Aleka dan Keynan berangkat menggunakan sepeda motor matic Keynan. Aleka yang dibonceng oleh Keynan, berpegangan pada pinggang Keynan. Aleka ingin memeluk Keynan sebenarnya, hanya saja ia hanya tak mau melewati batasan dari seorang teman. Aleka hanya berani memeluk Keynan saat Keynan menyuruhnya untuk berpegangan erat pada Keynan. Karena menurut Aleka, itu artinya memeluk Keynan.
Tadinya Aleka dan Keynan akan berangkat sendiri-sendiri, hanya saja Keynan tak ingin kejadian yang lalu terulang. Aleka terkena tilang oleh polisi karena memang belum mempunyai surat izin mengemudi, tidak seperti Keynan yang sudah mempunyainya. Jadi, daripada itu terulang, lebih baik Keynan menjemput Aleka kerumahnya. Belum lagi jika bepergian, Aleka pasti sempat-sempatnya membawa sepeda motor trail yang Aleka beri nama “Hulk”.
Keynan sempat berpikir Aleka memberi nama Hulk pada kesayangannya itu, karena sepeda motornya berwarna hijau. Bahkan Keynan menanyakannya pada Aleka saking anehnya ia memberi nama sepeda motornya dengan Hulk. Karena menurut Keynan jika bernama Hulk pasti identik dengan Hijau, besar, kuat, juga pemarah. Dan itu memang cukup dengan body sepeda motor Aleka. Tapi Keynan masih ingin menanyakan alasan itu pada Aleka.
“Le, kenapa motor lo dikasih nama Hulk? Apa karena warnanya ijo?” tanya Keynan saat Aleka menyebut sepeda motornya.
“Karena gue suka Hulk,” jawab Aleka enteng sambil menyeruput kopi yang terbuat dari campuran espreso dan susu yang diatasnya terdapat busa hasil dari mix kedua bahan itu.
“Maksud lo?” tanya Keynan lagi.
“Ya, karena gue suka tokoh Hulk. Gue Avengers Lovers dan tokoh yang paling gue suka adalah another guy from Dokter Bruce Banner. Lo tahu, Hulk itu lucu.” Jelas Aleka.
Keynan mengernyitkan dahinya karena kalimat terakhir Aleka, “maksud lo lucu apaan anjir?” ucap Keynan sambil menatap Aleka tak percaya.
Aleka memutar bola matanya karena kesal dengan Keynan, “lo lagi lemot ya? gini, gue udah nonton semua Marvel Universe dan tokoh Hulk ini tuh sikapnya lucu, Apalagi pas yang di Thor 3, ngakak banget tahu gak.” Jelas Aleka sedikit menggebu-gebu.
Keynan mengedipkan matanya beberapa kali sambil menatap Aleka, “Gue gak tahu, karena gue baru nonton Spiderman yang kemaren bareng lo itu.”
“Oke, ntar kita nonton semua serinya, biar lo paham.” Tuntas Aleka.
Keynan juga tidak menyangka bahwa ajakan Aleka saat itu, benar-benar direalisasi oleh Aleka seminggu kemudian. Aleka juga menjadwalkan setiap hari minggu jam 10 pagi untuk menonton. Setidaknya, menonton satu film itu secara berurutan. Aleka pun membuat Keynan jatuh cinta pada film-film itu. Keynan juga jatuh cinta pada salah satu tokoh, yaitu tokoh Natasha Rumanoff yang menyukai dokter Bruce Banner.
***
Keynan mengajak Aleka ke kafe yang baru buka dua hari ini. Saat sampai, Aleka sempat mengernyitkan keningnya, karena melihat nama kafe itu, simple. Ya, itu nama kafenya. Tetapi Aleka tak berpikir negatif, karena Aleka selalu percaya pada istilah “jangan melihat buku dari cover-nya”, meskipun menurut Aleka saat membeli buku kita juga harus memperhatikan dan menimbang sampul bukunya, karena sampul buku juga dibuat berdasarkan isi buku tersebut, tidak mungkin asal-asalan bukan?
Aleka turun dari sepeda motor milik Keynan, melepaskan helm dan memberikannya pada Keynan. Aleka menunggu Keynan membenahi helm yang baru saja mereka lepas.
“Yuk!” ajak Keynan.
Aleka hanya menganggukkan kepala kemudian ikut berjalan beriringan bersama Keynan masuk kedalam kafe. Aleka berdecak kagum ketika ia memasuki kafe tersebut. Kafe ini memiliki interior yang sebagian besar perabotan dan hiasannya berbahan dasar kayu. Ini sangat menakjubkan bagi Aleka. Tempat ini benar-benar simpel sesuai namanya tetapi tak mengurangi kesan mewah dan hangat didalamnya. Lampu-lampu temaram yang ada disetiap sudut ruangan juga menambah kesan hangat dan romantis pada tempat ini.
Tangan Aleka ditarik lembut oleh Keynan untuk mengikutinya berjalan menuju salah satu kursi kosong disana. Aleka dan Keynan mengambil buku menu yang tersedia dimeja. Tidak Aleka sangka bahwa kafe ini, ternyata menyajikan menu Korean Street Food.
Aleka membolak-balik buku menu untuk memilih pesanananya. Namun, Aleka masih belum menetapkan pilihannya, karena jujur saja jika dilihat dari gambar yang ada dimenu, semuanya menggiurkan.
“Gue bingung nih, Liat dari gambarnya aja bikin gue ngiler,” putus Aleka.
“Kenapa gak lo makan aja menunya, Le?” tanya Keynan sambil terkekeh.
Aleka mendengus kesal, “Ya udah deh, gue mau ... mm ... apa ya? Ddubokkie sama Corndog aja. ” ucap Aleka pada pramusaji yang entah kapan sudah ada disana.
“Minumnya.. Es Boba aja deh.” Lanjut Aleka.
“Samain aja mba,” sahut Keynan yang meletakkan buku menu yang ia pegang.
“Baik, mohon ditunggu.” Ucap pramusaji itu ramah.
Aleka sibuk memperhatikan interior kafe ini. Kemudian Aleka mengalihkan tatapannya pada Keynan yang makin dia sukai. Aleka masih penasaran alasan Keynan mengajaknya pergi saat ini. Karena jujur saja, Aleka sudah berekspetasi bahwa Keynan akan mengajaknya nge-date dengan tujuan untuk mengatakan bahwa Keynan juga sudah mencintai Aleka dan ingin menjadi pacarnya.
“Lo sebenarnya ngajak gue pergi mau ngapain?” tanya Aleka pada Keynan dengan sebisa mungkin membiasakan nada bicaranya.
“Mau minta lo pilihin kemeja buat gue,” ucap Keynan sambil tersenyum.
Aleka cukup kecewa, tapi ia memang sadar diri karena ekspetasinya yang terlalu tinggi dan dramatis, “Tumben gak ngajak Radit atau yang lainnya?” tanya Aleka lagi.
“Mesti ya, gue ngajak mereka? Lagipula kan ada elo yang always stay buat gue.” Keynan tersenyum menggoda Aleka sambil menaikturunkan alisnya.
“Buset, kata-kata lo!”
Keynan hanya tertawa kecil menanggapinya, tapi kemudian Keynan menatap Aleka dengan cukup serius. “Le, lo.. masih suka sama gue?” tanya Keynan tiba-tiba yang membuat Aleka yang semula memandangi interior kafe langsung menoleh pada Keynan.
“Emang kentara banget ya gue suka sama lo?” Aleka malah balik bertanya.
Keynan menatap Aleka cukup dalam, “Gue kira jelas, banget malah.”
“Kenapa? Lo mau nyuruh gue berhenti suka sama lo? Atau apa?” tanya Aleka dengan memberi sedikit nada candaan agar pembicaraan ini tak terlalu serius.
“Nggak, tapi gue juga...”
Ucapan Keynan terpotong karena kedatangan pramusaji yang membawa pesanan mereka, “selamat menikmati,” ucap pramusaji itu sopan sambil tersenyum.Keduanya menyantap makanannya diselimuti oleh rasa canggung. Aleka dan Keynan keduanya memilih untuk fokus pada makanan mereka. Biasanya mereka akan menghabiskan makanan sambil mengobrol tapi kali ini keduanya makan dalam diam.
***
Aleka dan Keynan kini sudah berada disebuah Pusat perbelanjaan yang sering mereka kunjungi. Tanpa banyak bicara keduanya langsung ke toko kemeja langganan Keynan. Aleka dan Keynan sedang memilih-milih kemeja yang memang Keynan tujukan untuk seleksi King and Queen selanjutnya.
Setelah memilih beberapa kemeja, Keynan kemudian masuk kedalam tempat untuk mecoba kemeja itu. Keynan keluar dengan kemeja berwarna Turquoise dengan model kemeja formal.
“Hmm. Lo jarang pake warna ini, cocok sih. Tapi coba yang lain deh.” Komentar Aleka yang hanya ditanggapi dengan senyum tipis oleh Keynan.
Aleka sebenarnya masih canggung atas apa yang ditanyakan Keynan tadi saat di kafe. Aleka juga takut jika pada akhirnya Keynan akan menjauhinya nanti. Meski kemungkinannya kecil tapi tetap saja. Aleka sudah cukup sedikit sakit ketika Keynan tahu bahwa Aleka menyukainya, namun tak merespon apapun. Entah karena memang Keynan tak mau menanggapi atau memang Keynan tak ada perasaan yang sama pada Aleka.
“Kalo yang ini gimana?” tanya Keynan saat ia keluar. Kali ini Keynan mengenakan kemeja pink pilihan Aleka. Keynan tak mau memakai ini, karena ini warna pink. Tetapi untuk menghargai pilihan Aleka jadi ia mencobanya diawal.
“Lo cocok banget pake itu!” puji Aleka yang langsung dihadiahi tatapan tajam dari Keynan.
Aleka mengernyit heran, kenapa Keynan malah menatapnya tajam saat ini. Apa ia salah berkomentar? Padahal Keynan cocok mengenakan kemeja berwarna pink, lebih tepatnya dusty pink itu, “Kenapa?” tanya Aleka saat Keynan masih menatapnya.
“Ya, masa gue pake warna pink sih?” tanya Keynan dengan nada sedikit kesal.
“Apa salahnya sama warna pink?” tanya Aleka sedikit bingung.
"Kan warna ini biasanya identik sama cewek, Le.” Ucap Keynan menegaskan.
“Lho? Kata siapa? Nggak juga tuh, buktinya lo cocok kok pake warna itu. Lagipula itu mah stigma publik aja. padahal fine-fine aja kok cowok pake baju warna pink.” Aleka menjelaskan.
“Gue mau coba yang lain,” putus Keynan sambil berbalik.
Setelah sekian lama, akhirnya pilihan Keynan jatuh pada kemeja berwarna Blue Sky dan warna cream coffee yang tentu saja Aleka juga setuju dengan warna itu, meskipun Aleka lebih menyukai warna dusty pink tadi.
“Ada lagi yang mau lo beli, Key?” tanya Aleka begitu mereka keluar dari toko itu.
“Gak ada sih, karena dari awal kan cuman mau beli ini,” ucap Keynan sambil mengangkat paperbag berisi kemeja pilihannya itu, “Lo sendiri ada yang mesti dibeli gak?” tanya Keynan.
“Hmm.. Ada tapi.. gak terlalu butuh juga sih.”
“beli aja biar sekalian,”
Aleka dan Keynan menuju toko buku di pusat perbelanjaan itu. Aleka berniat membeli buku novel terjemahan yang baru terbit di Indonesia. Aleka memang sangat menyukai buku dari segala jenis genre, khususnya fiksi. Tapi tak semua buku fiksi Aleka suka, Aleka hanya menyukai buku itu dari empat kategori, dari segi cerita, penulis, penerbit dan yang terakhir adalah kepopulerannya.
Aleka menuju rak buku terjemahan yang ada di toko itu untuk mencari buku yang Aleka maksud. Tak butuh waktu lama, Aleka sudah menemukan novel itu. Untung saja stoknya masih ada beberapa lagi. Karena sungguh, buku yang Aleka beli saat ini sangat memenuhi kategori buku kesukaannya. Apalagi buku ini adalah buku Fantasy yang memang sangat kontras dengan Aleka yang suka berfantasi. Bukan, lebih ke halu sebenarnya.
***
Aleka turun dari motor Keynan, kemudian memberikan helm yang dipakainya kepada Keynan.
“Thanks ya, udah nemenin.” Ucap Keynan sambil memberi Aleka senyum manis yang membuat jantung Aleka berdebar lebih cepat dari biasanya.
Aleka membalas senyum Keynan, “Iya, Kekey.”
Keynan menatap Aleka tak suka, “Jangan ikut-ikutan sepupu lo, Le. Apalagi dengan sengaja nekan suara y nya.”
Aleka hanya memberi cengiran khasnya hingga menampilkan giginya yang putih, “Gue masuk ya, ini juga udah mau maghrib jadi gue gak bakal minta lo buat mampir.” Ucap Aleka.
Keynan tersenyum mengejek, “Mau lo tawarin juga gue gak bakal mampir,” balas Keynan yang kemudian disambut dengan tawa oleh Aleka.
“Gue masuk ya!” ucap Aleka kemudian membuka pagar rumahnya.
“Le!” panggil Keynan dan Aleka langsung berbalik.
“Jangan dipikirin ya, soal yang di kafe! Gue pulang! Bye!” ucap Keynan sambil melajukan sepeda motornya.
Aleka menatap punggung Keynan yang semakin mengecil karena keterbatasan jarak pandang. Sebenarnya Aleka sudah tak memikirkan yang dimaksud oleh Keynan, tetapi justru Keynan lah yang malah mengingatkannya. Aneh memang. Padahal Aleka pikir, jika memang Keynan tak ingin mengingat kejadian dikafe, Keynan tak perlu membicarakannya, karena itu justru malah membuat Aleka teringat.
Aleka masih tak paham kenapa Keynan menanyakan tentang rasa suka Aleka pada Keynan. Menurut Aleka, jika memang Keynan tak ingin menerima atau menolak rasa suka Aleka padanya, ia tak perlu membahasnya. Biarlah perasaan Aleka menjadi urusan Aleka saja.
“Gimana kalo Keynan nyuruh gue buat berhenti suka sama dia? Apa dia risi sama sikap kentara gue. Lagipula gue kan gak kelewat batas,” Aleka berbicara sendiri.
“Aleka!” Aleka menoleh ketika suara mama Aleka memanggilnya.
“Iya, Ma?” sahut Aleka.
“Udah mau maghrib juga, kenapa malah masih disana. Cepet masuk!” titah Mama Aleka yang kemudian langsung Aleka turuti, karena sungguh Aleka lupa jika memang ia akan masuk rumah gara-gara memikirkan Keynan.
.
Hari ini adalah hari seleksi tahap 2 untuk pemilihan king and queen di SMA Perdjoengan. Dikelas, Aleka dan Radit mendapat banyak wejangan dari teman sekelasnya. Aleka dan Radit sudah cukup matang apabila dilihat dari materi yang mereka pelajari. Hanya saja, tidak pernah ada yang tahu tentang apa dan bagaimana pertanyaan yang ditanyakan dalam sesi wawancara personal ini. Meski mendapat bocoran dari Aldi yang didapat dari Maudy-Queen yang menjabat saat ini, tetapi tetap saja itu hanya garis besar yang cukup membuat Aleka, Radit dan Keynan juga cukup kerepotan dalam mencari materi.Sekarang jam menunjukkan pukul 09.00 WIB dan Seleksi akan dimulai jam 10.00 WIB setelah istirahat pertama di sekolah Aleka. Ada waktu satu jam lagi, Aleka mendapat waktu yang cukup untuk bersiap-siap, apalagi kelas mereka mendapat bonus Free Class karena kebetulan ini jam mata pelajaran wali kelas mereka yang memang menduk
Hari ini adalah hari seleksi tahap 2 untuk pemilihan king and queen di SMA Perdjoengan. Dikelas, Aleka dan Radit mendapat banyak wejangan dari teman sekelasnya. Aleka dan Radit sudah cukup matang apabila dilihat dari materi yang mereka pelajari. Hanya saja, tidak pernah ada yang tahu tentang apa dan bagaimana pertanyaan yang ditanyakan dalam sesi wawancara personal ini. Meski mendapat bocoran dari Aldi yang didapat dari Maudy-Queen yang menjabat saat ini, tetapi tetap saja itu hanya garis besar yang cukup membuat Aleka, Radit dan Keynan juga cukup kerepotan dalam mencari materi.Sekarang jam menunjukkan pukul 09.00 WIB dan Seleksi akan dimulai jam 10.00 WIB setelah istirahat pertama di sekolah Aleka. Ada waktu satu jam lagi, Aleka mendapat waktu yang cukup untuk bersiap-siap, apalagi kelas mereka mendapat bonus Free Class karena kebetulan ini jam mata pelajaran wali kelas mereka yang memang menduk
Malam ini, Aleka termenung memikirkan tantangan untuk seleksi selanjutnya. Aleka juga tak habis pikir, kenapa para senior itu sok-sok an menggunakan teka-teki yang sangat gampang dan sangat menggelikan bagi Aleka. Padahal mereka langsung saja memberitahu para peserta.Membuang-buang waktu!Aleka menghela napas cukup panjang karena ia sedang berpikir tentang ide-ide yang akan ia berikan pada kelompok ajang King And Queen-nya itu. Banyak hal gila muncul dikepala Aleka. Seperti, Menampilkan tari kontemporer, tari seni modern bahkan berdansa.Aleka bergidik, “Ewwhh. Gak! gak mungkin gue dansa sama Keynan. Gue juga gak bisa dansa, kasian ntar kaki Keynan malah sering keinjek sama gue.”Aleka memikirkan lagi hal lain, tetapi pikirannya teralihkan oleh suara kakaknya yang baru pulang setelah sekian lama.“Kakaaaaaak!!!!” teriak Aleka sambil berlari keluar kamarnya
Ini adalah tahun kedua bagi Aleka Hanggiana berada di SMA kesayangannya itu. Dengan penuh semangat Aleka berjalan sambil menenteng tas baru yang dibelikan oleh kakaknya sebagai hadiah karena Aleka masuk peringkat 5 besar dikelasnya.Aleka dengan sengaja menggerai rambutnya yang sepanjang pinggang itu. Aleka menuju kelas tercintanya, yaitu kelas XI IPS 3 yang letaknya dekat dengan lapangan basket. Kelas sudah sudah cukup ramai oleh teman sekelas Aleka.“Good morning! Aaaaa gue kangen sama kalian!!” Suara Aleka menginterupsi teman-temannya.“Huuuu!” Sorak teman-teman Aleka.“Yeu, malah nyorakin! Seharusnya kalian bersyukur disapa bidadari cantik kayak gue!” ucap Aleka sewot dari depan kelas.“Lo bidadari dari kayangan?” tanya Radit menghampiri Aleka.Aleka mengangkat dagunya sombong.“Iyalah!”
Sudah seminggu berlalu. Kegiatan belajar mengajar juga sudah berjalan seperti biasanya. Seperti sekarang Aleka tengah fokus memperhatikan penjelasan tentang mata pelajaran Sejarah Minat yang ia sukai, tak hanya pelajarannya gurunya juga sangat Aleka sukai. Meskipun begitu, tapi tetap Keynan lebih disukai Aleka."Jadi, kerajaan Hindu Buddha di Indonesia itu masih banyak pengaruhnya hingga sekarang. Selain menjadi sarana edukasi untuk kita, banyak juga adat istiadat yang masih dijalankan. Sampai sini ada yang ditanyakan?" terang Bapak Andre selaku guru mata pelajaran sejarah minat.Aleka mengangkat tangan, "Untuk tugas yang kelompok itu, presentasinya minggu depan kan, Pak?""Iya, tapi kalo kalian siap, sekarang juga boleh." Jawab Pak Andre."Nggak, Pak!" serentak anak-anak."Ya sudah, kalo begitu kita akhiri pelajaran hari ini. Kerjakan tugasnya jangan hanya menumpan
Aleka mematut dirinya didepan cermin kamar ganti. Aleka menggunakan office wear dengan atasan kemeja putih berkerah tali berwarna hitam yang ia sampul pita. Aleka juga mengenakan celana sepan yang ukurannya memang ukuran kaki Aleka. Sungguh baju yang dibawakan oleh Mila seperti di desain untuknya, buktinya pakaian itu memang benar-benar tipe ukurannya.Aleka berjalan menggunakan sandal capit entah milik siapa yang ia temukan dikelas. Aleka sedikit malu diperhatikan oleh murid lain karena pakaiannya yang berbeda. Aleka hanya berusaha untuk bersikap tak peduli.Saat sampai dipintu kelas, Aleka sudah disambut oleh sorakan teman-temannya."Wah, pas banget. Ini ukuran bajunya Cuma gue kira-kira padahal." Puji Mila pada Aleka sambil menyodorkan blazer yang satu set dengan pakaian yang dipakai Aleka."Nih," Radit menyodorkan paper bag berwarna hitam pada Aleka."Apaan nih?" tanya A
4 hari berlalu. Setelah tahapan seleksi pertama kemarin yang cukup melelahkan, Aleka, Radit dan yang lainnya masih menunggu pengumuman siapa saja yang lolos tahap pertama. Sebenarnya, Aleka tidak terlalu berharap banyak, karena apa yang ia isi di kolom jawaban esai kemarin memang tidak terlalu bagus. Aleka hanya mengeluarkan apa yang ia pikirkan setelah ia membaca pertanyaannya kemarin.Tetapi, tetap saja Aleka harus bersiap karena mungkin saja Aleka lolos ditahap ini. Jadi, Aleka sedikit mencari tahu tentang tahapan seleksi selanjutnya. Entah dari kearsipan atau dari senior terdahulunya. Senior yang paling dekat dengannya adalah Aldi, ya, Aldiano Junior."Jadi, tahap selanjutnya itu wawancara," ucap Aldi memberitahu Aleka, Radit, Mila dan Keynan karena mereka tengah berada dikantin."Serius?" tanya Radit.Radit menganggukan kepalanya, "itu sejenis interview gitu loh," Aldi memajukan tubuhny
"Bapak senang bahwa ajang pemilihan duta sekolah ini sudah mulai berjalan." Ucap bapak kepala sekolah yang tengah mengucapkan amanatnya dalam susunan upacara bendera yang memang selalu dilakukan setiap hari senin disekolah ini."sekarang sudah ada 26 peserta yang berhasil lolos dari 32 peserta. Bapak ucapkan selamat dan teruslah sportif dalam mengikuti ajang ini. Dan kalian dukunglah teman sekelas kalian yang mengikuti ini. Nah untuk tahap selanjutnya akan diumumkan lewat akun sosial media dengan username King_and_Queen_Smaperd. Ah, Kalian juga semua tetap jaga kebersihan sekolahnya ya karena kemarin bapak....."Kepala sekolah menyampaikan amanatnya yang benar-benar panjang. Tetapi siswa-siswi disekolah ini tetap mendengarkan meski godaan untuk mengobrol dengan teman sebelah sudah menggelayuti imannya. Namun, sekolah ini sudah menanamkan prinsip dan kebiasaan yang cukup kuat dan tertanam dimasing-masing diri siswa tentang pentingn
Malam ini, Aleka termenung memikirkan tantangan untuk seleksi selanjutnya. Aleka juga tak habis pikir, kenapa para senior itu sok-sok an menggunakan teka-teki yang sangat gampang dan sangat menggelikan bagi Aleka. Padahal mereka langsung saja memberitahu para peserta.Membuang-buang waktu!Aleka menghela napas cukup panjang karena ia sedang berpikir tentang ide-ide yang akan ia berikan pada kelompok ajang King And Queen-nya itu. Banyak hal gila muncul dikepala Aleka. Seperti, Menampilkan tari kontemporer, tari seni modern bahkan berdansa.Aleka bergidik, “Ewwhh. Gak! gak mungkin gue dansa sama Keynan. Gue juga gak bisa dansa, kasian ntar kaki Keynan malah sering keinjek sama gue.”Aleka memikirkan lagi hal lain, tetapi pikirannya teralihkan oleh suara kakaknya yang baru pulang setelah sekian lama.“Kakaaaaaak!!!!” teriak Aleka sambil berlari keluar kamarnya
Hari ini adalah hari seleksi tahap 2 untuk pemilihan king and queen di SMA Perdjoengan. Dikelas, Aleka dan Radit mendapat banyak wejangan dari teman sekelasnya. Aleka dan Radit sudah cukup matang apabila dilihat dari materi yang mereka pelajari. Hanya saja, tidak pernah ada yang tahu tentang apa dan bagaimana pertanyaan yang ditanyakan dalam sesi wawancara personal ini. Meski mendapat bocoran dari Aldi yang didapat dari Maudy-Queen yang menjabat saat ini, tetapi tetap saja itu hanya garis besar yang cukup membuat Aleka, Radit dan Keynan juga cukup kerepotan dalam mencari materi.Sekarang jam menunjukkan pukul 09.00 WIB dan Seleksi akan dimulai jam 10.00 WIB setelah istirahat pertama di sekolah Aleka. Ada waktu satu jam lagi, Aleka mendapat waktu yang cukup untuk bersiap-siap, apalagi kelas mereka mendapat bonus Free Class karena kebetulan ini jam mata pelajaran wali kelas mereka yang memang menduk
Hari ini adalah hari seleksi tahap 2 untuk pemilihan king and queen di SMA Perdjoengan. Dikelas, Aleka dan Radit mendapat banyak wejangan dari teman sekelasnya. Aleka dan Radit sudah cukup matang apabila dilihat dari materi yang mereka pelajari. Hanya saja, tidak pernah ada yang tahu tentang apa dan bagaimana pertanyaan yang ditanyakan dalam sesi wawancara personal ini. Meski mendapat bocoran dari Aldi yang didapat dari Maudy-Queen yang menjabat saat ini, tetapi tetap saja itu hanya garis besar yang cukup membuat Aleka, Radit dan Keynan juga cukup kerepotan dalam mencari materi.Sekarang jam menunjukkan pukul 09.00 WIB dan Seleksi akan dimulai jam 10.00 WIB setelah istirahat pertama di sekolah Aleka. Ada waktu satu jam lagi, Aleka mendapat waktu yang cukup untuk bersiap-siap, apalagi kelas mereka mendapat bonus Free Class karena kebetulan ini jam mata pelajaran wali kelas mereka yang memang menduk
Aleka dan Keynan berangkat menggunakan sepeda motor matic Keynan. Aleka yang dibonceng oleh Keynan, berpegangan pada pinggang Keynan. Aleka ingin memeluk Keynan sebenarnya, hanya saja ia hanya tak mau melewati batasan dari seorang teman. Aleka hanya berani memeluk Keynan saat Keynan menyuruhnya untuk berpegangan erat pada Keynan. Karena menurut Aleka, itu artinya memeluk Keynan.Tadinya Aleka dan Keynan akan berangkat sendiri-sendiri, hanya saja Keynan tak ingin kejadian yang lalu terulang. Aleka terkena tilang oleh polisi karena memang belum mempunyai surat izin mengemudi, tidak seperti Keynan yang sudah mempunyainya. Jadi, daripada itu terulang, lebih baik Keynan menjemput Aleka kerumahnya. Belum lagi jika bepergian, Aleka pasti sempat-sempatnya membawa sepeda motor trail yang Aleka beri nama “Hulk”.Keynan sempat berpikir Aleka memberi nama Hulk pada kesayangannya itu, karena sepeda motornya
"Bapak senang bahwa ajang pemilihan duta sekolah ini sudah mulai berjalan." Ucap bapak kepala sekolah yang tengah mengucapkan amanatnya dalam susunan upacara bendera yang memang selalu dilakukan setiap hari senin disekolah ini."sekarang sudah ada 26 peserta yang berhasil lolos dari 32 peserta. Bapak ucapkan selamat dan teruslah sportif dalam mengikuti ajang ini. Dan kalian dukunglah teman sekelas kalian yang mengikuti ini. Nah untuk tahap selanjutnya akan diumumkan lewat akun sosial media dengan username King_and_Queen_Smaperd. Ah, Kalian juga semua tetap jaga kebersihan sekolahnya ya karena kemarin bapak....."Kepala sekolah menyampaikan amanatnya yang benar-benar panjang. Tetapi siswa-siswi disekolah ini tetap mendengarkan meski godaan untuk mengobrol dengan teman sebelah sudah menggelayuti imannya. Namun, sekolah ini sudah menanamkan prinsip dan kebiasaan yang cukup kuat dan tertanam dimasing-masing diri siswa tentang pentingn
4 hari berlalu. Setelah tahapan seleksi pertama kemarin yang cukup melelahkan, Aleka, Radit dan yang lainnya masih menunggu pengumuman siapa saja yang lolos tahap pertama. Sebenarnya, Aleka tidak terlalu berharap banyak, karena apa yang ia isi di kolom jawaban esai kemarin memang tidak terlalu bagus. Aleka hanya mengeluarkan apa yang ia pikirkan setelah ia membaca pertanyaannya kemarin.Tetapi, tetap saja Aleka harus bersiap karena mungkin saja Aleka lolos ditahap ini. Jadi, Aleka sedikit mencari tahu tentang tahapan seleksi selanjutnya. Entah dari kearsipan atau dari senior terdahulunya. Senior yang paling dekat dengannya adalah Aldi, ya, Aldiano Junior."Jadi, tahap selanjutnya itu wawancara," ucap Aldi memberitahu Aleka, Radit, Mila dan Keynan karena mereka tengah berada dikantin."Serius?" tanya Radit.Radit menganggukan kepalanya, "itu sejenis interview gitu loh," Aldi memajukan tubuhny
Aleka mematut dirinya didepan cermin kamar ganti. Aleka menggunakan office wear dengan atasan kemeja putih berkerah tali berwarna hitam yang ia sampul pita. Aleka juga mengenakan celana sepan yang ukurannya memang ukuran kaki Aleka. Sungguh baju yang dibawakan oleh Mila seperti di desain untuknya, buktinya pakaian itu memang benar-benar tipe ukurannya.Aleka berjalan menggunakan sandal capit entah milik siapa yang ia temukan dikelas. Aleka sedikit malu diperhatikan oleh murid lain karena pakaiannya yang berbeda. Aleka hanya berusaha untuk bersikap tak peduli.Saat sampai dipintu kelas, Aleka sudah disambut oleh sorakan teman-temannya."Wah, pas banget. Ini ukuran bajunya Cuma gue kira-kira padahal." Puji Mila pada Aleka sambil menyodorkan blazer yang satu set dengan pakaian yang dipakai Aleka."Nih," Radit menyodorkan paper bag berwarna hitam pada Aleka."Apaan nih?" tanya A
Sudah seminggu berlalu. Kegiatan belajar mengajar juga sudah berjalan seperti biasanya. Seperti sekarang Aleka tengah fokus memperhatikan penjelasan tentang mata pelajaran Sejarah Minat yang ia sukai, tak hanya pelajarannya gurunya juga sangat Aleka sukai. Meskipun begitu, tapi tetap Keynan lebih disukai Aleka."Jadi, kerajaan Hindu Buddha di Indonesia itu masih banyak pengaruhnya hingga sekarang. Selain menjadi sarana edukasi untuk kita, banyak juga adat istiadat yang masih dijalankan. Sampai sini ada yang ditanyakan?" terang Bapak Andre selaku guru mata pelajaran sejarah minat.Aleka mengangkat tangan, "Untuk tugas yang kelompok itu, presentasinya minggu depan kan, Pak?""Iya, tapi kalo kalian siap, sekarang juga boleh." Jawab Pak Andre."Nggak, Pak!" serentak anak-anak."Ya sudah, kalo begitu kita akhiri pelajaran hari ini. Kerjakan tugasnya jangan hanya menumpan
Ini adalah tahun kedua bagi Aleka Hanggiana berada di SMA kesayangannya itu. Dengan penuh semangat Aleka berjalan sambil menenteng tas baru yang dibelikan oleh kakaknya sebagai hadiah karena Aleka masuk peringkat 5 besar dikelasnya.Aleka dengan sengaja menggerai rambutnya yang sepanjang pinggang itu. Aleka menuju kelas tercintanya, yaitu kelas XI IPS 3 yang letaknya dekat dengan lapangan basket. Kelas sudah sudah cukup ramai oleh teman sekelas Aleka.“Good morning! Aaaaa gue kangen sama kalian!!” Suara Aleka menginterupsi teman-temannya.“Huuuu!” Sorak teman-teman Aleka.“Yeu, malah nyorakin! Seharusnya kalian bersyukur disapa bidadari cantik kayak gue!” ucap Aleka sewot dari depan kelas.“Lo bidadari dari kayangan?” tanya Radit menghampiri Aleka.Aleka mengangkat dagunya sombong.“Iyalah!”