Share

Mengajak Rujuk

Pertanyaan-pertanyaan Shiena membuat dada ini serasa sesak dan sulit bernapas. Sampai-sampai aku tak mampu berkata apa-apa lagi. Saat tiba di Pom, aku berhenti untuk mengisi bensin. Bu Shiena malah terlihat mual. Aku ingin membantunya untuk menepuk tengkuknya, tapi tentu saja dia menolak, karena kami bukan lagi suami istri.

"Apa ibu juga sering muntah begini?" tanyaku mencoba mencairkan suasana yang semakin kaku dan canggung.

"Hampir semua perempuan juga mengalami hal yang sama saat hamil. Memangnya apa pedulimu?" jawabnya sewot.

"Apa ibu ngidam juga?" pertanyaan konyol itu meluncur begitu saja dari bibirku. Ah, kenapa aku malah bertanya begitu, tentu saja semua wanita hamil akan mengalami ngidam. Seperti Nisa yang tiap hari menyusahkanku. Kadang tengah malam juga menginginkan sesuatu yang aneh, yang harus aku turuti. Ya Robb, apa Shiena juga seperti itu.

Aku termangu sendiri merenungkan pertanyaan yang kulontarkan. "Bu, kita rujuk, ya!" Lagi-lagi kata-kata itu reflex keluar dari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Silent Heart
Haha dah kapok belum Hadi. Makannya gaknusah pake gaya-gaya.an dulu poligami. Gak habis pikir sama Hadi nih, padahal kalo dari usia, minimal dia udah bisa mikir dewasa lah. Masak cerai & rujuk seakan dijadikan permainan yang semudah membalikkan telapak tangan. Hmmmm, gemesh, wkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status