Eline bangun jam lima pagi setiap hari untuk berlari dua kilometer setiap pagi sejak berumur tiga belas tahun berkeliling kompleks dan melupakan apa yang ia mimpikan dan tidak menghiraukannya dan menganggap angin lalu sebagai mimpi indah yang ia lupakan.
Eline memang tidak tahu apa yang akan dihadapinya di masa depan tetapi orang tuanya menyewa tutor seni bela diri untuknya untuk melindungi dirinya sendiri sejak ia berumur sepuluh tahun, sejak hari itu setiap minggu ia mempelajari seni bela diri sampai sekarang.
Tahun lalu Eline penasaran dengan Hacker jadi ia diam-diam mempelajari tentang komputer dan berhasil membuat virus komputer yang bernama Uniqe Vladirmia. Setelah menyelesaikan virusnya, Eline mempersiapkan diri untuk pergi ke Jepang bersama teman-temannya.
Ketika hari keberangkatan Eline memakai kimono modifikasi yang bisa di atur sesuai dengan tinggi dan bentuk tubuhnya hadiah ulang tahun ke-13nya dan itu terbuat dari sutra halus bordir berwarna putih-pink dengan kelopak bunga sakura.
"Wow, Line. Kimonomu cantik di mana belinya?" tanya Cindy penasaran.
"Ini hadiah ulang tahun ke-13 di buat khusus untukku oleh ibuku." jawab Eline.
"Oh, begitu." kata Cindy.
Walaupun mereka semua kaya sebanding dengan kekayaan keluarga Roux. Pakaian yang di pakai Eline bisa mencapai harga ratusan juta belum lagi sepatu, aksesoris dan sebagainya bisa mencapai miliaran.
Kipas yang dipegangnya itu modifikasi khusus yang di buat untuknya dan dikatakan harganya mencapai € 50.000.000, menurut rumor yang beredar. Bisa dikatakan Eline dimanjakan dengan barang-barang super mewah dengan harga fantastis.
Eline yang sudah terbiasa memegang kipas dengan beratnya 220 gram itu di tangannya dan membawanya kemana-mana tanpa melepaskannya kecuali di rumah.
Sesampainya di Jepang mereka berempat beristiharat di hotel yang telah di pesan satu orang satu kamar untuk privasi masing-masing. Kamar mereka berempat bersebelahan dan bersebrangan.
Grup CESW
"Kita pergi ke kuil Jepang yang bernama kiyomizudera mau ngga?" (Cindy)"Boleh." (Siska)
"Tidak apa-apa." (Eline)
"Hm, boleh juga." (Wenny)
"Jadi sepakat kita pergi ke kuil besok." (Cindy)
"Oke/Ya." (Eline, Siska, dan Wenny)
Keesokan harinya mereka berempat mengenakan pakaian casual untuk pergi ke kuil.
Mereka pergi ke kuil Kiyomizudera di Kyoto menggunakan bus umum. Eline bisa berbahasa jepang dengan lancar.
Mereka bertiga melongo melihat aksen jepang Eline yang seperti orang jepang.
"Ada apa? Terkejut." tanya Eline kepada mereka bertiga.
Mereka mengangguk kepada Eline.
"Berapa bahasa yang kamu kuasai sih, Line?" tanya Siska penasaran.
"Tunggu biar ku hitung dulu dari Jepang, Inggris, Mandarin, Jerman, Rusia, Belanda, Prancis, Italia, Korea, sama ada beberapa bahasa yang baru ku pelajari ada lima lagi." jawab Eline.
"Otakmu itu terbuat dari apa sih? Kayak komputer aja bisa nampung ini itu. By the way, kamu juga belajar kedokteran tahun ini." tanya Siska heran.
"Itu karena aku pintar." kata Eline sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Iya, Line. Aku tahu kamu itu pintar." kata Siska.
"Kita sudah sampai di kuil Kiyomizudera ayo turun." kata Wenny dengan bahasa inggris.
Mereka berempat turun dari bus dan berdoa di sana setelah berdoa mereka mencicipi makanan di sana terutama dango, taiyaki, gyoza, onigiri, takoyaki, dan okonomiyaki jajanan khas Jepang.
Mereka kemudian kembali ke hotel dan kembali tidur.
Keesokan harinya mereka berempat pergi ke museum bersejarah jepang mereka berempat berpencar dan melihat-lihat dan kembali berkumpul di luar museum pukul lima sore.
Eline yang melihat-lihat museum bertemu dengan seorang tentara di dalamnya dan tentara itu berkata, "Tidak ada yang diizinkan masuk ke sini kecuali diizinkan untuk masuk baru bisa masuk."
"Maksud perkataanmu itu apa?" tanya Eline penasaran.
"Kalau kamu mau keluar dari sini kamu harus membawaku juga." kata tentara itu.
"Baiklah aku akan membawamu keluar setelah keluar kita berpisah bagaimana?" tanya Eline.
"Itu tergantung pada situasinya." jawab tentara itu.
"Ngomong-ngomong siapa namamu?" tanya Eline kepada tentara itu.
"Hm, entahlah. Aku lupa namaku." jawab tentara itu.
Eline melihat nama yang pin nama di baju kanan bagian atas bertuliskan Genji.
"Namamu Genji itu yang tertera di pin namamu." ucap Eline menggunakan bahasa jepang standar sederhana.
"Bahasa jepangmu, Gen. Sangat berat dan tradisional. Sudah berapa lama kamu terjebak di sini?" tanya Eline kepada Genji.
"Mungkin puluhan sampai ratusan tahun tetapi tidak ada yang pernah datang ke sini kecuali kamu yang di takdirkan untuk datang." jawab Genji.
Mereka berdua mengobrol selama perjalanan keluar dari museum.
Genji sebenarnya adalah jendral muda dimasanya dan entah bagaimana dirinya terjebak di meseum ini selama bertahun-tahun.Mereka berdua keluar dari museum dan jam baru menunjukkan pukul empat sore jadi Eline duluan keluar dari museum yang hancur dan tidak pernah digunakan lagi.
Eline mencari makanan jalan untuk di makan bersama teman-temannya, Eline memilih melonpan, roti jepang yang seperti tekstur renyah dan keras seperti melon dan lembut dan manis di dalamnya.
Eline membeli empat buah melonpan di toko dan membeli senbei di pinggir jalan.
Eline kembali ke museum tempat mereka berkumpul sebelum masuk dan berpencar.
Mereka bertiga keluar dari museum dan melihat Eline memegang makanan ditangannya.
"Ni, ambil masing-masing satu rotinya." kata Eline sambil membuka kantong plastiknya.
Mereka masing-masing mengambil satu roti dan mengambil beberapa senbei dab memakannya.
"Ini lembut dan manis di dalam apa ini? Dan yang ini juga renyah." tanya Cindy.
"Di luar renyah dan keras, ini enak manis." kata Wenny.
"Enak, aku suka. Ini apa?" tanya Siska setelah komentar.
"Ini namanya melonpan dan senbei. Baguslah kalau kalian suka." jawab Eline.
Setelah menghabiskan melonpan mereka pergi ke restoran untuk makan malam. Mereka memesan empat mangkuk ramen, sepiring tonkatsu, dua piring kaiseki ryori, dan sipiring yakitori. Semuanya dibayar dengan harga ¥5000.
Dan berbelanja keesokan harinya di Ginza jepang. Mereka berempat bersenang-senang dan membeli pakaian. Eline membeli sepasang kalung yang membuatnya melihatnya dan tertarik untuk membelinya dengan harga murah sekitar ¥50.
Setelah membelinya Eline memakai Pheonix di lehernya dan yang naga di simpan di dalam tasnya.
Eline membeli pakaian untuk keluarganya masing-masing punya 2 set baru.
Setelah selesai berbelanja dan membeli beberapa makanan ringan dan mainan anak-anak untuk di bawa pulang.
Mereka berempat mengepak tas mereka dan siap untuk kembali ke Prancis.
Di bandara 東京国際空港 Tōkyō Kokusai Kūkō. Bandara Internasional Tokyo. Mereka langsung menaiki pesawat untuk First class.
Sesampainya di bandara prancis.
Sudah ada supir yang menunggu untuk menjemput mereka.Mereka berempat masuk ke dalam mobil dan kembali ke rumah Roux dan Eline masuk ke dalam kamarnya sementara teman-temannya kembali ke rumah masing-masing dan tidur setelah masuk ke kamar.
Beberapa hari kemudian Eline membongkar hadiahnya dan membagikan kepada keluarganya.
Masing-masing mendapat dua set pakaian dan makanan ringan dan mainan untuk keponakan-keponakan kecilnya.
Beberapa keponakan-keponakan kecilnya langsung memeluk dan mencium pipinya secara bergantian.
Setelah itu mereka pergi berhampuran setelah mendapat yang di inginkannya dan bermain dengan anak-anak di sebelah.
Eline ingin hidup seperti ini selalu, dan ia tidak ingin meminta apapun lagi kepada Tuhan. Sebuah senyum kecil muncul dibibirnya yang membuatnya seolah-olah seperti malaikat yang jatuh ke bumi.
Siapapun yang melihat senyumnya pasti akan terpesona padanya dan pandangan tidak bisa lepas darinya.
Waktu berlalu, Eline berusia enam belas tahun pergi ke China sendirian. Eline melihat hantu pria berpakaian tradisional china mengenakan topeng di wajahnya. Eline yang mengenakan pakaian biasa melihat seorang pria muda memakai topeng di wajahnya dan memegang pedang di tangan kirinya, tanpa sadar tertarik untuk mendekatinya dan bertanya, "Siapa namamu?" dengan menggunakan bahasa China standar. Pria itu tak menjawab dan diam acuh tak acuh terhadapnya. Eline berada China selama seminggu dan terus mengganggunya dan berkata padanya, "Aku akan pergi hari ini dan mungkin tidak akan bertemu lagi kecuali aku pergi ke China." Pria itu menarik tangannya dan berbicara, "Jangan pergi." "Maaf, aku harus pergi. Kalau tidak kamu bisa mengikutiku." pria mengangguk.
Namaku Elina Salim, dan mempunyai nama lain Elina Vladimira Shaqueela Verischa Evrenera Roux biasa di panggil Eline atau Dear. aku berusia 7 tahun. Saat itu aku bisa melihat seseorang kakak laki-laki sedang duduk di samping tangga tanpa sadar aku mendekatinya dan duduk di sebelahnya dan bertanya, "Kakak-kakak sedang apa? Ayuk main, kak."Anak laki-laki itu hanya diam bagaikan patung.Setiap hari Eline melihatnya hanya duduk di sana tanpa bergerak sedikitpun seolah-olah dirinya memikirkan sesuatu tanpa terganggu olehku."Kak, Eline sendirian.""Kak, Eline ngga ada teman.""Kak, ayuk main sama Eline.""Kakak ngga ngomong-ngomong, Eline sedih.""Yasudah. Kalau kakak ngga mau ngomong sama main dengan Eline.""Eline ngga akan ganggu kakak lagi."Beberapa hari berlalu Eline yang terus berbicara dengan anak laki-laki itu akhirnya berhe
Andri yang berbicara di telfon dengan bahasa prancis, "Aku akan kembali.""Apa? Serius. Setelah sepuluh tahun, Romeo." ucap laki-laki yang di sebrang telepon."Iya, aku serius. Aku akan membawa istri dan putriku kembali." ucap Romeo tegas."Kamu tahu setelah kamu melarikan diri, putri keluarga Sanchez menghilang.""Aku tidak peduli dengan itu lakukan saja apa yang aku perintahkan untukmu jemput aku di bandara, aku akan mengirim pesan padamu kapan ke berangkatannya, mengerti. Aku tutup telepon dulu." Romeo memutuskan telepon secara sepihak."Romeo Romeo kamu tidak berubah sama sekali." ucap laki-laki itu sam
"Iya, mom," kata Eline dan melanjutkan perkataannya, "Mom, Eline lapar.""Ayo kita pergi ke ruang makan untuk makan." kata Naila.Eline mengikuti Naila ke ruang makan, ayahnya sudah menunggu mereka untuk makan.Makanan yang di masak Naila makanan khas Prancis di meja ada Coq Au Vin, Foie Gras, Soupe A L'oignon, Creme Brulee, Perry, dan Criton Presse.Eline memilih Soupe A L'oignon, dan Creme Brulee. Eline makan sup dan matanya berbinar dan bertanya, "Apa ini, Mom?""Soupe A L'oignon." jawab Naila."Eline suka." Setelah berbicara dan melanjutkan makan Creme Brulee rasanya manis membuat ia ketagihan memakannya.Setelah mak
Beberapa hari kemudian seragam sekolah Eline sampai ke rumah Roux.Esoknya Eline bersekolah di Le Schnieder. Eline seperti boneka kecil hidup yang menggemasakan berdiri di depan kantor guru dengan seragam Senior High School.Guru yang kemarin bertemu dengannya rupanya adalah wali kelasnya dan membawanya ke kelasnya."Dengar-dengar ada murid pindahan baru ke kita.""Oh ya, laki-laki atau perempuan.""Semoga aja perempuan."Guru memasuki kelas."Hari ini kita kedatangan murid baru. Eline masuk." kata guru itu.Eline memasuki ruang kelas dan ruang kelas menjadi diam, terkejut, dan takjub."Ini tidak salah, Guru Dave?" tanya Faco."Perkenalkan dirimu, Eline.""Halo semuanya, namaku Elina Vladimira Shaqueela Verischa Evrenera Roux biasa di panggil
Sesampainya mereka di hotel di mana mereka menginap. Eline masuk diam-diam ke kamar dan tidur.Keesokan harinya Eline bangun dan menyapa orangtuanya seperti biasa.Keputusan untuk membawa Eline berlibur memang sudah tepat. Eline berbelanja dengan kedua orangtuanya apapun yang diinginkannya pasti didapatkannya. Entah itu pakaian, pernak-pernik, hiasan dan sebagainya pasti didapatny berapapun harganya.Eline kembali ke prancis setelah liburan dan kembali kuliah seperti biasa.Eline mengambil tiga jurusan yang berbeda satu psikolog, hukum, dan yang lainnya bisnis.Eline termasuk termasuk mahasiswi yang berprestasi dapat di lihat dari piala-piala dirumahnya entah itu pelajaran atau yang lainnya seperti piano, menari, kaligrafi, fashion. Eline termasuk serba bisa setelah berlatih be
Waktu berlalu, Eline berusia enam belas tahun pergi ke China sendirian. Eline melihat hantu pria berpakaian tradisional china mengenakan topeng di wajahnya. Eline yang mengenakan pakaian biasa melihat seorang pria muda memakai topeng di wajahnya dan memegang pedang di tangan kirinya, tanpa sadar tertarik untuk mendekatinya dan bertanya, "Siapa namamu?" dengan menggunakan bahasa China standar. Pria itu tak menjawab dan diam acuh tak acuh terhadapnya. Eline berada China selama seminggu dan terus mengganggunya dan berkata padanya, "Aku akan pergi hari ini dan mungkin tidak akan bertemu lagi kecuali aku pergi ke China." Pria itu menarik tangannya dan berbicara, "Jangan pergi." "Maaf, aku harus pergi. Kalau tidak kamu bisa mengikutiku." pria mengangguk.
Eline bangun jam lima pagi setiap hari untuk berlari dua kilometer setiap pagi sejak berumur tiga belas tahun berkeliling kompleks dan melupakan apa yang ia mimpikan dan tidak menghiraukannya dan menganggap angin lalu sebagai mimpi indah yang ia lupakan.Eline memang tidak tahu apa yang akan dihadapinya di masa depan tetapi orang tuanya menyewa tutor seni bela diri untuknya untuk melindungi dirinya sendiri sejak ia berumur sepuluh tahun, sejak hari itu setiap minggu ia mempelajari seni bela diri sampai sekarang.Tahun lalu Eline penasaran dengan Hacker jadi ia diam-diam mempelajari tentang komputer dan berhasil membuat virus komputer yang bernama Uniqe Vladirmia. Setelah menyelesaikan virusnya, Eline mempersiapkan diri untuk pergi ke Jepang bersama teman-temannya.Ketika hari keberangkatan Eline memakai kimono modifikasi yang bisa di atur sesuai dengan tinggi dan bentuk tubuhnya hadiah ulang tahun ke-
Sesampainya mereka di hotel di mana mereka menginap. Eline masuk diam-diam ke kamar dan tidur.Keesokan harinya Eline bangun dan menyapa orangtuanya seperti biasa.Keputusan untuk membawa Eline berlibur memang sudah tepat. Eline berbelanja dengan kedua orangtuanya apapun yang diinginkannya pasti didapatkannya. Entah itu pakaian, pernak-pernik, hiasan dan sebagainya pasti didapatny berapapun harganya.Eline kembali ke prancis setelah liburan dan kembali kuliah seperti biasa.Eline mengambil tiga jurusan yang berbeda satu psikolog, hukum, dan yang lainnya bisnis.Eline termasuk termasuk mahasiswi yang berprestasi dapat di lihat dari piala-piala dirumahnya entah itu pelajaran atau yang lainnya seperti piano, menari, kaligrafi, fashion. Eline termasuk serba bisa setelah berlatih be
Beberapa hari kemudian seragam sekolah Eline sampai ke rumah Roux.Esoknya Eline bersekolah di Le Schnieder. Eline seperti boneka kecil hidup yang menggemasakan berdiri di depan kantor guru dengan seragam Senior High School.Guru yang kemarin bertemu dengannya rupanya adalah wali kelasnya dan membawanya ke kelasnya."Dengar-dengar ada murid pindahan baru ke kita.""Oh ya, laki-laki atau perempuan.""Semoga aja perempuan."Guru memasuki kelas."Hari ini kita kedatangan murid baru. Eline masuk." kata guru itu.Eline memasuki ruang kelas dan ruang kelas menjadi diam, terkejut, dan takjub."Ini tidak salah, Guru Dave?" tanya Faco."Perkenalkan dirimu, Eline.""Halo semuanya, namaku Elina Vladimira Shaqueela Verischa Evrenera Roux biasa di panggil
"Iya, mom," kata Eline dan melanjutkan perkataannya, "Mom, Eline lapar.""Ayo kita pergi ke ruang makan untuk makan." kata Naila.Eline mengikuti Naila ke ruang makan, ayahnya sudah menunggu mereka untuk makan.Makanan yang di masak Naila makanan khas Prancis di meja ada Coq Au Vin, Foie Gras, Soupe A L'oignon, Creme Brulee, Perry, dan Criton Presse.Eline memilih Soupe A L'oignon, dan Creme Brulee. Eline makan sup dan matanya berbinar dan bertanya, "Apa ini, Mom?""Soupe A L'oignon." jawab Naila."Eline suka." Setelah berbicara dan melanjutkan makan Creme Brulee rasanya manis membuat ia ketagihan memakannya.Setelah mak
Andri yang berbicara di telfon dengan bahasa prancis, "Aku akan kembali.""Apa? Serius. Setelah sepuluh tahun, Romeo." ucap laki-laki yang di sebrang telepon."Iya, aku serius. Aku akan membawa istri dan putriku kembali." ucap Romeo tegas."Kamu tahu setelah kamu melarikan diri, putri keluarga Sanchez menghilang.""Aku tidak peduli dengan itu lakukan saja apa yang aku perintahkan untukmu jemput aku di bandara, aku akan mengirim pesan padamu kapan ke berangkatannya, mengerti. Aku tutup telepon dulu." Romeo memutuskan telepon secara sepihak."Romeo Romeo kamu tidak berubah sama sekali." ucap laki-laki itu sam
Namaku Elina Salim, dan mempunyai nama lain Elina Vladimira Shaqueela Verischa Evrenera Roux biasa di panggil Eline atau Dear. aku berusia 7 tahun. Saat itu aku bisa melihat seseorang kakak laki-laki sedang duduk di samping tangga tanpa sadar aku mendekatinya dan duduk di sebelahnya dan bertanya, "Kakak-kakak sedang apa? Ayuk main, kak."Anak laki-laki itu hanya diam bagaikan patung.Setiap hari Eline melihatnya hanya duduk di sana tanpa bergerak sedikitpun seolah-olah dirinya memikirkan sesuatu tanpa terganggu olehku."Kak, Eline sendirian.""Kak, Eline ngga ada teman.""Kak, ayuk main sama Eline.""Kakak ngga ngomong-ngomong, Eline sedih.""Yasudah. Kalau kakak ngga mau ngomong sama main dengan Eline.""Eline ngga akan ganggu kakak lagi."Beberapa hari berlalu Eline yang terus berbicara dengan anak laki-laki itu akhirnya berhe