Share

Sembilan Puluh Sembilan

"Sekarang perusahaan kita sudah di ambang kebangkrutan," gumam Firman adik tiri dari mamanya itu justru datang dengan wajah mengejeknya.

"Aku sudah mempercayakan perusahaan itu padamu, jadi apapun masalah yang ada di sana jelas menjadi tanggung jawab kalian." jawab Soedrajat dengan suara lemahnya.

Firman menatap Rian yang duduk di sofa yang ada di ruang rawat inap Soedrajat yang masih sibuk dengan ponselnya tanpa memperdulikan kehadirannya.

"Orang yang papa percaya untuk menjadi pewaris perusahaan itu." ujar Firman menunjuk Rian yang masih mengabaikannya dan lebih fokus pada ponselnya itu."Justru santai-santai disini, tidak perduli bagaimana kondisi perusahaan sekarang."

"Dia hanya mau enaknya saja!" sahutnya lagi.

Kali ini Rian menatap sinis. "Aku tidak perduli, dan tidak tertarik dengan perusahaan itu. Ambil saja aku tidak butuh!"

"Kepulanganmu saat ini juga untuk merebut posisi ini Bukan?!"

Tangan Rian terkenal, rasanya emosinya akan meledak sekarang juga. Akan tetapi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status