Lea bisa bertahan dengan sikap acuh dan dingin Bayu kepadanya. Tapi dia tidak bisa melihat suaminya lebih bahagia dengan orang lain selain dirinya. Hati Lea hancur kerena melihat Bayu bersama Nitha. Impian indah yang dia bangun semalam seakan hancur berkeping tanpa sisa.Anak buah Bayu yang melihat istri bosnya terluka amat kasihan pada Lea dan berniat menghiburnya tapi Lea kabur begitu saja dari restoran itu tanpa menemui Bayu maupun anak buahnya."Kamu baik-baik saja, Lea?" tanya Firman yang merasa tidak senang melihat Lea bersedih.Lea menatap jalanan yang padat merayap. Acara pembukaan restoran itu tampaknya sukses karena mengundang banyak tamu untuk menghadirinya. Lea melihat banyak artis dan juga foto model disana. Pantas saja karena Nitha memang seorang public figure yang lumayan ternama."Mau mampir dulu ke suatu tempat? Tampaknya kau membutuhkan sesuatu untuk menghiburmu." Tawar Frman merasa khawatir dengan Lea yang sejak tadi hanya diam dan terisak."Bawa aku ke sebuah tempa
Lea kembali ke panti asuhan yang dulu menemukan dia di tempat sampah. Lea sangat bahagia hidup disana. Dia merasa bersyukur dengan keputusannya untuk meninggalkan Bayu.Sementara Firman terpaksa harus kembali ke sisi Bayu. Dia masih ingat dengan ibu dan adiknya yang berada di kampung yang membutuhkan hasil kerjanya. Firmab tidak bisa menutup mata dengan masa depan keluarganya demi Lea, gadis yang dia cintai. Firman sadar bahwa Lea tidak akan pernah bisa dia miliki mengingat saingannya adalah majikannya sendiri. Setelah memastikan bahwa Lea dalam keadaan baik-baik saja Bayu pun kembali ke Jakarta. "Aku berharap kamu bisa menemukan kebahagiaanmu. Tolong maafkan aku yang tidak bisa berbuat apapun untuk menolong dirimu!" Minta Bayu dengan perasaan sedih atas ketidakberdayaan dirinya sendiri saat Lea sedang membutuhkan bantuan."Sudah cepatlah kembali ke Jakarta sebelum suamiku menyadari kalau kamu tidak ada di sana. Aku mohon dengan sangat kau jangan pernah membuka keberadaanku di sini k
Sepulang dari restoran Nitha, Bayu kebingungan karena tak menemukan Lea di manapun. Biasanya gadis itu akan menyambut dirinya pulang dengan kecerewetan dan sikap ramahnya yang tak pernah membosankan untuk Bayu."Lea di mana kamu kenapa tidak menyambut suami mau datang?" tanya Bayu sambil matanya terus melihat ke sekeliling mencari keberadaan Lea.Farida yang sudah merasa berat menggendong Bima langsung menuju kamar keponakannya untuk menidurkannya di sana. Sementara Sakti yang digendong oleh Bayu sudah bobok cantik di ranjang miliknya yang ada dalam satu kamar dengan Bima."Dasar Baby Sitter nggak ada akhlak! Bisa-bisanya dia tidak melakukan tugasnya sebagai seorang pengasuh kedua ponakan aku. Kenapa dia tidak ikut dengan kita ke acara pembukaan restoran tadi Mas? Aku kan jadi tidak capek mengasuh kedua anak nakal ini!" Protes Farida kesal sambil menatap tajam kepada Bayu yang masih berusaha untuk mencari keberadaan Lea.Farida menghentakkan kakinya karena merasa diacuhkan oleh kakakn
Selama sebulan kehilangan Lea, Bayu akhirnya memutuskan untuk mencari istrinya. Tapi Bayu baru sadar bahwa dirinya tidak mengetahui apapun tentang Lea. Dia kebingungan untuk mencari istrinya yang hilang."Ya Allah kemana aku harus mencari istriku? Bisa-bisanya sebagai seorang suami aku tidak mengetahui apapun tentang dia!" keluh Bayu saat dia sudah kelelahan karena mengelilingi Jakarta selama sehari tetapi nihil.Firman hanya menatap Bayu dari arah spion tanpa mengatakan apapun. Firman sudah berjanji kepada Lea akan merahasiakan semuanya dari Bayu. Jadi dia tetap tutup mulut walaupun melihat Bayu yang hampir gila karena mencari keberadaan Lea."Firman, kamu kan sebagai sopir istriku. Masa tidak tahu di mana istriku sekarang? Kamu ga nganterin istriku pergi kemana gitu?" tanya Bayu di tengah keputus atasannya.Firman berusaha untuk bersikap biasa saja agar tidak mengundang kecurigaan Bayu. Dia tidak mau keberadaan sahabatnya diketahui. Sesuai dengan pesan Lea yang ingin menepi dan mene
Firman langsung menutup teleponnya ketika melihat Bayu yang mendekat. "Kamu menelpon siapa sih? Kenapa terkesan misterius begitu?" tanya Bayu agak heran pada Firman yang langsung grogi dan salah tingkah ketika melihat dia semakin mendekat padanya."Tuan sudah bangun? Maafkan kalau saya terlalu lama menelpon teman saya. Saya kira Tuan masih membutuhkan waktu yang lama untuk tidur dan beristirahat. Saya tahu kalau Tuan terlalu lelah setelah mencari Nyonya Lea seharian ini," Firman berusaha untuk menenangkan dirinya agar Bayu tidak curiga.Firman tampaknya lupa kalau dia belum mengakhiri panggilan telepon bersama Lea. Di Seberang sana, Lea menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara yang bisa membuat Bayui menyadari keberadaan dia di telpon. Lea sebenarnya Ingin menutup panggilan telepon tersebut karena takut pada Bayu. Tetapi entah apa yang sedang merasuki dirinya, Lea masih begitu setia mendengarkan pembicaraan antara Bayu dan Firman.'Apakah benar kalau kau sedang mencariku, Mas? T
Bab 18. Cemburu itu indahBayu yang mengajak jalan-jalan Sakti dan Bima ke sebuah kebun binatang tanpa sengaja bertemu dengan Lea. Disana Bayu melihat Lea yang begitu bahagia mengatur anak-anak panti asuhan bersama seorang pemuda. 'Tampaknya Lea begitu bahagia berpisah denganku. Lalu kenapa aku begitu resah memikirkan dia? Siapa lelaki yang bersama Lea? Apakah karena lelaki itu yang membuat saya memutuskan untuk meninggalkan aku?' monolog Bayu yang merasa cemburu melihat kedekatan istrinya dengan lelaki yang lebih muda dan tampan. Bayu sadar kalau dirinya sudah tak semuda dulu lagi apalagi dia sudah memiliki dua orang anak. Wajar kalau Lea tidak menerima pernikahan mereka. Apalagi permasalahan Nitha yang seperti menjadi duri di dalam rumah tangga mereka. Tapi Bayu dan Lea sudah pernah menghabiskan malam bersama sebagai suami istri. Sampai saat ini Bayu tidak bisa melupakannya begitu saja. Sejak malam itu Bayu sudah bertekad akan berjuang untuk rumah tangganya bersama Lea."Pah, buka
"Lea, ayo pulanglah denganku. Aku adalah suami kamu. Kenapa kamu main pergi begitu saja dari rumahku? Apakah aku memiliki kesalahan padamu?" tanya Bayu sambil menatap wajah Lea yang masih saja cuek dan acuh padanya.Lea masih merasakan sakit hatinya ketika mengingat kejadian itu. Saat melihat Bayu yang terlihat begitu bahagia di samping Nitha yang menjadi mantan sang suami. Lea berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis di hadapan Bayu."Lea, aku menunggumu di sana ya. Kasihan juga anak-anak kalau pulangnya lama-lama." Pamit Rahman pada Lea.Lea yang merasa tidak memiliki kepentingan apa-apa dengan Bayu, lebih memilih mengikuti Rahman. Bayu langsung menarik tangan Lea untuk mengikutinya ke mobil. Bayu merasa kesal sekali dengan kelakuan Lea yang begitu Acuh padanya."Lepas, Mas! Kamu apa-apaan sih? Udah sana! Kumpul saja bersama dengan mantanmu dan anak kalian! Aku udah iklas, Mas! Kamu segera urus perceraian kita berdua. Aku ga mau jadi istri kamu lagi!" Cicit Lea dengan hati yang b
Bayu benar-benar merasa tersinggung dengan apa yang dilakukan oleh Lea yang lebih memilih orang lain daripada dirinya yang masih sah sebagai suaminya.Bayu memutuskan untuk mencari keberadaan Lea dengan menggunakan informasi panti asuhan yang dia baca di bus pariwisata tempo hari. Bayu tidak akan membiarkan Lea bertindak sesuka hati dan mempermalukan dirinya sebagai seorang suami."Aku akan memberikan pelajaran kepada pemuda itu yang berani bermain-main dengan istriku. Dia akan tahu siapa itu Bayu Herlambang! Aku gak akan mengizinkan siapapun menyentuh apa yang sudah menjadi milikku!" Ujannya geram.Bayu sebenarnya merasa bingung dengan dirinya sendiri yang merasakan kecemburuan saat melihat Lea yang begitu akrab dengan Rahman. "Apakah aku jatuh cinta pada gadis miskin itu? Ah, tidak! Tidak mungkin semudah itu bagi diriku untuk mencintainya. Pasti ini hanya karena harga diriku yang tinggi dan tidak rela sesuatu yang menjadi miliki untuk orang lain!" sangkal Bayu dengan mata sayu. Dia
Susah hampir satu bulan Abigail dan Bayu memutuskan melakukan LDR. Siang itu Abigail terlihat melamun di balkon kamarnya. Sang ayah melihat keadaan Abigail tentu saja merasa sedih. Dia pun kemudian mendekat pada Abigail dan berniat pulang meminta putrinya untuk menyusul suaminya di Jakarta."Kamu rindu suami kamu?""Papa? Sejak kapan Papa di sini?" Tanya Abigail terlihat gugup karena ketahuan ayahnya sedang melamun sendiri disana."Papa sudah cukup lama di sini dan memperhatikan kamu. Ada apa, nak?" Tanya lelaki tua yang masih terlihat begitu menawan di usia senjanya.Abigail merentangkan kedua tangannya untuk bisa memeluk tubuh ayah yang selalu dia rindukan sejak lama. "Bagaimana kesehatan mama? Sudah membaik?" Tanya Abigail yang lebih memilih untuk mengalihkan pembicaraan daripada membuat hatinya sedih lagi."Papa berencana untuk membawa ibumu ke luar negeri untuk berobat
Brak!!!Raka begitu murka setelah mengetahui Abimana membiarkan Abigail dan Bayu kembali bersama. Dia begitu geram dan marah dengan kenyataan yang tak sesuai harapannya."Lihat, kan? Sekarang kamu baru percaya dengan apa yang Om katakan padamu? Kamu hanya dijadikan sebagai orang asing yang bisa dimanfaatkan sesuka hati mereka. Dia tidak pernah memikirkan perasaanmu dan juga masa depanmu. Apakah kamu yakin akan selamanya menjadikan Abimana sebagai poros hidupmu?"Brak!!Raka kembali menggebrak meja karena merasa begitu marah dengan ucapan laki-laki yang berada di hadapannya. Lelaki yang merupakan adik dari Abimana tapi selalu berlaku bagai musuh dalam selimut. Lelaki yang selalu berusaha menghancurkan bisnis ayah angkatnya yang lebih sukses dan memiliki segalanya dari pada dia.Lelaki itu tersenyum kecut dan bangkit dari kursi. Tampaknya dia mulai putus asa untuk bisa mempengaruhi
Bayu dan Raka akhirnya duduk saling berhadapan. Sementara Abigail saat ini hanya bisa menatap keduanya dengan perasaan campur aduk. Bayu hanya tersenyum saja dengan situasi yang lucu baginya. Bagaimana mungkin dia diperlakukan seperti seorang penjahat di rumah mertuanya sendiri?'Semua Ini gara-gara Raka yang memancing emosiku! Hancur sudah reputasikus sebagai suami yang baik di hadapan mereka!' sesal Bayu dalam hati.Bayu berusaha sekuat tenaga untuk tetap tenang walaupun di dalam hatinya bergemuruh dan merasa takut. Bayu takut melihat tatapan tidak bersahabat dari ayah mertuanya."Apa sebenarnya yang sedang kalian berdua perebutkan, huh!! Kenapa sampai bertarung seperti jagoan kampung begitu?" sentak Abimana yang begitu kesal melihat kelakuan mereka yang membuat keonaran di rumahnya.Bayu dan Raka saling tatap satu sama lain."Pah, laki-laki brengsek ini mengatakan kalau dia su
"Kamu yakin mau melakukan ini sekarang?" tanya Abigail dengan ragu."Tentu saja! Kenapa Memangnya?""Tidak apa-apa. Hmm, hanya saja aku merasa aneh, melihatmu datang ke rumah orang tuaku untuk melamar kembali. Kita kan sudah menikah, bahkan hampir memiliki anak. Apa nanti ga diketawain mereka?" tanya Abigail agak ragu untuk beberapa saat lamanya.Bayu hanya tersenyum, dia paham dengan kekhawatiran yang dirasakan oleh Abigail. Tapi dia sudah mantap untuk menemui kedua orang tua Abigail yang baru saja ditemukan."Dulu aku menikahimu sebagai anak yatim piatu Di panti asuhan. Sekarang setelah kita mengetahui orang tua kandungmu, rasanya tidak berlebihan untuk aku mintamu kepada mereka bukan? Sayang, Aku ingin kita hidup bahagia dan selalu diberkahi dengan restu dari semua orang yang ada di sekitar kita." Jawaban Bayu sebenarnya sangat menyentuh perasaan Abigail, rapi dia masih gengsi mengakuinya.
Abigail menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya. Dia begitu kesal pada Bayu dan dirinya sendiri yang malah menikmati semua sentuhan Bayu atas tubuhnya."Terima kasih, Sayang! Aku sangat puas dan senang karena kita kembali bersama di ranjang panas ini!" bisik Bayu sambil mencium punggung Abigail yang tidak tertutup selimut.Abigail bergidig ngeri mendengar ucapan Bayu. Dia tidak berani mengucapkan sepatah kata pun karena tubuhnya sendiri mengkhianati dirinya. "Sayang, tidurlah. Besok pagi-pagi kita akan menemui kedua orang tuamu. Aku akan meminta kamu secara resmi pada mereka sebagai istriku. Bila perlu aku akan menikahi kamu lagi di depan mereka!" janji Bayu.Abigail hanya diam dan memilih untuk memejamkan matanya. Tubuhnya masih lelah karena Bayu yang tidak juga mau melepas dirinya sejak siang bahkan sampai langit menjadi gelap. Bayu benar-benar tidak mau melewatkan moment kebersamaan mereka begitu saja. Tampak
"Raka, kamu yakin sudah mencari Abigail kemana-mana?" tanya Abimana saat dia menemui anak angkatnya."Sudah, pah. Saya tidak bisa menemukan dia dimanapun. Saya juga tidak bisa menemukan keberadaan Bayu, yang merupakan suaminya.""Apa mungkin Bayu menculik Abigail?"Abimana terus monda mandir. Dia sangat takut kalau sampai kehilangan anaknya lagi setelah susah payah menemukan dia."Kerahkan semua anak buahmu untuk bisa menemukan putriku!" titah Abimana dengan tegas. Raka bisa melihat kemarahan diwajah ayah angkatnya."Ya, Pah, saya akan berusaha menemukan Abigail. Papa tenang saja!" janji Raka.***Raka menghubungi anak buahnya dan meminta mereka untuk mencari Abigail. "Kemana sebenarnya perempuan itu? Baru ketemu sudah hilang lagi. Menyusahkan saja!" kesal Raka.Raka terlihat begitu pusing memikirkan
"Kamu waras kan? Kenapa malah melaporkan suami kamu ke polisi karena menghajar laki-laki kurang ajar itu?" tanya Bayu yang merasa bingung dengan apa yang dilakukan oleh Abigail."Lea! Jawab pertanyaanku jangan diam saja!" kesal Bayu melihat istri yang selalu dia rindukan tampak acuh dan cuek padanya.Bayu menarik tangan sang istri yang mau pergi meninggalkannya. "Jawab!! Kenapa kamu sekarang berubah menjadi seperti ini, huh? Ada apa sama kamu sebenarnya?" kesal Bayu yang mulai kehabisan kesabaran dalam menghadapi sikap sang istri yang begitu dingin dan datar.CkckckAbigail berdecak kesal. "Panggil aku Abigail! Itu adalah namaku yang sesungguhnya. Lea sudah mati karena perbuatan mantan istri dan juga adikmu yang telah menganiayaku dan tega membunuh calon anakku! Paham?" sengit Abigail yang tak kalah keras dengan suara BayuDeg!"Kenapa kamu menghukumku
"Kenapa belum tidur jam segini?""Ah, kamu? Gak apa-apa. Papa sedang menunggu Raka yang sampai sekarang belum pulang. Kemana saja anak itu?" resah Abimana yang terus mondar-mandir di ruang tamu sambil memangku tangannya di belakang punggung. Abigail bisa melihat kekhawatiran di wajah tuanya akan Raka."Aku akan menghubunginya dan menyuruh dia untuk pulang. Papa istirahat saja di kamar, ya?" bujuk Abigail yang merasa tidak tega dengan kondisi Abimana yang sudah terlihat kelelahan.Abimana menatap lekat sang putri. "Kamu yakin bisa menemukan keberadaan Raka pada jam segini?" tanya Abimana yang terlihat ragu.Abigail tersenyum lembut. "Papa tenang saja aku pasti bisa membawanya kembali ke rumah ini. Papa istirahat saja di kamar, ya?""Baiklah, Papa akan ke kamar dan istirahat. Hah, sampai sekarang mama kamu masih juga belum lagi bicara dengan papa. Papa jadi serba salah
Raka melangkah menuju ruang keluarga dimana saat ini Abimana dan Tiara sedang berbicara santai. "Pah, Papa harus segera mengumumkan ke dewan direksi mengenai posisi Abigail di perusahaan sebagai pewaris utama keluarga kita. Mama tidak mau kalau sampai ada orang yang curang dan mencoba merebut posisinya!" Ucap Tiara to the point."Maksud Mama apa sih? Kenapa tiba-tiba membicarakan masalah ini? Kita saat ini tidak bisa melakukannya karena Abigail belum memiliki kemampuan yang cukup untuk menjabat sebagai seorang pemimpin. Apalagi, saat ini Raka sedang mengerjakan proyek besar demi kemajuan perusahaan kita!" sanggah Abimana yang menolak permintaan istrinya.Tiara melotot sempurna mendengar hal itu. "Papa lebih memilih anak angkat kita yang mewarisi segala yang kita miliki? Apakah papa benar-benar Rela membiarkan orang asing yang tidak memiliki hubungan darah dengan kita menikmati semua kerja keras kita seumur hidup ini?" sengit Tiara yang kesal