakukan pernikahan secepatnya dan pemerintah Yuan keburu menyerang, semuanya akan terlambat.Thian Sin tidak bisa berkata kata begitu pula Wu Che
Raut wajah Thian Sin dan putri Lie Hwa tampak bercahaya setelah keluar dari kamar, senyum tidak pernah lepas dari bibir keduanya.Raut wajah putri Lie Hwa merah setiap berpapasan dengan dayang atau pengawal istana, karena bibir mereka selalu tersenyum dan lirikan mata mereka menyiratkan sesuatu yang membuat raut wajah sang putri merah.Thian Sin dan putri Lie Hwa langsung menuju ruangan dimana sang raja tengah berkumpul membahas masalah yang terjadi di negeri Tayli.Di saat Thian Sin masuk ke dalam ruangan bersama putri Lie Hwa, semua yang ada di dalam langsung tersenyum dan menatap ke arah keduanya, putri Lie Hwa semakin dalam tundukan kepala dan raut wajahnya berubah merah.“Maaf kami terlambat datang,” ucap Thian Sin.Ha Ha Ha“Anak Sin! Kenapa harus sungkan, walau kau tidak datang, kami juga tidak akan menyalahkanmu,” balas Raja Ong Thian sambil tertawa.“Maaf! Thian Sin tidak melihat paman Wu serta paman Song Bun Kwi, ada yang tahu kemana mereka? Tanya Thian Sin.“Semalam anak bu
“Hati-Hati! Harimau ini ada yang menggerakan,” ucap Thian Sin berusaha memperingati Lie Hwa.“Bagaimana bisa Harimau ada yang menggerakan,” balas Lie Hwa.“Coba kau lihat di sekitar sini, apa ada hutan besar? Tanya Thian Sin.Lie Hwa baru sadar setelah mendengar perkataan Thian Sin.10 Harimau keluar dari desa dan langsung mengelilingi Thian Sin dan Lie Hwa, mulut-mulut Harimau penuh dengan darah.“Kurang ajar! Apa Harimau-Harimau itu memangsa penduduk desa? Batin Thian Sin melihat mulut Harimau penuh dengan darah.“Apa di Tayli ada pendekar yang bisa mengendalikan hewan? Tanya Thian Sin.“Setahu aku tidak ada,” jawab Lie Hwa.Salah satu Harimau lompat menerkam Thian Sin, Thian Sin dan putri Lie Hwa jongkok menghindari terkaman, dari bawah tangan Thian Sin langsung menghantam perut Harimau yang menerkam.Buk!Harimau terlempar tetapi tidak tewas dan Harimau tersebut bangkit kembali sambil goyangkan kepalanya.Suara suitan panjang terdengar, sepuluh Harimau menggeram mendengar suara su
Thian Sin dan Lie Hwa hanya bisa diam melihat kakek bertubuh aneh tersebut, tidak lama kemudian kedua tangan si kakek bergerak cepat menepak perut, dada, punggung, pinggang serta terakhir di bagian leher Thian Sin, hal yang sama juga di lakukan terhadap putri Lie Hwa.Sesudah menepak nepak tubuh keduanya, kakek tersebut mencabut jarum emas di leher Thian Sin dan putri Lie Hwa.Dua jarum emas yang baru di ambil dari leher di masukan kedalam gulungan kulit.Putri Lie Hwa ketika merasa kedua tangan bisa bergerak, Putri Lie Hwa langsung menampar ke arah si kakek.Melihat Putri Lie Hwa menampar, Si kakek kebutkan lengan baju, suara jerit terdengar saat tubuh putri Lie Hwa terlempar.Bruk!Thian Sin lari mengejar sang istri.“Celaka! Tenaga dalamku lenyap, apa yang kakek itu lakukan kepadaku dan Cici Lie Hwa,” batin Thian Sin sambil berlari.“Kau tidak apa-apa? Tanya Thian Sin sambil membantu Lie Hwa berdiri.“Aku tidak apa-apa, hanya sedikit lecet,” jawab Lie Hwa, kemudian lanjut berkata.
Thian Sin menatap Yok Kwi yang terus mengusap pedang racun merah.Tenaga dalam Thian Sin serta Lie Hwa sudah kembali saat si kakek tahu jika Thian Sin adalah cucu murid dari sang istri.“Kami sebenarnya adalah kakak adik seperguruan dan Pedang ini adalah warisan guruku yang aku berikan sebagai mas kawin kepada Kui Bo.“Dahulu Kui Bo marah dan meninggalkan aku, karena aku selalu sibuk mencari obat yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit, terkadang sampai berbulan bulan aku tidak pulang.“Tadinya aku tidak peduli, tetapi akhirnya aku sadar kalau perbuatanku salah.“Kui Bo bilang manusia sudah mempunyai garis hidup yang di tetapkan, jika harus mati ya mati, tetapi jika harus hidup ya hidup,” “Di depan Kui Bo aku berhasil menyembuhkan orang yang menurutnya di takdirkan untuk mati, di depan Kui Bo juga aku pernah menghidupkan orang yang sudah mati, walau hanya sebentar.“Kui Bo bilang aku sudah gila, setiap bertemu kami bertengkar dan terakhir kata-kata yang dia ucapkan sebelum pergi
Yok Kwi dan Thian Sin akhirnya berpisah dan Thian Sin melanjutkan perjalanan menuju Cheng Du.Yok Kwi memberi satu catatan kecil kepada Thian Sin sebelum pergi, yaitu catatan tentang titik syarap di tubuh manusia, pesan Yok Kwi sebelum ia pergi.“Pelajari catatanku ini dan letak tempatnya, jadi kau tidak perlu lagi keluarkan banyak tenaga jika ingin membunuh lawan, cukup hantam tempat yang aku tulis, walau bagaimanapun tinggi ilmu serta tenaga dalam orang tersebut, jika titik kematiannya terkena hantaman, bisa di pastikan dia akan tewas.”Thian Sin menyimpan baik-baik catatan tersebut dan akan dia pelajari sambil melakukan perjalanan.Thian Sin bersama putri Lie Hwa sengaja memutar berangkat ke Cheng Du, karena ia tahu pasti banyak mata-mata musuh di perbatasan negara Tayli.Thian Sin dalam perjalanan nya bersama putri Lie Hwa banyak melihat para penduduk yang hidup dalam kekurangan, belum lagi gangguan para perampok yang merajalela akibat kurangnya para prajurit yang berdiam di perba