Rico hanya bisa diam saja.
Gue cinta sama lo. Lo cewek pertama yang akan gue jagain setelah mana.
Sedangkan Rico hanya bisa mengungkapkan dalam hatinya.
Ia kembali menatap gadis itu yang seolah sedang membuat pertanyaaan baru.
"Lo kan lagi nggak ada, sedangkan Shayra kan sudah ada yang punya," katanya.
"Lo tahu, kan, gue masih ada Dylan. Tetapi Lo malah negedeketin gue?"
Gila!
Rico hanya bisa diam saja dan bingung ingin mengatakan apa.
Sampai suatu ketika tiba - tiba ada pesan masuk. Dia meminta izin kepada Nafisah untuk membaca pesan itu.
Tetapi itu hanya pesan yang tidak penting. Akhirnya dia hanya membaca pesan itu secara sekilas.
Pesan dari Dylan.
......
"Beautiful Lady?" Nanda yang mulai mengambil sebuah komik itu.
"Aku paling suka banget sama komik ini, cerita juga bagus. Aku kadang suka mellow gitu kalau baca cerita ini,"
"Menurut kamu bagus nggak?"
"Bagus banget kok,"
"Itu lho, dia adik perempuannya Dylan. Dia tuh pecicilan banget anaknya nggak bisa diam," kata Asia menceritakan sosok perempuan itu secara antusias. Tanpa tahu ternyata raut wajah milik Nanda tiba - tiba berubah.Sedangkan Asia masih asik saja menceritakan sosok gadis yang pecicilan itu. Namanya Ria, dia lucu banget. Pecicilan orangnya waktu itu dia bantuin ibunya masak, ibunya lagi keluar sebentar. Ehh..pas pulang masa kuenya gosong. Kan, lucu banget.Untungnya aja ibunya nggak marah, coba kalau dia marah bisa abis tuh si Ria. Akhirnya Ria cuma dinasehati sama ibunya kalau lagi buat kue dilihatin bukan ditinggal.Bukan hanya sekali, dia juga pernah bantuin ibunya bikin kue buat pesanan ibunya. Tapi akhirnya gosong juga, anehnya dia malah nyalahin oven yang nggak bener."Suka heran sama Ria, kadang tuh ada aja tingkahnya. Kadang - kadang lucu tapi gemesin banget asli. Coba kalau ibunya suka marah - marah kasian tuh, anaknya,"
Saat ini, Dylan masih kebingungan mencari keberadaan Nafisah. Padahal dia mengira Nafisah ada dirumah Shayra. Ternyata perasaannya salah, mungkin ini karma yang harus dirasakan oleh Dylan karena sudah menyakiti istrinya sendiri. Selain Shayra, dia mulai menelepon orang lain yang ada di dalam kontaknya."Halo Ric,""Tumben telepon, ada apa Dyl?""Lo pernah lihat Nafisah, nggak, 2 harian terakhir ini?" kata Dylan sambil menunggu keajaiban di depan pintu Shayra."Eng..enggak. Kenapa dyl? Kalian bertengkar lagi?"Saat ditanyakan oleh Rico, Dylan hanya iya iya saja. Entah ini sudah berapa kali Dylan dan Nafisah bertengkar selama menjalani pernikahan. Mungkin sudah tidak bisa dihitung jari.Kejadian itu bermula sejak Dylan mulai dekat dengan cewek lain, yaitu Asia. Ya wajar saja, kan, kalau Dylan hampir mendua. Lagi pula saat itu Nafisah susah sekali diajak keluar. Tetapi saat itu pun sempat ketahuan oleh Shayra.Bodoh ban
"Dari siapa, Ric?" tanya Nafisah."Dari suami Lo, Dylan," balas Rico yang baru saja memasukkan ponsel ke kantungnya. "Lo mau makan apa sekarang?"Nafisah hanya menggeleng saja. Ia hanya menatap seorang pemuda yang ada di hadapannya, dan hanya bisa memeluknya saja. "Gue nggak mau makan, nggak lapar,"Gadis itu masih saja menyenderkan tubuhnya ke tubuh bidang itu."Jangan gitu, dong. Nanti Lo sakit gimana, makan ya atau enggak Lo mau gue masakin?"Nafisah hanya bisa mengangguk saja. Sepertinya sudah lama Nafisah tidak mencicipi makanan buatan Rico."Masakin aku dong," kata Nafisah sambil melihat ke arah Rico."Yaudah, tunggu sebentar ya,"Saat Rico ingin pergi ke dapur, "tunggu, Dylan lagi diluar? Gue lagi nggak mau lihat suami gue saat ini, sakit hati aja rasanya," ucap Nafisah."Enggak, dia nggak disini kok, lagian kalian kenapa ngehindar terus, sih. Lebih baik omongin baik - baik biar
"Lo kenapa sih, Bang?" Diana tiba - tiba datang dari belakang dan mulai mengambil kursi untuk duduk di sebelah kakanya. "Lah emang gue kenapa?" Dylan tiba - tiba menoleh ke arah adiknya. Justru raut muka yang ditampilkan Dylan bukan raut muka yang biasa. "Nggak usah bohong, bang. Gue tahu Lo," jelas Diana yang melihat ada keanehan di diri kakaknya ini. "Tahu apa, sih?" katanya pura - pura tidak tahu. "Gue tebak nih, ya, Lo marah, kan sama kak Asia? Lo parah banget, bang, nyakitin hati cewek mulu," ujar Diana. Alvin hanya mengangguk. "Tuh, kan, apa gue bilang tadi. Ada yang beda di diri Lo, bang. Pantesan kak Asia jarang ke sini lagi, tahu tahunya lagi marahan sama Lo," Dylan hanya menoleh. Bukan Asia yang dia maksud, istrinya adalah Nafisah. Nama wanita lain dan itu bukan Asia. "Dia bukan pacar gue, cuma temen," kata Dylan. "Lah? Lo tuh gimana, sih, bukannya waktu itu suka ngajak kak Asia.
"Gue masih normal kali, Di," kata pemuda itu."Lo tuh, ya udah punya istri multi talenta masih aja mau sama Kak Asia. Emang kak Asia itu secantik apa sih, parah banget Lo kalau beneran selingkuhin kak Nafisah,"Dylan menoleh dan benar juga sih dia memang selingkuh. Tapi ya nggak diginiin juga kali, lagian adiknya kan nggak tahu awal mulanya."Ya ampun yang mana sih kak orangnya?" cecar Diana."Cari aja namanya Nafisah Larasati,""Apa? Barbie Kumalasari?"Dylan hanya menoleh saja."Bodo amat, lah, nyebelin Lo lama - lama!""Ya ampun gitu aja ngambek, sih, kayak cewek PMS aja lo!" kata Diana langsung mengambil ponselnya dan mencari akun bernama Nafisah Larasati."OMG..dia cantik banget lho!" Diana memperlihatkan ponselnya kepada Dylan. "Dia cantik banget lho dan Lo bodoh banget malah selingkuh sama cewek lain. Gila! Nggak habis pikir gue sama Lo bang, Lo tampang biasa aja kok cewek Lo pada cantik - cantik a
"Kan, gue bilang tadi gue terlalu memikirkan Asia jadi lupa kalau itu hari pernikahan gue," kata Dylan.Diana ingin sekali menjambak rambut abangnya. Jadi cowok bukannya ngertiin cewek ini malah menyebalkan."Saran gue, kalau Lo cinta sama kak Asia ya perjuangin lah. Jangan dikit dikit Lo ke kak Asia dikit dikit ke kak Nafisah," kata Diana kepada abangnya itu. Dia tidak menyangka jika abangnya bodoh sekali sudah menikahi wanita multi talenta dan masih saja tergiur wanita lain."Nggak baik, bang, nyakiti hati cewek apalagi cewek Lo sayangin. Kasian Lo dia juga punya hati, gimana dia mau kasih kesempatan ke Lo coba,""Asia itu udah ada cowoknya," kata Dylan dengan raut muka yang menyedihkan. "Gue baru sadar saat dia sudah memilih cowok lain,""Denger ya, gue kasih tahu dia kan cuma pacarnya bukan calon pasangannya. Jadi, saran gue Lo bilang dulu sama kak Asia biar dia tahu perasaan Lo yang sebenarnya,""Lo nggak tahu, Di. Ngg
"As, makasih ya udah nemenin gue hari ini buat beli kado adik gue," kata Nanda yang memberikan senyuman kepada Asia."Sama sama, lagian juga sesama teman kan harus saling membantu. Oh iya, titip salam buat adik Lo ya," kata Asia yang hanya menganggap Nanda sebagai teman.Hanya teman.Sejak mendengar pembicaraan antara Asia dan Nanda. Mereka sama - sama hanya menganggap hubungan ini sebagai pertemanan. Sampai saat ini mereka hanyalah teman, tetapi kata teman masih terngiang-ngiang di kepala Nanda. Tetapi mungkin Asia hanya menganggapnya seperti itu.Sebelum pergi, Nanda sempat melirik ke arah belakang. Gadis itu dengan wajah sendunya selalu menarik perhatian Nanda untuk berada di dekatnya.Ia tahu gadis itu hanya tidak ingin menyakiti orang lain. Sudah cukup Nafisah dan Dylan yang membuatnya sakit. Bahkan perjanjian dengan Nanda pun harus dilakukan sebagai penjanjian saja. Tidak boleh lebih dari pertemanan. Ia tid
"Muka Lo tumben aneh. Abis berantem sama Nafisah?" kata Rico yang baru saja duduk di bangku sebelahnya di Kantin kantornya.Pemuda itu dengan sigap langsung membuka kerupuk yang ada di hadapannya. Dan langsung memakannya di saat itu juga."Doa dulu heh baru makan keselek baru tahu rasa Lo! Biarin Lo makan ditemenin setan," kata Dylan."Buktinya enggak tuh, nggak ada setan sama sekali," kata Rico berusaha menantang temannya itu."Ehh..Lo ngga boleh gitu itu nantangin namanya! Suka heran gue, kok ada ya cowok kayak Lo ini," kata Dylan."Itu karena gue berani, dan Lo enggak," desis Rico.Gila!Dylan semakin kesal. Rasanya emosinya semakin menggebu-gebu. Dylan mulai melirik ke arah temannya dengan selera makan yang berbeda."Lo abis kesambet apa sih kok sampe kayak gitu," tanya Rico."Lo tahu nggak sih, kalau cewek ngambek gimana jadinya. Belum satu kelar, muncul lagi yang baru," Dylan mul