Hari ini adalah hari seleksi tahap 2 untuk pemilihan king and queen di SMA Perdjoengan. Dikelas, Aleka dan Radit mendapat banyak wejangan dari teman sekelasnya. Aleka dan Radit sudah cukup matang apabila dilihat dari materi yang mereka pelajari. Hanya saja, tidak pernah ada yang tahu tentang apa dan bagaimana pertanyaan yang ditanyakan dalam sesi wawancara personal ini. Meski mendapat bocoran dari Aldi yang didapat dari Maudy-Queen yang menjabat saat ini, tetapi tetap saja itu hanya garis besar yang cukup membuat Aleka, Radit dan Keynan juga cukup kerepotan dalam mencari materi.
Sekarang jam menunjukkan pukul 09.00 WIB dan Seleksi akan dimulai jam 10.00 WIB setelah istirahat pertama di sekolah Aleka. Ada waktu satu jam lagi, Aleka mendapat waktu yang cukup untuk bersiap-siap, apalagi kelas mereka mendapat bonus Free Class karena kebetulan ini jam mata pelajaran wali kelas mereka yang memang mendukung mereka dalam seleksi ini.
Aleka mengeluarkan baju yang akan ia pakai untuk sesi wawancara kali ini. Aleka membawa kemeja berwarna putih dengan kerah koralet yang ia padu dengan rok span berwarna navy yang membuat Mila tertawa terbahak-bahak.
Aleka mengernyit heran dengan reaksi Mila, karena menurut Aleka ini termasuk Business casual, “kenapa lo malah ketawa sih Mil?” tanya Aleka menatap Mila dengan kesal karena Mila tak kunjung menghentikan tawanya.
Mila mengusap air matanya yang keluar sedikit karena tertawa akibat ulah Aleka, Mila pun berdehem untuk menghentikan tawanya, “Gue udah kira lo bakal begini, jadi gue bawa alternatif buat lo, Le.” Ucap Mila sambil memberikan paper bag yang ia simpan disamping meja.
Aleka menerima paper bag itu, “Ya kan gue cuman berusaha seformal mungkin, Mil.” Jawab Aleka dengan menunjukkan raut wajah kesal pada Mila.
“yang sabar ya, Mil. Dia mah emang gitu. Kemaren dia yang sok-sokan ngasih inspirasi ke gue sama Keynan, but see siapa yang malah gak dapat inspirasi buat hari ini,” sahut Radit mengejek Aleka.
“Ngeselin banget sih, lo! Lagi pula ini gak keluar dari tema, kan?” ucap Aleka membela diri.
“Lo pasti tahu, bahwa lo seringkali jadi trendsetter disini, banyak yang ngikutin gaya lo. Lo unik, Le. Dan baju ini tuh gak ‘be yourself’ banget sama lo,” Mila menjeda, “dan meskipun sekarang wawancara, seleksi hari ini tuh gak bakal diwawancarain langsung semua, jadi bakal ada ice breaking. Jadi, penting buat lo pakai ini. ” Jelas Mila, “sekarang lo ganti baju pake yang ini, lo juga, Dit.” Saran Mila, lebih ke titah sebenarnya.
Dengan pasrah dan juga kesal, Aleka berjalan sambil menenteng paper bag yang dibawa oleh Mila. Aleka keluar kelas bersamaan dengan Radit menuju toilet untuk mengganti baju mereka.
Aleka menatap Radit dengan sedikit mendongak karena tubuh Radit lebih tinggi dibanding Aleka, “Lo gak deg-degan gitu?” tanya Aleka.
“Ya deg-deganlah! Gue kan masih idup!” sahut Radit cepat.
Aleka menoyor kepala Radit, “Plis deh! Bego tuh jangan dipiara!” ucap Aleka kesal sambil berjalan mendahului Radit.
Radit terkekeh melihat sepupunya itu yang mulai menjauh dari pandangannya.
***
Aleka dan Radit sudah duduk dengan tenang diruangan yang telah disediakan. Aleka dan Radit sudah ada disana 5 menit sebelum acara dimulai. Aleka melihat ke seisi ruangan, sudah ada beberapa pasangan yang datang lebih dahulu darinya.
“Kalo lo nyari Keynan, tuh dia baru datang.” Bisik Radit yang spontan mendapat tatapan tajam dari Aleka yang kemudian dihadiahi senyum mengejek dari Radit.
“Sini, Key!” seru Radit pada Keynan.
Keynan pun memberitahu pasangannya untuk ikut duduk didekat Radit dan Aleka. Ya, Keynan dan pasangannya itu lolos seleksi pertama.“Hai! gue Annina!” sapa pasangan Keynan pada Radit dan Aleka.
“Hai, gue Radit dan ini sepupu sekaligus pasangan gue, Aleka. Sini, duduknya disini,” Balas Radit pada Annina disertai godaan agar Annina mau duduk disebelahnya, meskipun pada akhirnya Annina duduk disana.
“Ehh, Cabe lo mulai!” ejek Aleka pada Radit, “Hati-hati ya, Annina! Gue mulai mencium bau cabe busuk disini.” Canda Aleka pada Annina yang dijawab oleh tawa pelan Annina.
Aleka melirik sedikit pada Keynan yang masih berdiri didepan Aleka dan Radit. Sebenarnya Aleka sedikit canggung berhadapan dengan Keynan. Aleka baru bertemu Keynan lagi hari ini. Dan sebenarnya juga, Aleka sengaja menghindari Keynan, karena Aleka takut jika Keynan benar-benar menyuruhnya untuk berhenti menyukai Keynan. Aleka semakin risi kala Keynan malah duduk disampinya bukan disamping Annina.
Dengan keberanian yang sudah Aleka kumpulkan, Aleka pun bertanya “kenapa lo malah duduk disini? Seharusnya kan, lo sama pasangan kelas lo duduknya.” Ucap Aleka mencoba mendatarkan nada bicaranya.
Keynan menoleh pada Aleka, “bebas kali duduk dimana aja, lagipula hari ini ‘pasangan perkelas’ tidak berlaku, karena yang dieliminasi kemarin tidak perpasangan tapi perorangan.” Jelas Keynan pada Aleka.
Aleka tak berniat untuk menjawab Keynan lagi, karena memang cukup jelas dan Aleka juga tak mau berbicara pada Keynan saat ini.
“Lo ngehindarin gue ya, Le?” tanya Keynan tiba-tiba yang langsung direspon oleh Aleka dengan gelengan kepala.
“Nggak juga!” sahut Aleka cepat.
“Tapi kok lo agak beda sih sama gue, lo juga jarang ikut nimbrung juga di grup,”
Aleka menyusun kata yang tepat agar Keynan tidak semakin curiga dengan kecurigaannya yang memang tepat.
“Kenapa? Lo kangen gue?” ucap Aleka dengan nada sebiasa mungkin.
“Kalo iya, gimana?” jawab Keynan yang membuat Aleka membulatkan matanya spontan, namun buru-buru Aleka kembalikan ekspresinya seperti sebelumnya.
Saat Aleka akan menjawab Keynan, tiba-tiba panitia mengumumkan bahwa acara akan segera dimulai yang membuat Aleka mengurungkan niatnya.
“Baiklah, apa semuanya sudah hadir?” tanya panitia itu pada para peserta.
“Sudah!” Semua peserta kompak menjawab.
“Sebelumnya izin memperkenalkan diri, nama saya Fazriya Anastasia yang akan menjadi pengatur acara hari ini. Ya, seperti yang kalian tahu saya adalah duta Seni Budaya atau King and Queen tiga tahun 2018.” Ucap perempuan yang mengaku bernama Fazriya itu.
“Disini, saya ditemani partner saya yaitu Vino Mcstinky yang jabatannya sama seperti saya, “ Fazriya menjeda untuk memberi waktu pada Vino memberi salam.“Sampurasun! Wasta Vino Mcstinky, Kawit tikelas duabelas IPA tilu!” ucapnya menggunakan bahasa Sunda, tak lupa dengan tubuhnya yang memberikan salam adat sunda.
“Okay, seperti yang kalian tahu hari ini adalah seleksi wawancara personal. Kalian akan diwawancara oleh Guru bahasa daerah, Guru bahasa asing, Guru Sejarah dan Guru BK, Ahh oleh Wakil kepala sekolah juga. Nah, kami akan memanggil empat peserta pertama, yaitu Olivia Hutabarat, Muhammad Davian, Railey Marganna, dan Riska Apriani!” panggil Fazriya dan yang dipanggil langsung berdiri dari duduknya.
“Kalian ikuti saja apa yang diarahkan oleh teman-teman dari pengurus OSIS, silahkan.” Ucap Fazriya yang ditanggapi oleh anggukan para peserta yang dipanggil.
“Wawancaranya sudah pasti akan berlangsung lama, jadi sambil menunggu kita akan berkenalan dengan sesama peserta yang ada disini. Silahkan yang mau memperkenalkan diri pertama maju saja kedepan.” Ucap Fazriya.
Para peserta saling melempar pandang untuk mengetahui siapa yang akan pertama kali maju. Aleka tidak ada niatan untuk menjadi pembuka dalam acara pengenalan kali ini, jadi ia akan menunggu giliran untuk tidak berkenalan diawal.
Seorang peserta perempuan maju. Tanpa Aleka duga, ternyata itu Halma. Halma lolos seleksi pertama. Bukan, Aleka tidak bermaksud meremehkan Halma, itu justru membuat Aleka sedikit was-was dengan kehadiran Halma.
Halma berjalan dengan penuh percaya diri. Halma menggunakan dress dengan panjang 5 cm diatas lutut berwarna dasar pink dengan kerah kolaret. Halma menggerai rambut pirangnya juga menyematkan jepit rambut disebelah kanan rambutnya. Halma juga mengoleskan make up pada wajahnya.
“Good morning everyone! Let me introduce my self, my name is Halma Rivalia Junior. I’m from Class eleven sains two, My Hobby is Singing and beautiful care. I’m 17 years old. I want be a doctor, soon. My social media account is @Halmarj_chan Mm.. i think enough, did you have anyquestion for me?” ucap Halma begitu ia sudah sampai dan berdiri di depan para peserta.
“Baik, ada yang mau kalian tanyakan pada Halma?” tanya Fazriya memperjelas tawaran Halma kepada para peserta.
Seseorang yang duduknya didepan dan cukup dekat dengan Halma mengangkat tangannya, “Ya, silahkan.” Ucap Fazriya memberi kesempatan.
“Hai Halma, its nice to meet you. saya punya pertanyaan, apa dan siapa motivasi yang membuatmu ingin mengikuti ajang seleksi ini?” tanyanya.
Halma terlihat berpikir atau mungkin ia berusaha untuk berhati-hati dengan apa yang akan ia katakan, “Saya mengikuti ajang ini karena murni keinginan saya. Jadi motivasi terbesar juga diri saya sendiri.” Jawab Halma tenang.
“Ada lagi yang mau bertanya pada Halma?” tanya Fazriya.
“Kami kira sudah cukup,” itu Radit yang bilang dari belakang yang tentu saja menjadi atensi semua orang yang ada diruangan itu pada Radit. Karena mereka pasti ingat tentang kejadian tempo dulu antara Halma, Radit dan tentunya Aleka yang sudah menjadi rahasia umum.
“Are you sure?” tanya Halma yang sangat kentara di tujukan pada Radit.
Radit menanggapi pertanyaan Halma dengan memutar bola matanya dengan malas.“Baiklah, terimakasih Halma. Silahkan duduk kembali. Next!” seru Fazriya.
“Nin, Lo kedepan gih!” bisik Radit.
“Lah kenapa?” tanya Annina bingung karena Radit malah menyuruhnya.
“Gak papa, gue cuman pengen tahu tentang lo,” ucap Radit tanpa rasa bersalah.
“Oke!” jawab Annina, “Saya Kak!” ucap Annina sambil berdiri kemudian melangkah maju kedepan setelah dipersilahkan oleh Fazriya. Annina tersenyum menang pada Radit.
“Baiklah, Selamat Pagi semua! Perkenalkan nama saya Annina Morgan setiawan, saya perwakilan dari kelas sebelas IPA 4. Umur saya 17 tahun lebih satu bulan. Hobby saya menggambar, menonton film dan traveling. Saya bercita-cita menjadi seorang fashion traveler. Saya mengikuti ajang ini karena saya terpilih dan mendapat kepercayaan dari diri saya sendiri juga teman-teman saya. Motivasi terbesar saya diri saya dan teman-teman saya tentunya. Jika kalian ingin berkenalan lebih dekat dengan saya silahkan follow and DM sosial media saya @Anninaa_Mor_wan. Ada yang ingin ditanyakan?” jelas Annina panjang dengan menyematkan promosi akun sosial medianya.
“Saya!” ucap Radit sambil mengangkat tangannya dan meminta persetujuan dari Fazriya.
“Ya, silahkan.”
“Did you have a boyfriend?”
Aleka, bahkan seisi ruangan juga menatap Radit tak percaya atas apa yang ia tanyakan. Aleka menutup matanya kemudian melirik Radit dengan tajam. Aleka tak habis pikir pada Radit bisa-bisanya dia mengajukan pertanyaan seperti itu.
Fazriya juga menatap Radit kemudian menggelengkan kepalanya pelan, “Apakah anda bisa serius dengan pertanyaan anda?” tegur Fazriya.
“Of course i’m serious dan juga tidak ada batas dalam apa yang akan dipertanyakan, kan? Silahkan dijawab Annina.” jawab Radit yang membuat Fazriya terdiam, karena memang masuk akal yang diucapkan Radit.
“I didn’t.” Jawab Annina.
“Baiklah, saya rasa Annina sudah cukup jelas. Silahkan duduk kembali. Next!”
Satu persatu para peserta maju dan Aleka akan maju setelah peserta yang ada didepannya selesai.
“Baiklah, Next!”
“Saya!”
Aleka menoleh cepat pada Keynan. Aleka tak menyangka bahwa Keynan akan mendahuluinya.
Setelah dipersilahkan oleh Fazriya, Keynan berjalan dengan santai tanpa menghilangkan kesan kharismatiknya. Aleka melirik pada orang-orang disebelahnya, tepatnya pada perempuan-perempuan itu. Aleka melihat dengan jelas bagaimana tatapan mereka pada Keynan. Tatapan Kagum dan suka. Sudah jadi rahasia umum jika Keynan masuk kedalam jajaran 50 laki-laki terkenal disekolahnya. Aleka yakin. Karena dulu pernah ada yang melakukan survei itu disekolahnya. Konyol memang.
“Hallo. Perkenalkan nama saya Keynan Anggara Kusuma. Saya perwakilan dari kelas sebelas IPA 4. Umur saya 18 tahun kurang 4 bulan. Hobby saya main futsal, membaca buku, nongkrong bersama teman-teman saya yaitu Radit, Aleka dan Aldi,”
Aleka sangat kaget saat Keynan menyebut namanya sebagai teman tongkrongannya. Sungguh Aleka berharap jika disekolah ini ada Aleka yang lain, agar itu tak terlihat seperti Aleka dirinya.
“Cita-cita saya, saya ingin menjadi seorang mekanik dan penulis. Saya mengikuti ajang ini karena saya dipercaya oleh teman sekelas saya untuk mengikuti ini karena hanya saya satu-satunya laki-laki yang memenuhi syarat dikelas. Motivasi saya.. hmm banyak sih, gak bisa saya sebutin. Ada yang mau ditanyakan?”
Halma mengangkat tangannya dan menunggu persetujuan dari Fazriya.
“Ya, silahkan.”“Apa bukti bahwa anda memang memenuhi seluruh syarat untuk mengikuti ini?”
“Mungkin anda bisa melihatnya dengan jelas.” Jawab Keynan tersirat tanpa menatap pada Halma.
“Baiklah, Keynan silahkan duduk. Peserta yang berikutnya akan wawancara adalah Aleka Hanggiana, Raditya Muhammad Poulsen, Annina Morgan Setiawan dan Keynan Anggara Kusuma, silahkan. Kita lanjutkan perkenalan ini.” Ucap Fazriya.
....mySriMalam ini, Aleka termenung memikirkan tantangan untuk seleksi selanjutnya. Aleka juga tak habis pikir, kenapa para senior itu sok-sok an menggunakan teka-teki yang sangat gampang dan sangat menggelikan bagi Aleka. Padahal mereka langsung saja memberitahu para peserta.Membuang-buang waktu!Aleka menghela napas cukup panjang karena ia sedang berpikir tentang ide-ide yang akan ia berikan pada kelompok ajang King And Queen-nya itu. Banyak hal gila muncul dikepala Aleka. Seperti, Menampilkan tari kontemporer, tari seni modern bahkan berdansa.Aleka bergidik, “Ewwhh. Gak! gak mungkin gue dansa sama Keynan. Gue juga gak bisa dansa, kasian ntar kaki Keynan malah sering keinjek sama gue.”Aleka memikirkan lagi hal lain, tetapi pikirannya teralihkan oleh suara kakaknya yang baru pulang setelah sekian lama.“Kakaaaaaak!!!!” teriak Aleka sambil berlari keluar kamarnya
Ini adalah tahun kedua bagi Aleka Hanggiana berada di SMA kesayangannya itu. Dengan penuh semangat Aleka berjalan sambil menenteng tas baru yang dibelikan oleh kakaknya sebagai hadiah karena Aleka masuk peringkat 5 besar dikelasnya.Aleka dengan sengaja menggerai rambutnya yang sepanjang pinggang itu. Aleka menuju kelas tercintanya, yaitu kelas XI IPS 3 yang letaknya dekat dengan lapangan basket. Kelas sudah sudah cukup ramai oleh teman sekelas Aleka.“Good morning! Aaaaa gue kangen sama kalian!!” Suara Aleka menginterupsi teman-temannya.“Huuuu!” Sorak teman-teman Aleka.“Yeu, malah nyorakin! Seharusnya kalian bersyukur disapa bidadari cantik kayak gue!” ucap Aleka sewot dari depan kelas.“Lo bidadari dari kayangan?” tanya Radit menghampiri Aleka.Aleka mengangkat dagunya sombong.“Iyalah!”
Sudah seminggu berlalu. Kegiatan belajar mengajar juga sudah berjalan seperti biasanya. Seperti sekarang Aleka tengah fokus memperhatikan penjelasan tentang mata pelajaran Sejarah Minat yang ia sukai, tak hanya pelajarannya gurunya juga sangat Aleka sukai. Meskipun begitu, tapi tetap Keynan lebih disukai Aleka."Jadi, kerajaan Hindu Buddha di Indonesia itu masih banyak pengaruhnya hingga sekarang. Selain menjadi sarana edukasi untuk kita, banyak juga adat istiadat yang masih dijalankan. Sampai sini ada yang ditanyakan?" terang Bapak Andre selaku guru mata pelajaran sejarah minat.Aleka mengangkat tangan, "Untuk tugas yang kelompok itu, presentasinya minggu depan kan, Pak?""Iya, tapi kalo kalian siap, sekarang juga boleh." Jawab Pak Andre."Nggak, Pak!" serentak anak-anak."Ya sudah, kalo begitu kita akhiri pelajaran hari ini. Kerjakan tugasnya jangan hanya menumpan
Aleka mematut dirinya didepan cermin kamar ganti. Aleka menggunakan office wear dengan atasan kemeja putih berkerah tali berwarna hitam yang ia sampul pita. Aleka juga mengenakan celana sepan yang ukurannya memang ukuran kaki Aleka. Sungguh baju yang dibawakan oleh Mila seperti di desain untuknya, buktinya pakaian itu memang benar-benar tipe ukurannya.Aleka berjalan menggunakan sandal capit entah milik siapa yang ia temukan dikelas. Aleka sedikit malu diperhatikan oleh murid lain karena pakaiannya yang berbeda. Aleka hanya berusaha untuk bersikap tak peduli.Saat sampai dipintu kelas, Aleka sudah disambut oleh sorakan teman-temannya."Wah, pas banget. Ini ukuran bajunya Cuma gue kira-kira padahal." Puji Mila pada Aleka sambil menyodorkan blazer yang satu set dengan pakaian yang dipakai Aleka."Nih," Radit menyodorkan paper bag berwarna hitam pada Aleka."Apaan nih?" tanya A
4 hari berlalu. Setelah tahapan seleksi pertama kemarin yang cukup melelahkan, Aleka, Radit dan yang lainnya masih menunggu pengumuman siapa saja yang lolos tahap pertama. Sebenarnya, Aleka tidak terlalu berharap banyak, karena apa yang ia isi di kolom jawaban esai kemarin memang tidak terlalu bagus. Aleka hanya mengeluarkan apa yang ia pikirkan setelah ia membaca pertanyaannya kemarin.Tetapi, tetap saja Aleka harus bersiap karena mungkin saja Aleka lolos ditahap ini. Jadi, Aleka sedikit mencari tahu tentang tahapan seleksi selanjutnya. Entah dari kearsipan atau dari senior terdahulunya. Senior yang paling dekat dengannya adalah Aldi, ya, Aldiano Junior."Jadi, tahap selanjutnya itu wawancara," ucap Aldi memberitahu Aleka, Radit, Mila dan Keynan karena mereka tengah berada dikantin."Serius?" tanya Radit.Radit menganggukan kepalanya, "itu sejenis interview gitu loh," Aldi memajukan tubuhny
"Bapak senang bahwa ajang pemilihan duta sekolah ini sudah mulai berjalan." Ucap bapak kepala sekolah yang tengah mengucapkan amanatnya dalam susunan upacara bendera yang memang selalu dilakukan setiap hari senin disekolah ini."sekarang sudah ada 26 peserta yang berhasil lolos dari 32 peserta. Bapak ucapkan selamat dan teruslah sportif dalam mengikuti ajang ini. Dan kalian dukunglah teman sekelas kalian yang mengikuti ini. Nah untuk tahap selanjutnya akan diumumkan lewat akun sosial media dengan username King_and_Queen_Smaperd. Ah, Kalian juga semua tetap jaga kebersihan sekolahnya ya karena kemarin bapak....."Kepala sekolah menyampaikan amanatnya yang benar-benar panjang. Tetapi siswa-siswi disekolah ini tetap mendengarkan meski godaan untuk mengobrol dengan teman sebelah sudah menggelayuti imannya. Namun, sekolah ini sudah menanamkan prinsip dan kebiasaan yang cukup kuat dan tertanam dimasing-masing diri siswa tentang pentingn
Aleka dan Keynan berangkat menggunakan sepeda motor matic Keynan. Aleka yang dibonceng oleh Keynan, berpegangan pada pinggang Keynan. Aleka ingin memeluk Keynan sebenarnya, hanya saja ia hanya tak mau melewati batasan dari seorang teman. Aleka hanya berani memeluk Keynan saat Keynan menyuruhnya untuk berpegangan erat pada Keynan. Karena menurut Aleka, itu artinya memeluk Keynan.Tadinya Aleka dan Keynan akan berangkat sendiri-sendiri, hanya saja Keynan tak ingin kejadian yang lalu terulang. Aleka terkena tilang oleh polisi karena memang belum mempunyai surat izin mengemudi, tidak seperti Keynan yang sudah mempunyainya. Jadi, daripada itu terulang, lebih baik Keynan menjemput Aleka kerumahnya. Belum lagi jika bepergian, Aleka pasti sempat-sempatnya membawa sepeda motor trail yang Aleka beri nama “Hulk”.Keynan sempat berpikir Aleka memberi nama Hulk pada kesayangannya itu, karena sepeda motornya
Hari ini adalah hari seleksi tahap 2 untuk pemilihan king and queen di SMA Perdjoengan. Dikelas, Aleka dan Radit mendapat banyak wejangan dari teman sekelasnya. Aleka dan Radit sudah cukup matang apabila dilihat dari materi yang mereka pelajari. Hanya saja, tidak pernah ada yang tahu tentang apa dan bagaimana pertanyaan yang ditanyakan dalam sesi wawancara personal ini. Meski mendapat bocoran dari Aldi yang didapat dari Maudy-Queen yang menjabat saat ini, tetapi tetap saja itu hanya garis besar yang cukup membuat Aleka, Radit dan Keynan juga cukup kerepotan dalam mencari materi.Sekarang jam menunjukkan pukul 09.00 WIB dan Seleksi akan dimulai jam 10.00 WIB setelah istirahat pertama di sekolah Aleka. Ada waktu satu jam lagi, Aleka mendapat waktu yang cukup untuk bersiap-siap, apalagi kelas mereka mendapat bonus Free Class karena kebetulan ini jam mata pelajaran wali kelas mereka yang memang menduk
Malam ini, Aleka termenung memikirkan tantangan untuk seleksi selanjutnya. Aleka juga tak habis pikir, kenapa para senior itu sok-sok an menggunakan teka-teki yang sangat gampang dan sangat menggelikan bagi Aleka. Padahal mereka langsung saja memberitahu para peserta.Membuang-buang waktu!Aleka menghela napas cukup panjang karena ia sedang berpikir tentang ide-ide yang akan ia berikan pada kelompok ajang King And Queen-nya itu. Banyak hal gila muncul dikepala Aleka. Seperti, Menampilkan tari kontemporer, tari seni modern bahkan berdansa.Aleka bergidik, “Ewwhh. Gak! gak mungkin gue dansa sama Keynan. Gue juga gak bisa dansa, kasian ntar kaki Keynan malah sering keinjek sama gue.”Aleka memikirkan lagi hal lain, tetapi pikirannya teralihkan oleh suara kakaknya yang baru pulang setelah sekian lama.“Kakaaaaaak!!!!” teriak Aleka sambil berlari keluar kamarnya
Hari ini adalah hari seleksi tahap 2 untuk pemilihan king and queen di SMA Perdjoengan. Dikelas, Aleka dan Radit mendapat banyak wejangan dari teman sekelasnya. Aleka dan Radit sudah cukup matang apabila dilihat dari materi yang mereka pelajari. Hanya saja, tidak pernah ada yang tahu tentang apa dan bagaimana pertanyaan yang ditanyakan dalam sesi wawancara personal ini. Meski mendapat bocoran dari Aldi yang didapat dari Maudy-Queen yang menjabat saat ini, tetapi tetap saja itu hanya garis besar yang cukup membuat Aleka, Radit dan Keynan juga cukup kerepotan dalam mencari materi.Sekarang jam menunjukkan pukul 09.00 WIB dan Seleksi akan dimulai jam 10.00 WIB setelah istirahat pertama di sekolah Aleka. Ada waktu satu jam lagi, Aleka mendapat waktu yang cukup untuk bersiap-siap, apalagi kelas mereka mendapat bonus Free Class karena kebetulan ini jam mata pelajaran wali kelas mereka yang memang menduk
Hari ini adalah hari seleksi tahap 2 untuk pemilihan king and queen di SMA Perdjoengan. Dikelas, Aleka dan Radit mendapat banyak wejangan dari teman sekelasnya. Aleka dan Radit sudah cukup matang apabila dilihat dari materi yang mereka pelajari. Hanya saja, tidak pernah ada yang tahu tentang apa dan bagaimana pertanyaan yang ditanyakan dalam sesi wawancara personal ini. Meski mendapat bocoran dari Aldi yang didapat dari Maudy-Queen yang menjabat saat ini, tetapi tetap saja itu hanya garis besar yang cukup membuat Aleka, Radit dan Keynan juga cukup kerepotan dalam mencari materi.Sekarang jam menunjukkan pukul 09.00 WIB dan Seleksi akan dimulai jam 10.00 WIB setelah istirahat pertama di sekolah Aleka. Ada waktu satu jam lagi, Aleka mendapat waktu yang cukup untuk bersiap-siap, apalagi kelas mereka mendapat bonus Free Class karena kebetulan ini jam mata pelajaran wali kelas mereka yang memang menduk
Aleka dan Keynan berangkat menggunakan sepeda motor matic Keynan. Aleka yang dibonceng oleh Keynan, berpegangan pada pinggang Keynan. Aleka ingin memeluk Keynan sebenarnya, hanya saja ia hanya tak mau melewati batasan dari seorang teman. Aleka hanya berani memeluk Keynan saat Keynan menyuruhnya untuk berpegangan erat pada Keynan. Karena menurut Aleka, itu artinya memeluk Keynan.Tadinya Aleka dan Keynan akan berangkat sendiri-sendiri, hanya saja Keynan tak ingin kejadian yang lalu terulang. Aleka terkena tilang oleh polisi karena memang belum mempunyai surat izin mengemudi, tidak seperti Keynan yang sudah mempunyainya. Jadi, daripada itu terulang, lebih baik Keynan menjemput Aleka kerumahnya. Belum lagi jika bepergian, Aleka pasti sempat-sempatnya membawa sepeda motor trail yang Aleka beri nama “Hulk”.Keynan sempat berpikir Aleka memberi nama Hulk pada kesayangannya itu, karena sepeda motornya
"Bapak senang bahwa ajang pemilihan duta sekolah ini sudah mulai berjalan." Ucap bapak kepala sekolah yang tengah mengucapkan amanatnya dalam susunan upacara bendera yang memang selalu dilakukan setiap hari senin disekolah ini."sekarang sudah ada 26 peserta yang berhasil lolos dari 32 peserta. Bapak ucapkan selamat dan teruslah sportif dalam mengikuti ajang ini. Dan kalian dukunglah teman sekelas kalian yang mengikuti ini. Nah untuk tahap selanjutnya akan diumumkan lewat akun sosial media dengan username King_and_Queen_Smaperd. Ah, Kalian juga semua tetap jaga kebersihan sekolahnya ya karena kemarin bapak....."Kepala sekolah menyampaikan amanatnya yang benar-benar panjang. Tetapi siswa-siswi disekolah ini tetap mendengarkan meski godaan untuk mengobrol dengan teman sebelah sudah menggelayuti imannya. Namun, sekolah ini sudah menanamkan prinsip dan kebiasaan yang cukup kuat dan tertanam dimasing-masing diri siswa tentang pentingn
4 hari berlalu. Setelah tahapan seleksi pertama kemarin yang cukup melelahkan, Aleka, Radit dan yang lainnya masih menunggu pengumuman siapa saja yang lolos tahap pertama. Sebenarnya, Aleka tidak terlalu berharap banyak, karena apa yang ia isi di kolom jawaban esai kemarin memang tidak terlalu bagus. Aleka hanya mengeluarkan apa yang ia pikirkan setelah ia membaca pertanyaannya kemarin.Tetapi, tetap saja Aleka harus bersiap karena mungkin saja Aleka lolos ditahap ini. Jadi, Aleka sedikit mencari tahu tentang tahapan seleksi selanjutnya. Entah dari kearsipan atau dari senior terdahulunya. Senior yang paling dekat dengannya adalah Aldi, ya, Aldiano Junior."Jadi, tahap selanjutnya itu wawancara," ucap Aldi memberitahu Aleka, Radit, Mila dan Keynan karena mereka tengah berada dikantin."Serius?" tanya Radit.Radit menganggukan kepalanya, "itu sejenis interview gitu loh," Aldi memajukan tubuhny
Aleka mematut dirinya didepan cermin kamar ganti. Aleka menggunakan office wear dengan atasan kemeja putih berkerah tali berwarna hitam yang ia sampul pita. Aleka juga mengenakan celana sepan yang ukurannya memang ukuran kaki Aleka. Sungguh baju yang dibawakan oleh Mila seperti di desain untuknya, buktinya pakaian itu memang benar-benar tipe ukurannya.Aleka berjalan menggunakan sandal capit entah milik siapa yang ia temukan dikelas. Aleka sedikit malu diperhatikan oleh murid lain karena pakaiannya yang berbeda. Aleka hanya berusaha untuk bersikap tak peduli.Saat sampai dipintu kelas, Aleka sudah disambut oleh sorakan teman-temannya."Wah, pas banget. Ini ukuran bajunya Cuma gue kira-kira padahal." Puji Mila pada Aleka sambil menyodorkan blazer yang satu set dengan pakaian yang dipakai Aleka."Nih," Radit menyodorkan paper bag berwarna hitam pada Aleka."Apaan nih?" tanya A
Sudah seminggu berlalu. Kegiatan belajar mengajar juga sudah berjalan seperti biasanya. Seperti sekarang Aleka tengah fokus memperhatikan penjelasan tentang mata pelajaran Sejarah Minat yang ia sukai, tak hanya pelajarannya gurunya juga sangat Aleka sukai. Meskipun begitu, tapi tetap Keynan lebih disukai Aleka."Jadi, kerajaan Hindu Buddha di Indonesia itu masih banyak pengaruhnya hingga sekarang. Selain menjadi sarana edukasi untuk kita, banyak juga adat istiadat yang masih dijalankan. Sampai sini ada yang ditanyakan?" terang Bapak Andre selaku guru mata pelajaran sejarah minat.Aleka mengangkat tangan, "Untuk tugas yang kelompok itu, presentasinya minggu depan kan, Pak?""Iya, tapi kalo kalian siap, sekarang juga boleh." Jawab Pak Andre."Nggak, Pak!" serentak anak-anak."Ya sudah, kalo begitu kita akhiri pelajaran hari ini. Kerjakan tugasnya jangan hanya menumpan
Ini adalah tahun kedua bagi Aleka Hanggiana berada di SMA kesayangannya itu. Dengan penuh semangat Aleka berjalan sambil menenteng tas baru yang dibelikan oleh kakaknya sebagai hadiah karena Aleka masuk peringkat 5 besar dikelasnya.Aleka dengan sengaja menggerai rambutnya yang sepanjang pinggang itu. Aleka menuju kelas tercintanya, yaitu kelas XI IPS 3 yang letaknya dekat dengan lapangan basket. Kelas sudah sudah cukup ramai oleh teman sekelas Aleka.“Good morning! Aaaaa gue kangen sama kalian!!” Suara Aleka menginterupsi teman-temannya.“Huuuu!” Sorak teman-teman Aleka.“Yeu, malah nyorakin! Seharusnya kalian bersyukur disapa bidadari cantik kayak gue!” ucap Aleka sewot dari depan kelas.“Lo bidadari dari kayangan?” tanya Radit menghampiri Aleka.Aleka mengangkat dagunya sombong.“Iyalah!”