“Berikan penawarnya,” putri Lie Hwa berkata.“Akan ku berikan jika tuan putri melepaskan aku,” balas Huang Chi.“Keparat! Dasar manusia licik,” teriak putri Lie Hwa.Bagaimana tuan putri? Tanya Huang Chi.Sorak sorai prajurit yang setia terdengar, membuat Huang Chi semakin gelisah.“Berikan obat penawarnya dahulu,” Jawab putri Lie Hwa sambil sodorkan tangan.“Tuan putri pikir aku bodoh, obat penawarnya ada di satu tempat, tuan putri dan aku pergi ke sana, aku beri petunjuk di jalan, Silahkan tuan putri ambil sendiri,”Huang Chi berkata.Putri Lie Hwa diam mendengar tawaran Huang Chi.Thian Sin mendengar mereka terus beradu omong, jalan sambil menenteng pedang racun merah, ketika lewat di depan Huang Chi.Thian Sin angkat pedang melewati leher Huang Chi, pedang masuk ke dalam punggung dimana terdapat sarung pedang.“Paman Taoti! Bawa Raja Ong ke dalam,” ucap Thian Sin.“Tapi penawarnya?” Tanya putri Lie Hwa sambil menatap Huang Chi.Raut wajah Huang Chi pucat pasi, perlahan dari leher
Raut wajah Thian Sin berubah mendengar perkataan Raja Ong Thian, untuk sementara Thian Sin tidak bisa berkata apa-apa. Putri Lie Hwa tundukan kepala, hatinya sedih ketika tidak mendengar ada jawaban dari mulut Thian Sin. Tadinya putri Lie Hwa berpikir Thian Sin akan menerima permintaan sang ayah tanpa ragu, tetapi apa yang di harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. “Aku tidak peduli walau aku termasuk 4 rasul langit dan kau adalah putra Ang Bin Moko, tetapi hal yang terjadi terhadap putriku tidak bisa di biarkan berlarut larut. “Aku juga turut sedih ketika mendengar perkampungan merah hancur di tangan orang tak di kenal,” lanjut perkataan Ong Thian. “Yang Mulia! Umur ku masih muda, begitu pula dengan putri Lie Hwa, menurutku pernikahan bukan hal yang harus di lakukan terburu buru, karena membutuhkan pemikiran yang matang antar kedua belah pihak agar tidak menyesal di kemudian hari,” balas Thian Sin. Ong Thian anggukan kepala mendengar jawaban Thian Sin, kemudian menatap pemuda di
Terlintas di benak Thian Sin raut wajah Kin Bwe, Qiao Qin serta Mi Xue.Sama sekali tidak terbayang di otak Thian Sin bahwa dia akan menikah dengan Lie Hwa.Lamunan Thian Sin buyar ketika mendengar perkataan Ong Thian.“Bagaimana kalau kalian menikah terlebih dahulu, nanti setelah terjadi kesepakatan dengan ibumu baru kita mengadakan pesta pernikahan.”Putri Lie Hwa langsung melirik ke arah Thian Sin setelah mendengar perkataan sang ayah, sedangkan kening di wajah Thian Sin berkerut mendengar perkataan Ong Thian.“Aku tidak mengerti dengan maksud Raja Ong? Tanya Thian Sin.“Kenapa kau memanggilku Raja Ong, aku ini calon mertuamu, panggil aku ayah,” Ong Thian berkata.Thian Sin hanya bisa anggukan kepala mendengar perkataan Ong Thian.“Maksudku begini! Kalian menikah dulu sebagai syarat agar tidak ada omongan di belakang tentang putriku,” belum sempat Ong Thian melanjutkan perkataannya langsung di potong oleh Thian Sin.“Menikah dulu tanpa ada orang tua, apa mungkin? Tanya Thian Sin.H
“Apa maksud perkataan Pangcu? Tanya Wu Chen.“Yang aku maksud adalah, kita memburu mereka dan membunuh sedikit demi sedikit sambil menghindar dari serangan musuh, intinya kita menyerang secara sembunyi sembunyi,” jawab Thian Sin.“Seperti seorang pengecut? Timpal Song Bung Kwi sambil tersenyum mengejek mendengar perkataan Thian Sin.“Apa maksud perkataanmu? Tanya Wu Chen sambil menatap Song Bun Kwi.“Aku tidak bermaksud apa-apa, kau dengar tidak penjelasan ketua mudamu? Song Bun Kwi balik bertanya.“Aku tahu, tetapi kau sudah menghina pemikiran Pangcu ku,” bentak Wu Chen sambil berdiri.“Lantas kau mau apa? Tanya Song Bun Kwi sambil ikut berdiri.“Kenapa kalian malah bertengkar? Tanya Thian Sin dengan nada dingin.Thian Sin menatap Song Bun Kwi, lalu bertanya.“Paman Song Bun Kwi! Kalau kau bertempur seorang diri menghadapi 5000 prajurit, berapa prajurit yang bisa kau bunuh sebelum tewas? “Mungkin seratus atau dua ratus tergantung dengan kelas prajurit yang aku lawan,” jawab Song Bun
Sore menjelang malam, beberapa orang terlihat berkumpul di dalam ruangan dan tidak lama kemudian terdengar suara di dalam ruangan.“Menyembah langit dan bumi,” terdengar suara dari seorang Biksu yang menjadi pemimpin upacara.Wanita cantik berpakaian merah, serta lelaki berpakaian biru langsung bersujud setelah mendapat isyarat dari biksu yang memimpin upacara.Prosesi pernikahan sederhana tersebut berlangsung secara tertutup dan hanya di hadiri oleh beberapa pendekar dan kerabat istana Tayli.Sepasang pengantin tersebut tidak lain adalah Thian Sin dan putri Lie Hwa, di saksikan oleh Ong Thian, Wu Chen, Pek Ciang Busu, Song Bun Kwi serta Guan Yu.Ong Thian tetap kukuh dengan pendiriannya bahwa Thian Sin harus menikahi putrinya setelah kejadian di kamar sang putri, apalagi kini Tayli sedang menghadapi masalah, Ong Thian khawatir kalau tidak melakukan pernikahan secepatnya dan pemerintah Yuan keburu menyerang, semuanya akan terlambat.Thian Sin tidak bisa berkata kata begitu pula Wu Che
Raut wajah Thian Sin dan putri Lie Hwa tampak bercahaya setelah keluar dari kamar, senyum tidak pernah lepas dari bibir keduanya.Raut wajah putri Lie Hwa merah setiap berpapasan dengan dayang atau pengawal istana, karena bibir mereka selalu tersenyum dan lirikan mata mereka menyiratkan sesuatu yang membuat raut wajah sang putri merah.Thian Sin dan putri Lie Hwa langsung menuju ruangan dimana sang raja tengah berkumpul membahas masalah yang terjadi di negeri Tayli.Di saat Thian Sin masuk ke dalam ruangan bersama putri Lie Hwa, semua yang ada di dalam langsung tersenyum dan menatap ke arah keduanya, putri Lie Hwa semakin dalam tundukan kepala dan raut wajahnya berubah merah.“Maaf kami terlambat datang,” ucap Thian Sin.Ha Ha Ha“Anak Sin! Kenapa harus sungkan, walau kau tidak datang, kami juga tidak akan menyalahkanmu,” balas Raja Ong Thian sambil tertawa.“Maaf! Thian Sin tidak melihat paman Wu serta paman Song Bun Kwi, ada yang tahu kemana mereka? Tanya Thian Sin.“Semalam anak bu
“Hati-Hati! Harimau ini ada yang menggerakan,” ucap Thian Sin berusaha memperingati Lie Hwa.“Bagaimana bisa Harimau ada yang menggerakan,” balas Lie Hwa.“Coba kau lihat di sekitar sini, apa ada hutan besar? Tanya Thian Sin.Lie Hwa baru sadar setelah mendengar perkataan Thian Sin.10 Harimau keluar dari desa dan langsung mengelilingi Thian Sin dan Lie Hwa, mulut-mulut Harimau penuh dengan darah.“Kurang ajar! Apa Harimau-Harimau itu memangsa penduduk desa? Batin Thian Sin melihat mulut Harimau penuh dengan darah.“Apa di Tayli ada pendekar yang bisa mengendalikan hewan? Tanya Thian Sin.“Setahu aku tidak ada,” jawab Lie Hwa.Salah satu Harimau lompat menerkam Thian Sin, Thian Sin dan putri Lie Hwa jongkok menghindari terkaman, dari bawah tangan Thian Sin langsung menghantam perut Harimau yang menerkam.Buk!Harimau terlempar tetapi tidak tewas dan Harimau tersebut bangkit kembali sambil goyangkan kepalanya.Suara suitan panjang terdengar, sepuluh Harimau menggeram mendengar suara su
Thian Sin dan Lie Hwa hanya bisa diam melihat kakek bertubuh aneh tersebut, tidak lama kemudian kedua tangan si kakek bergerak cepat menepak perut, dada, punggung, pinggang serta terakhir di bagian leher Thian Sin, hal yang sama juga di lakukan terhadap putri Lie Hwa.Sesudah menepak nepak tubuh keduanya, kakek tersebut mencabut jarum emas di leher Thian Sin dan putri Lie Hwa.Dua jarum emas yang baru di ambil dari leher di masukan kedalam gulungan kulit.Putri Lie Hwa ketika merasa kedua tangan bisa bergerak, Putri Lie Hwa langsung menampar ke arah si kakek.Melihat Putri Lie Hwa menampar, Si kakek kebutkan lengan baju, suara jerit terdengar saat tubuh putri Lie Hwa terlempar.Bruk!Thian Sin lari mengejar sang istri.“Celaka! Tenaga dalamku lenyap, apa yang kakek itu lakukan kepadaku dan Cici Lie Hwa,” batin Thian Sin sambil berlari.“Kau tidak apa-apa? Tanya Thian Sin sambil membantu Lie Hwa berdiri.“Aku tidak apa-apa, hanya sedikit lecet,” jawab Lie Hwa, kemudian lanjut berkata.