Melihat ada seorang melesat ke arah kapal, puluhan prajurit Yuan atas perintah kapten kapal langsung menembakkan anak panah mereka ke arah Thian Sin.Shing….Shing….Shing!Thian Sin kembali kibaskan pedang racun merah ke arah puluhan anak panah.Sebagian anak panah rontok dan jatuh ke laut, sebagian lagi berbalik dan menyerang si pemilik.Crep….Crep!Thian Sin setelah sampai di atas kapal, kedua kakinya di tekuk menghindari sabetan pedang yang lewat di atas kepalanya, kemudian tubuh berputar sambil kibaskan pedang pusaka racun merah.Sret!Lima orang prajurit Yuan di sekeliling Thian Sin langsung terjungkal dan tewas seketika.Thian Sin hantamkan kedua lututnya ke lantai kapal setelah berhasil membunuh prajurit Yuan, tubuhnya langsung bergerak naik, kemudian jari kiri menunjuk ke arah kapten kapal.Shing!Sinar emas melesat ke arah kepala sang kapten.Kapten kapal melihat dirinya di serang, tendang sebatang tombak di depannya ke arah sinar emas.Plak….trang!Tombak melesat ke arah jari
“Tapi guru! Aku takutnya jiwa Thian Sin lenyap dan masuk ke dalam pedang pusaka racun merah seperti jiwa para leluhur perguruan Racun Merah,” So So menyiratkan ke khawatirannya.“Kau tidak usah khawatir, aku lihat putramu cerdas dan tidak terbawa arus pedang racun merah,” balas Kui Bo.Keduanya setelah bercakap cakap, kemudian ikut berpesta bersama anggota Topeng Merah.Pesta terus berlangsung di atas kapal, arak yang ada di kapal membuat anggota Topeng Merah minum sampai mabuk karena bahaya yang selama beberapa hari selama berada di kota Yunan dan pertempuran di atas laut sudah berhasil mereka lewati.Dua hari kapal berlayar dan di saat kapal beberapa kali menemui gundukan salju di laut, So So mengumpulkan anggota Topeng Merah agar berkumpul.Setelah semua berkumpul, So So menatap satu persatu anggota Topeng Merah, kemudian berkata.“Kalian tahu sebab kenapa aku mengumpulkan kalian? Tanya So So.Para anggota gelengkan kepala mendengar perkataan So So.Setelah semua diam So So berkata
Suara gaduh terdengar saat Sui Kwi menjawab pertanyaan Qin Qin, mereka yang tidak percaya dengan jawaban Sui Kwi menatap So So meminta kepastian, apa benar yang di katakan oleh Sui Kwi.“Apa yang di katakan Sui Kwi benar, Pak Ong alias Ong Thian adalah Raja Tayli, walaupun Tayli negara kecil, tetapi mereka mempunyai prajurit tangguh yang siap menjaga wilayahnya dari gangguan manapun, para pendekar Tayli juga mempunyai kepandaian yang tinggi sehingga pemerintah Yuan berpikir dua kali jika ingin berhadapan dengan negri Tayli.“Jadi kalau kita mendapat dukungan dari Ong Thian, kita akan lebih kuat dalam menghadapi pemerintah Yuan.“Itu kenapa aku katakan misi ini sangat penting di lakukan dan kenapa aku memerintahkan Thian Sin melakukan ini, karena Thian Sin belum begitu di kenal di dunia persilatan.“Entah dengan cara apa Thian Sin mendapat dukungan dari Ong Thian aku tidak peduli, tetapi aku juga ingin memberitahu kalau misi ini sangat berbahaya karena jika Ong Thian tidak setuju dan b
Thian Sin melesat mengikuti dua orang yang di perkirakan membawa seseorang, dengan ilmu meringankan tubuh Setan tanpa bayangan tidak susah buat Thian Sin mengejar kedua orang yang ia lihat dan ternyata keduanya memakai topeng hitam.“Sepertinya mereka bukan orang baik-baik,” Thian Sin berkata dalam hati ketika melihat salah satu dari mereka sering menengok ke belakang, seperti melihat dan memastikan apa ada yang mengejar mereka berdua.Thian Sin terus mengejar dan jarak mereka semakin lama semakin dekat.Salah seorang yang berada di belakang baru sadar ada yang mengikuti ketika melihat Thian Sin sudah berada dekat dengan keduanya.Orang tersebut melemparkan dua senjata rahasia ke arah Thian Sin.Shing….Shing!Thian Sin lompat ke pohon lain menghindari serangan senjata rahasia lawan, kemudian sinar ke emasan melesat ke arah si pelempar senjata rahasia.Pelempar senjata rahasia terkejut dan tidak menyangka lawan menyerang balik sehingga dirinya tak sempat menghindar ketika Jari sakti Bu
“Apa tuan tidak tahu dengan seragam yang di pakai perwira kerajaan negeri Tayli? Tanya si gadis sambil menatap tajam.“Aku baru pertama kali kesini, mana aku tahu kalau mereka adalah perwira negeri Tayli,” jawab Thian Sin.“Memangnya Kongcu berasal dari mana? Tanya si gadis.“Darimana asalku, memangnya harus aku beritahukan kepadamu? Balas Thian Sin.Cis!Cibir si gadis mendengar balasan Thian Sin.“Di mana rumahmu? Biar aku antar kau pulang,” ucap Thian Sin mendengar cibiran si gadis.Raut wajah si gadis terlihat sedih mendengar perkataan Thian Sin dan membalas.“Aku….aku tidak punya rumah dan semua keluargaku di bunuh oleh orang yang menculik ku, Kongcu,” jawab si gadis dengan nada sedih.Kedua alis mata Thian Sin terangkat naik mendengar perkataan si gadis dan memperhatikan penampilan serta pakaian gadis tersebut dari bawah sampai atas, tidak lama kemudian Thian Sin menarik napas panjang mendengar keterangan si gadis, kemudian membalas.“Lantas sekarang kemana tujuanmu? Tanya Thian
Sejak awal Thian Sin sudah curiga terhadap Lie Hwa.Kecurigaan Thian Sin yang pertama.Lie Hwa cerita bahwa semua keluarganya di bunuh dan Thian Sin masih percaya, tetapi ketika Lie Hwa berkata tidak punya rumah dan sanak saudara, Thian Sin mulai curiga, karena pakaian Lie Hwa terbuat dari kain bermutu tinggi, tidak mungkin gadis yang memakai pakaian berkelas hidup sebatang kara dan tidak mempunyai rumah serta sanak saudara.Kecurigaan Thian Sin yang kedua adalah saat datang perwira berkuda negeri Tayli, biasanya para prajurit melihat orang yang tidak kenal selalu bertanya, apalagi mereka sudah turun dari kuda, tetapi para perwira naik kembali ke atas kuda dan pergi,Hal tersebut bukan terjadi begitu saja, pasti ada sesuatu yang membuat para perwira itu pergi, hal ini Thian Sin tidak bisa memastikan siapa yang membuat para perwira itu pergi.Setelah sampai di rumah makan kaki Naga baru Thian Sin tahu kalau Lie Hwa bukan gadis sembarangan, sebab pelayan yang menyambut mereka di depan r
Bukan main terkejutnya Lie Hwa melihat Thian Sin sudah berada di depannya.“Kau….kau! Bagaimana kau bisa sadarkan diri? Tanya Lie Hwa.“Kembalikan pedangku,” ucap Thian Sin.“Pedang setan ini tidak mau lepas dari tanganku,” balas Lie Hwa sambil berusaha melepaskan pedang racun merah dari tangannya, tetapi pedang tersebut seperti lengket dan tidak mau lepas.Lie Hwa semakin panik, karena pedang racun merah terus menyedot kekuatannya.“Cepat….cepat kau ambil pedang mu,” ucap Lie Hwa dengan nada panik, karena tubuhnya mulai tak bertenaga.“Lepaskan dia! Seru Thian Sin.Tetapi pedang racun merah terus menempel.“Lepaskan kataku!? Teriak Thian Sin sambil tangan kanan mengibas ke arah kedua kakek berwajah bengis.Pedang langsung melesat ke arah kedua kakek tersebut ketika Thian Sin teriak.Syuut!Siang Bo dan Siang Hay yang tengah menyaksikan usaha putri Lie Hwa melepaskan pedang terkejut bukan main, ketika melihat pedang racun merah menyambar ke arah mereka.Siang Bo bergerak ke arah kiri
Langkah Thian Sin terhenti ketika mendengar gemuruh derap langkah mendekat.Ratusan prajurit Tayli Kota Lancang datang dan langsung mengurung Thian Sin serta sebagian lagi melindungi putri Lie Hwa.Thian Sin menarik napas panjang dan menatap langit biru, perasaan kesal di hati Thian Sin akibat perbuatan Lie Hwa terhadapnya lenyap setelah teringat akan tugas yang di berikan oleh sang ibu.“Apa aku bisa mengajak Ong Thian bergabung dan membantu perkumpulan topeng merah jika sudah seperti ini,” batin Thian Sin sambil terus menatap langit.“Belum lagi ke delapan orang yang aku bunuh mengaku dari perkumpulan Topeng Merah, mereka pasti akan semakin membenci kami,” lanjut perkataan Thian Sin dalam hati.Thian Sin menotok beberapa jalan darah di bagian pinggang dan mengerahkan tenaga dalam Hud Kong Sinkang untuk menghentikan darah dari pinggangnya yang terkena tusukan pedang lawan, setelah darah berhenti keluar.Thian Sin balikan tubuh dan melangkah pergi.Prajurit kerajaan Tayli ketika tidak
Dua bayangan memakai tutup kepala melesat cepat menembus kegelapan malam menuju ke arah tenda tempat di mana pasukan Yuan.Kedua bayangan tersebut tidak lain adalah Thian Sin dan Qin Qin.Thian Sin memutuskan hanya mereka berdua yang berangkat menuju tenda pasukan Yuan, walau di tentang oleh jenderal Zhou Chu karena sang jenderal menyarankan agar sang pemimpin membawa beberapa orang dari perkumpulan topeng merah, jenderal Zhou Chu khawatir karena misi yang di jalankan oleh sang pemimpin sangat berbahaya, menyelinap ke sarang musuh hanya di temani oleh Qin Qin, tetapi Thian Sin tetap dengan keputusannya bahwa mereka lebih baik berdua, karena jika banyak orang yang bergerak akan lebih berbahaya dan pergerakan mereka mudah tercium oleh prajurit Yuan.Setibanya di tenda pasukan Panglima Arkun, Thian Sin memberi isyarat tangan kepada Qin Qin agar hati-hati dan tidak menimbulkan suara.Qin Qin anggukan kepala dan langsung merapat kepada sang kekasih ketika mendapat isyarat tangan.Thian Sin
Tanpa di ketahui oleh Thian Sin, semua pasukan yang berkumpul di dekat telaga, kini mulai bergerak di pimpin oleh sang ibu.Di sisi lain hati panglima Arkun mulai cemas karena Iblis putih bersama anak buahnya belum juga kembali, begitu pula dengan Gurma yang belum juga memberi kabar, apa misinya berhasil menyergap pasukan lawan.“Panglima….Panglima! Mata-mata musuh yang tertangkap sudah kita habisi, apa langkah kita selanjutnya? Tanya seorang perwira ketika melihat Panglima Arkun tengah melamun.Pertanyaan sang anak buah membuyarkan lamunan Panglima Arkun.“Sebelum di habisi, apa kau sudah mendapat informasi dari mata-mata tersebut? Panglima Arkun balik bertanya kepada anak buahnya.“Menurut informasi yang di dapat, ada satu kelompok pasukan berada di dekat pasukan kita dan kelompok tersebut di pimpin oleh Raja muda Thian sin sendiri, Panglima,” si perwira menjawab pertanyaan Panglima Arkun.Panglima Arkun anggukan kepala mendengar perkataan anak buahnya, kemudian membalas.“Apa Iblis
Thian Sin merasakan hawa dingin yang mengelilingi tubuhnya perlahan mulai hilang dan di gantikan hawa panas, mengetahui keadaan tersebut, Thian Sin semakin bersemangat.Apalagi di tambah pedang pusaka racun merah terus bergetar di genggamannya serta gejolak tenaga dalam yang ia rasakan di dalam tubuh, membuat Thian Sin semakin yakin bahwa tenaga dalam racun api yang di maksud oleh Jiwa pedang mulai bangkit.Tanpa ragu Thian Sin langsung melesat ke arah Iblis putih sambil sabetkan pedang pusaka racun merah ke arah tubuh lawan.Shing!Walau terkejut dengan perubahan yang terjadi Iblis putih tetap waspada, melihat serangan Thian Sin, sang Iblis langsung kibaskan tangan kanan ke arah pedang.Sinar putih berhawa sangat dingin melesat berusaha menahan tebasan.Tetapi sebelum pukulan inti es mengenai pedang, sinar putih berhawa dingin lenyap terhisap oleh aura api yang keluar dari dalam tubuh Thian Sin.Kejut bukan kepalang sang Iblis melihat pukulan andalannya lenyap tak berbekas, tanpa pik
Semangat tempur Thian Sin langsung berkobar ketika mendapat petunjuk dari jiwa pedang, perlahan semua tenaga dalam yang terkumpul di perut langsung di salurkan keseluruh tubuh.Iblis putih kini lebih berhati hati menghadapi serangan Thian Sin, tubuhnya bergerak menjauh sambil kibaskan tangan kanan saat pedang bergerak menyerang.Shing!Jurus inti es bergerak cepat menyerang Thian Sin, dengan cepat Thian Sin memutar kedua tangan berusaha menahan jurus lawan.Blar!Suara ledakan terdengar saat kedua tenaga dalam tingkat tinggi bertemu.“Kenapa hawa dingin masih saja terasa olehku? Padahal aku sudah mengerahkan semua tenaga dalam yang kumiliki,” batin Thian Sin bertanya tanya dalam hati.“Pakai pedang dengan tanganmu untuk menyerang, kalau kau gunakan tehnik pedang terbang, bagaimana jurus racun api bisa kau gunakan?” Jiwa pedang berkata seakan tahu apa yang terkandung dalam isi hati Thian Sin.Mendengar perkataan Jiwa pedang, dua jari Thian Sin bergerak menarik pedang yang berputar puta
Thian Sin terus berusaha menggerakkan pedang pusaka racun merah yang membeku di udara, tetapi walau sudah mengerahkan sebagian tenaga dalamnya, pedang pusaka racun merah tetap tak bergerak.Sementara di sisi lain, Qin Qin bersama anggota topeng merah langsung pergi menjauh dari tempat pertempuran setelah melihat keganasan jurus Iblis Putih, begitu pula dengan prajurit Yuan, mereka tidak mau mati konyol terkena imbas dari jurus sang pemimpin.Setelah tahu pedang pusaka racun merah terkunci oleh bongkahan es, Thian Sin kibaskan tangan ke arah Iblis Putih, lalu melesat ke arah pedang pusaka racun merah.Sinar merah dari jurus Ban Tok Ciang melesat cepat menyerang Iblis putih.Bibir Iblis putih tersenyum penuh ejekan melihat jurus lawan menyerang dirinya, sambil lalu sang Iblis kerahkan tangan untuk menahan pukulan sambil lompat, berusaha menghalangi niat Thian Sin.Iblis Putih tahu jika Thian Sin ingin menghancurkan bongkahan es yang membekukan pedang agar bisa ia gunakan, karena jurus s
“Sungguh hebat nama jurus mu, apa jurus itu mampu membunuhku? Tanya Thian Sin dengan nada penuh ejekan.“Jangan sombong anak muda, aku tahu racun Raja ular merah tidak tahan terhadap hawa dingin, itu sebanya waktu itu kau hampir mampus di tangan Ong Thian,” Iblis putih membalas perkataan Thian Sin, kemudian tertawa.Ha Ha Ha“Memang ku akui kalau pukulan beracun serta racun di dalam tubuhku mempunyai kelemahan terhadap tenaga dalam berhawa dingin, itu sebabnya aku mempelajari jurus selain pukulan beracun untuk menghadapi orang-orang sepertimu,” Thian Sin menanggapi perkataan Iblis putih, kemudian lanjut berkata.“Kau mau coba?”Raut wajah Iblis putih tampak kelam mendengar perkataan Thian Sin, tetapi dalam hati sang Iblis ragu, apa benar perkataan pemuda yang sudah membunuh saudaranya tersebut.“Kalian mundur dan beritahu Panglima Arkun agar bergegas karena musuh sudah berada tidak jauh,” Iblis Putih beri perintah kepada prajurit Yuan yang ikut bersamanya.Seorang perwira anggukan kep
Setelah Ban Tok Kui Bo bersama Tabib Yok pergi, Thian Sin langsung mengambil alih pimpinan anggota topeng merah yang menunggu pasukan Panglima Arkun di pintu masuk hutan Liu.Tidak ada satu pun dari anggota topeng merah yang menolak kepemimpinan Thian Sin, karena mereka tahu kapasitas dari anak Pek I Siancu.Maling sakti di perintahkan oleh Thian Sin pergi ke telaga Liu dan memberitahu kalau mereka akan menyerang Pasukan Panglima Arkun, Thian Sin juga menyampaikan pesan agar semua pasukan berkumpul untuk menghabisi pasukan Yuan dan membebaskan Tayli dari ancaman.Maling sakti bersama Mi Xue tanpa banyak bicara langsung bergerak menuju telaga dimana sang ketua berada untuk menyampaikan pesan Thian Sin.Setelah Maling sakti serta cucunya pergi, Qin Qin tidak mau jauh dari Thian Sin sehingga membuat Jendral Zhou Chu bertanya tanya siapa sebenarnya Qin Qin dan ada hubungan apa antara gadis itu dengan suami dari putri Lie Hwa, untuk bertanya Jendral Zhou Chu tidak berani, akhirnya sang Jen
Thian Sin hentikan larinya ketika melihat dan mendengar suara yang ia kenal.“Nek! Mana ibuku? Tanya Thian Sin ketika sudah berhadapan dengan Ban Tok Kui Bo.“Ibumu sedang berada di telaga Liu bersama kedua orang istri mu,” jawab Ban Tok Kui Bo.Thian Sin tersenyum mendengar perkataan sang nenek.“Apa kau tahu dimana Yok Kwi gege? Tanya Ban Tok Kui Bo.Thian Sin menjawab dengan gelengkan kepala.“Sesudah menewaskan Sepasang Badai Utara aku langsung pergi mengambil jalan lain agar tidak di ketahui oleh pasukan Panglima Arkun, jadi aku tidak tahu dimana kakek Yok, karena beliau berangkat lebih dulu bersama pasukan Tayli,” jawab Thian Sin.“Aku tahu itu dari cerita salah seorang istrimu, tetapi menurut mertua mu, Yok Kwi gege pergi bersama Jendral Zhou Chu mengawasi pergerakan pasukan Panglima Arkun,” balas Ban Tok Kui Bo.“Rupanya begitu,” ucap Thian Sin mendengar perkataan Ban Tok Kui Bo, kemudian lanjut berkata.“Apa di telaga Liu, Ibu bersama anggota Topeng merah?“Tidak, hanya aku
“Tidak peduli kau Dewi berbaju putih, hitam atau merah, kau harus mati karena telah membunuh prajurit Tayli,” Lie Hwa berkata dengan raut wajah penuh nafsu membunuh.“Kurang ajar! Anak masih ingusan berani memaki, kau ingin mati dengan cara apa? Tanya Ban Tok Kui Bo dengan nada gusar sambil melotot ke arah Lie Hwa.“Nenek peot! Aku lihat wajah serta penampilan mu seram, tetapi apa ilmu yang kau miliki sama menyeramkan? Balas Lie Hwa sambil tersenyum mengejek.Raut wajah Ban Tok Kui Bo berubah kelam mendengar ejekan Lie Hwa, tongkat kepala setan di tangan kanan terangkat naik dan siap menyerang.Kim Hwa yang diam karena berusaha mengingat tokoh bergelar Pek I Siancu, ketika teringat kembali kalau anak buahnya sering berkata bahwa ketua kelompok topeng merah adalah wanita yang selalu memakai pakaian putih, langsung bergerak maju dan berkata.“Anak Lie, jaga bahasamu!“Maaf kan kami yang tidak tahu tingginya gunung dan dalamnya lautan,” ucap Kim Hwa sambil memberi hormat, kemudian lanjut