Share

Bab 5. Sikap jahat Farida

Tok tok tok

Suara ketukan pintu diluar kamarnya mengagetkan Lea yang masih merasakan dilema saat ini. Jika dia bangun dan diam saja saat tahu dirinya ada dalam pelukan Bayu, pasti lelaki itu akan kegedean rasa, mengira dirinya mengharap sentuhan suaminya. Tapi kalau ributpun dia pasti malu mengingat mereka sudah sah sebagai suami istri.

'Duh, gimana ini?' batin Lea masih berusaha untuk tetap pura-pura tidur. Dia sebenarnya merasa sesak karena lengan kekar Bayu yang melingkar di pinggang rampingnya dengan begitu nyaman, 'aih, dasar duda lapuk! Bilang jangan dekat-dekat malah dia yang main nyosor kek gini. Bikin aku kesulitan nafas kek gini, gimana ini?' keluh Lea dalam hati.

Tok tok tok

"Kak Bayu, bangunlah! Kenapa sudah siang belum juga pada keluar sih? Kak Bayu!" Teriak Farida yang sudah tidak sabar menunggu seseorang membuka pintu kamar sang kakak tercinta. 

"Kak Bayu, apa pengasuh itu membuat kamu ga bisa tidur semalam?" tanya Farida yang mulai kesal.

Bayu yang merasa terganggu dengan teriakan Farida hanya memicingkan mata karena silau dengan sinar matahari yang menerobos melalui celah jendela yang sedikit terbuka tirainya. "Sayang, kamu buka pintunya. Aku masih ngantuk!" Pinta Bayu yang kemudian melanjutkan tidurnya kembali.

Deg!!

"Sayang?" 

Bayu yang tampaknya mendengar suara Lea sontak membuka matanya. "Aih, kenapa kamu dekat sekali denganku?" tanya Bayu seperti yang tak berdosa sama sekali.

Lea membelalakkan matanya melihat ekspresi Bayu yang seakan berpikir bahwa dirinya yang nyosor duluan pada duda lapuk itu. "Ih, ga salah tuh?" tanya Lea yang terlihat jengkel. Tetapi dia berusaha untuk mendamaikan debaran jantungnya yang terus bertalu-talu.

Lea langsung bangkit dari tempat tidurnya, Lea tampaknya lupa bahwa dirinya hanya menggunakan piyama yang tipis dan menerawang yang tadi malam disediakan oleh Mbok Dari. "Ada apa sih, pagi-pagi gini udah ribut di kamar orang!" Kesal Lea yang masih menguap karena mengantuk.

Farida melotot sempurna saat melihat penampilan Lea berdiri tengah di hadapannya. Dengan tidak sopan dia pun mendorong tubuh Lea hingga hampir terjatuh dan langsung masuk ke dalam kamar. "Eh, dasar adik ipar ga ada akhlak! Pagi-pagi sudah ganggu pengantin baru." Kesal Lea yang mau tidak mau lalu mengikuti Farida melangkah masuk ke dalam kamarnya.

Farida langsung menarik tangan kakaknya yang masih begitu nyenyak dalam tidur. "Kak, bangun! Bukankah Kakak sudah janji padaku, tidak akan menyentuh pengasuh ini? Lalu apa ini?" tanya Farida yang melihat kamar itu berantakan seperti kapal pecah.

Lea yang berdiri tidak jauh dari tempat Farida, dia tersenyum penuh kemenangan karena berhasil membuat Farida kebakaran jenggot. "Eh, kamu! Pengasuh ga tahu diri! Kenapa kamu berpakaian tidak senonoh seperti itu, hah? Kenapa ga jual diri sekalian!" Sengit Farida kesal luar biasa.

Apalagi Faridah masih melihat Bayu yang belum juga mau bergerak dari tidurnya. Padahal dia sudah menggunakan segala cara untuk membangunkan kakaknya. "Ih, kamu ga tahu ya? Aku kan emang udah jual diri. Kakak kamu itu pelanggan tetapnya. Lihat tuh, dia kelelahan karena semalam suntuk bertempur denganku. Kenapa, iri ya? Kasihan!" Ejek Lea dengan senyumnya yang membuat Farida kesal bukan kepalang.

"Kak, bangun ga!! Atau aku akan katakan semua ini kepada kedua anakmu. Masalah pernikahan kalian yang tidak meminta restu kepada mereka dulu." Ancam Farida yang merasa gemas dengan Bayu yang sudah ingkar janji.

Dengan isengnya Lea memang sengaja membuka kancing kemeja Bayu dan meninggalkan beberapa jejak merah di leher suaminya yang membuat Farida mengamuk. Dalam waktu singkat saja Lea sudah berhasil menciptakan kamar yang berantakan seakan di sana habis ada gempa. 

Lea memang sengaja melakukan itu semua untuk menggoda adik iparnya yang ga ada akhlak itu. Dia hanya ingin mengokohkan statusnya di rumah itu sebagai istri dari Bayu. Apa kabar dirinya kalau Farida tahu kakaknya yang duda lapuk itu tidak menginginkan dirinya pada malam pertama mereka. Bisa hancur harga diri Lea di depan Farida yang selama ini selalu merendahkan dirinya yang dianggap hina dan miskin.

"Apa sih, Dek? Masih pagi sudah membuat keributan di kamarku." Tanya Bayu yang tampaknya mulai terganggu dengan suara berisik adiknya yang emang rese itu.

Farida yang sedang mencak-mencak di depan Bayu langsung menarik tangan sang kakak untuk masuk ke kamar mandi, "Lihatlah, kakakku sayang! Bagaimana keadaan dirimu sekarang?" tanya Farida sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Bayu yang kesadarannya belum 100% kembali masih melongo di depan cermin yang menampilkan wajah tampannya serta perut sixpack nya yang menawan. Bayu tampaknya belum ngeh dengan apa yang dimaksud oleh Farida memaksa dirinya bercermin sepagi itu.

"Lihat itu leher dan dadamu! Ih kakak benar-benar menyebalkan!" Farida bersikap layaknya seperti pasangan yang merasa cemburu karena menangkap suaminya berselingkuh. Aneh bukan? Sejak tadi Lea hanya terkekeh melihat drama lucu yang ditunjukkan oleh kedua adik kakak itu.

Lea malas melayani keduanya, yang selalu jadi raja dan ratu drama. Lea lebih memilih untuk masuk ke dalam kamar si kembar dan memastikan mereka sudah bangun. "Kalian sudah bangun? Pintar sekali kalian ini!" Gemas Lea sambil mencium pipi ke dua bocah tampan itu yang masih memperlihatkan wajah bantal mereka. Tapi keduanya memang terlihat begitu menawan mewarisi garis wajah sang ayah.

"Tante, kenapa pakai baju kayak gitu?" tanya Bima yang merasa heran melihat penampilan Lea yang tak biasanya. Lea sepintas selalu memindai dirinya sendiri. Lea auto tepuk jidat saat dia mulai menyadari bahwa dirinya sudah melakukan kesalahan besar di hadapan si kembar. "Aih, ini semua gara-gara adik ipar yang ga ada akhlak itu. Menyebabkan!" Lea kemudian berpamitan kepada si kembar untuk kembali masuk ke dalam kamarnya bersama Bayu. 

Saat Lea masuk ke dalam kamar dia dikejutkan dengan Bayu yang menatap dirinya dengan lapar. "Hmm, kamu memang sengaja menggoda aku kan, dengan pakai pakaian itu, hmm? Ayo ngaku!" Tuntut Bayu dengan muka garangnya yang begitu mengintimidasi Lea.

"Kamu bicara apa, sih? Random banget!" Lea memilih untuk menghindari Bayu daripada jantungnya kembali maraton seperti tadi. Dada dan sixpack Bayu memang benar-benar meresahkan dirinya. 'Duda meresahkan! Aku harus menguatkan iman dan taqwaku untuk tidak tergoda padanya. Jangan sampai aku menerkam dia dan menyantapnya!' batin Lea yang bergidik ngeri membayangkan hal yang amat dia hindari itu.

Bagaimanapun juga Lea sadar bahwa pernikahan mereka bukan didasari atas nama cinta. Dia tidak mau menggadaikan masa depannya di tangan lelaki yang tak mengharap dirinya sebagai istri yang dicintai.

Bayu yang baru saja selesai mandi memilih untuk menggunakan pakaian. Dia merasa risih dengan teriakan Farida yang terus saja memintanya untuk keluar dari kamar dan sarapan dengannya dan si kembar yang sudah rapi dan wangi. Mereka sudah disiapkan oleh Mbok Darmi untuk berangkat ke sekolahan.

Adik ipar Lea selalu cari gara-gara. Farida tidak merestui pernikahan Bayu dan Lea karena masih menginginkan Bayu kembali bersama Nitha yang kini tinggal di luar negeri bersama selingkuhannya. Mereka bahkan sudah memiliki seorang anak yang amat tampan. Entah apa yang ada di dalam pikiran Farida saat ini ketika dia mendoakan Bayu bisa kembali rujuk dengan Nitha. Sungguh aneh! 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status