Bayu benar-benar merasa tersinggung dengan apa yang dilakukan oleh Lea yang lebih memilih orang lain daripada dirinya yang masih sah sebagai suaminya.Bayu memutuskan untuk mencari keberadaan Lea dengan menggunakan informasi panti asuhan yang dia baca di bus pariwisata tempo hari. Bayu tidak akan membiarkan Lea bertindak sesuka hati dan mempermalukan dirinya sebagai seorang suami."Aku akan memberikan pelajaran kepada pemuda itu yang berani bermain-main dengan istriku. Dia akan tahu siapa itu Bayu Herlambang! Aku gak akan mengizinkan siapapun menyentuh apa yang sudah menjadi milikku!" Ujannya geram.Bayu sebenarnya merasa bingung dengan dirinya sendiri yang merasakan kecemburuan saat melihat Lea yang begitu akrab dengan Rahman. "Apakah aku jatuh cinta pada gadis miskin itu? Ah, tidak! Tidak mungkin semudah itu bagi diriku untuk mencintainya. Pasti ini hanya karena harga diriku yang tinggi dan tidak rela sesuatu yang menjadi miliki untuk orang lain!" sangkal Bayu dengan mata sayu. Dia
Bayu akhirnya mencari informasi tentang Lea dengan bantuan anak buahnya. Bayu merasa bersalah karena membiarkan Lea pergi dari rumahnya begitu saja. "Aku pasti bisa membawa istriku kembali," tekad Bayu kala itu.Bayu mendatangi Panti Asuhan untuk membuat kesepakatan dengan Lea. Lea tak mau kalah dari suaminya yang keras kepala dan arogan. "Kenapa kamu masih belum menyuruh anak buahmu untuk pergi dari Panti Asuhan ini?" tanya Lea kesal.Bayu mendekati Lea. "Kenapa aku harus menyuruh anak buahku pergi dari sini?" tanya Bayu sambil duduk di depan Lea. Tangan Bayu terus mempermainkan rambut Lea yang amat dia sukai.Lea yang merasa kesal dengan kelakuan Bayu pun akhirnya menepisnya dengan kasar. "Lepaskan aku! Pergilah untuk merayu mantan istrimu! Kenapa kau mana membuang waktumu dengan berada di sini? Aneh!" Cecar Lea yang tampaknya masih belum bisa melupakan kejadian yang dia lihat di restoran itu. Hati Lea masih sakit tiap kali ingat hal itu.Bayu tampak mengerutkan keningnya karena tid
Setelah mengetahui keberadaan Lea, Bayu pun mulai beraksi dan membujuk istrinya untuk kembali ke sisinya. Bayu mencoba untuk mengerti kondisi psikis dan mental Lea yang masih labil karena usianya yang masih muda. Bayu yang sudah dewasa tentu harus bisa membimbing istrinya agar lebih terbuka tentang masalah yang menimpa keluarga kecil mereka yang masih seumur jagung. Bayu membujuk Lea untuk mau kembali kepadanya dan kembali menjalankan biduk rumah tangga bersamanya. Lea yang sudah merasa nyaman dan bahagia hidup jauh dari Bayu terus menolak mentah-mentah permintaan itu."Aku tidak mau menjadi duri di dalam hubungan Mas bersama ibu dari anak-anakmu. Pergilah, Mas!! Aku baik-baik saja tanpamu, jangan kawatir!" tegas Lea pagi itu.Lea berusaha untuk tegar dan terus menekan dadanya yang terasa sesak dan sakit setiap kali dia membayangkan perpisahan dengan Bayu. Duda meresahkan yang telah mengusik hatinya sejak pertama kali dia melangkahkan kaki di kediaman keluarga Herlambang."Kamu kenap
"Maafkan kami, pah!" jawab Sakti sambil menundukkan kepalanya.Nitha merasa bahagia sekali dengan apa yang dilakukan oleh kedua anaknya. Dia merasa seperti ada harapan untuk bisa kembali merengkuh rumah tangganya bersama Bayu."Lea, aku mohon padamu! Lepaskanlah Mas Bayu agar aku bisa kembali lagi bersama dia untuk bisa merawat kedua anak kami bersama-sama! Aku mohon, Lea!" pinta Nitha dengan begitu percaya diri.Brakkk!!!!"Hentikan omong kosong kamu, Nitha! Selamanya Aku tidak akan pernah mau kembali padamu. Jangan pernah bermimpi!!" sengit Bayu yang terlihat begitu marah dengan apa yang dilakukan oleh Nitha dengan mempengaruhi Lea untuk meninggalkannyaSemua orang dikagetkan dengan bunyi dari arah samping dan suara teriakan Bayu yang menggelegar memecah kesunyian. Lea sampai terbelalak matanya saat melihat Bayu yang menghempaskan tangannya ke kaca jendela mobilnya hingga retak. Darah segar mengucur melalui sela-sela jarinya."Astaghfirullah Mas! Apa yang kau lakukan?" Lea langsung
Pikiran dan hati benar-benar sudah tidak sinkron lagi. Akal sehatnya mengatakan bahwa dia harus meninggalkan Bayu tetapi hatinya menginginkan mereka untuk bersama lagi. Bayu merasa begitu bahagia mendapatkan respon dan kepasrahan dari Lea. Dia merasa yakin jika dirinya memiliki harapan untuk kembali bersama Lea. Dia bisa merasakan ada kesedihan di hati Lea yang disembunyikan darinya . "Aku mencintai kamu, Sayang. Apakah kamu tidak bisa memberikan kesempatan kepadaku satu kali lagi demi calon anak kita?" tanya Bayu di sela-sela ciuman panas mereka.Nafas keduanya memburu. Karena kehabisan nafas saat berciuman tadi. Mereka dikagetkan dengan suara pintu yang sibuk dari luar. Mereka menoleh ke arah samping dan begitu kaget saat melihat petugas UKS yang tiba-tiba masuk tanpa permisi."Ya Allah, maaf sudah mengganggu kalian!! Silahkan dilanjutkan!" Wanita paruh baya itu pun kemudian langsung berpamitan karena tidak ingin mengganggu dua sejoli yang sedang mabuk asmara.Wanita itu rasanya be
Masalah Nitha dulu adalah kelengahan Bayu yang terlalu mempercayai asistennya untuk mengurus segala keperluan Nitha ketika dia berada di luar negeri maupun luar kota. Dari sana Bayu banyak belajar untuk lebih waspada dalam memberikan kepercayaan kepada orang lain. Bayu sekarang melarang karyawan datang ke mansionnya. Semua urusan pekerjaan harus diselesaikan di kantor."Kayaknya kali ini Lea memang sudah sukses menaklukan hati bosku. Bagus juga kalau mereka bisa kembali bersama. Lama-lama, capek juga aku. Jika harus selalu menjadi sasaran tuan Bayu ketika dia marah dan frustasi gegara Lea," lirihnya sambil terus menatap ke arah Bayu yang saat ini sedang berjalan menuju ke arah Lea yang sedang bersama dengan Rahman. Bayu langsung duduk disebelah Lea, mengalungkan tangannya di bahu sang istri tanpa merasa berdosa sama sekali. Bayu juga dengan begitu percaya diri langsung mengambil sendok yang ada di tangan Lea, kemudian menyendokan isinya ke mulutnya sendiri. Lea dan Rahman membelalaka
"Ga perlu! Aku sudah kenyang hanya melihat wajah rakusmu itu!" sentak Lea yang kemudian beranjak pergi. Saat Lea mau melangkahkan kaki, Bayu menarik tangan Lea hingga terjatuh ke pangkuannya. Pipi Lea sampe memerah karena menahan rasa malu, di lihatin oleh orang-orang yang sedang makan disana."Ih, lepas! Apa-apaan kamu ini?" tolak Lea yang berusaha brontak. Tapi Bayu bukanlah orang yang mudah menyerah. Dia bersekeras agar Lea menghabiskan makanan yang tadi dia pesan."Duduklah dan habiskan semua makanan yang aku pesan ini. Aku tidak mau kalau sampai calon anakku kelaparan! Bisa?" tanya Bayu dengan menatap lekat manik mata Lea.Lea masih diam dan tidak merespon apapun yang dikatakan oleh Bayu. Dia lebih memilih untuk menyembunyikan wajahnya di dada bidang sang suami. Malu? Tentu saja! Mereka bahkan sekarang menjadi bahan gunjingan orang-orang yang terus melihat ke arah mereka."Atau perlu aku cium dulu bibir kamu?" bisik Bayu di telinga Lea yang auto melotot."Apa?""Hmm??"Lea terus
Hidup terlalu panjang untuk dilewatkan bersama orang yang tidak kita cintai. Itulah yang sedang di pikirkan oleh Lea. Dia masih mempertimbangkan tawaran Bayu untuk kembali bersamanya."Aku mencintaimu. Apa kamu ragu dengan cintaku? Apa yang harus aku lakukan agar kamu percaya?" tanya Bayu saat mereka sudah berada di dalam mobil miliknya.Ya, karena merasa malu menjadi tontonan orang-orang yang akhirnya mau diajak oleh Bayu untuk masuk ke mobilnya. Hal itu semata-mata dilakukan demi menghindari pandangan dan pembicaraan orang lain atas diri mereka."Lalu apa yang terjadi pada hari pembukaan restoran milik mantan istrimu? Hmm? Apa? Bukankah kamu begitu bahagia berada disisinya? Bahkan si kembar pun untuk pertama kali aku lihat tersenyum begitu lebar!" lirih Lea akhirnya mau membuka suara tentang alasan dirinya terus menghindari Bayu.
Susah hampir satu bulan Abigail dan Bayu memutuskan melakukan LDR. Siang itu Abigail terlihat melamun di balkon kamarnya. Sang ayah melihat keadaan Abigail tentu saja merasa sedih. Dia pun kemudian mendekat pada Abigail dan berniat pulang meminta putrinya untuk menyusul suaminya di Jakarta."Kamu rindu suami kamu?""Papa? Sejak kapan Papa di sini?" Tanya Abigail terlihat gugup karena ketahuan ayahnya sedang melamun sendiri disana."Papa sudah cukup lama di sini dan memperhatikan kamu. Ada apa, nak?" Tanya lelaki tua yang masih terlihat begitu menawan di usia senjanya.Abigail merentangkan kedua tangannya untuk bisa memeluk tubuh ayah yang selalu dia rindukan sejak lama. "Bagaimana kesehatan mama? Sudah membaik?" Tanya Abigail yang lebih memilih untuk mengalihkan pembicaraan daripada membuat hatinya sedih lagi."Papa berencana untuk membawa ibumu ke luar negeri untuk berobat
Brak!!!Raka begitu murka setelah mengetahui Abimana membiarkan Abigail dan Bayu kembali bersama. Dia begitu geram dan marah dengan kenyataan yang tak sesuai harapannya."Lihat, kan? Sekarang kamu baru percaya dengan apa yang Om katakan padamu? Kamu hanya dijadikan sebagai orang asing yang bisa dimanfaatkan sesuka hati mereka. Dia tidak pernah memikirkan perasaanmu dan juga masa depanmu. Apakah kamu yakin akan selamanya menjadikan Abimana sebagai poros hidupmu?"Brak!!Raka kembali menggebrak meja karena merasa begitu marah dengan ucapan laki-laki yang berada di hadapannya. Lelaki yang merupakan adik dari Abimana tapi selalu berlaku bagai musuh dalam selimut. Lelaki yang selalu berusaha menghancurkan bisnis ayah angkatnya yang lebih sukses dan memiliki segalanya dari pada dia.Lelaki itu tersenyum kecut dan bangkit dari kursi. Tampaknya dia mulai putus asa untuk bisa mempengaruhi
Bayu dan Raka akhirnya duduk saling berhadapan. Sementara Abigail saat ini hanya bisa menatap keduanya dengan perasaan campur aduk. Bayu hanya tersenyum saja dengan situasi yang lucu baginya. Bagaimana mungkin dia diperlakukan seperti seorang penjahat di rumah mertuanya sendiri?'Semua Ini gara-gara Raka yang memancing emosiku! Hancur sudah reputasikus sebagai suami yang baik di hadapan mereka!' sesal Bayu dalam hati.Bayu berusaha sekuat tenaga untuk tetap tenang walaupun di dalam hatinya bergemuruh dan merasa takut. Bayu takut melihat tatapan tidak bersahabat dari ayah mertuanya."Apa sebenarnya yang sedang kalian berdua perebutkan, huh!! Kenapa sampai bertarung seperti jagoan kampung begitu?" sentak Abimana yang begitu kesal melihat kelakuan mereka yang membuat keonaran di rumahnya.Bayu dan Raka saling tatap satu sama lain."Pah, laki-laki brengsek ini mengatakan kalau dia su
"Kamu yakin mau melakukan ini sekarang?" tanya Abigail dengan ragu."Tentu saja! Kenapa Memangnya?""Tidak apa-apa. Hmm, hanya saja aku merasa aneh, melihatmu datang ke rumah orang tuaku untuk melamar kembali. Kita kan sudah menikah, bahkan hampir memiliki anak. Apa nanti ga diketawain mereka?" tanya Abigail agak ragu untuk beberapa saat lamanya.Bayu hanya tersenyum, dia paham dengan kekhawatiran yang dirasakan oleh Abigail. Tapi dia sudah mantap untuk menemui kedua orang tua Abigail yang baru saja ditemukan."Dulu aku menikahimu sebagai anak yatim piatu Di panti asuhan. Sekarang setelah kita mengetahui orang tua kandungmu, rasanya tidak berlebihan untuk aku mintamu kepada mereka bukan? Sayang, Aku ingin kita hidup bahagia dan selalu diberkahi dengan restu dari semua orang yang ada di sekitar kita." Jawaban Bayu sebenarnya sangat menyentuh perasaan Abigail, rapi dia masih gengsi mengakuinya.
Abigail menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya. Dia begitu kesal pada Bayu dan dirinya sendiri yang malah menikmati semua sentuhan Bayu atas tubuhnya."Terima kasih, Sayang! Aku sangat puas dan senang karena kita kembali bersama di ranjang panas ini!" bisik Bayu sambil mencium punggung Abigail yang tidak tertutup selimut.Abigail bergidig ngeri mendengar ucapan Bayu. Dia tidak berani mengucapkan sepatah kata pun karena tubuhnya sendiri mengkhianati dirinya. "Sayang, tidurlah. Besok pagi-pagi kita akan menemui kedua orang tuamu. Aku akan meminta kamu secara resmi pada mereka sebagai istriku. Bila perlu aku akan menikahi kamu lagi di depan mereka!" janji Bayu.Abigail hanya diam dan memilih untuk memejamkan matanya. Tubuhnya masih lelah karena Bayu yang tidak juga mau melepas dirinya sejak siang bahkan sampai langit menjadi gelap. Bayu benar-benar tidak mau melewatkan moment kebersamaan mereka begitu saja. Tampak
"Raka, kamu yakin sudah mencari Abigail kemana-mana?" tanya Abimana saat dia menemui anak angkatnya."Sudah, pah. Saya tidak bisa menemukan dia dimanapun. Saya juga tidak bisa menemukan keberadaan Bayu, yang merupakan suaminya.""Apa mungkin Bayu menculik Abigail?"Abimana terus monda mandir. Dia sangat takut kalau sampai kehilangan anaknya lagi setelah susah payah menemukan dia."Kerahkan semua anak buahmu untuk bisa menemukan putriku!" titah Abimana dengan tegas. Raka bisa melihat kemarahan diwajah ayah angkatnya."Ya, Pah, saya akan berusaha menemukan Abigail. Papa tenang saja!" janji Raka.***Raka menghubungi anak buahnya dan meminta mereka untuk mencari Abigail. "Kemana sebenarnya perempuan itu? Baru ketemu sudah hilang lagi. Menyusahkan saja!" kesal Raka.Raka terlihat begitu pusing memikirkan
"Kamu waras kan? Kenapa malah melaporkan suami kamu ke polisi karena menghajar laki-laki kurang ajar itu?" tanya Bayu yang merasa bingung dengan apa yang dilakukan oleh Abigail."Lea! Jawab pertanyaanku jangan diam saja!" kesal Bayu melihat istri yang selalu dia rindukan tampak acuh dan cuek padanya.Bayu menarik tangan sang istri yang mau pergi meninggalkannya. "Jawab!! Kenapa kamu sekarang berubah menjadi seperti ini, huh? Ada apa sama kamu sebenarnya?" kesal Bayu yang mulai kehabisan kesabaran dalam menghadapi sikap sang istri yang begitu dingin dan datar.CkckckAbigail berdecak kesal. "Panggil aku Abigail! Itu adalah namaku yang sesungguhnya. Lea sudah mati karena perbuatan mantan istri dan juga adikmu yang telah menganiayaku dan tega membunuh calon anakku! Paham?" sengit Abigail yang tak kalah keras dengan suara BayuDeg!"Kenapa kamu menghukumku
"Kenapa belum tidur jam segini?""Ah, kamu? Gak apa-apa. Papa sedang menunggu Raka yang sampai sekarang belum pulang. Kemana saja anak itu?" resah Abimana yang terus mondar-mandir di ruang tamu sambil memangku tangannya di belakang punggung. Abigail bisa melihat kekhawatiran di wajah tuanya akan Raka."Aku akan menghubunginya dan menyuruh dia untuk pulang. Papa istirahat saja di kamar, ya?" bujuk Abigail yang merasa tidak tega dengan kondisi Abimana yang sudah terlihat kelelahan.Abimana menatap lekat sang putri. "Kamu yakin bisa menemukan keberadaan Raka pada jam segini?" tanya Abimana yang terlihat ragu.Abigail tersenyum lembut. "Papa tenang saja aku pasti bisa membawanya kembali ke rumah ini. Papa istirahat saja di kamar, ya?""Baiklah, Papa akan ke kamar dan istirahat. Hah, sampai sekarang mama kamu masih juga belum lagi bicara dengan papa. Papa jadi serba salah
Raka melangkah menuju ruang keluarga dimana saat ini Abimana dan Tiara sedang berbicara santai. "Pah, Papa harus segera mengumumkan ke dewan direksi mengenai posisi Abigail di perusahaan sebagai pewaris utama keluarga kita. Mama tidak mau kalau sampai ada orang yang curang dan mencoba merebut posisinya!" Ucap Tiara to the point."Maksud Mama apa sih? Kenapa tiba-tiba membicarakan masalah ini? Kita saat ini tidak bisa melakukannya karena Abigail belum memiliki kemampuan yang cukup untuk menjabat sebagai seorang pemimpin. Apalagi, saat ini Raka sedang mengerjakan proyek besar demi kemajuan perusahaan kita!" sanggah Abimana yang menolak permintaan istrinya.Tiara melotot sempurna mendengar hal itu. "Papa lebih memilih anak angkat kita yang mewarisi segala yang kita miliki? Apakah papa benar-benar Rela membiarkan orang asing yang tidak memiliki hubungan darah dengan kita menikmati semua kerja keras kita seumur hidup ini?" sengit Tiara yang kesal