“Jadi gimana nih rencana kita?” tanya Dylan yang masih penasaran dengan kelanjutan cerita dari Ardi dan Natasha. Karena hanya mereka lah salah satu harapan Dylan saat ini.
“Lo tahu nggak, sih, pacar gue ngasih apa buat mantan istri lo itu? Kalung sama tas bermerek itu,” repet Ardi yang baru saja memberitahu sahabatnya itu.
“Iya berapa sih? Coba kasih ke gue harganya, mau lihat gue semahal apa, sih,” kata Dylan yang langsung meminum minumannya. Sejak melihat itu, Ardi masih tidak habis pikir dengan tingkah Dylan yang satu ini.
Melihat kesombongan Dylan, Natasha langsung memberi tahu harga tas dan kalung yang terlihat di ponsel miliknya. “Nih, bisa kan bayar?”
“Uhuk!” Dylan hampir saja tersedak minuman saat melihat harga dari dua benda itu yang diperlihatkan oleh Natasha. Ternyata nominal yang diberikan pun tidak tanggung – tanggung, bagaimana caranya dia membayar semua barang – barang
“Heh? Bego ambil. Gila itu mahal banget, gue aja nggak sanggup belinya. Ambil pokoknya Ric, pokonya punya gue itu nggak boleh diambil sama yang lain. Cepet! Gimana pun caranya gue harus punya itu! Nggak masalah gue harus endorse beda pulau pun gue rela deh!”Baru kali ini Nafisah seperti itu, sudah lama rasanya tidak mendengar omelan dari Nafisah. Ya, kalau dipikir – pikir omelannya ini seperti tidak ada napasnya. Untungnya dari dulu udah sahabatan dari kecil, coba kalau enggak habis deh.“Iya iya nanti gue konfirmasi sama orangnya dulu ya. Tapi lo bisa nggak kalau ke Bogor gitu?”“Mau ke Bogor atau ke Papua, gue bakal pesen tiket nanti! Jangan sampai lepas pokonya, gue bakal cakar – cakar lo nanti!”Rico hanya bisa terdiam. Tidak apa – apa lah harus mendengar omelan dari Nafisah, yang penting dia senang.“Iya tuan putri, siap dilaksanakan ya khusus buat princess seorang,&rdq
Asia hanya bisa bersedih saat ini. Sudah lama rasanya dia tidak bisa melihat sosok pria pujaannya, Dylan. Entah kenapa dia menghilang begitu saja, dia tahu Dylan dan dirinya sekarang bukan siapa – siapa. Tetapi masih di dalam satu kantor, hari ini Dylan juga tidak masuk kantor entah ada apa alasannya.Rapat membuat mereka menjadi jarang bertemu satu sama lain. Iya memang bagus, tapi bagaimana dengan hatinya. Apa sudah bisa mengikhlaskan pria itu atau tidak, ia tahu ada hal yang harus dilakukannya saat ini.Iya tapi hatinya berkata lain. Sekarang apa yang harus dilakukan saat ini, mencari Dylan dimana? Dia juga tidak mengetahui dimana jejak terakhirnya saat ini, ia sekarang hanya bisa menunggu sampai pemuda itu berhasil keluar dari persembunyiannya. Lantai 2 merupakan tempat yang paling tepat baginya untuk menunggu, karena ini merupakan tempat yang paling aman. Jarang sekali diketahui oleh banyak orang, ada banyak hal yang bisa dilakukan Asia kali in
Hari ini jadwal Nafisah terbang untuk memenuhi permintaan Natasha, si owner pemilik kalung dan tas bermerek itu. Wanita itu juga mencoba melupakan semuanya, ia tahu tidak mudah mendapatkan kedua benda bermerek itu. Walaupun dia tahu saat ini sedang patah hati, ya mana ada orang yang ingin menolak barang bermerek itu.Siapa sih yang tidak ingin mendapatkan barang dengan gratis, apalagi harganya tidak bisa ternilai. Ya, kapan lagi coba ini sih namanya bukan mendapatkan endorse tapi dikasih hadiah berlipat ganda sama Natasha. Ya ampun rasanya ingin melihat benda – benda itu secara langsung.Anak – anakku, mama datang nak yang nyaman disana ya!Batinnya di dalam hati.Sejak datang ke Bogor, dia baru mengenali sahabatnya itu entah habis makan apa sahabatnya ini. Kenapa bisa sampai berubah drastis seperti ini, dulu sebelum dia pergi untuk kuliah badannya itu terlihat berbeda dibandingkan dengan sekarang. Mereka mulai berjalan mendekat dan akhirnya m
“Tumben, pacar kamu kemana Kak?” kata Dylan.“Biasa lah, paling dia lagi kejar target. Tadi sih bilang agak telat, tapi santai aja ya sekarang. Jangan duduk deket sini, adanya Nafisah langsung kabur ngelihat kamu. Lebih baik di sana aja, sabar ya Dyl,”Dylan hanya bisa diam saja. Ya, apa boleh buat namanya juga sendiri, pacar saja nggak punya apalagi calon istri. Wajar kan kalau karir dari seorang Dylan masih segitu – gitu aja dari dulu sampai sekarang. Mungkin Ardi hanya butuh pekerjaan tambahan, biasa pasti mau ngajak kak Natasha untuk lamaran. Wajar ya, namanya juga udah punya pacar jadi harus lebih mapan dan siap.Dylan langsung menghindar, dan melihat tempat yang kosong di ujung saja. Ya, mungkin ini adalah salah satu yang tepat bagi dirinya untuk melihat dari jauh.Saat itu, Nafisah pun datang bersama Rico dengan tampilannya yang semakin modis. Iya, walaupun sudah berkepala dua Nafisah tetap cantik dengan penampilan yan
Nafisah langsung melirik saat melihat suara yang dikenalnya selama ini, ternyata benar saja firasatnya selama ini. Dia langsung bangun dan langsung melihat seorang pria yang ada disana dan tersenyum itu adalah Dylan.Saat itu, senyuman itu tidak ada bergunanya bagi Nafisah karena sekarang hubungan diantara mereka memang sudah pupus.Wanita itu langsung menipiskan bibirnya. Kalaupun boleh diantara ribuan manusia di bumi ini, kenapa dia harus bertemu dengan pria itu. Kenapa harus ada Dylan Jalaludin Akbar disini, Tuhan ada apa ini?Ada apa lagi, sih?“Bisakan kamu kasih aku waktu, kita butuh bicara hari ini. Kasih aku kesempatan ini,” kata Dylan dari kejauhan.Rico yang sejak tadi sudah ingin membalaskan perlakuan dari Dylan itu ingin rasanya melakukan hal buruk. Tetapi hal itu tidak jadi karena Ardi langsung datang untuk mencegahnya.“Ehh, santai jangan gitu dong. Kasih waktu ya kesempatan buat mereka ngomong, lo sahabatnya
“Aku minta maaf ya Naf,” kata Dylan dengan suara yang lebih rendah. “Aku tahu disini aku yang salah, dan betapa bodohnya aku malah meninggalkan kamu yang pasti,” tambah Dylan.Nafisah mulai menghembuskan napasnya. Ia tahu selama ini selalu menghindar dari seorang Dylan Jalaludin Akbar. Tapi sekarang mungkin adalah waktu yang paling tepat. Daripada harus menghindar, lebih baik diselesaikan hari ini juga.“Bisa nggak sih, kamu nggak perlu ngejar aku lagi?” cicit Nafisah.“Dulu aku memang sayang banget sama kamu, dan aku nggak pernah pamrih. Tetapi tiba – tiba kamu datang terus malah memilih cewek lain. Dan jelas – jelas dia itu hanya pelakor dibandingkan aku yang istri sah kamu dulu. Terus kenapa juga kamu datang ke sini?” tanya Nafisah. Ia berusaha untuk menahan airmatanya agar tidak turun ke wajah. Sudah cukup semua penderitaan yang ia alami selama bersama seorang Dylan.“Iya, aku tahu ini
Nggak mungkin juga kan, Asia berbangga dengan predikat perebut lelaki orang dan dibully habis – habisan oleh para penggemarnya. Saat ini, ia hanya ingin dikenal sebagai pekerja teladan seantero Bogor. Ya, dia juga lulusan Universitas terkenal dengan IPK yang sangat memuaskan.Tapi inilah yang diinginkannya saat ini.Jadi, daripada berharap yang tidak pasti seperti Dylan Jalaludin Akbar. Lebih baik menjauhlah dari hidup gadis ini sekarang juga!Ahh.. benarkah dia sedang berbicara sendiri di kamarnya. Tak hanya itu, dia juga menempelkan beberapa poster. Ya salah satunya adalah milik Kenta Momota, siapa sih yang tidak kenal dia siapa?Selama beberapa hari ini, Dylan masih fokus mengerjakan pekerjaannya yang sudah kian menumpuk. Dia juga sudah tidak menginginkan siapapun dan hanya fokus menyelesaikan proyek – proyek milik kliennya.Asia baru mengetahui dari teman satu ruangannya, dan mereka mengetakan bahwa salah satunya menyebut nama
Setelah menyelesaikan hubungannya dengan Dylan, sekarang adalah saat yang tepat bagi dia dan Natasha untuk membicarakan kesepakatan untuk endorse yang sudah dijanjikan. Akhirnya setelah sekian lama mereka berbincang, kesepakatan itu terjadi juga. Natasha meminta agar Nafisah bisa berfoto sebanyak 1 kali, di Instagram Story sebanyak tiga kali dan di reels sebanyak 1 kali. Jika Nafisah sudah melakukan tugasnya maka barang – barang kesayangannya akan resmi menjadi milik mereka.Tetapi anehnya dia harus terpaksa berduaan dengan Natasha, karena Rico baru mendapatkan pekerjaan tambahan. Jadi terpaksa harus meninggalkan Nafisah seorang diri bersama dengan Natasha. Mengesalkan bukan? Iya memang hanya sebentar tapi kan nggak mungkin juga dia harus pulang dengan seorang diri. Dan bodohnya dia hanya mendapatkan pesan singkat saja dari Rico.“Awas ya kalau mau balikan sama mantan kamu itu,”Eh ya ampun Rico kok jadi cemburuan gini sih?Rico memang m
Asia hanya bisa terdiam!Ia hanya ingin tahu bukan hanya dia yang mencintai pemuda itu. Dia hanya menginginkan pemuda itu juga mencintainya tetapi sayangnya itu tidak terjadi. Lagian Dylan susah banget, sih, ngomong cinta aja gengsinya setinggi langit.“Bodoh!” batinnya. “Bodoh banget sih lo, Dyl!”Asia mulai berdiri dari tempat tidurnya, dia ingin menutup pintu yang sengaja dibuka lebar oleh Dylan. Tetapi saat ingin keluar, tak sengaja tubuh mereka saling bertabrakan hingga jatuh ke lantai.“Duhh..”Lalu Dylan datang menghampiri gadis itu untuk mencari tahu apakah ada yang terluka. “Kamu ada masalah?”“Ehemm..jangan bikin baper kenapa bang! Kasian tahu kalau cinta mah perjuangin kali,” katanya.Dylan ingin sekali memberikan pelajaran kepada adik tercintanya ini.“Bodoh banget sih bang. Kalau cinta itu ya diperjuangin bukan malah ditinggalin, parah banget lo udah
Hufft!Si Asia ada ada aja kalau lagi galau. Masa masalah jendela aja sampai teriak - teriak, untung nggak rusak kuping bang Rizky. Coba kalau bermasalah gimana, gue juga kan yang repot. Batin Rizky.“Ehh.. gelap banget sih kok ditutup segala. Kan gue minta tadi dibuka bang?” protes Asia yang berteriak kencang dari tadi.“Ehh abangg,” erang Asia dengan suara bangun tidur khasnya.”Ya ampun dimintain tolong kayak mau minta hutang aja,”Asia mulai kesal dengan tingkah laku abangnya, dia mulai membuka matanya perlahan - lahan. Lalu dia tidak menyangka kenapa ada Dylan, pria yang disukainya selama ini. Apakah ini nyata atau fiksi?Asia mulai menyadarkan diri, apa mungkin ini mimpi? Dia lalu mengerjapkan matanya kembali dan pandangannya tetap sama itu Dylan.“Kaa..kamu kenapa?”Kata Dylan yang seolah memberikan hipnotis kepada Asia, ia tahu pemuda itu memang masih ada di kamarnya. Mata Asia se
Dylan langsung jalan perlahan – lahan ke kamar Asia. Ya, seingetnya kamar Asia memang ada di atas. Dulu, dia sama Asia sering mengobrol di kamar Asia entah itu membicarakan pekerjaan atau membicarakan hal yang lainnya. Sudah lama sekali, ia tidak berkunjung ke kamar gadis itu.Dia mulai memutar kenop pintu kemudian membuka kamar Asia perlahan – lahan. Kamarnya terlihat seperti biasa, dengan jendela yang masih terbuka lepat.Dylan hanya bisa tersenyum saja lalu memandang gadis itu di tempat tidur. Sudah tahu lagi sakit, bandel banget sih!Ia lalu mulai berjalan dan ingin menutup jendela kamar Asia. Lalu dia tidak sengaja melihat gadis itu sedang tertidur lelap layaknya seorang puteri.Cantik sekali!Memang cantik sekali gadis itu, jadi wajar saja kenapa Dylan bisa terpesona dengan wajah cantiknya. Tetapi dia tidak sengaja melihat Asia sedang memeluk sebuah benda, benda yang sepertinya dikenalinya.Boneka doraemon.Iya, bone
Dylan yang masih khawatir dengan kondisi Asia, dia langsung masuk saja melewati Rania dan pacarnya yang masih memakan potongan mangga yang sempat diberikan oleh abangnya Asia. Disana ia masih melihat Asia sedang terbaring lemas di kasurnya, sedangkan Rania asik berpacaran dengan kekasihnya.Kok bisa sih dia asik bermesraan di depan orang yang lagi sakit!“Bang Rizky kemana sih?” katanya. Sejak mendengar ucapan Dylan, keduanya langsung terkejut dan mulai berjauhan antara satu sama lain.“Aa..an.u..di ruang tamu bang,” kata Denny yang mulai terbata – bata.“Heh.. jangan deket – deketan belum halal kalian tuh. Jangan sampai kalian nikah duluan sebelum gue sama Asia nikah dulu, inget ya gue nggak kasih lampu hijau nanti,” kata Dylan yang mulai meninggalkan mereka berdua.Setelah kepergian Dylan, mereka berdua mulai terlihat rona merah di pipinya. Tak hanya itu, mereka pun mulai memberikan ucapan kesalnya.
“Ma, suapin dong,” Dylan mulai membuka mulutnya dan sang mama mulai memberikan suapan salad buah yang baru saja dibuat.“Ihh curang banget, papa juga mau,” kata sang Papa yang cemburu melihat kedekatan antara Dylan dan sang mama.Subhanallah sudah pada besar, manjanya nggak hilang – hilang. Untung aja Mama Shita ada kalau enggak bisa berantem kali.“Tuh ada di meja jangan manja,” kata Mama Shita yang kembali memberikan sepotong salad kepada anaknya. Sedangkan Dylan merasa menjadi tuan rumahnya saat ini dan hanya memberikan senyuman kecil kepada papanya.“Nyebelin banget kamu dyl, lihat aja nanti awas aja,” kata Papa yang mulai kesal dengan tingkah laku anaknya itu.Saat ingin mengunyah salad itu, tiba – tiba telepon dari adiknya pun berdering. Setelah mendengar panggilan itu, Dylan jadu khawatir apa yang terjadi dengan adiknya, Rania.“Ehh, kamu kenapa?”“Se
“Eh kak Asia kenapa kok jadi kurus kering gini sih?” kata Rania yang terkejut melihat Asia sedang terbaring lemah.Asia masih terbaring lemah dengan mata panda hingga tubuh yang mirip seperti lidi. Ia hanya bisa mendengar pembicaraan gadis itu, tanpa mimik wajah yang jelas ia hanya tersenyum. Coba deh kalau Dylan menerima gue, nggak bakal kayak gini nih jadinya! Batin Asia dalam hati.“Tahu nggak kak? Aku sudah lama banget nggak ketemu kakak, kangen aja gitu,” Rania yang mulai mengelus – elus badan Asia. Sedangkan pacarnya hanya bertugas untuk mengantarinya saja hari ini.“Oh iya, kemarin aku habis jalan – jalan lho dan kebetulan habis ketemu makanan kesukaan kakak. Nanti harus dimakan ya nggak boleh kayak gini kurus banget”“Permisi gadis yang cantik, hari ini udah waktunya Asia untuk minum obat. Diminum ya adik aku tercinta, Asia Armelina,” kata Abangnya dari kejauhan yang mulai menghampiri mer
“Tumben banget sudah rapi pagi – pagi, mau kemana?” kata Mamanya yang lalu melirik ke anak bungsunya itu. Sedangkan sang Papa yang masih sibuk dengan laptopnya sendiri untuk mengerjakan pekerjaan kantornya.“Ini lho kebetulan kemarin aku nggak sengaja lihat makanan kesukaan kak Asia. Dan kebetulan aku mau beliin,” katanya sambil membawa – bawa oleh – oleh makanan itu. “Boleh kan, Ma? Kebetulan kan sudah lama nggak ketemu kak Asia jadi kangen,” Iya, sudah lama sekali mereka bertemu mungkin terakhir mereka bertemu saat Asia masih bersama dengan Dylan. Ya, dan di saat itu juga dia mulai kehilangan teman. Bukan sebagai teman kakaknya, melainkan teman sehari – hari yang selalu bersama Asia. Sekarang ia sadar, semuanya pasti akan berubah dan hanya menunggu waktunya saja.Dylan yang sejak tadi mendengar kata Asia hanya bisa diam saja dan melirik. Sudah lama memangnya dia tidak berjumpa dengan gadis itu. Ya, itu justr
Kini Mama Asia mulai kebingungan, ia tahu ada beberapa pria yang bersama dengan Asia dulu sebut saja Dylan dan Nanda.Tak hanya Mama Asia yang kebingungan bagaimana menanggapi anaknya, Asia Armelina. Mama Dylan pun sama seperti itu, ia hampir kehilangan cara bagaimana menasihati sang anak, Dylan Jalaludin Akbar.Padahal dulu Dylan sering sekali bercerita tentang apapun yang terjadi di hari itu. Mulai dari cerita bahagia, sedih, galau tetapi kini yang didapatkan oleh Mama Dylan hanya kehampaan belaka. Anaknya sudah berubah drastis 100 persen, entah apa yang harus dilakukanya saat ini.Sedangkan sang anak, Dylan masih saja mengaduk – ngaduk mienya di mangkuk. Sedangkan tatapannya hanya kosong seperti sedang ada masalah. Ya, kalau gini jadinya mienya bisa jadi surut kan?Perempuan setengah abad itu hanya bisa membuang napasnya. Sekarang mie rebus itu sudah layaknya seperti mie yang dicincang – cincang. Dan rasanya pasti sekarang sud
Liburan hari ini sepertinya menjadi hari – hari yang menakutkan bagi seorang Asia. Asia yang dulu ceria, bersemangat dan selalu mewarnai hari – harinya itu sudah tidak terlihat lagi. Melainkan beberapa hari ini dia selalu memberikan wajah yang murung dan seperti tidak memiliki semangat untuk hidup. Tak hanya itu, ibunya juga pernah melihat saat Asia membersihkan lantai. Malah kain pelnya yang tidak dikeringkan, alhasil semua lantai tidak ada satu pun yang kering malah basah semua seperti air yang sengaja ditumpahkan.Air – air kain pel itu menyebabkan sang ibunda hampir jatuh. Abang dan ayahnya sampai kebingungan ada apa dengan Asia yang sebenarnya.Tak hanya itu, dia juga mulai membantu sang ibu untuk belanja ke pasar. Tetapi dia selalu pulang terlambat, entah kemana. Mama Asia langsung kebingungan tak biasanya anaknya pulang terlambat. Padahal dulu kalau pulang dari tempat manapun selalu cepat.Tetapi yang didapatkannya sekarang, hanya rasa p