Thian Sin melesat mengikuti dua orang yang di perkirakan membawa seseorang, dengan ilmu meringankan tubuh Setan tanpa bayangan tidak susah buat Thian Sin mengejar kedua orang yang ia lihat dan ternyata keduanya memakai topeng hitam.“Sepertinya mereka bukan orang baik-baik,” Thian Sin berkata dalam hati ketika melihat salah satu dari mereka sering menengok ke belakang, seperti melihat dan memastikan apa ada yang mengejar mereka berdua.Thian Sin terus mengejar dan jarak mereka semakin lama semakin dekat.Salah seorang yang berada di belakang baru sadar ada yang mengikuti ketika melihat Thian Sin sudah berada dekat dengan keduanya.Orang tersebut melemparkan dua senjata rahasia ke arah Thian Sin.Shing….Shing!Thian Sin lompat ke pohon lain menghindari serangan senjata rahasia lawan, kemudian sinar ke emasan melesat ke arah si pelempar senjata rahasia.Pelempar senjata rahasia terkejut dan tidak menyangka lawan menyerang balik sehingga dirinya tak sempat menghindar ketika Jari sakti Bu
“Apa tuan tidak tahu dengan seragam yang di pakai perwira kerajaan negeri Tayli? Tanya si gadis sambil menatap tajam.“Aku baru pertama kali kesini, mana aku tahu kalau mereka adalah perwira negeri Tayli,” jawab Thian Sin.“Memangnya Kongcu berasal dari mana? Tanya si gadis.“Darimana asalku, memangnya harus aku beritahukan kepadamu? Balas Thian Sin.Cis!Cibir si gadis mendengar balasan Thian Sin.“Di mana rumahmu? Biar aku antar kau pulang,” ucap Thian Sin mendengar cibiran si gadis.Raut wajah si gadis terlihat sedih mendengar perkataan Thian Sin dan membalas.“Aku….aku tidak punya rumah dan semua keluargaku di bunuh oleh orang yang menculik ku, Kongcu,” jawab si gadis dengan nada sedih.Kedua alis mata Thian Sin terangkat naik mendengar perkataan si gadis dan memperhatikan penampilan serta pakaian gadis tersebut dari bawah sampai atas, tidak lama kemudian Thian Sin menarik napas panjang mendengar keterangan si gadis, kemudian membalas.“Lantas sekarang kemana tujuanmu? Tanya Thian
Sejak awal Thian Sin sudah curiga terhadap Lie Hwa.Kecurigaan Thian Sin yang pertama.Lie Hwa cerita bahwa semua keluarganya di bunuh dan Thian Sin masih percaya, tetapi ketika Lie Hwa berkata tidak punya rumah dan sanak saudara, Thian Sin mulai curiga, karena pakaian Lie Hwa terbuat dari kain bermutu tinggi, tidak mungkin gadis yang memakai pakaian berkelas hidup sebatang kara dan tidak mempunyai rumah serta sanak saudara.Kecurigaan Thian Sin yang kedua adalah saat datang perwira berkuda negeri Tayli, biasanya para prajurit melihat orang yang tidak kenal selalu bertanya, apalagi mereka sudah turun dari kuda, tetapi para perwira naik kembali ke atas kuda dan pergi,Hal tersebut bukan terjadi begitu saja, pasti ada sesuatu yang membuat para perwira itu pergi, hal ini Thian Sin tidak bisa memastikan siapa yang membuat para perwira itu pergi.Setelah sampai di rumah makan kaki Naga baru Thian Sin tahu kalau Lie Hwa bukan gadis sembarangan, sebab pelayan yang menyambut mereka di depan r
Bukan main terkejutnya Lie Hwa melihat Thian Sin sudah berada di depannya.“Kau….kau! Bagaimana kau bisa sadarkan diri? Tanya Lie Hwa.“Kembalikan pedangku,” ucap Thian Sin.“Pedang setan ini tidak mau lepas dari tanganku,” balas Lie Hwa sambil berusaha melepaskan pedang racun merah dari tangannya, tetapi pedang tersebut seperti lengket dan tidak mau lepas.Lie Hwa semakin panik, karena pedang racun merah terus menyedot kekuatannya.“Cepat….cepat kau ambil pedang mu,” ucap Lie Hwa dengan nada panik, karena tubuhnya mulai tak bertenaga.“Lepaskan dia! Seru Thian Sin.Tetapi pedang racun merah terus menempel.“Lepaskan kataku!? Teriak Thian Sin sambil tangan kanan mengibas ke arah kedua kakek berwajah bengis.Pedang langsung melesat ke arah kedua kakek tersebut ketika Thian Sin teriak.Syuut!Siang Bo dan Siang Hay yang tengah menyaksikan usaha putri Lie Hwa melepaskan pedang terkejut bukan main, ketika melihat pedang racun merah menyambar ke arah mereka.Siang Bo bergerak ke arah kiri
Langkah Thian Sin terhenti ketika mendengar gemuruh derap langkah mendekat.Ratusan prajurit Tayli Kota Lancang datang dan langsung mengurung Thian Sin serta sebagian lagi melindungi putri Lie Hwa.Thian Sin menarik napas panjang dan menatap langit biru, perasaan kesal di hati Thian Sin akibat perbuatan Lie Hwa terhadapnya lenyap setelah teringat akan tugas yang di berikan oleh sang ibu.“Apa aku bisa mengajak Ong Thian bergabung dan membantu perkumpulan topeng merah jika sudah seperti ini,” batin Thian Sin sambil terus menatap langit.“Belum lagi ke delapan orang yang aku bunuh mengaku dari perkumpulan Topeng Merah, mereka pasti akan semakin membenci kami,” lanjut perkataan Thian Sin dalam hati.Thian Sin menotok beberapa jalan darah di bagian pinggang dan mengerahkan tenaga dalam Hud Kong Sinkang untuk menghentikan darah dari pinggangnya yang terkena tusukan pedang lawan, setelah darah berhenti keluar.Thian Sin balikan tubuh dan melangkah pergi.Prajurit kerajaan Tayli ketika tidak
“Kenapa kau terkejut? Tanya Lie Hwa melihat ekspresi wajah Thian Sin ketika dirinya menyebut bahwa ia adalah putri dari Raja Tayli.“Margaku Ong, Ong Lie Hwa,” lanjut perkataan Lie Hwa sambil tersenyum.“Aku tidak menyangka bahwa kau adalah putri Pak Ong,” balas Thian Sin.Kali ini raut wajah Lie Hwa yang berubah mendengar perkataan Thian Sin, karena di Tayli tidak banyak orang tahu gelar dari ayahnya yakni Raja utara.“Darimana kau tahu julukan ayahku, karena tidak banyak orang tahu siapa ayahku sebenarnya? Tanya LieHwa dengan nada curiga.“Kau tidak perlu tahu,” jawab Thian Sin.“Tetapi pada dasarnya aku tidak berniat jahat kepada ayahmu atau negri Tayli,” lanjut perkataan Thian Sin.Lie Hwa tampak termenung mendengar perkataan Thian Sin, setelah mempertimbangkan baik dan buruk di balik tujuan Thian Sin ingin bertemu dengan sang ayah akhirnya ia anggukan kepala.“Baik! Aku akan membawamu bertemu dengan ayah, kebetulan sekali aku memang akan kembali ke istana, karena aku sebagai pa
Kerut di kening putri Lie Hwa terlihat ketika mendengar perkataan kakek tua tersebut, kemudian membalas.“Apa maksudmu pak tua? Kami kenal juga tidak dengan mu, kenapa lantas kau menuduh kami membunuh anak buahmu? Tanya putri Lie Hwa.“Delapan orang anak buahku tewas di desa Chang, mayat mereka di telanjang lalu di gantung di gerbang desa Chang,” balas kakek tersebut dengan nada penuh emosi.“Tunggu dulu….kami tidak mengerti dengan perkataanmu pak tua, kau menuduh kami melakukan pembunuhan, memangnya kau yakin yang membunuh anak buahmu adalah kami? Kau tahu tidak siapa kami? Tanya putri Lie Hwa dengan raut wajah tak mengerti.“Kalau penjahat mengakui dosanya, penjara akan penuh,” ejek si kakek.“Penduduk Chang melihat kalian orang-orang Tayli yang sudah membunuh anak buahku, jadi tidak usah banyak bicara lagi, persiapkan diri kalian karena mayat kalian akan ku gantung di depan istana Tayli,” lanjut perkataan si kakek dengan raut wajah bengis.Cangklong panjang di tangan kanan berputar
“Pangcu! Kenapa Pangcu bergaul dengan keparat bangsa Tayli? Mereka sudah membunuh 8 kawan kita dan menggantung mereka di depan gerbang desa Chang,” Wu Chen berkata sambil menatap putri Tayli dengan tatapan mata bengis.“Tutup mulutmu! Kami orang Tayli tidak akan berbuat sekeji itu,” bantah putri Lie Hwa.“Diam kau!? Sekali lagi bicara, ku bakar tubuhmu, lalu ku kirim ke Ong Thian,” bentak Wu Chen.“Kalau saja waktu itu aku ada, sudah ku habisi kalian semua,” lanjut perkataan Wu Chen dengan nada tinggi.“Tunggu dulu! Tadi paman bilang berapa kawan kita yang tewas? Tanya Thian Sin.“Delapan orang kawan kita tewas oleh mereka Pangcu, bukan hanya di gantung mereka juga di telanjangi, bukan kah itu perbuatan biadab,” jawab Wu Chen.“Aku bukan Pangcu, paman! Yang menjadi Pangcu adalah ibuku,” jawab Thian Sin.“Siapa pemegang plakat tembaga merah adalah pemimpin perkumpulan Topeng Merah, semua anggota tahu akan hal ini,” balas Wu Chen.Thian Sin diam tak menjawab, sedangkan putri Lie Hwa men