Memutuskan hidup bersama orang yang dicintai artinya memutuskan hidup dengan dua pendapat berbeda setiap hari. Apakah semua wanita sanggup menjalankannya?----Setelah sampai di rumah dengan perjalanan yang sunyi dan senyap, Raina mempersilakan Irham untuk duduk di sofa ruang tamu. Dia membuka pintunya dengan lebar agar tidak ada fitnah dari tetangga.Lampu-lampu rumah dinyalakan satu per satu. Rumahnya yang gelap gulita selama dua minggu kini mulai menampakkan cahaya. Raina bahkan tidak pulang ke rumah setelah wisuda. Dia panik karena mendengar papanya dirawat. Sementara itu, Irham hanya diam menahan diri tanpa sepatah kata pun. Dia menelan semua kekesalan hanya dengan melihat Raina yang kelelahan tersenyum menyilakan dirinya masuk."Tunggu, Pak." Raina meletakkan tas ranselnya di lengan sofa. Dia berlari kecil menuju lantai atas.Tatapan Irham mengikuti langkah Raina hingga gadis itu menghilang di ujung anak tangga tertinggi. Dia merebahkan diri di sofa itu dan menghela napas beber
Menukar kebebasan hidup dengan sebuah pernikahan impian, apakah worth it? ____________ "Gue sebenernya enggak mau kehilangan lo, kehilangan Anes juga." Adli menatap pantai kecil di hadapannya. Raina berdiri di sebelah pria yang rambutnya mulai gondrong itu. "Gue tetep sahabat lo." Mereka menikmati langit biru yang membentang. Kedua orang itu menghela napas dan membuang beban masing-masing. "Tapi lo kan calon istri Pak Irham." "Lamaran juga belum." "Ya, gimana mau lamaran, lo aja enggak bilang iya." "Ya, gimana mau bilang iya, gue ngeri," ucap Raina diiringi tawa. Adli tertawa. "Ngeri kenapa?" "Takut enggak bisa ke pantai lagi sama lo." "Astaga, Raina! Sumpah? Demi apa?" Raina mengangguk. "Lo lagi kayak gini, gue malah bahagia sendirian, sedangkan lo sama Anes yang selalu ada pas gue lagi kesepian. Gimana gue enggak mikir-mikir?" Adli merasakan angin pantai yang berembus mempermainkan rambutnya. Dari semua hal yang ada, dia merasa tenang karena ada Raina di sebelahnya. "Lo
Aku menyukaimu tanpa sadarMenyayangimu dalam waktu yang lamaMencintaimu tanpa jedaNamun, membutuhkan waktu secepat kilat untuk merindukanmu lagiSekejap pertemuan kita tidak akan cukup untuk mengganti hari-hari yang kulalui tanpamu.________Setelah membagi overthinking yang menyiksa kepada Irham, Raina terlihat menahan tawa. Karena apa? Karena Raina bisa melihat reaksi Irham yang langsung mengirimkan pesan bertubi kepadanya.Biar bagaimana pun, Irham hanya seorang pria yang takut kehilangan cintanya.'Kamu sengaja?'Raina mengangkat alis saat membacanya.'Kamu sengaja live bareng Adli?'Menguap adalah reaksi Raina saat membaca chat tersebut.'Kirim lokasi kamu sekarang, ya, Sayang'Hati Raina mencelus tiap kali membaca obrolan pria paling Words of Affirmation itu.Raina memang tidak berniat bersembunyi dari Irham. Dia langsung saja membagikan lokasi terkininya ke ruang obrolan tersebut.Irham segera melesat ke tempat Raina dan Adli berada. Hal itu tidak membutuhkan waktu lama kare
Kalau Pak Irham bertanya apakah saya menyukainya, tentu saja suka! Saya suka Pak Irham melebihi takaran suka yang Pak Irham bayangkan!Raina Atqiyya=======Tidak ada ampun bagi Vino yang terus saja merasa malam ini akan terus menjadi nyamuk di antara sepasang manusia di teras sana. Ya, Vino yang tahu diri mencoba santai di mobil sambil memainkan gadget. Saat ini dia mencoba menggoda Anesya yang sekarang bekerja di perusahaan dekorasi dan arsitektur milik Irham sebagai admin.Anesya tersenyum saat melihat gambar kiriman Vino.Pria itu mengirim sebuah foto Irham dan Raina yang duduk berdampingan di Teras rumah Raina.'Berasa nonton film jadul wkwkwk''Saya jadi peran figuran, asisten + sopir pribadi yang menjadi saksi cinta mereka''Ngakak banget! Kak Vino tidur aja, lumayan 3 jam pasti baru kelar :D''Nesya,''Lah, kenapa dah tiba-tiba manggil nama!''Masih patah hati?'Semua orang tahu Anes sedang patah hati. Beritanya sudah menyebar ke WA grup kantor.'Patah tulang aja masih, apa la
Bagaimana aku bisa mengatasi perasaanku yang kian hari kian condong, kian cenderung terhadapmu? Apakah lebih baik kita menikah saja? ====== Sesampai di rumah Irham, Anes dan Mama langsung merebut Raina. Mereka bilang mau ngobrol cantik di halaman belakang sambil makan camilan. Anes seperti biasa mengupas apel dan menyuapi Raina potongannya. Dia merasa sudah lama tidak menjejali temannya yang susah makan itu dengan makanan berlimpah. "Gue yang patah tulang aja malah berat badan naik, ini kenapa berat badan lo kayak stuck di situ aja?" "Lo body shamming banget, sih?" Anes tertawa. "Adli apa kabar?" "Cie, masih mikirin Adli." "Nanya kabar doang bukan berarti belum move on. Gue ada gebetan baru. Mau tahu, enggak?" "Serius? Siapa?" "Kak Vino?" "Vino yang asisten perjalanannya Pak Irham?" Anes mengangguk. Raina membulatkan mata. "Kok bisa?" "Ya mana gue tau dia terpesona sama gue." "Jangan-jangan dia cuma main-main aja!" "Tinggal dimainin balik!" "Tapi dia baik juga, sih, Ne
Sketsa wajahmu adalah sketsa paling lama yang tersimpan di hatiku.'Gombalan siapa ini? :D======Kalau Profesor Rashadi protagonis dalam hidup Raina, sudah pasti pria tua itu akan mendukung hubungan Raina dan Irham. Namun, tampaknya Profesor Rashadi hadir sebagai antagonis.Bagaimana tidak? Pria itu tidak menyapa Raina sama sekali sejak awal kedatangan. Dia bahkan mengabaikan uluran tangan Raina.Oke, hal tersebut tidak terlalu berbahaya dibanding kehadiran Celline. Wanita itu membawa banyak bingkisan untuk Mama Irham. Mereka saling mengenal dan terlihat cukup akrab.Celline memberikan banyak hadiah impor seperti baju, tas, parfum, dan dompet mahal. Lalu, apa yang harus Raina lakukan? Apakah dia hanya berdiam di pojok atau merasa rendah diri dan lekas pergi menjauh dari hadapan Irham?Kalau Raina yang sekarang adalah Raina versi dulu, tentu saja wanita itu sudah pergi dan menghilang dari kehidupan Irham. Namun, Raina yang sekarang adalah Raina yang ditempa banyak kesulitan. Dia tetap
Aku memang salah tingkah, tetapi tidak salah mencintaimu. Gombalan ke 1875690 ==== "Kamu ... kamu kenapa? Lapar? Eh, tadi abis makan, ya?" tanya Irham random disertai dengan desahan kecil. "Sorry, saya nervous." Pria itu mengelus tengkuknya pertanda dia benar-benar salah tingkah. Irham dan Raina kini berada di perjalanan menuju Bogor. Tampaknya pak dosen yang satu itu sudah tidak tahan ingin meminta restu dari mama Raina. Dia bahkan menyetir sendiri tanpa bantuan Vino. "Pak," panggil Raina sambil tersenyum. "Apa? Kamu enggak mau berubah pikiran kan? Ini udah ga bisa puter balik soalnya." Irham tertawa kecil. "Kita cuma mau silaturahim sama Mama, kan?" "Iya." "Terus kenapa excited banget gitu?" "Ya, kali ini saya ke sana sebagai orang yang dicintai kamu. Gimana? Gimana saya enggak bangga?" "Dih, ada-ada aja." Raina tertawa. "Saya punya utang sama kamu," kata Irham tiba-tiba. Oke kali ini Raina ingin menobatkan Irham menjadi pria paling random di dunia. "Utang apa?" "Utang
Puluhan kali aku melihat senyumanmuPuluhan kali juga aku terpesona padamu~ Gombalan siapa lagi ini? :'(===="Sayang, kamu ngapain ke sini?"Sungguh, Irham sangat terkejut mendengar panggilan sayang dari Raina. Dia benar-benar dibuat salah tingkah karena satu panggilan itu. Irham bahkan belum menjawab pertanyaan itu. Pria itu menenangkan diri sesaat sebelum akhirnya berbicara."Mama, Papa, maaf, ya. Saya agak salting sedikit karena Raina dari tadi pamer senyum terus ke saya. Jantung saya tidak aman." Irham hanya mampu menatap mama dan papa Raina bergantian.Dia tidak sanggup melihat Raina yang sedang tersenyum menatapnya. Jantungnya makin terasa tidak karuan."Kita ke sini mau minta restu Mama untuk segera menikah. Kalau lamarannya sebenarnya sudah sering saya lakukan secara pribadi kepada Raina, tetapi Raina kemarin-kemarin belum siap mempunyai suami seperti saya." Irham tertawa setelah mengatakannya."Raina suka ngada-ngada emang." Mama bergumam.Aldian dan Adli menghela napas ber