Lea sadar kalau pernikahannya dengan Bayu tak akan mudah, melihat suaminya yang masih belum bisa lepas dari kehilangan ibunya dan belum bisa move on dari bayang istri pertama yang telah mengkhianatinya dengan kejam.
"Kamu boleh memilih untuk tidur di kamarmu yang dulu atau di kamar tamu. Terserah padamu. Bagiku yang penting kamu tidak boleh masuk ke dalam kamarku. Aku paling ga suka ada orang lain yang lancang dan mengganggu privasiku. Paham kamu?" tegas Bayu dengan menatap tajam ke arah Lea yang sejak tadi tak sabar untuk segera istirahat.
Lea langsung pergi saja tanpa merespon apapun yang dikatakan oleh Bayu. Tapi Bayu langsung menarik tangannya ketika melihat dia masuk ke dalam kamar utama. "Kamu ga denger apa yang aku katakan tadi? Kamu silahkan pilih tidur di kamarmu yang dulu atau di kamar tamu. Bukan di kamarku!" Sentak Bayu dengan suara menggelegar di tengah malam buta.
Lea menyenangkan tangan Bayu dan mengacuhkan sama sekali apa yang dia katakan. "Kamu? Benar-benar sangat berani untuk menantangku. Apa mau kamu, hah?" Bayu yang sudah kehabisan kesabaran dengan kecuekan Lea kemudian langsung menarik tangan Lea dan mengeluarkan dari kamarnya.
"Apa sih?? Dasar duda lapuk! Udah tua, galak pula. Eh, kalau Sampeyan tidak mau tidur denganku. Itu terserah ya. Silahkan pilih kamar yang tadi kau sebutkan itu. Aku akan tetap tidur di kamar utama karena di sini aku adalah nyonya rumah ini. Bukan pembantumu lagi. Paham anda? Sekolah kan? Minggir!! Aku sudah lelah sekali setelah mengurus pemakaman dan pengajian ibumu!" Ketus Lea yang langsung masuk ke dalam kamar utama dan tidak memperdulikan Bayu yang melotot padanya. Bahkan Bayu dari tadi terus mengelus dadanya yang terasa sesak.
Bayu masih membeku di tempat seakan tidak percaya dengan kelakuan Lea yang begitu berani mati menantangnya. Saat dia hendak kembali menarik tangan Lea untuk dia suruh Keluar dari kamarnya, tidak disangka malah dirinya jatuh di atas kasur dan Celakanya malah menimpa tubuh Lea yang terbaring lelah.
"Ih, bilang saja kalau mau minta nggak sebagai suami nggak usah banyak drama seperti itu!" Dengan santainya Lea malah hendak membuka kancing piyamanya di depan Bayu yang sedang kesulitan untuk kembali bangkit dari atas tubuhnya.
Melihat aksi Lea, Bayu langsung gelagapan dan segera meninggalkan kamar itu. Lea hanya terkikik melihat Bayu yang ketakutan melihat dia hendak membuka piamanya. "Dasar duda lapuk! Aku curiga kalau onderdilnya sudah tidak mampu lagi berdiri setelah 8 tahun menganggur. Aih, malang tenan nasibku jadi istri dia! Hadeuh!" keluh Lea dengan suara keras yang sanggup membuat Bayu berhenti dari langkahnya.
Bayu membalikkan tubuhnya dan menatap kepada Lea yang kembali berbaring di ranjangnya. "Apa tadi kau bilang? Onderdilku sudah tidak mampu lagi berdiri? Mau aku buktikan ucapan kamu itu?" tantang Bayu yang malah mendekati Lea yang sontak langsung membuka matanya saat menyadari keberadaan Bayu di dekatnya.
Lea langsung menarik selimut untuk menutupi seluruh wajahnya saat melihat kenekatan Bayu yang hendak membuka celananya. "Mau bukti kan? Kenapa malah sembunyi, ha? Ayo lihat sini!!" Tantang Bayu yang sebenarnya hanya sedang menakut-nakuti Lea yang dia tahu hanya omong besar saja.
Lea mendorong tubuh Bayu yang sempat naik ke atas ranjang dan hendak menghimpit tubuhnya. "Dasar duda lapuk yang suka jilat ludah sendiri! Katanya kamu tidak akan pernah menyentuhku selama pernikahan kira. Hey, lalu apa yang kau lakukan ini? Sedang ngelawak Mas?" Ledek Lea sambil menantang tatapan Bayu dengan berani.
Bayu sampai gelagapan mendengar perkataan Lea yang selalu pintar membolak-balikkan apa yang dia katakan kepadanya. " Memangnya kau pikir aku nafsu untuk menyentuh kamu? Ih, sorry ya! Di luar sana masih banyak cewe segelan yang antri buat saya sentuh!" ejek Bayu tanpa memperdulikan perasaan Lea.
Bayu bangkit dan berniat untuk meninggalkan Lea yang sejujurnya saat ini jantungnya sedang berdebar kencang melihat penampilan Bayu yang selama ini tidak pernah dilihat olehnya sebelumnya. 'Duda meresahkan ini benar-benar sangat berbahaya kalau dibiarkan dekat denganku. Aku bisa-bisa lepas kontrol. Kan ga lucu kalau aku memperkosa dia. Mau ditaruh dimana harga diriku sebagai wanita?' monolog Lea dalam hatinya.
Bayu yang hendak membuka pintu kamarnya karena mau pindah kamar, tetapi ternyata pintu tersebut dikunci dari luar. "Eh, siapa yang mengunci pintu kamar ini?" tanya Bayu yang mulai panik.
Saat Bayu hendak mencari ponselnya ternyata lowbat dan dia ingat sekali kalau charger miliknya ada di ruang kerjanya. "Sial!" Rutuk Bayu dengan kesal sambil melirik ke arah Lea yang sudah bobok cantik di kasurnya.
Bayu menghela nafas berat. Mau tidak mau dia pun kemudian mendekati ranjang dan berniat untuk tidur di sana bersama Lea. Besok dia harus bangun pagi karena ada rapat penting. Lea yang sebenarnya hanya berpura-pura tidur merasakan saat ini jantungnya seperti sedang lari marathon. "Kau jangan merasa geer ya karena aku tidur disampingmu. Aku terpaksa!" ucap Bayu di dekat telinga Lea yang merasakan desiran aneh di hatinya.
Lea bahkan bisa merasakan hembusan nafas Bayu yang telah berstatus sebagai suaminya. 'Ya Tuhan! Lindungilah hamba dari duda meresahkan ini. Sejak pertama aku kerja disini, aku sudah tertarik kepadanya dan berharap dia menjadi Imamku. Tapi aku gak nyangka kalau dia benar akan jadi suamiku. Kini dia malah tidur di sampingku. Apa yang harus aku lakukan?' batin Lea yang berusaha untuk mendamaikan debaran jantungnya yang berlalu seperti genderang perang saja.
"Kau sudah tidur?" tanya Bayu dengan suara pelan. Bayu juga merasakan perlahan setelah seharian mengurusi pemakaman ibunya dan menyambut para pelayat yang datang. Sejak kemarin dia belum memejamkan matanya barang 1 detik pun. Dia lelah sekali.
Setelah tidak mendengarkan jawaban apapun dari Lea, Bayu memejamkan matanya. Dia berharap bisa tidur dengan cepat sehingga besok bisa bangun pagi-pagi. Dia harap besok orang yang mengunci pintu kamarnya sudah membukanya. Entah siapa yang begitu usil mengunci mereka disana. Tapi Bayu sudah tidak memiliki tenaga yang tersisa untuk berdebat dengan siapapun pada tengah malam begitu.
Keesokan paginya Lea yang pertama kali bangun tidur dan mendapatkan dirinya berada di dalam pelukan Bayu. Saat hendak melepaskan diri, Bayu malah memeluk tubuhnya semakin erat bahkan mencium keningnya. "Aku masih ngantuk sayang. Tidur lagi ya. Hangat banget peluk kamu." Ucap Bayu masih dengan memejamkan matanya.
Lea merasa terkejut mendengar Bayu yang tadi memanggilnya dengan kata Sayang. "Eh, ini orang lagi mimpi apa sih? Kenapa ujug-ujug panggil aku Sayang segala?" Monolog Lea sambil menatap wajah Bayu yang masih terlelap.
Wajah tampannya yang begitu meresahkan membuat Lea kembali mengingat awal-awal dirinya bekerja di rumah itu. Selama itu dia selalu berusaha untuk mencari cara untuk mendapatkan perhatian Bayu yang selalu bersikap dingin dan acuh pada siapapun yang ada di rumah itu. Bayu hanya mau bercanda dan berbicara panjang lebar dengan kedua anaknya yang nakalnya ga ketulungan.
Dulu sebelum Lea datang dan bekerja di tempat itu, hampir setiap bulan selalu berganti baby sitter karena mereka tidak sanggup untuk mengasuh kedua bocah nakal itu. Hanya Lea yang telah mendapatkan rekor terlama saat mengasuh mereka. Makanya Sulastri begitu kagum dengan kesabaran Lea dalam menghadapi kedua cucunya yang nakal.
Tok tok tokSuara ketukan pintu diluar kamarnya mengagetkan Lea yang masih merasakan dilema saat ini. Jika dia bangun dan diam saja saat tahu dirinya ada dalam pelukan Bayu, pasti lelaki itu akan kegedean rasa, mengira dirinya mengharap sentuhan suaminya. Tapi kalau ributpun dia pasti malu mengingat mereka sudah sah sebagai suami istri.'Duh, gimana ini?' batin Lea masih berusaha untuk tetap pura-pura tidur. Dia sebenarnya merasa sesak karena lengan kekar Bayu yang melingkar di pinggang rampingnya dengan begitu nyaman, 'aih, dasar duda lapuk! Bilang jangan dekat-dekat malah dia yang main nyosor kek gini. Bikin aku kesulitan nafas kek gini, gimana ini?' keluh Lea dalam hati.Tok tok tok"Kak Bayu, bangunlah! Kenapa sudah siang belum juga pada keluar sih? Kak Bayu!" Teriak Farida yang sudah tidak sabar menunggu seseorang membuka pintu kamar sang kakak tercinta. "Kak Bayu, apa pengasuh itu membuat kamu ga bisa tidur semalam?" tanya Farida yang mulai kesal.Bayu yang merasa terganggu den
"Apa benar kalau Mas Bayu sudah menikah lagi? Dengan siapa?" tanya Nitha pada Farida yang hari itu menelponnya."Ya, Mbak! Nyebelin banget sih. Padahal aku kan berharap banget mas Bayu bisa rujuk sama Mbak. Mama menyebalkan banget. Mau meninggal aja bikin rusuh hidup anaknya. Kesel banget aku tuh Mba!" Adu Farida dengan suara manjanya. Lea yang kebetulan lewat di depan kamar Farida tanpa sengaja mendengarkan percakapan mereka berdua karena pintu kamar yang memang tidak tertutup rapat. Entah disengaja atau memang lupa karena terlalu asyik mengobrol dengan Nitha yang sejak dulu amat dipuja dan disayangi oleh Farida."Kamu kenapa ga suka sama istri baru Mas Bayu? Bukannya itu bagus ya, si kembar jadi ada yang mengurus?" tanya Nitha masih biasa saja menanggapi perihal pernikahan Bayu, mantan suaminya yang sudah bercerai dengan ya 8 tahun yang lalu."Ih, bagus apaan? Dia itu cuma anak panti asuhan yang tidak memiliki orang tua. Dia itu pengasuh mama dan si kembar. Mama yang sudah memaksa
"Apa kabar kamu, Mas? Lama sekali kita tak bertemu." Nitha mengulurkan telapak tangannya untuk bersalaman dengan Bayu.Bayu hanya melengos pergi sambil menggandeng tangan Lea dengan mesra tanpa perduli pada Nitha yang auto pucat wajahnya. , Lea tentu saja kaget dengan kelakuan Bayu yang tidak diduga sebelumnya, "Sayang kita pindah mall aja ya? Disini banyak lalat soalnya, Mas ga suka!" Bisik Bayu di telinga Lea tapi masih bisa didengarkan oleh Nitha dan Farida.Nitha meremas telapak tangannya dengan kesal. Dia merasa sakit hati karena Bayu menyamakan dirinya dengan lalat. Apakah Bayu sebenci itu padanya sehingga tidak ingin berada di satu tempat bersamanya? Nitha merasakan tubuhnya begitu lemas karena harapan untuk bisa rujuk kembali seakan tertutup rapat.Sebenarnya Nitha sudah berpisah dengan suaminya yang baru karena mendapatkan sang lelaki yang berselingkuh dia sengaja pulang ke Indonesia karena ingin kembali merayu Bayu yang dia kira masih menunggu dirinya. Tidak disangka setelah
"Kenapa kamu bersikap begitu kasar kepada mantan istrimu?" tanya Lea ketika mereka sudah berada di dalam mobil.Si kembar tampak sudah terlelap di kursi belakang. Mereka kelelahan setelah berjalan-jalan di mall seharian demi mendapatkan kostum yang akan mereka gunakan di acara sekolah."Itu bukan urusanmu! Kamu tidak usah merasa geer karena masalah tadi. Aku hanya tidak mau kalau Nitha kembali masuk ke dalam hidupku. Aku ga akan pernah mengizinkan wanita itu untuk mendekati kedua anakku." Jawab Bayu dengan dingin.Lea sebenarnya ingin mendebat suaminya. Tetapi dia melihat raut wajah Bayu yang begitu lelah dan kesal. Dia akhirnya memilih untuk diam dan tidak menanggapinya lagi. Tapi Lea sesekali melirik ke arah Bayu yang begitu fokus dengan jalanan. Lea tidak mengetahui bagaimana masa lalu mereka. Akan tetapi, melihat si kembar yang tampak begitu asing dengan Nitha, dia bisa tahu bagaimana Nitha memperlakukan mereka di masa lalu."Kenapa si kembar tidak mengenali ibunya sendiri?" "Buk
Bayu tak pernah anggap Lea sebagai istri. Dia selalu memperlakukan Lea sebagai pembantu ataupun pengasuh anaknya. Tapi hari ini agak berbeda. Entah kenapa begitu. "Apa karena ada Mbak Nitha yang membuatmu mendadak kayak gini? Biasanya kan jahat sama aku!" Bayu mendengus kesal di hadapan Lea, "kenapa serba salah berhadapan denganmu? Aku galak salah, romantic salah, lalu, aku harus bagaimana menghadapi Nyonya Bayu?" tanya Bayu sambil mendekatkan wajahnya kepada Lea yang langsung tersipu.Dari arah ruang tamu, terlihat Nitha dan Farida terus memperhatikan mereka. Farida bahkan hampir saja melabrak Lea kalau seandainya tidak dicegah oleh Nitha. "Sabarlah! Jangan bertindak gegabah dihadapan perempuan itu kalau tidak Kakakmu malah makin ilfil padaku. Kita harus bertindak cepat untuk mengalahkan dia." Pesan Nitha sambil berbisik di telinga Farida yang tak sabar dengan adegan romantis yang dipertunjukkan oleh Bayu pada mereka.Entah kenapa Farida begitu benci dengan Lea. Padahal Lea selama i
Lea tahu kalau dia hanya sedang memperjuangkan sesuatu yang tidak mungkin. Begitu banyak hal yang membuat hatinya terluka dan ingin menyerah dengan pernikahannya bersama Bayu.Seperti hari ini Lea harus mengelus dada saat melihat Nitha yang terus saja berusaha untuk mendekati Bayu dan menggodanya dengan segala cara. "Eh, mereka lagi? Apakah mereka sebenarnya masih saling mencintai? Aku lihat Mas Bayu masih belum bisa melupakan sakit hati dia kepada mantannya itu. Apakah kalau Mas Bayu tahu mantannya sudah bercerai, dia akan kembali padanya? Secara kan, dia sampai ga menikah selama 8 tahun lamanya setelah mereka cerai.' monolog Lea.Sangking asyiknya melamun tentang mereka berdua, Lea sampai tidak menyadari ketika Bayu menghampirinya. "Sayang, kita jalan-jalan yuk!" Tiba-tiba saja Bayu sudah berada di sampingnya sambil merangkul pinggang dan juga bahunya.Deg!!!Lea terpana beberapa saat lamanya. Sejak kehadiran Nitha di dalam rumah itu, Bayu sering sekali membuatnya terkejut dengan ti
"Udah ah, sandiwara nya ga lucu. Lagian kenapa sih kudu kayak gini? Kalau Mas Bayu tidak suka dengan kedatangan mantan istrimu di rumah ini, seharusnya kamu bilang secara langsung padanya. Kenapa harus melakukan hal konyol begini? Menyebalkan sekali!" Lea pada akhirnya mendorong tubuh Bayu yang berada di atas tubuhnya.Sejujurnya Lea merasa tersiksa sendiri dengan apa yang dilakukan Bayu kepadanya. Jantung nya sejak tadi gak berhenti marathon. Lea takut dirinya akan benar-benar jatuh cinta kepada suaminya yang belum menerimanya sebagai istri. Hati Lea nelangsa sekali.Saat Lea hendak turun dari ranjang, Bayu malah menarik tangan Lea dan mendekatkan wajahnya pada Lea. Bersiap untuk mencium wanita yang telah sah sebagai istrinya. Lea yang merasa gugup langsung mendorong tubuh Bayu untuk menjauh darinya. Lea tidak mau menjadi alat bagi Bayu menyakiti hati Nitha yang tampaknya masih bersemayam di hati suaminya. Buktinya Bayu melakukan banyak cara untuk menyakiti Nitha.Lea kesal dan marah
Dengan perasaan bahagia Lea mendatangi kantor suaminya untuk mengantarkan makan siang. Lea tidak mengabarkan Bayu kalau dia akan datang ke sana. Lea memang sengaja melakukan itu untuk memberikan kejutan pada Bayu. Lea datang ke kantor Bayu, tetapi begitu sampai disana, dia mengetahui kalau Bayu sedang keluar makan siang. Lea bertanya pada sekretaris Bayu dimana suaminya berada. "Dimana suamiku sekarang?" tanya Lea dengan santai dan perasaan senang karena akan bertemu dengan suaminya yang semalam berjanji akan membuat rumah tangga mereka berjalan normal seperti orang lain.Karena mengingat janji itulah yang membuat Lea begitu percaya diri untuk mendatangi suaminya dan membawakan makan siang buat Bayu. Lea memiliki harapan besar untuk memperbaiki rumah tangganya agar menjadi lebih baik sesuai harapan Sulastri. Sebelum meninggal dunia."Tuan Bayu sedang menghadiri makan siang di sebuah restoran baru, disana ada acara dengan anak-anak berkebutuhan khusus. Apa Nyonya mau saya tuliskan ala
Hidup terlalu panjang untuk dilewatkan bersama orang yang tidak kita cintai. Itulah yang sedang di pikirkan oleh Lea. Dia masih mempertimbangkan tawaran Bayu untuk kembali bersamanya."Aku mencintaimu. Apa kamu ragu dengan cintaku? Apa yang harus aku lakukan agar kamu percaya?" tanya Bayu saat mereka sudah berada di dalam mobil miliknya.Ya, karena merasa malu menjadi tontonan orang-orang yang akhirnya mau diajak oleh Bayu untuk masuk ke mobilnya. Hal itu semata-mata dilakukan demi menghindari pandangan dan pembicaraan orang lain atas diri mereka."Lalu apa yang terjadi pada hari pembukaan restoran milik mantan istrimu? Hmm? Apa? Bukankah kamu begitu bahagia berada disisinya? Bahkan si kembar pun untuk pertama kali aku lihat tersenyum begitu lebar!" lirih Lea akhirnya mau membuka suara tentang alasan dirinya terus menghindari Bayu.
"Ga perlu! Aku sudah kenyang hanya melihat wajah rakusmu itu!" sentak Lea yang kemudian beranjak pergi. Saat Lea mau melangkahkan kaki, Bayu menarik tangan Lea hingga terjatuh ke pangkuannya. Pipi Lea sampe memerah karena menahan rasa malu, di lihatin oleh orang-orang yang sedang makan disana."Ih, lepas! Apa-apaan kamu ini?" tolak Lea yang berusaha brontak. Tapi Bayu bukanlah orang yang mudah menyerah. Dia bersekeras agar Lea menghabiskan makanan yang tadi dia pesan."Duduklah dan habiskan semua makanan yang aku pesan ini. Aku tidak mau kalau sampai calon anakku kelaparan! Bisa?" tanya Bayu dengan menatap lekat manik mata Lea.Lea masih diam dan tidak merespon apapun yang dikatakan oleh Bayu. Dia lebih memilih untuk menyembunyikan wajahnya di dada bidang sang suami. Malu? Tentu saja! Mereka bahkan sekarang menjadi bahan gunjingan orang-orang yang terus melihat ke arah mereka."Atau perlu aku cium dulu bibir kamu?" bisik Bayu di telinga Lea yang auto melotot."Apa?""Hmm??"Lea terus
Masalah Nitha dulu adalah kelengahan Bayu yang terlalu mempercayai asistennya untuk mengurus segala keperluan Nitha ketika dia berada di luar negeri maupun luar kota. Dari sana Bayu banyak belajar untuk lebih waspada dalam memberikan kepercayaan kepada orang lain. Bayu sekarang melarang karyawan datang ke mansionnya. Semua urusan pekerjaan harus diselesaikan di kantor."Kayaknya kali ini Lea memang sudah sukses menaklukan hati bosku. Bagus juga kalau mereka bisa kembali bersama. Lama-lama, capek juga aku. Jika harus selalu menjadi sasaran tuan Bayu ketika dia marah dan frustasi gegara Lea," lirihnya sambil terus menatap ke arah Bayu yang saat ini sedang berjalan menuju ke arah Lea yang sedang bersama dengan Rahman. Bayu langsung duduk disebelah Lea, mengalungkan tangannya di bahu sang istri tanpa merasa berdosa sama sekali. Bayu juga dengan begitu percaya diri langsung mengambil sendok yang ada di tangan Lea, kemudian menyendokan isinya ke mulutnya sendiri. Lea dan Rahman membelalaka
Pikiran dan hati benar-benar sudah tidak sinkron lagi. Akal sehatnya mengatakan bahwa dia harus meninggalkan Bayu tetapi hatinya menginginkan mereka untuk bersama lagi. Bayu merasa begitu bahagia mendapatkan respon dan kepasrahan dari Lea. Dia merasa yakin jika dirinya memiliki harapan untuk kembali bersama Lea. Dia bisa merasakan ada kesedihan di hati Lea yang disembunyikan darinya . "Aku mencintai kamu, Sayang. Apakah kamu tidak bisa memberikan kesempatan kepadaku satu kali lagi demi calon anak kita?" tanya Bayu di sela-sela ciuman panas mereka.Nafas keduanya memburu. Karena kehabisan nafas saat berciuman tadi. Mereka dikagetkan dengan suara pintu yang sibuk dari luar. Mereka menoleh ke arah samping dan begitu kaget saat melihat petugas UKS yang tiba-tiba masuk tanpa permisi."Ya Allah, maaf sudah mengganggu kalian!! Silahkan dilanjutkan!" Wanita paruh baya itu pun kemudian langsung berpamitan karena tidak ingin mengganggu dua sejoli yang sedang mabuk asmara.Wanita itu rasanya be
"Maafkan kami, pah!" jawab Sakti sambil menundukkan kepalanya.Nitha merasa bahagia sekali dengan apa yang dilakukan oleh kedua anaknya. Dia merasa seperti ada harapan untuk bisa kembali merengkuh rumah tangganya bersama Bayu."Lea, aku mohon padamu! Lepaskanlah Mas Bayu agar aku bisa kembali lagi bersama dia untuk bisa merawat kedua anak kami bersama-sama! Aku mohon, Lea!" pinta Nitha dengan begitu percaya diri.Brakkk!!!!"Hentikan omong kosong kamu, Nitha! Selamanya Aku tidak akan pernah mau kembali padamu. Jangan pernah bermimpi!!" sengit Bayu yang terlihat begitu marah dengan apa yang dilakukan oleh Nitha dengan mempengaruhi Lea untuk meninggalkannyaSemua orang dikagetkan dengan bunyi dari arah samping dan suara teriakan Bayu yang menggelegar memecah kesunyian. Lea sampai terbelalak matanya saat melihat Bayu yang menghempaskan tangannya ke kaca jendela mobilnya hingga retak. Darah segar mengucur melalui sela-sela jarinya."Astaghfirullah Mas! Apa yang kau lakukan?" Lea langsung
Setelah mengetahui keberadaan Lea, Bayu pun mulai beraksi dan membujuk istrinya untuk kembali ke sisinya. Bayu mencoba untuk mengerti kondisi psikis dan mental Lea yang masih labil karena usianya yang masih muda. Bayu yang sudah dewasa tentu harus bisa membimbing istrinya agar lebih terbuka tentang masalah yang menimpa keluarga kecil mereka yang masih seumur jagung. Bayu membujuk Lea untuk mau kembali kepadanya dan kembali menjalankan biduk rumah tangga bersamanya. Lea yang sudah merasa nyaman dan bahagia hidup jauh dari Bayu terus menolak mentah-mentah permintaan itu."Aku tidak mau menjadi duri di dalam hubungan Mas bersama ibu dari anak-anakmu. Pergilah, Mas!! Aku baik-baik saja tanpamu, jangan kawatir!" tegas Lea pagi itu.Lea berusaha untuk tegar dan terus menekan dadanya yang terasa sesak dan sakit setiap kali dia membayangkan perpisahan dengan Bayu. Duda meresahkan yang telah mengusik hatinya sejak pertama kali dia melangkahkan kaki di kediaman keluarga Herlambang."Kamu kenap
Bayu akhirnya mencari informasi tentang Lea dengan bantuan anak buahnya. Bayu merasa bersalah karena membiarkan Lea pergi dari rumahnya begitu saja. "Aku pasti bisa membawa istriku kembali," tekad Bayu kala itu.Bayu mendatangi Panti Asuhan untuk membuat kesepakatan dengan Lea. Lea tak mau kalah dari suaminya yang keras kepala dan arogan. "Kenapa kamu masih belum menyuruh anak buahmu untuk pergi dari Panti Asuhan ini?" tanya Lea kesal.Bayu mendekati Lea. "Kenapa aku harus menyuruh anak buahku pergi dari sini?" tanya Bayu sambil duduk di depan Lea. Tangan Bayu terus mempermainkan rambut Lea yang amat dia sukai.Lea yang merasa kesal dengan kelakuan Bayu pun akhirnya menepisnya dengan kasar. "Lepaskan aku! Pergilah untuk merayu mantan istrimu! Kenapa kau mana membuang waktumu dengan berada di sini? Aneh!" Cecar Lea yang tampaknya masih belum bisa melupakan kejadian yang dia lihat di restoran itu. Hati Lea masih sakit tiap kali ingat hal itu.Bayu tampak mengerutkan keningnya karena tid
Bayu benar-benar merasa tersinggung dengan apa yang dilakukan oleh Lea yang lebih memilih orang lain daripada dirinya yang masih sah sebagai suaminya.Bayu memutuskan untuk mencari keberadaan Lea dengan menggunakan informasi panti asuhan yang dia baca di bus pariwisata tempo hari. Bayu tidak akan membiarkan Lea bertindak sesuka hati dan mempermalukan dirinya sebagai seorang suami."Aku akan memberikan pelajaran kepada pemuda itu yang berani bermain-main dengan istriku. Dia akan tahu siapa itu Bayu Herlambang! Aku gak akan mengizinkan siapapun menyentuh apa yang sudah menjadi milikku!" Ujannya geram.Bayu sebenarnya merasa bingung dengan dirinya sendiri yang merasakan kecemburuan saat melihat Lea yang begitu akrab dengan Rahman. "Apakah aku jatuh cinta pada gadis miskin itu? Ah, tidak! Tidak mungkin semudah itu bagi diriku untuk mencintainya. Pasti ini hanya karena harga diriku yang tinggi dan tidak rela sesuatu yang menjadi miliki untuk orang lain!" sangkal Bayu dengan mata sayu. Dia
"Lea, ayo pulanglah denganku. Aku adalah suami kamu. Kenapa kamu main pergi begitu saja dari rumahku? Apakah aku memiliki kesalahan padamu?" tanya Bayu sambil menatap wajah Lea yang masih saja cuek dan acuh padanya.Lea masih merasakan sakit hatinya ketika mengingat kejadian itu. Saat melihat Bayu yang terlihat begitu bahagia di samping Nitha yang menjadi mantan sang suami. Lea berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis di hadapan Bayu."Lea, aku menunggumu di sana ya. Kasihan juga anak-anak kalau pulangnya lama-lama." Pamit Rahman pada Lea.Lea yang merasa tidak memiliki kepentingan apa-apa dengan Bayu, lebih memilih mengikuti Rahman. Bayu langsung menarik tangan Lea untuk mengikutinya ke mobil. Bayu merasa kesal sekali dengan kelakuan Lea yang begitu Acuh padanya."Lepas, Mas! Kamu apa-apaan sih? Udah sana! Kumpul saja bersama dengan mantanmu dan anak kalian! Aku udah iklas, Mas! Kamu segera urus perceraian kita berdua. Aku ga mau jadi istri kamu lagi!" Cicit Lea dengan hati yang b