Sesudah mendapat instruksi dari sang ketua, semua anggota langsung bergerak.Bu Ceng Kui bersama Thian Sin melesat ke luar menghadapi jendral Kurqi yang mengepung penginapan bersama ratusan prajuritnya.Sedangkan Dewa Tongkat merah membawa pembesar Qiao keluar dari pintu belakang penginapan.So So bersama anggota yang lain langsung bergerak menuju kapal yang sudah di siapkan oleh pembesar Qiao.Ketika mereka bergerak, Kui Bo lemparkan benda hitam panjang ke arah Thian Sin sambil berkata.“Anggap saja kau sedang berlatih, habisi mereka semua dengan senjata baru mu.”Thian Sin menangkap benda hitam yang tidak lain Pedang pusaka Racun merah yang sudah di beri wadah kayu besi hitam oleh Kui Bo.Jendral Kurqi bersama 100 prajurit melihat dua orang melesat ke arah mereka, langsung menyerang.Puluhan panah melesat ke arah Bu Ceng Kui dan Thian Sin.Shing….Shing….Shing!Thian Sin langsung cabut pedang pusaka racun merah menuruti perintah Kui Bo.Sring!Sinar merah melesat menghantam puluhan a
Apa yang di katakan oleh pembesar Qiao Ming memang benar, kapal yang di siapkan untuk perkumpulan Topeng merah sudah berisi berbagai kebutuhan yang di perlukan.Makanan, minuman serta anak buah kapal semuanya sudah tersedia, kapal hanya tinggal berangkat.Qiao Qin memeluk sang ayah, air matanya berderai membasahi pipi.“Qin Qin! Baik-baiklah bersama Thian Sin, maaf kan ayah, karena untuk saat ini ayah belum bisa berkumpul bersama mu, tetapi kau harus memberi kabar kepada ayah, agar ayah tidak khawatir kepadamu,” Qiao Ming berkata sambil mengusap kepala sang putri.“Qin Qin akan berusaha memberi kabar kepada ayah,” balas Qin Qin.“Thian Sin! Kau harus menjaga putriku, jangan sia siakan perjuangan serta kesetiaan putriku kepadamu, kalau sampai terjadi apa-apa kepada putri ku, aku dengan segala upaya akan meminta pertanggung jawabanmu, kau mengerti?“Aku akan menjaga Qin Qin,” ucap Thian Sin.“Kau tidak usah khawatir, putrimu berada di antara pendekar hebat, tidak akan terjadi apa-apa te
Thian Sin dan So So pergi ke belakang kapal, samar-samar mereka melihat dua titik bergerak cepat.Semakin lama kedua titik mendekat dan akhirnya terlihat bahwa kedua titik itu adalah kapal pemerintah Yuan.Sui Kwi melihat kapal sudah semakin dekat, sambil tangannya menggenggam kampak. Sui Kwi langsung terjun ke laut.Syuut….Byur!“Apa tidak ada lagi yang lain? Tanya Thian Sin melihat Sui Kwi terjun ke laut seorang diri.“Tidak ada,” jawab So So.“Kita alihkan saja perhatian mereka, agar mereka tidak menyadari jika Sui Kwi berada di dalam air,” lanjut perkataan So SoThian Sin anggukan kepala dan sesekali menatap ke laut, tetapi ia tidak melihat tanda-tanda kemunculan Sui Kwi.Sui Kwi yang berenang sambil membawa kampak, langsung menuju kapal milik pemerintah Yuan yang di tugaskan menenggelamkan kapal yang di pakai perkumpulan Topeng Merah.Sesudah berada di bawah kapal, Sui Kwi langsung hantam kan kampaknya ke kapal.Crak….Crak….Crak!Sui Kwi sengaja tidak langsung membocorkan kapal d
Melihat ada seorang melesat ke arah kapal, puluhan prajurit Yuan atas perintah kapten kapal langsung menembakkan anak panah mereka ke arah Thian Sin.Shing….Shing….Shing!Thian Sin kembali kibaskan pedang racun merah ke arah puluhan anak panah.Sebagian anak panah rontok dan jatuh ke laut, sebagian lagi berbalik dan menyerang si pemilik.Crep….Crep!Thian Sin setelah sampai di atas kapal, kedua kakinya di tekuk menghindari sabetan pedang yang lewat di atas kepalanya, kemudian tubuh berputar sambil kibaskan pedang pusaka racun merah.Sret!Lima orang prajurit Yuan di sekeliling Thian Sin langsung terjungkal dan tewas seketika.Thian Sin hantamkan kedua lututnya ke lantai kapal setelah berhasil membunuh prajurit Yuan, tubuhnya langsung bergerak naik, kemudian jari kiri menunjuk ke arah kapten kapal.Shing!Sinar emas melesat ke arah kepala sang kapten.Kapten kapal melihat dirinya di serang, tendang sebatang tombak di depannya ke arah sinar emas.Plak….trang!Tombak melesat ke arah jari
“Tapi guru! Aku takutnya jiwa Thian Sin lenyap dan masuk ke dalam pedang pusaka racun merah seperti jiwa para leluhur perguruan Racun Merah,” So So menyiratkan ke khawatirannya.“Kau tidak usah khawatir, aku lihat putramu cerdas dan tidak terbawa arus pedang racun merah,” balas Kui Bo.Keduanya setelah bercakap cakap, kemudian ikut berpesta bersama anggota Topeng Merah.Pesta terus berlangsung di atas kapal, arak yang ada di kapal membuat anggota Topeng Merah minum sampai mabuk karena bahaya yang selama beberapa hari selama berada di kota Yunan dan pertempuran di atas laut sudah berhasil mereka lewati.Dua hari kapal berlayar dan di saat kapal beberapa kali menemui gundukan salju di laut, So So mengumpulkan anggota Topeng Merah agar berkumpul.Setelah semua berkumpul, So So menatap satu persatu anggota Topeng Merah, kemudian berkata.“Kalian tahu sebab kenapa aku mengumpulkan kalian? Tanya So So.Para anggota gelengkan kepala mendengar perkataan So So.Setelah semua diam So So berkata
Suara gaduh terdengar saat Sui Kwi menjawab pertanyaan Qin Qin, mereka yang tidak percaya dengan jawaban Sui Kwi menatap So So meminta kepastian, apa benar yang di katakan oleh Sui Kwi.“Apa yang di katakan Sui Kwi benar, Pak Ong alias Ong Thian adalah Raja Tayli, walaupun Tayli negara kecil, tetapi mereka mempunyai prajurit tangguh yang siap menjaga wilayahnya dari gangguan manapun, para pendekar Tayli juga mempunyai kepandaian yang tinggi sehingga pemerintah Yuan berpikir dua kali jika ingin berhadapan dengan negri Tayli.“Jadi kalau kita mendapat dukungan dari Ong Thian, kita akan lebih kuat dalam menghadapi pemerintah Yuan.“Itu kenapa aku katakan misi ini sangat penting di lakukan dan kenapa aku memerintahkan Thian Sin melakukan ini, karena Thian Sin belum begitu di kenal di dunia persilatan.“Entah dengan cara apa Thian Sin mendapat dukungan dari Ong Thian aku tidak peduli, tetapi aku juga ingin memberitahu kalau misi ini sangat berbahaya karena jika Ong Thian tidak setuju dan b
Thian Sin melesat mengikuti dua orang yang di perkirakan membawa seseorang, dengan ilmu meringankan tubuh Setan tanpa bayangan tidak susah buat Thian Sin mengejar kedua orang yang ia lihat dan ternyata keduanya memakai topeng hitam.“Sepertinya mereka bukan orang baik-baik,” Thian Sin berkata dalam hati ketika melihat salah satu dari mereka sering menengok ke belakang, seperti melihat dan memastikan apa ada yang mengejar mereka berdua.Thian Sin terus mengejar dan jarak mereka semakin lama semakin dekat.Salah seorang yang berada di belakang baru sadar ada yang mengikuti ketika melihat Thian Sin sudah berada dekat dengan keduanya.Orang tersebut melemparkan dua senjata rahasia ke arah Thian Sin.Shing….Shing!Thian Sin lompat ke pohon lain menghindari serangan senjata rahasia lawan, kemudian sinar ke emasan melesat ke arah si pelempar senjata rahasia.Pelempar senjata rahasia terkejut dan tidak menyangka lawan menyerang balik sehingga dirinya tak sempat menghindar ketika Jari sakti Bu
“Apa tuan tidak tahu dengan seragam yang di pakai perwira kerajaan negeri Tayli? Tanya si gadis sambil menatap tajam.“Aku baru pertama kali kesini, mana aku tahu kalau mereka adalah perwira negeri Tayli,” jawab Thian Sin.“Memangnya Kongcu berasal dari mana? Tanya si gadis.“Darimana asalku, memangnya harus aku beritahukan kepadamu? Balas Thian Sin.Cis!Cibir si gadis mendengar balasan Thian Sin.“Di mana rumahmu? Biar aku antar kau pulang,” ucap Thian Sin mendengar cibiran si gadis.Raut wajah si gadis terlihat sedih mendengar perkataan Thian Sin dan membalas.“Aku….aku tidak punya rumah dan semua keluargaku di bunuh oleh orang yang menculik ku, Kongcu,” jawab si gadis dengan nada sedih.Kedua alis mata Thian Sin terangkat naik mendengar perkataan si gadis dan memperhatikan penampilan serta pakaian gadis tersebut dari bawah sampai atas, tidak lama kemudian Thian Sin menarik napas panjang mendengar keterangan si gadis, kemudian membalas.“Lantas sekarang kemana tujuanmu? Tanya Thian
Thian Sin terus berusaha menggerakkan pedang pusaka racun merah yang membeku di udara, tetapi walau sudah mengerahkan sebagian tenaga dalamnya, pedang pusaka racun merah tetap tak bergerak.Sementara di sisi lain, Qin Qin bersama anggota topeng merah langsung pergi menjauh dari tempat pertempuran setelah melihat keganasan jurus Iblis Putih, begitu pula dengan prajurit Yuan, mereka tidak mau mati konyol terkena imbas dari jurus sang pemimpin.Setelah tahu pedang pusaka racun merah terkunci oleh bongkahan es, Thian Sin kibaskan tangan ke arah Iblis Putih, lalu melesat ke arah pedang pusaka racun merah.Sinar merah dari jurus Ban Tok Ciang melesat cepat menyerang Iblis putih.Bibir Iblis putih tersenyum penuh ejekan melihat jurus lawan menyerang dirinya, sambil lalu sang Iblis kerahkan tangan untuk menahan pukulan sambil lompat, berusaha menghalangi niat Thian Sin.Iblis Putih tahu jika Thian Sin ingin menghancurkan bongkahan es yang membekukan pedang agar bisa ia gunakan, karena jurus s
“Sungguh hebat nama jurus mu, apa jurus itu mampu membunuhku? Tanya Thian Sin dengan nada penuh ejekan.“Jangan sombong anak muda, aku tahu racun Raja ular merah tidak tahan terhadap hawa dingin, itu sebanya waktu itu kau hampir mampus di tangan Ong Thian,” Iblis putih membalas perkataan Thian Sin, kemudian tertawa.Ha Ha Ha“Memang ku akui kalau pukulan beracun serta racun di dalam tubuhku mempunyai kelemahan terhadap tenaga dalam berhawa dingin, itu sebabnya aku mempelajari jurus selain pukulan beracun untuk menghadapi orang-orang sepertimu,” Thian Sin menanggapi perkataan Iblis putih, kemudian lanjut berkata.“Kau mau coba?”Raut wajah Iblis putih tampak kelam mendengar perkataan Thian Sin, tetapi dalam hati sang Iblis ragu, apa benar perkataan pemuda yang sudah membunuh saudaranya tersebut.“Kalian mundur dan beritahu Panglima Arkun agar bergegas karena musuh sudah berada tidak jauh,” Iblis Putih beri perintah kepada prajurit Yuan yang ikut bersamanya.Seorang perwira anggukan kep
Setelah Ban Tok Kui Bo bersama Tabib Yok pergi, Thian Sin langsung mengambil alih pimpinan anggota topeng merah yang menunggu pasukan Panglima Arkun di pintu masuk hutan Liu.Tidak ada satu pun dari anggota topeng merah yang menolak kepemimpinan Thian Sin, karena mereka tahu kapasitas dari anak Pek I Siancu.Maling sakti di perintahkan oleh Thian Sin pergi ke telaga Liu dan memberitahu kalau mereka akan menyerang Pasukan Panglima Arkun, Thian Sin juga menyampaikan pesan agar semua pasukan berkumpul untuk menghabisi pasukan Yuan dan membebaskan Tayli dari ancaman.Maling sakti bersama Mi Xue tanpa banyak bicara langsung bergerak menuju telaga dimana sang ketua berada untuk menyampaikan pesan Thian Sin.Setelah Maling sakti serta cucunya pergi, Qin Qin tidak mau jauh dari Thian Sin sehingga membuat Jendral Zhou Chu bertanya tanya siapa sebenarnya Qin Qin dan ada hubungan apa antara gadis itu dengan suami dari putri Lie Hwa, untuk bertanya Jendral Zhou Chu tidak berani, akhirnya sang Jen
Thian Sin hentikan larinya ketika melihat dan mendengar suara yang ia kenal.“Nek! Mana ibuku? Tanya Thian Sin ketika sudah berhadapan dengan Ban Tok Kui Bo.“Ibumu sedang berada di telaga Liu bersama kedua orang istri mu,” jawab Ban Tok Kui Bo.Thian Sin tersenyum mendengar perkataan sang nenek.“Apa kau tahu dimana Yok Kwi gege? Tanya Ban Tok Kui Bo.Thian Sin menjawab dengan gelengkan kepala.“Sesudah menewaskan Sepasang Badai Utara aku langsung pergi mengambil jalan lain agar tidak di ketahui oleh pasukan Panglima Arkun, jadi aku tidak tahu dimana kakek Yok, karena beliau berangkat lebih dulu bersama pasukan Tayli,” jawab Thian Sin.“Aku tahu itu dari cerita salah seorang istrimu, tetapi menurut mertua mu, Yok Kwi gege pergi bersama Jendral Zhou Chu mengawasi pergerakan pasukan Panglima Arkun,” balas Ban Tok Kui Bo.“Rupanya begitu,” ucap Thian Sin mendengar perkataan Ban Tok Kui Bo, kemudian lanjut berkata.“Apa di telaga Liu, Ibu bersama anggota Topeng merah?“Tidak, hanya aku
“Tidak peduli kau Dewi berbaju putih, hitam atau merah, kau harus mati karena telah membunuh prajurit Tayli,” Lie Hwa berkata dengan raut wajah penuh nafsu membunuh.“Kurang ajar! Anak masih ingusan berani memaki, kau ingin mati dengan cara apa? Tanya Ban Tok Kui Bo dengan nada gusar sambil melotot ke arah Lie Hwa.“Nenek peot! Aku lihat wajah serta penampilan mu seram, tetapi apa ilmu yang kau miliki sama menyeramkan? Balas Lie Hwa sambil tersenyum mengejek.Raut wajah Ban Tok Kui Bo berubah kelam mendengar ejekan Lie Hwa, tongkat kepala setan di tangan kanan terangkat naik dan siap menyerang.Kim Hwa yang diam karena berusaha mengingat tokoh bergelar Pek I Siancu, ketika teringat kembali kalau anak buahnya sering berkata bahwa ketua kelompok topeng merah adalah wanita yang selalu memakai pakaian putih, langsung bergerak maju dan berkata.“Anak Lie, jaga bahasamu!“Maaf kan kami yang tidak tahu tingginya gunung dan dalamnya lautan,” ucap Kim Hwa sambil memberi hormat, kemudian lanjut
Lie Hwa, Yok Kwi, Kim Mi serta sang ibu langsung bergegas ketika mendengar laporan dari perwira yang berjaga di atas bukit.Mereka tidak sabar menunggu kedatangan kelompok topeng merah, apalagi Lie Hwa serta Kim Mi, karena mereka tahu kalau ketua kelompok topeng merah adalah ibu dari sang suami.“Apa kau yakin itu kelompok topeng merah? Tanya Kim Hwa dengan raut wajah cemas, karena orang yang mereka tunggu dan harapkan masih juga belum datang.“Hamba hanya di beritahu mereka memakai topeng merah, jadi hamba menyimpulkan bahwa mereka adalah kelompok merah,” balas si Perwira.Ketika sedang bercakap cakap, datang seorang prajurit yang di kirim untuk melihat pertempuran.“Bagaimana? Siapa yang bertempur, apa mereka dari kelompok topeng merah? Tanya si Perwira kepada anak buahnya.“Tanya satu-satu biar dia tidak bingung,” Yok Kwi berkata mendengar rentetan pertanyaan dari perwira tersebut.“Cepat ceritakan apa yang kau lihat! Seru Putri Lie Hwa yang sudah tidak sabar.“Mereka memang sepert
Bab : 144 Hancurnya Pasukan PenyergapJendral Gurma sudah tidak ada pilihan, sebagian besar anak buahnya menjadi bulan bulanan kelompok topeng merah serta kumpulan kuda yang mengamuk, melarikan diri juga tidak mungkin, karena ruang geraknya semakin di persempit oleh Bu Ceng Kui yang terus menyerang tanpa memberi kesempatan kepada Jendral Gurma untuk berpikir lebih jauh.Wu Chen serta Dewa Tongkat Merah terus memburu satu persatu prajurit Yuan.Tombak Jendral Gurma terus menyerang ke arah Bu Ceng Kui, jurus tombak pencakar langit kian gencar menyerang.Plak....plak!Tangan kanan Bu Ceng Kui menahan tombak, setelah menahan tombak, jari tangan kanan Bu Ceng Kui bergerak menuju batang dan langsung mencengkeram tombak lawan.Jendral Gurma melihat Bu Ceng Kui mencengkeram tombak, tangannya langsung menarik tombak sekuat tenaga, berusaha melukai jari lawannya.Bu Ceng Kui tahu maksud dari Gurma dan mengerahkan tenaga dalamnya menahan tombak agar tidak tertarik.Asap mengepul keluar dari ba
Jendral Gurma ketika mendengar suara Bu Ceng Kui langsung bergegas menyusul anak buahnya ke tempat penyimpanan kuda.Langkahnya semakin di percepat saat mendengar suara teriakan dan beradunya senjata“Apa yang terjadi? Apa mungkin pasukan Tayli sudah tahu rencana kami?” Batin Jendral Gurma sambil memerintahkan anak buahnya untuk bergegas.“Walau rencanaku sudah di ketahui, tetapi itu tidak jadi masalah karena mereka tidak akan menang melawan pasukan Panglima Arkun,” kembali Jendral Gurma berkata dalam hati.Sementara itu Wu Chen, Bu Ceng Kui serta kelompok Topeng merah bersiap menghadapi prajurit Yuan yang di pimpin oleh Jendral Gurma, mereka bersembunyi di antara 500 ekor kuda.Sesampainya di depan pagar yang menjadi tempat persembunyian kuda, Jendral Gurma menatap ke arah kuda-kuda yang berada di dalam kandang sementara tersebut.“Aneh! Ke mana Mogu bersama anak buahnya? Batin Jendral Gurma tidak melihat anak buahnya tersebut di tempat persembunyian kuda. “Coba periksa kuda-kuda d
“Aneh! Kenapa di dalam hutan bisa ada bau tembakau,” batin Mogu.Merasa ada hal yang tidak wajar, Mogu memberi isyarat kepada anak buahnya untuk menyebar.Prajurit Yuan yang bersama Mogu ketika melihat isyarat sang pemimpin, mereka langsung menyebar dan berusaha mencari asal bau tembakau yang mereka cium.Ketika para prajurit mulai mencari, tiba-tiba Mogu mendengar suara ringkik kuda.Raut wajah Mogu berubah ketika teringat dengan 500 ekor kuda yang baru saja mereka sembunyikan.Tanpa banyak bicara Mogu langsung mencabut golok dari punggung dan melesat ke tempat dimana mereka menyembunyikan kuda.Benar saja perkiraan Mogu, di tempat mereka menyembunyikan kuda, Mogu melihat seorang kakek tengah memegang tali kekang seekor kuda di kelilingi oleh anak buahnya.“Kurang ajar! Berani sekali kau mencuri kuda, kau tahu kuda milik siapa yang kau curi? Tanya Mogu sambil acungkan golok ke arah si kakek.“Kalian yang hendak mencuri, kuda-kuda ini adalah milikku karena aku yang menemukan kuda-kud