Selama sebulan kehilangan Lea, Bayu akhirnya memutuskan untuk mencari istrinya. Tapi Bayu baru sadar bahwa dirinya tidak mengetahui apapun tentang Lea. Dia kebingungan untuk mencari istrinya yang hilang."Ya Allah kemana aku harus mencari istriku? Bisa-bisanya sebagai seorang suami aku tidak mengetahui apapun tentang dia!" keluh Bayu saat dia sudah kelelahan karena mengelilingi Jakarta selama sehari tetapi nihil.Firman hanya menatap Bayu dari arah spion tanpa mengatakan apapun. Firman sudah berjanji kepada Lea akan merahasiakan semuanya dari Bayu. Jadi dia tetap tutup mulut walaupun melihat Bayu yang hampir gila karena mencari keberadaan Lea."Firman, kamu kan sebagai sopir istriku. Masa tidak tahu di mana istriku sekarang? Kamu ga nganterin istriku pergi kemana gitu?" tanya Bayu di tengah keputus atasannya.Firman berusaha untuk bersikap biasa saja agar tidak mengundang kecurigaan Bayu. Dia tidak mau keberadaan sahabatnya diketahui. Sesuai dengan pesan Lea yang ingin menepi dan mene
Firman langsung menutup teleponnya ketika melihat Bayu yang mendekat. "Kamu menelpon siapa sih? Kenapa terkesan misterius begitu?" tanya Bayu agak heran pada Firman yang langsung grogi dan salah tingkah ketika melihat dia semakin mendekat padanya."Tuan sudah bangun? Maafkan kalau saya terlalu lama menelpon teman saya. Saya kira Tuan masih membutuhkan waktu yang lama untuk tidur dan beristirahat. Saya tahu kalau Tuan terlalu lelah setelah mencari Nyonya Lea seharian ini," Firman berusaha untuk menenangkan dirinya agar Bayu tidak curiga.Firman tampaknya lupa kalau dia belum mengakhiri panggilan telepon bersama Lea. Di Seberang sana, Lea menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara yang bisa membuat Bayui menyadari keberadaan dia di telpon. Lea sebenarnya Ingin menutup panggilan telepon tersebut karena takut pada Bayu. Tetapi entah apa yang sedang merasuki dirinya, Lea masih begitu setia mendengarkan pembicaraan antara Bayu dan Firman.'Apakah benar kalau kau sedang mencariku, Mas? T
Bab 18. Cemburu itu indahBayu yang mengajak jalan-jalan Sakti dan Bima ke sebuah kebun binatang tanpa sengaja bertemu dengan Lea. Disana Bayu melihat Lea yang begitu bahagia mengatur anak-anak panti asuhan bersama seorang pemuda. 'Tampaknya Lea begitu bahagia berpisah denganku. Lalu kenapa aku begitu resah memikirkan dia? Siapa lelaki yang bersama Lea? Apakah karena lelaki itu yang membuat saya memutuskan untuk meninggalkan aku?' monolog Bayu yang merasa cemburu melihat kedekatan istrinya dengan lelaki yang lebih muda dan tampan. Bayu sadar kalau dirinya sudah tak semuda dulu lagi apalagi dia sudah memiliki dua orang anak. Wajar kalau Lea tidak menerima pernikahan mereka. Apalagi permasalahan Nitha yang seperti menjadi duri di dalam rumah tangga mereka. Tapi Bayu dan Lea sudah pernah menghabiskan malam bersama sebagai suami istri. Sampai saat ini Bayu tidak bisa melupakannya begitu saja. Sejak malam itu Bayu sudah bertekad akan berjuang untuk rumah tangganya bersama Lea."Pah, buka
"Lea, ayo pulanglah denganku. Aku adalah suami kamu. Kenapa kamu main pergi begitu saja dari rumahku? Apakah aku memiliki kesalahan padamu?" tanya Bayu sambil menatap wajah Lea yang masih saja cuek dan acuh padanya.Lea masih merasakan sakit hatinya ketika mengingat kejadian itu. Saat melihat Bayu yang terlihat begitu bahagia di samping Nitha yang menjadi mantan sang suami. Lea berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis di hadapan Bayu."Lea, aku menunggumu di sana ya. Kasihan juga anak-anak kalau pulangnya lama-lama." Pamit Rahman pada Lea.Lea yang merasa tidak memiliki kepentingan apa-apa dengan Bayu, lebih memilih mengikuti Rahman. Bayu langsung menarik tangan Lea untuk mengikutinya ke mobil. Bayu merasa kesal sekali dengan kelakuan Lea yang begitu Acuh padanya."Lepas, Mas! Kamu apa-apaan sih? Udah sana! Kumpul saja bersama dengan mantanmu dan anak kalian! Aku udah iklas, Mas! Kamu segera urus perceraian kita berdua. Aku ga mau jadi istri kamu lagi!" Cicit Lea dengan hati yang b
Bayu benar-benar merasa tersinggung dengan apa yang dilakukan oleh Lea yang lebih memilih orang lain daripada dirinya yang masih sah sebagai suaminya.Bayu memutuskan untuk mencari keberadaan Lea dengan menggunakan informasi panti asuhan yang dia baca di bus pariwisata tempo hari. Bayu tidak akan membiarkan Lea bertindak sesuka hati dan mempermalukan dirinya sebagai seorang suami."Aku akan memberikan pelajaran kepada pemuda itu yang berani bermain-main dengan istriku. Dia akan tahu siapa itu Bayu Herlambang! Aku gak akan mengizinkan siapapun menyentuh apa yang sudah menjadi milikku!" Ujannya geram.Bayu sebenarnya merasa bingung dengan dirinya sendiri yang merasakan kecemburuan saat melihat Lea yang begitu akrab dengan Rahman. "Apakah aku jatuh cinta pada gadis miskin itu? Ah, tidak! Tidak mungkin semudah itu bagi diriku untuk mencintainya. Pasti ini hanya karena harga diriku yang tinggi dan tidak rela sesuatu yang menjadi miliki untuk orang lain!" sangkal Bayu dengan mata sayu. Dia
Bayu baru saja datang dari kantor setelah ditelepon oleh Lea yang merupakan pengasuh ibunya dan juga kedua anaknya atas permintaan Sulastri yang merupakan ibu dari majikannya yang galak itu. Memang amat berat pekerjaan gadis remaja itu. Tapi demi bisa menghidupi dirinya sendiri Lea rela melakukan pekerjaan yang amat melelahkan dan menguras energi serta mentalnya itu. Lea tidak mau menengadahkan tangan pada orang lain. Dia lebih senang berjuang sendiri demi masa depannya.Hal itu karena Sulastri yang merupakan ibu dari majikannya merupakan seorang lansia yang berusia 60 tahun yang sudah tidak mampu melakukan apapun lagi. Semua membutuhkan pertolongan darinya sebagai seorang pengasuh. Selain itu Lea juga ditugaskan untuk menjaga kedua anak Bayu yang berusia 10 tahun. Keduanya anak kembar yang amat nakal dan rese. Selalu membuat Lea kelapakan dengan ulah dan tingkah mereka yang absurd dan menyebalkan sekali.Akan tetapi bukan Lea namanya kalau dia takut dengan semua kelakuan mereka. Dia
Bayu masih di depan ruang operasi. Sang ibu mengalami serangan jantung mendadak dan harus dioperasi secepatnya. Dia benar-benar merasa bersalah karena telah membuat ibunya kembali sakit dan kini harus berjuang mempertaruhkan nyawanya di meja operasi. Padahal ibunya belum lama pulang dari rumah sakit. Kini harus kembali merasakan sakitnya pisau bedah karena perbuatannya yang membangkang.Sejak tadi Lea memperhatikan Bayu yang begitu tidak tenang dalam duduknya. "Pergilah ke mushola dan berdoa untuk keselamatan nyonya daripada kau mondar-mandir seperti setrikaan seperti itu. Bikin pusing kepala saja!" Sungut Lea merasa kesal dengan tingkah Bayu yang amat menyebalkan baginya.Tampaknya Lea masih menaruh dendam kepada Bayu yang sudah mengatakan bahwa dirinya sebagai gadis pembawa sial. Dia begitu sensi pada lelaki dewasa yang kini menatap tajam kepadanya."Eh, begitukah sopan santunmu kepada orang yang sudah memberimu makan dan tempat tinggal serta gaji yang besar?" tegur Bayu yang merasa
Disaat terakhir Sulastri menghembuskan nafasnya yang terakhir, dia tersenyum setelah melihat ijab qabul antara Lea dan Bayu. Berbeda dengan pasangan baru yang menikah karena keterpaksaan itu, mereka sama-sama cemberut dan kesal. Bayu bahkan menolak untuk mencium kening Lea ketika diminta oleh penghulu setelah Ijab sah selesai. Lea tidak masalah sama sekali dengan hal itu karena dia juga tidak ingin disentuh oleh Bayu yang tidak dia cintai. Dia juga menikahi Bayu karena keterpaksaan. Dia merasa kasihan dan tidak tega kepada Sulastri yang memohon kepadanya untuk mau menikah dengan anaknya yang sudah menduda 8 tahun lamanya. 'Nasibku memang sial, karena terpaksa menikah dengan duda lapuk yang masih belum move on dari mantan istri dia,' batin Lea dengan lemas saat dia melirik Bayu yang memandangnya dengan sinis."Kakak kenapa mau aja disuruh oleh Mama untuk menikahi gadis miskin ini? Kenapa kak?" protes Farida pada Bayu yang terlihat begitu frustasi dengan kelakuan adiknya itu. Bisa-bisa