Ini adalah tahun kedua bagi Aleka Hanggiana berada di SMA kesayangannya itu. Dengan penuh semangat Aleka berjalan sambil menenteng tas baru yang dibelikan oleh kakaknya sebagai hadiah karena Aleka masuk peringkat 5 besar dikelasnya.
Aleka dengan sengaja menggerai rambutnya yang sepanjang pinggang itu. Aleka menuju kelas tercintanya, yaitu kelas XI IPS 3 yang letaknya dekat dengan lapangan basket. Kelas sudah sudah cukup ramai oleh teman sekelas Aleka.
“Good morning! Aaaaa gue kangen sama kalian!!” Suara Aleka menginterupsi teman-temannya.
“Huuuu!” Sorak teman-teman Aleka.
“Yeu, malah nyorakin! Seharusnya kalian bersyukur disapa bidadari cantik kayak gue!” ucap Aleka sewot dari depan kelas.
“Lo bidadari dari kayangan?” tanya Radit menghampiri Aleka.
Aleka mengangkat dagunya sombong.“Iyalah!”
“Ohh... Kembaran mimi peri dong?” seketika ejekan Radit pada Aleka dapat sambutan gelak tawa dari teman-temannya.
“Kampret Lo ya, Dit!” Aleka memukul kepala Radit cukup keras.
Radit hanya mengusap kepalanya sambil terus menertawakan Aleka. Aleka dengan kesal menghentakan kakinya dan berjalan mencari kursi kosong untuk ia duduk.
“Gue duduk disini, ya!” ucap Aleka pada gadis yang tengah sibuk dengan ponselnya itu.
“Hmm, oke. Lagipula kosong kok,” jawabnya.
“Thanks, Mila!” Jawab Aleka sambil memamerkan senyum manisnya pada Mila yang dibalas dengan anggukan semata.
“Lo gak duduk sama Radit lagi?” tanya Mila, karena saat masih kelas sepuluh, memang Aleka duduk sama Radit.
“Bosen gue liat wajahnya Radit. Ngeselin juga tuh anak.” jawab Aleka yang dibalas anggukan lagi oleh Mila.
“Lo sakit leher?” tanya Aleka pada Mila.
“Nggak, kenapa emang?”
“dari tadi lo cuman ngangguk-ngangguk kepala doang, hehehe.” jawab Aleka cengengesan.
“Ada-Ada aja lo.”dibalas tawa juga oleh Mila.

Dari awal bel masuk berbunyi, tak ada satu guru pun yang masuk. Aleka berpikir jika hari pertama masuk sekolah, di sekolah ini pasti Free Class. Aleka menganggapnya sebagai adat kebiasaan di sekolah ini. Tapi ini cukup menguntungkan Aleka dan teman-temannya, setidaknya otak mereka ada ancang-ancang untuk tidak langsung berpikir keras di hari pertama ini.
Radit menghampiri Aleka yang tengah memainkan ponselnya. “Le, ke kantin yuk?” ajak Radit.
Radit memang memanggil Aleka dengan nama Ale.
“Ayo dong Le,” pinta Radit lagi. “Ale... Le.. Ale.. Alealealeale! Eh anjir ngeselin lu ya!” kesal Radit mengambil ponsel Aleka.
“Ngapain sih lo, Dit?” kesal Aleka berdiri sambil melepaskan air buds wireless dari kedua telinganya.
Radit menghela nafasnya. Pantas saja Aleka tidak mendengar ajakan Radit dari tadi.
“Si kambing, pantesan daritadi gue ngomong gak nyaut! Kantin yuk!” ajak Radit lagi.
Aleka mendelik, “siniin hape gue!” Radit memberikan ponsel Aleka.
Aleka kemudian berdiri dan berjalan mendahului Radit.
Radit berteriak, “Woi Aleka! Mau kemana lo?”
Aleka berhenti kemudian berbalik menatap Radit sebal, “tadikan lo ngajak gue ke kantin!”
Radit sedikit berlari menyusul Aleka, “Bareng dong! Gue kan yang ngajak, jadi mesti bareng! Biar gak keliatan jones juga,” ucap Radit sambil ngerangkul Aleka.
“Orang lo jones juga!” jawab Aleka sambil mengejek Radit
“eh btw lu yang ngajakkan?” tanya Aleka.
Radit mengangkat alisnya yang berarti, terus kenapa?
“Traktir ye!”
“Idup lo merdeka amat minta traktiran di hari pertama.”
“Keynan lo ajakin gak?” tanya Aleka.
“Lo masih demen ama si Kekey?”
“Enak aja dipanggil Kekey, eh tapi diajakin gak?”
“Gak buka grup sih lo!”
Aleka memang memang menyukai Keynan sejak dulu. Aleka mengenal Keynan melalui Radit. Keynan anak kelas IPA 4 yang Radit kenal melalui eskul futsal yang mereka ikuti. Meskipun Keynan sama ngeselinnya kayak Radit, bahkan sebelas duabelas sama Radit, Aleka tetap menyukainya.
Aleka hanya cengengesan dan meneruskan kembali perjalanannya menuju kantin. Kantin di sekolahnya sekarang cukup jauh dari kelasnya terhalang empat kelas kawasan anak sebelas IPA.
Sama seperti sekolah lainnya, sekolah Aleka pun mengalami yang namanya pertikaian antar jurusan. IPS dan IPA. Masalah kecil pun selalu dibesar-besarkan. Ya, yang punya masalah cuman dua orang tapi yang ikut campurnya satuu jurusan. Aleka pun pernah mengalaminya secara langsung dulu.
Dulu Aleka adalah anak baru disekolah ini. Disekolah yang dulu Aleka masuk jurusan IPA dan Aleka tidak terlalu menyukainya. Jadi ia meminta pada ayahnya agar dipindahkan sekolahnya dan masuk jurusan IPS.
Tak ada alasan khusus sebenarnya, hanya saja cita-cita Aleka menjadi sejarawan tingkat internasional. Aleka sangat menyukai sejarah lebih dari ia menyukai mata pelajaran bahasa. Ia juga bertekad akan banyak menulis buku dengan fakta sejarah-sejarah baru yang ia temukan nanti.
Kemudian Aleka dimasukkan kesekolah yang sama dengan Radit oleh Ayahnya, yaitu SMA Perdjoeangan. Salah satu sekolah swasta yang memang cukup favorit, kenapa? Karena sekolah ini tidak terlalu mempermasalahkan tentang gaya muridnya, selagi itu wajar dan stylish.
Radit adalah sepupu Aleka. Jadi selepas Aleka masuk kesekolah itu, Aleka hanya dekat dengan Radit. Itu yang menyebabkan dulu Aleka sebangku dengan Radit, juga itu yang membuat Aleka punya masalah dengan anak dari jurusan IPA.
Dari awal masuk, Radit memang cukup populer. Karena jujur saja meskipun Radit memang menyebalkan bagi Aleka, tapi tetap saja Radit cukup tampan bagi Aleka. Saat itu, Radit punya pacar, bisa dibilang pacar pertamanya di SMA ini.
Pacar Radit adalah Halma Rivalia Junior. Halma yang kebetulan anak kelas X IPA 2. Aleka juga tidak tahu bahwa Radit punya pacar dan tidak mencari tahu atau bertanya, Radit juga tidak memberitahu Aleka bahwa Radit punya pacar.
Saat Aleka masuk, memang jadi berita yang cukup besar diantara anak-anak seangkatannya. Radit yang notabenenya sebangku dengan Aleka memang menjadi sering bersama bahkan mereka juga selalu berangkat bersama karena rumah mereka sekomplek.
Teman sekelas Aleka dan Radit pun jadi berpikir bahwa mereka berpacaran. Rumor itu pun dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru angkatan. Banyak yang kecewa entah dari penggemar Radit atau dari laki-laki yang memang ingin menjadikan Aleka menjadi pacarnya. Ya, namanya juga murid baru.
Itu pun tak terlepas dari Halma pacar Radit. Jadi, Halma mengira bahwa Aleka si anak baru itu sudah menggoda Radit-pacarnya. Saat jam istirahat berlangsung, Halma dan teman-temannya berencana untuk melabrak Aleka. Halma dan teman-temannya mencari Aleka.
Dan sialnya hari itu Aleka tengah bersama Radit dan teman-teman Radit, yaitu Keynan Anggara kusuma dan Aldiano junior-saudara Halma di kantin. Dengan langkah terburu-buru Halma dan teman-temannya menghampiri Aleka. Halma menarik Aleka agar berdiri dari duduknya dan langsung menampar pipi kiri Aleka dengan sangat keras.Rasa panas menjalari pipi Aleka yang telah ditampar, Aleka memegang pipi kirinya sambil menahan dirinya agar tidak jatuh karena tamparan Halma. Tamparan Halma pada Aleka menjadi tontonan gratis untuk pengunjung kantin yang saat itu memang ramai, bahkan ada yang sempat merekam video mereka.
“maksud lo apa Halma?” kini Radit yang berbicara.
Aleka menahan Radit kemudian menatap Halma, “sorry, tapi kenapa lo nampar gue?” tanya Aleka tak terima tetapi dengan wajah datar.
“Gak usah pura-pura gak tahu,” jawab Halma dengan senyum meremehkan.
Aleka mengernyitkan Alisnya, “maksud lo apa anjir?” ucap Aleka dengan kesal.
“Wah, jadi jalang ini gak tahu salahnya dimana?” ucap Halma pada teman-temannya yang sebenarnya sindiran untuk Aleka.
“oke, kalian semua yang ada disini dengerin!” atensi semua orang pun tertuju pada Halma yang akan melanjutkan kalimatnya.
“Apalagi buat kalian yang udah punya pacar, hati-hati anak baru ini suka godain pacar orang!” teriak Halma yang membuat semua orang berbisik dan menatap jijik pada Aleka.Aleka paham sekarang, Halma cemburu buta padanya.
“cantik-cantik kok gangguin pacar orang sih?” sindir salah satu teman Halma sambil melempar botol minuman plastik pada Aleka.
Aleka menahan nafas kesal dan malu tentu saja diperlakukan seperti ini.
“maksud lo apa anjir, gue gak godain pacar orang ya! Dan sebaiknya jaga mulut lo itu!” jawab Aleka yang marah atas apa yang diucapkan oleh Halma.“masih gak tahu malu ya ni orang! Emang dasar ya anak IPS, kerjaannya cuman gangguin pacar orang!” sontak yang dikatakan Halma memprovokasi semua anak IPS yang ada disana.
Seorang siswi maju dan menampar Halma tapi tidak terlalu keras.
“Jaga ya omongan lo, baru masuk udah nyari ribut! Bawa-bawa nama jurusan lagi!” ucap perempuan itu.“maaf ya Kak,” Halma menarik nafas kesal dan berbicara pada kakak kelasnya itu, “tapi apa yang aku omongin itu bener! Anak IPS em—“
“Cukup Halma!” teriak Radit.
Teriakan radit cukup membuat Halma bungkam.“Lo udah salah paham sama Aleka! Lo juga udah keterlaluan nampar Aleka! Bawa-bawa nama jurusan lagi!” Radit menarik nafas setelah ia mengucapkan kalimat itu dengan marah.
Radit merendahkan suaranya, “seharusnya lo nanya dulu, verifikasi dulu sama Aleka, paling tidak sama gue. Aleka itu sepupu gue dan kita udah kenal dari kecil.”
“gak usah bohong buat belain dia!” tunjuk Halma pada Aleka.
Aleka memutar bola matanya kesal.
“Dit, kok lu mau sih pacaran sama cewek gini? Kesurupan apa lo?” tanya Aleka pada Radit untuk menyindir Halma.“Jaga ya omongan lo!” ucap Halma.
“Halma, plis gue baru masuk kesekolah ini, belum lama. Dan kalo emang gue niat godain pacar orang, gue bakalan deketin semua cowok yang punya pacar dan gak hanya sama Radit aja. Sekarang terserah sama lo mau percaya atau ngga. Gue sama Radit sepupuan, buktinya...” Aleka mengeluarkan ponsel dan mencari photo bersama keluarga besarnya yang disana juga pasti ada Radit.
“Ini buktinya.” Aleka menunjukan photo itu dan men-zoom Radit dan dirinya yang ada di photo.
“Padahal lo bisa aja nanya baik-baik ke gue, dengan begini lo malah mempermalukan diri lo sendiri, entah sama Radit atau pun orang-orang yang ada disini. Dit, lo urusin ya pacar lo yang satu ini. Gue mau ke uks, kalo ada guru masuk bilangin gue sakit, mimisan! Ya! bye!” ucap Aleka panjang sambil melenggang pergi yang diikuti oleh Keynan sama Aldi- teman komplotan Radit.
Radit pun menarik tangan Halma untuk menyelesaikan masalah mereka ditempat lain yang tidak cukup ramai seperti tadi.
Meski sekarang kejadian itu telah menjadi cerita, tapi tetap saja dampaknya tetap terasa sampai sekarang. Selain mereka yang terlibat menjadi lebih populer dikalangan jurusan, Halma tetap tidak mau mengakui kesalahannya dan tidak minta maaf pada Aleka justru malah memusuhi Aleka. Meski Aleka tak ambil pusing tentang itu.
Bahkan dulu, bisa dibilang Halma dimusuhi oleh anak-anak IPS yang merasa tak nyaman karena disebut suka mengoda pacar orang. Halma pun pernah dijahili oleh mereka sampai ia menangis dan itu pun mengundang kemarahan anak-anak IPA lainnya, anak-anak IPA berpikir masalah itu sudah tak perlu lagi diungkit, dan terjadilah percekcokan lagi antar jurusan.
***
Sesampainya Aleka dan Radit di kantin, mereka berdua mencari tempat favorit mereka, yaitu pojokan kantin yang disana sudah terlihat dua manusia yang cukup mereka rindukan. Maaf, maksudnya yang Aleka rindukan.
“Hai, udah pesen?” sapa Aleka.
“Kita mah udah, sebaiknya kalian pesen dulu mumpung belom rame.” Saran Aldi,
“Lo yang pesen ya dit, gue mau mie ayam ya. yang pedes!” suruh Aleka pada Radit.
“lo aja gih! Kan gue yang traktir! Gak tahu diri amat lo!”
“gak ikhlas nih traktirin gue?”
Dengan kesal Radit berdiri dan pergi untuk memesan makanan mereka.“Eh gimana kabar kalian?” tanya Aleka pada Keynan dan Aldi.
“Baik, seperti biasa. Kecuali yang baru putus ini nih!” Jawab Keynan menunjuk Aldi.
“putus? Emang kak Aldi punya pacar?” ejek Aleka yang disambut tawa oleh Keynan.
“Yeu, ngeselin lo berdua!” ucap Aldi yang menekuk wajahnya.
Aldi memang setingkat lebih tinggi kelasnya dari mereka, jadi Aleka memanggil Aldi dengan sebutan ‘kak’. Radit, dan Aldi, mereka saling mengenal lewat eskul futsal yang mereka ikuti.
“Emang, beneran ya Kak Aldi punya pacar?” tanya Aleka serius.
“sebenernya sih...” Aldi menjeda, “bisa dibilang belum pacaran juga, baru aja mau start eh malah ditikung duluan.” Jawab Aldi lesu.
Aleka dan Keynan tertawa.
“Makanya, kalo nargetin cewek gercep dong! Jangan ragu-ragu yang akhirnya malah ketikung.” Saran Keynan.“Iya, bener tuh kata si Kekey!” tiba-tiba Radit ikut nimbrung setelah memesan.
“Ehh.. Dita nongol,” balas Keynan.
“Eh,, btw bentar lagi bakal ada pemilihan King and Queen 2020 nih. Kalian mau ikutan?” tanya Aldi mengalihkan pembicaraan.
“King and Queen?” tanya Aleka.
“Itu loh, pemilihan buat jadi selebriti sekolah, salah satu acara buat Pensi sekolah,” jawab Radit asal.
“Gak salah lo nyebut pemilihan jadi selebriti?” ucap Keynan sambil mengangkat salah satu alisnya.
“Ya terus, menurut lo apa Kekey?”
“Anjir! Gak Kekey juga. Menurut gue sih itu salah satu ajang buat pemilihan the Best student gitu loh. Yang emang gak cuman pintar aja. Bakatnya, tampangnya, tutur katanya yang emang bener-bener.. apa ya istilahnya,” Keynan mencari kata yang pas, “ah, seolah-olah mencerminkan identitas siswa dari sekolah ini. Itu sih menurut pandangan gue.”
“Oohh,” jawab mereka kompak.
“Kok lo tahu sih?” tanya Aleka.
“Tadi, kelas gue ngomongin ini. Ya dan gue ikutan.” Jawab Keynan.
“Seriously?” tanya Radit kaget.
Keynan menganggukan kepalanya pertanda itu memang benar.
“Gue juga ikutan kalo Keynan ikutan.” Ujar Radit.
Semua menoleh pada Radit tak menyangka.
“jangan! Nanti malu-maluin kelas lagi!” sergah Aleka.
“Tenang! Gue ganteng, Berbakat, tinggi juga, pinter juga, udah terkenal duluan. Fans gue juga udah banyak, banget malah.” Sombong Radit, tapi perhatian Aleka, Keynan, dan Aldi teralihkan oleh pesanan mereka yang sudah datang.
“Yee!! Makasih mang. Btw lama banget sih mang? Muter Indonesia dulu ya?” seru Aleka saat makanan mereka datang.
“Hehe.. nggak neng, tadi amang nunggu siput yang lagi lewat.” Jawab si amang.
Krik krik krik krik
Semua terdiam.
Kemudian tertawa. Tertawa atas ketidaklucuan si amang.Nah gimana menurut kalian gaes? Bosenin yha? Hehehehe..
Silahkan kasih komentar kalian 😁Sudah seminggu berlalu. Kegiatan belajar mengajar juga sudah berjalan seperti biasanya. Seperti sekarang Aleka tengah fokus memperhatikan penjelasan tentang mata pelajaran Sejarah Minat yang ia sukai, tak hanya pelajarannya gurunya juga sangat Aleka sukai. Meskipun begitu, tapi tetap Keynan lebih disukai Aleka."Jadi, kerajaan Hindu Buddha di Indonesia itu masih banyak pengaruhnya hingga sekarang. Selain menjadi sarana edukasi untuk kita, banyak juga adat istiadat yang masih dijalankan. Sampai sini ada yang ditanyakan?" terang Bapak Andre selaku guru mata pelajaran sejarah minat.Aleka mengangkat tangan, "Untuk tugas yang kelompok itu, presentasinya minggu depan kan, Pak?""Iya, tapi kalo kalian siap, sekarang juga boleh." Jawab Pak Andre."Nggak, Pak!" serentak anak-anak."Ya sudah, kalo begitu kita akhiri pelajaran hari ini. Kerjakan tugasnya jangan hanya menumpan
Aleka mematut dirinya didepan cermin kamar ganti. Aleka menggunakan office wear dengan atasan kemeja putih berkerah tali berwarna hitam yang ia sampul pita. Aleka juga mengenakan celana sepan yang ukurannya memang ukuran kaki Aleka. Sungguh baju yang dibawakan oleh Mila seperti di desain untuknya, buktinya pakaian itu memang benar-benar tipe ukurannya.Aleka berjalan menggunakan sandal capit entah milik siapa yang ia temukan dikelas. Aleka sedikit malu diperhatikan oleh murid lain karena pakaiannya yang berbeda. Aleka hanya berusaha untuk bersikap tak peduli.Saat sampai dipintu kelas, Aleka sudah disambut oleh sorakan teman-temannya."Wah, pas banget. Ini ukuran bajunya Cuma gue kira-kira padahal." Puji Mila pada Aleka sambil menyodorkan blazer yang satu set dengan pakaian yang dipakai Aleka."Nih," Radit menyodorkan paper bag berwarna hitam pada Aleka."Apaan nih?" tanya A
4 hari berlalu. Setelah tahapan seleksi pertama kemarin yang cukup melelahkan, Aleka, Radit dan yang lainnya masih menunggu pengumuman siapa saja yang lolos tahap pertama. Sebenarnya, Aleka tidak terlalu berharap banyak, karena apa yang ia isi di kolom jawaban esai kemarin memang tidak terlalu bagus. Aleka hanya mengeluarkan apa yang ia pikirkan setelah ia membaca pertanyaannya kemarin.Tetapi, tetap saja Aleka harus bersiap karena mungkin saja Aleka lolos ditahap ini. Jadi, Aleka sedikit mencari tahu tentang tahapan seleksi selanjutnya. Entah dari kearsipan atau dari senior terdahulunya. Senior yang paling dekat dengannya adalah Aldi, ya, Aldiano Junior."Jadi, tahap selanjutnya itu wawancara," ucap Aldi memberitahu Aleka, Radit, Mila dan Keynan karena mereka tengah berada dikantin."Serius?" tanya Radit.Radit menganggukan kepalanya, "itu sejenis interview gitu loh," Aldi memajukan tubuhny
"Bapak senang bahwa ajang pemilihan duta sekolah ini sudah mulai berjalan." Ucap bapak kepala sekolah yang tengah mengucapkan amanatnya dalam susunan upacara bendera yang memang selalu dilakukan setiap hari senin disekolah ini."sekarang sudah ada 26 peserta yang berhasil lolos dari 32 peserta. Bapak ucapkan selamat dan teruslah sportif dalam mengikuti ajang ini. Dan kalian dukunglah teman sekelas kalian yang mengikuti ini. Nah untuk tahap selanjutnya akan diumumkan lewat akun sosial media dengan username King_and_Queen_Smaperd. Ah, Kalian juga semua tetap jaga kebersihan sekolahnya ya karena kemarin bapak....."Kepala sekolah menyampaikan amanatnya yang benar-benar panjang. Tetapi siswa-siswi disekolah ini tetap mendengarkan meski godaan untuk mengobrol dengan teman sebelah sudah menggelayuti imannya. Namun, sekolah ini sudah menanamkan prinsip dan kebiasaan yang cukup kuat dan tertanam dimasing-masing diri siswa tentang pentingn
Aleka dan Keynan berangkat menggunakan sepeda motor matic Keynan. Aleka yang dibonceng oleh Keynan, berpegangan pada pinggang Keynan. Aleka ingin memeluk Keynan sebenarnya, hanya saja ia hanya tak mau melewati batasan dari seorang teman. Aleka hanya berani memeluk Keynan saat Keynan menyuruhnya untuk berpegangan erat pada Keynan. Karena menurut Aleka, itu artinya memeluk Keynan.Tadinya Aleka dan Keynan akan berangkat sendiri-sendiri, hanya saja Keynan tak ingin kejadian yang lalu terulang. Aleka terkena tilang oleh polisi karena memang belum mempunyai surat izin mengemudi, tidak seperti Keynan yang sudah mempunyainya. Jadi, daripada itu terulang, lebih baik Keynan menjemput Aleka kerumahnya. Belum lagi jika bepergian, Aleka pasti sempat-sempatnya membawa sepeda motor trail yang Aleka beri nama “Hulk”.Keynan sempat berpikir Aleka memberi nama Hulk pada kesayangannya itu, karena sepeda motornya
Hari ini adalah hari seleksi tahap 2 untuk pemilihan king and queen di SMA Perdjoengan. Dikelas, Aleka dan Radit mendapat banyak wejangan dari teman sekelasnya. Aleka dan Radit sudah cukup matang apabila dilihat dari materi yang mereka pelajari. Hanya saja, tidak pernah ada yang tahu tentang apa dan bagaimana pertanyaan yang ditanyakan dalam sesi wawancara personal ini. Meski mendapat bocoran dari Aldi yang didapat dari Maudy-Queen yang menjabat saat ini, tetapi tetap saja itu hanya garis besar yang cukup membuat Aleka, Radit dan Keynan juga cukup kerepotan dalam mencari materi.Sekarang jam menunjukkan pukul 09.00 WIB dan Seleksi akan dimulai jam 10.00 WIB setelah istirahat pertama di sekolah Aleka. Ada waktu satu jam lagi, Aleka mendapat waktu yang cukup untuk bersiap-siap, apalagi kelas mereka mendapat bonus Free Class karena kebetulan ini jam mata pelajaran wali kelas mereka yang memang menduk
Hari ini adalah hari seleksi tahap 2 untuk pemilihan king and queen di SMA Perdjoengan. Dikelas, Aleka dan Radit mendapat banyak wejangan dari teman sekelasnya. Aleka dan Radit sudah cukup matang apabila dilihat dari materi yang mereka pelajari. Hanya saja, tidak pernah ada yang tahu tentang apa dan bagaimana pertanyaan yang ditanyakan dalam sesi wawancara personal ini. Meski mendapat bocoran dari Aldi yang didapat dari Maudy-Queen yang menjabat saat ini, tetapi tetap saja itu hanya garis besar yang cukup membuat Aleka, Radit dan Keynan juga cukup kerepotan dalam mencari materi.Sekarang jam menunjukkan pukul 09.00 WIB dan Seleksi akan dimulai jam 10.00 WIB setelah istirahat pertama di sekolah Aleka. Ada waktu satu jam lagi, Aleka mendapat waktu yang cukup untuk bersiap-siap, apalagi kelas mereka mendapat bonus Free Class karena kebetulan ini jam mata pelajaran wali kelas mereka yang memang menduk
Malam ini, Aleka termenung memikirkan tantangan untuk seleksi selanjutnya. Aleka juga tak habis pikir, kenapa para senior itu sok-sok an menggunakan teka-teki yang sangat gampang dan sangat menggelikan bagi Aleka. Padahal mereka langsung saja memberitahu para peserta.Membuang-buang waktu!Aleka menghela napas cukup panjang karena ia sedang berpikir tentang ide-ide yang akan ia berikan pada kelompok ajang King And Queen-nya itu. Banyak hal gila muncul dikepala Aleka. Seperti, Menampilkan tari kontemporer, tari seni modern bahkan berdansa.Aleka bergidik, “Ewwhh. Gak! gak mungkin gue dansa sama Keynan. Gue juga gak bisa dansa, kasian ntar kaki Keynan malah sering keinjek sama gue.”Aleka memikirkan lagi hal lain, tetapi pikirannya teralihkan oleh suara kakaknya yang baru pulang setelah sekian lama.“Kakaaaaaak!!!!” teriak Aleka sambil berlari keluar kamarnya
Malam ini, Aleka termenung memikirkan tantangan untuk seleksi selanjutnya. Aleka juga tak habis pikir, kenapa para senior itu sok-sok an menggunakan teka-teki yang sangat gampang dan sangat menggelikan bagi Aleka. Padahal mereka langsung saja memberitahu para peserta.Membuang-buang waktu!Aleka menghela napas cukup panjang karena ia sedang berpikir tentang ide-ide yang akan ia berikan pada kelompok ajang King And Queen-nya itu. Banyak hal gila muncul dikepala Aleka. Seperti, Menampilkan tari kontemporer, tari seni modern bahkan berdansa.Aleka bergidik, “Ewwhh. Gak! gak mungkin gue dansa sama Keynan. Gue juga gak bisa dansa, kasian ntar kaki Keynan malah sering keinjek sama gue.”Aleka memikirkan lagi hal lain, tetapi pikirannya teralihkan oleh suara kakaknya yang baru pulang setelah sekian lama.“Kakaaaaaak!!!!” teriak Aleka sambil berlari keluar kamarnya
Hari ini adalah hari seleksi tahap 2 untuk pemilihan king and queen di SMA Perdjoengan. Dikelas, Aleka dan Radit mendapat banyak wejangan dari teman sekelasnya. Aleka dan Radit sudah cukup matang apabila dilihat dari materi yang mereka pelajari. Hanya saja, tidak pernah ada yang tahu tentang apa dan bagaimana pertanyaan yang ditanyakan dalam sesi wawancara personal ini. Meski mendapat bocoran dari Aldi yang didapat dari Maudy-Queen yang menjabat saat ini, tetapi tetap saja itu hanya garis besar yang cukup membuat Aleka, Radit dan Keynan juga cukup kerepotan dalam mencari materi.Sekarang jam menunjukkan pukul 09.00 WIB dan Seleksi akan dimulai jam 10.00 WIB setelah istirahat pertama di sekolah Aleka. Ada waktu satu jam lagi, Aleka mendapat waktu yang cukup untuk bersiap-siap, apalagi kelas mereka mendapat bonus Free Class karena kebetulan ini jam mata pelajaran wali kelas mereka yang memang menduk
Hari ini adalah hari seleksi tahap 2 untuk pemilihan king and queen di SMA Perdjoengan. Dikelas, Aleka dan Radit mendapat banyak wejangan dari teman sekelasnya. Aleka dan Radit sudah cukup matang apabila dilihat dari materi yang mereka pelajari. Hanya saja, tidak pernah ada yang tahu tentang apa dan bagaimana pertanyaan yang ditanyakan dalam sesi wawancara personal ini. Meski mendapat bocoran dari Aldi yang didapat dari Maudy-Queen yang menjabat saat ini, tetapi tetap saja itu hanya garis besar yang cukup membuat Aleka, Radit dan Keynan juga cukup kerepotan dalam mencari materi.Sekarang jam menunjukkan pukul 09.00 WIB dan Seleksi akan dimulai jam 10.00 WIB setelah istirahat pertama di sekolah Aleka. Ada waktu satu jam lagi, Aleka mendapat waktu yang cukup untuk bersiap-siap, apalagi kelas mereka mendapat bonus Free Class karena kebetulan ini jam mata pelajaran wali kelas mereka yang memang menduk
Aleka dan Keynan berangkat menggunakan sepeda motor matic Keynan. Aleka yang dibonceng oleh Keynan, berpegangan pada pinggang Keynan. Aleka ingin memeluk Keynan sebenarnya, hanya saja ia hanya tak mau melewati batasan dari seorang teman. Aleka hanya berani memeluk Keynan saat Keynan menyuruhnya untuk berpegangan erat pada Keynan. Karena menurut Aleka, itu artinya memeluk Keynan.Tadinya Aleka dan Keynan akan berangkat sendiri-sendiri, hanya saja Keynan tak ingin kejadian yang lalu terulang. Aleka terkena tilang oleh polisi karena memang belum mempunyai surat izin mengemudi, tidak seperti Keynan yang sudah mempunyainya. Jadi, daripada itu terulang, lebih baik Keynan menjemput Aleka kerumahnya. Belum lagi jika bepergian, Aleka pasti sempat-sempatnya membawa sepeda motor trail yang Aleka beri nama “Hulk”.Keynan sempat berpikir Aleka memberi nama Hulk pada kesayangannya itu, karena sepeda motornya
"Bapak senang bahwa ajang pemilihan duta sekolah ini sudah mulai berjalan." Ucap bapak kepala sekolah yang tengah mengucapkan amanatnya dalam susunan upacara bendera yang memang selalu dilakukan setiap hari senin disekolah ini."sekarang sudah ada 26 peserta yang berhasil lolos dari 32 peserta. Bapak ucapkan selamat dan teruslah sportif dalam mengikuti ajang ini. Dan kalian dukunglah teman sekelas kalian yang mengikuti ini. Nah untuk tahap selanjutnya akan diumumkan lewat akun sosial media dengan username King_and_Queen_Smaperd. Ah, Kalian juga semua tetap jaga kebersihan sekolahnya ya karena kemarin bapak....."Kepala sekolah menyampaikan amanatnya yang benar-benar panjang. Tetapi siswa-siswi disekolah ini tetap mendengarkan meski godaan untuk mengobrol dengan teman sebelah sudah menggelayuti imannya. Namun, sekolah ini sudah menanamkan prinsip dan kebiasaan yang cukup kuat dan tertanam dimasing-masing diri siswa tentang pentingn
4 hari berlalu. Setelah tahapan seleksi pertama kemarin yang cukup melelahkan, Aleka, Radit dan yang lainnya masih menunggu pengumuman siapa saja yang lolos tahap pertama. Sebenarnya, Aleka tidak terlalu berharap banyak, karena apa yang ia isi di kolom jawaban esai kemarin memang tidak terlalu bagus. Aleka hanya mengeluarkan apa yang ia pikirkan setelah ia membaca pertanyaannya kemarin.Tetapi, tetap saja Aleka harus bersiap karena mungkin saja Aleka lolos ditahap ini. Jadi, Aleka sedikit mencari tahu tentang tahapan seleksi selanjutnya. Entah dari kearsipan atau dari senior terdahulunya. Senior yang paling dekat dengannya adalah Aldi, ya, Aldiano Junior."Jadi, tahap selanjutnya itu wawancara," ucap Aldi memberitahu Aleka, Radit, Mila dan Keynan karena mereka tengah berada dikantin."Serius?" tanya Radit.Radit menganggukan kepalanya, "itu sejenis interview gitu loh," Aldi memajukan tubuhny
Aleka mematut dirinya didepan cermin kamar ganti. Aleka menggunakan office wear dengan atasan kemeja putih berkerah tali berwarna hitam yang ia sampul pita. Aleka juga mengenakan celana sepan yang ukurannya memang ukuran kaki Aleka. Sungguh baju yang dibawakan oleh Mila seperti di desain untuknya, buktinya pakaian itu memang benar-benar tipe ukurannya.Aleka berjalan menggunakan sandal capit entah milik siapa yang ia temukan dikelas. Aleka sedikit malu diperhatikan oleh murid lain karena pakaiannya yang berbeda. Aleka hanya berusaha untuk bersikap tak peduli.Saat sampai dipintu kelas, Aleka sudah disambut oleh sorakan teman-temannya."Wah, pas banget. Ini ukuran bajunya Cuma gue kira-kira padahal." Puji Mila pada Aleka sambil menyodorkan blazer yang satu set dengan pakaian yang dipakai Aleka."Nih," Radit menyodorkan paper bag berwarna hitam pada Aleka."Apaan nih?" tanya A
Sudah seminggu berlalu. Kegiatan belajar mengajar juga sudah berjalan seperti biasanya. Seperti sekarang Aleka tengah fokus memperhatikan penjelasan tentang mata pelajaran Sejarah Minat yang ia sukai, tak hanya pelajarannya gurunya juga sangat Aleka sukai. Meskipun begitu, tapi tetap Keynan lebih disukai Aleka."Jadi, kerajaan Hindu Buddha di Indonesia itu masih banyak pengaruhnya hingga sekarang. Selain menjadi sarana edukasi untuk kita, banyak juga adat istiadat yang masih dijalankan. Sampai sini ada yang ditanyakan?" terang Bapak Andre selaku guru mata pelajaran sejarah minat.Aleka mengangkat tangan, "Untuk tugas yang kelompok itu, presentasinya minggu depan kan, Pak?""Iya, tapi kalo kalian siap, sekarang juga boleh." Jawab Pak Andre."Nggak, Pak!" serentak anak-anak."Ya sudah, kalo begitu kita akhiri pelajaran hari ini. Kerjakan tugasnya jangan hanya menumpan
Ini adalah tahun kedua bagi Aleka Hanggiana berada di SMA kesayangannya itu. Dengan penuh semangat Aleka berjalan sambil menenteng tas baru yang dibelikan oleh kakaknya sebagai hadiah karena Aleka masuk peringkat 5 besar dikelasnya.Aleka dengan sengaja menggerai rambutnya yang sepanjang pinggang itu. Aleka menuju kelas tercintanya, yaitu kelas XI IPS 3 yang letaknya dekat dengan lapangan basket. Kelas sudah sudah cukup ramai oleh teman sekelas Aleka.“Good morning! Aaaaa gue kangen sama kalian!!” Suara Aleka menginterupsi teman-temannya.“Huuuu!” Sorak teman-teman Aleka.“Yeu, malah nyorakin! Seharusnya kalian bersyukur disapa bidadari cantik kayak gue!” ucap Aleka sewot dari depan kelas.“Lo bidadari dari kayangan?” tanya Radit menghampiri Aleka.Aleka mengangkat dagunya sombong.“Iyalah!”