“Rico bukan? Manajernya Nafisah?”
Setelah mendengar namanya disebut, Rico mulai menegok dan terlihat seorang pemuda yang ia duga mungkin Ardi Dirgantara.
“Ardi Dirgantara, kan?” Ardi mulai ikut berdiri saat melihat kedatangan dari Rico.
Lalu Ardi mulai mengulurkan tanggannya kepada Rico dan Rico pun melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.
“Panggil Rico aja, kak,” katanya.
“Oke oke.. jadi gini kenalin dulu ini pacar saya namanya Natasha Rain. Dia salah satu orang yang punya bisnis di mana – mana. Nah, kedatangan dia disini mau endorse barang untuk Nafisah, bisa nggak ya?” kata Ardi yang melirik ke arah Natasha yang tiba – tiba mulai tersenyum saat membicarakan dirinya.
“Gimana ya.. tapi masalahnya dia udah nggak mau menerima endorse lagi sejak beberapa bulan lalu. Apalagi sekarang dia lagi di luar kota, jadi aku ngak bisa jamin masalah ini,” tutur Rico yang sepertinya
“Jadi gimana nih rencana kita?” tanya Dylan yang masih penasaran dengan kelanjutan cerita dari Ardi dan Natasha. Karena hanya mereka lah salah satu harapan Dylan saat ini.“Lo tahu nggak, sih, pacar gue ngasih apa buat mantan istri lo itu? Kalung sama tas bermerek itu,” repet Ardi yang baru saja memberitahu sahabatnya itu.“Iya berapa sih? Coba kasih ke gue harganya, mau lihat gue semahal apa, sih,” kata Dylan yang langsung meminum minumannya. Sejak melihat itu, Ardi masih tidak habis pikir dengan tingkah Dylan yang satu ini.Melihat kesombongan Dylan, Natasha langsung memberi tahu harga tas dan kalung yang terlihat di ponsel miliknya. “Nih, bisa kan bayar?”“Uhuk!” Dylan hampir saja tersedak minuman saat melihat harga dari dua benda itu yang diperlihatkan oleh Natasha. Ternyata nominal yang diberikan pun tidak tanggung – tanggung, bagaimana caranya dia membayar semua barang – barang
“Heh? Bego ambil. Gila itu mahal banget, gue aja nggak sanggup belinya. Ambil pokoknya Ric, pokonya punya gue itu nggak boleh diambil sama yang lain. Cepet! Gimana pun caranya gue harus punya itu! Nggak masalah gue harus endorse beda pulau pun gue rela deh!”Baru kali ini Nafisah seperti itu, sudah lama rasanya tidak mendengar omelan dari Nafisah. Ya, kalau dipikir – pikir omelannya ini seperti tidak ada napasnya. Untungnya dari dulu udah sahabatan dari kecil, coba kalau enggak habis deh.“Iya iya nanti gue konfirmasi sama orangnya dulu ya. Tapi lo bisa nggak kalau ke Bogor gitu?”“Mau ke Bogor atau ke Papua, gue bakal pesen tiket nanti! Jangan sampai lepas pokonya, gue bakal cakar – cakar lo nanti!”Rico hanya bisa terdiam. Tidak apa – apa lah harus mendengar omelan dari Nafisah, yang penting dia senang.“Iya tuan putri, siap dilaksanakan ya khusus buat princess seorang,&rdq
Asia hanya bisa bersedih saat ini. Sudah lama rasanya dia tidak bisa melihat sosok pria pujaannya, Dylan. Entah kenapa dia menghilang begitu saja, dia tahu Dylan dan dirinya sekarang bukan siapa – siapa. Tetapi masih di dalam satu kantor, hari ini Dylan juga tidak masuk kantor entah ada apa alasannya.Rapat membuat mereka menjadi jarang bertemu satu sama lain. Iya memang bagus, tapi bagaimana dengan hatinya. Apa sudah bisa mengikhlaskan pria itu atau tidak, ia tahu ada hal yang harus dilakukannya saat ini.Iya tapi hatinya berkata lain. Sekarang apa yang harus dilakukan saat ini, mencari Dylan dimana? Dia juga tidak mengetahui dimana jejak terakhirnya saat ini, ia sekarang hanya bisa menunggu sampai pemuda itu berhasil keluar dari persembunyiannya. Lantai 2 merupakan tempat yang paling tepat baginya untuk menunggu, karena ini merupakan tempat yang paling aman. Jarang sekali diketahui oleh banyak orang, ada banyak hal yang bisa dilakukan Asia kali in
Hari ini jadwal Nafisah terbang untuk memenuhi permintaan Natasha, si owner pemilik kalung dan tas bermerek itu. Wanita itu juga mencoba melupakan semuanya, ia tahu tidak mudah mendapatkan kedua benda bermerek itu. Walaupun dia tahu saat ini sedang patah hati, ya mana ada orang yang ingin menolak barang bermerek itu.Siapa sih yang tidak ingin mendapatkan barang dengan gratis, apalagi harganya tidak bisa ternilai. Ya, kapan lagi coba ini sih namanya bukan mendapatkan endorse tapi dikasih hadiah berlipat ganda sama Natasha. Ya ampun rasanya ingin melihat benda – benda itu secara langsung.Anak – anakku, mama datang nak yang nyaman disana ya!Batinnya di dalam hati.Sejak datang ke Bogor, dia baru mengenali sahabatnya itu entah habis makan apa sahabatnya ini. Kenapa bisa sampai berubah drastis seperti ini, dulu sebelum dia pergi untuk kuliah badannya itu terlihat berbeda dibandingkan dengan sekarang. Mereka mulai berjalan mendekat dan akhirnya m
“Tumben, pacar kamu kemana Kak?” kata Dylan.“Biasa lah, paling dia lagi kejar target. Tadi sih bilang agak telat, tapi santai aja ya sekarang. Jangan duduk deket sini, adanya Nafisah langsung kabur ngelihat kamu. Lebih baik di sana aja, sabar ya Dyl,”Dylan hanya bisa diam saja. Ya, apa boleh buat namanya juga sendiri, pacar saja nggak punya apalagi calon istri. Wajar kan kalau karir dari seorang Dylan masih segitu – gitu aja dari dulu sampai sekarang. Mungkin Ardi hanya butuh pekerjaan tambahan, biasa pasti mau ngajak kak Natasha untuk lamaran. Wajar ya, namanya juga udah punya pacar jadi harus lebih mapan dan siap.Dylan langsung menghindar, dan melihat tempat yang kosong di ujung saja. Ya, mungkin ini adalah salah satu yang tepat bagi dirinya untuk melihat dari jauh.Saat itu, Nafisah pun datang bersama Rico dengan tampilannya yang semakin modis. Iya, walaupun sudah berkepala dua Nafisah tetap cantik dengan penampilan yan
Nafisah langsung melirik saat melihat suara yang dikenalnya selama ini, ternyata benar saja firasatnya selama ini. Dia langsung bangun dan langsung melihat seorang pria yang ada disana dan tersenyum itu adalah Dylan.Saat itu, senyuman itu tidak ada bergunanya bagi Nafisah karena sekarang hubungan diantara mereka memang sudah pupus.Wanita itu langsung menipiskan bibirnya. Kalaupun boleh diantara ribuan manusia di bumi ini, kenapa dia harus bertemu dengan pria itu. Kenapa harus ada Dylan Jalaludin Akbar disini, Tuhan ada apa ini?Ada apa lagi, sih?“Bisakan kamu kasih aku waktu, kita butuh bicara hari ini. Kasih aku kesempatan ini,” kata Dylan dari kejauhan.Rico yang sejak tadi sudah ingin membalaskan perlakuan dari Dylan itu ingin rasanya melakukan hal buruk. Tetapi hal itu tidak jadi karena Ardi langsung datang untuk mencegahnya.“Ehh, santai jangan gitu dong. Kasih waktu ya kesempatan buat mereka ngomong, lo sahabatnya
“Aku minta maaf ya Naf,” kata Dylan dengan suara yang lebih rendah. “Aku tahu disini aku yang salah, dan betapa bodohnya aku malah meninggalkan kamu yang pasti,” tambah Dylan.Nafisah mulai menghembuskan napasnya. Ia tahu selama ini selalu menghindar dari seorang Dylan Jalaludin Akbar. Tapi sekarang mungkin adalah waktu yang paling tepat. Daripada harus menghindar, lebih baik diselesaikan hari ini juga.“Bisa nggak sih, kamu nggak perlu ngejar aku lagi?” cicit Nafisah.“Dulu aku memang sayang banget sama kamu, dan aku nggak pernah pamrih. Tetapi tiba – tiba kamu datang terus malah memilih cewek lain. Dan jelas – jelas dia itu hanya pelakor dibandingkan aku yang istri sah kamu dulu. Terus kenapa juga kamu datang ke sini?” tanya Nafisah. Ia berusaha untuk menahan airmatanya agar tidak turun ke wajah. Sudah cukup semua penderitaan yang ia alami selama bersama seorang Dylan.“Iya, aku tahu ini
Nggak mungkin juga kan, Asia berbangga dengan predikat perebut lelaki orang dan dibully habis – habisan oleh para penggemarnya. Saat ini, ia hanya ingin dikenal sebagai pekerja teladan seantero Bogor. Ya, dia juga lulusan Universitas terkenal dengan IPK yang sangat memuaskan.Tapi inilah yang diinginkannya saat ini.Jadi, daripada berharap yang tidak pasti seperti Dylan Jalaludin Akbar. Lebih baik menjauhlah dari hidup gadis ini sekarang juga!Ahh.. benarkah dia sedang berbicara sendiri di kamarnya. Tak hanya itu, dia juga menempelkan beberapa poster. Ya salah satunya adalah milik Kenta Momota, siapa sih yang tidak kenal dia siapa?Selama beberapa hari ini, Dylan masih fokus mengerjakan pekerjaannya yang sudah kian menumpuk. Dia juga sudah tidak menginginkan siapapun dan hanya fokus menyelesaikan proyek – proyek milik kliennya.Asia baru mengetahui dari teman satu ruangannya, dan mereka mengetakan bahwa salah satunya menyebut nama