Mencintaimu membuat hatiku berisik bahkan di saat sepi sekali pun. Raina Atqiyya ---- "Urusan aku sama Adli belum selesai, Pak!" Mulut Raina tidak selaras dengan hati. Dia protes tetapi menurut saja saat Irham menarik lengannya menuju mobil. "Biar saya yang selesaikan nanti." Irham membuka pintu mobil. Dia melindungi Raina dengan meletakkan tangan kanan di atas kepala gadis itu. Setelah Raina masuk ke mobil, Irham malah berusaha masuk dari pintu yang sama sehingga memaksa Raina untuk menggeser duduk. "Permisi, ya, Sayang," ucap pria itu tanpa perubahan ekspresi yang membuat Raina melirik tajam, seolah berkata, "Idih!" Raina tidak punya kesempatan untuk berontak atau kabur. Rumah Adli terlihat sepi. Apa dia tega meninggalkan Adli dalam keadaan kacau seperti itu? Biar bagaimana pun, Adli baru saja mengalami kecelakaan dan tidak mengobatinya sedikit pun. Parahnya lagi, hanya Anes yang tahu nomor telepon tukang urut daerah sekitar sini. Raina memikirkan cara meminta nomor Pak Wawa
Memiliki perasaan cinta, bukan berarti memiliki seluruh kehidupan sosial.- Raina yang tidak siap punya pacarAfah iyaaah?:D----"Kalau tertarik, bagaimana kalau Mama dan Papa datang ke rumah kamu untuk melamar?"Raina mengerjap beberapa kali. Dia seperti menahan napas sejenak sebelum memutuskan jawaban yang tepat. Kini, wanita itu sedang berhadapan dengan Tante Mariam yang menatapnya dengan mata berbinar.Om Ibrahim di sebelah Tante Mariam pun ikut menunggu jawaban Raina. Dia terlihat excited.Kalau Irham yang bertanya, tentu saja Raina bisa berkelakar. Namun, ini, kan, orangtua. Mana mungkin Raina denial terhadap calon mertua sendiri. Nanti imbasnya bisa tidak direstui selamanya. Ottoke kalau sudah begitu?Irham mengelus puncak kepala Raina yang tertutup hijab. Kemudian, dia menatap mamanya tajam."Mama? Nanti Irham yang tanya Raina kalau Raina sudah siap." Irham berkata lembut.Raina tersipu. Dia ingin menyumpahi dirinya sendiri yang merona atas sikap Irham. Rasanya seperti ingin
Memutuskan hidup bersama orang yang dicintai artinya memutuskan hidup dengan dua pendapat berbeda setiap hari. Apakah semua wanita sanggup menjalankannya?----Setelah sampai di rumah dengan perjalanan yang sunyi dan senyap, Raina mempersilakan Irham untuk duduk di sofa ruang tamu. Dia membuka pintunya dengan lebar agar tidak ada fitnah dari tetangga.Lampu-lampu rumah dinyalakan satu per satu. Rumahnya yang gelap gulita selama dua minggu kini mulai menampakkan cahaya. Raina bahkan tidak pulang ke rumah setelah wisuda. Dia panik karena mendengar papanya dirawat. Sementara itu, Irham hanya diam menahan diri tanpa sepatah kata pun. Dia menelan semua kekesalan hanya dengan melihat Raina yang kelelahan tersenyum menyilakan dirinya masuk."Tunggu, Pak." Raina meletakkan tas ranselnya di lengan sofa. Dia berlari kecil menuju lantai atas.Tatapan Irham mengikuti langkah Raina hingga gadis itu menghilang di ujung anak tangga tertinggi. Dia merebahkan diri di sofa itu dan menghela napas beber
Menukar kebebasan hidup dengan sebuah pernikahan impian, apakah worth it? ____________ "Gue sebenernya enggak mau kehilangan lo, kehilangan Anes juga." Adli menatap pantai kecil di hadapannya. Raina berdiri di sebelah pria yang rambutnya mulai gondrong itu. "Gue tetep sahabat lo." Mereka menikmati langit biru yang membentang. Kedua orang itu menghela napas dan membuang beban masing-masing. "Tapi lo kan calon istri Pak Irham." "Lamaran juga belum." "Ya, gimana mau lamaran, lo aja enggak bilang iya." "Ya, gimana mau bilang iya, gue ngeri," ucap Raina diiringi tawa. Adli tertawa. "Ngeri kenapa?" "Takut enggak bisa ke pantai lagi sama lo." "Astaga, Raina! Sumpah? Demi apa?" Raina mengangguk. "Lo lagi kayak gini, gue malah bahagia sendirian, sedangkan lo sama Anes yang selalu ada pas gue lagi kesepian. Gimana gue enggak mikir-mikir?" Adli merasakan angin pantai yang berembus mempermainkan rambutnya. Dari semua hal yang ada, dia merasa tenang karena ada Raina di sebelahnya. "Lo
Aku menyukaimu tanpa sadarMenyayangimu dalam waktu yang lamaMencintaimu tanpa jedaNamun, membutuhkan waktu secepat kilat untuk merindukanmu lagiSekejap pertemuan kita tidak akan cukup untuk mengganti hari-hari yang kulalui tanpamu.________Setelah membagi overthinking yang menyiksa kepada Irham, Raina terlihat menahan tawa. Karena apa? Karena Raina bisa melihat reaksi Irham yang langsung mengirimkan pesan bertubi kepadanya.Biar bagaimana pun, Irham hanya seorang pria yang takut kehilangan cintanya.'Kamu sengaja?'Raina mengangkat alis saat membacanya.'Kamu sengaja live bareng Adli?'Menguap adalah reaksi Raina saat membaca chat tersebut.'Kirim lokasi kamu sekarang, ya, Sayang'Hati Raina mencelus tiap kali membaca obrolan pria paling Words of Affirmation itu.Raina memang tidak berniat bersembunyi dari Irham. Dia langsung saja membagikan lokasi terkininya ke ruang obrolan tersebut.Irham segera melesat ke tempat Raina dan Adli berada. Hal itu tidak membutuhkan waktu lama kare
Kalau Pak Irham bertanya apakah saya menyukainya, tentu saja suka! Saya suka Pak Irham melebihi takaran suka yang Pak Irham bayangkan!Raina Atqiyya=======Tidak ada ampun bagi Vino yang terus saja merasa malam ini akan terus menjadi nyamuk di antara sepasang manusia di teras sana. Ya, Vino yang tahu diri mencoba santai di mobil sambil memainkan gadget. Saat ini dia mencoba menggoda Anesya yang sekarang bekerja di perusahaan dekorasi dan arsitektur milik Irham sebagai admin.Anesya tersenyum saat melihat gambar kiriman Vino.Pria itu mengirim sebuah foto Irham dan Raina yang duduk berdampingan di Teras rumah Raina.'Berasa nonton film jadul wkwkwk''Saya jadi peran figuran, asisten + sopir pribadi yang menjadi saksi cinta mereka''Ngakak banget! Kak Vino tidur aja, lumayan 3 jam pasti baru kelar :D''Nesya,''Lah, kenapa dah tiba-tiba manggil nama!''Masih patah hati?'Semua orang tahu Anes sedang patah hati. Beritanya sudah menyebar ke WA grup kantor.'Patah tulang aja masih, apa la
Bagaimana aku bisa mengatasi perasaanku yang kian hari kian condong, kian cenderung terhadapmu? Apakah lebih baik kita menikah saja? ====== Sesampai di rumah Irham, Anes dan Mama langsung merebut Raina. Mereka bilang mau ngobrol cantik di halaman belakang sambil makan camilan. Anes seperti biasa mengupas apel dan menyuapi Raina potongannya. Dia merasa sudah lama tidak menjejali temannya yang susah makan itu dengan makanan berlimpah. "Gue yang patah tulang aja malah berat badan naik, ini kenapa berat badan lo kayak stuck di situ aja?" "Lo body shamming banget, sih?" Anes tertawa. "Adli apa kabar?" "Cie, masih mikirin Adli." "Nanya kabar doang bukan berarti belum move on. Gue ada gebetan baru. Mau tahu, enggak?" "Serius? Siapa?" "Kak Vino?" "Vino yang asisten perjalanannya Pak Irham?" Anes mengangguk. Raina membulatkan mata. "Kok bisa?" "Ya mana gue tau dia terpesona sama gue." "Jangan-jangan dia cuma main-main aja!" "Tinggal dimainin balik!" "Tapi dia baik juga, sih, Ne
Sketsa wajahmu adalah sketsa paling lama yang tersimpan di hatiku.'Gombalan siapa ini? :D======Kalau Profesor Rashadi protagonis dalam hidup Raina, sudah pasti pria tua itu akan mendukung hubungan Raina dan Irham. Namun, tampaknya Profesor Rashadi hadir sebagai antagonis.Bagaimana tidak? Pria itu tidak menyapa Raina sama sekali sejak awal kedatangan. Dia bahkan mengabaikan uluran tangan Raina.Oke, hal tersebut tidak terlalu berbahaya dibanding kehadiran Celline. Wanita itu membawa banyak bingkisan untuk Mama Irham. Mereka saling mengenal dan terlihat cukup akrab.Celline memberikan banyak hadiah impor seperti baju, tas, parfum, dan dompet mahal. Lalu, apa yang harus Raina lakukan? Apakah dia hanya berdiam di pojok atau merasa rendah diri dan lekas pergi menjauh dari hadapan Irham?Kalau Raina yang sekarang adalah Raina versi dulu, tentu saja wanita itu sudah pergi dan menghilang dari kehidupan Irham. Namun, Raina yang sekarang adalah Raina yang ditempa banyak kesulitan. Dia tetap
Menikah itu ibadah. Namun, jangan sampai Irham mendengar hal yang diyakini Raina ini. Dia bisa semakin ngebet untuk melaksanakan ibadah yang kelak akan menjadi kesukaannya.Raina bukan bergidik, tetapi pipinya malah bersemu merah.Malam semakin larut. Bahu dan punggung Raina rasanya rontok seperti baru selesai outbond atau bahkan mendaki gunung. Dia ingin segera membersihkan wajah dan tidur.Irham masuk kamar dengan wajah kelelahan, tetapi tetap terpancar kebahagiaan. Dia baru saja membantu Maira dan Collin membawakan hadiah-hadiah teman Raina ke mobil untuk disimpan di rumah Raina langsung.Kelopak mawar di atas kasur sudah berantakan di bawah. Irham menarik napas. Raina pasti sudah mengibasnya dengan membabi buta. Wanita itu sudah bilang tidak mau ada bed ala-ala pengantin baru.Irham membuka jas dan kemejanya dan duduk di pinggir kasur. Dia tahu Raina sedang mandi dan membersihkan wajah. Adegan membukakan baju pengantin yang Irham bayangkan ambyar sudah. Buktinya, Raina sudah buru-
"Saya terima nikah dan kawinnya Raina Atqiyya binti ..."Itu adalah kalimat paling romantis yang didengar seorang penulis. Dari ribuan kalimat dalam novel romansanya, dia tidak pernah menulis satu kalimat pun seindah itu.Raina tidak membayangkan akan menikah dengan Irham, si paling ngajak ribut setiap hari.Anes sibuk bersorak-sorai sejak orang-orang berkata sah, apalagi saat Irham memakaikan cincin di jari manis tangan kiri Raina. Dia tidak peduli dengan keanggunan gaun bridesmaid berwarna silver yang sedang dipakainya. Ada yang berbeda dari Anes. Wanita itu memakai hijab. Tentu saja setelah perdebatan panjang dengan Raina.Anes semakin gregetan dengan sikap malu-malu ala perawan Raina saat dokumentasi foto-foto buku nikah. Dia asyik tertawa dan menjepret dari berbagai sudut tanpa peduli sosok yang sejak tadi terpesona dengan penampilan barunya.Ya, itu adalah Vino, yang ikut tersenyum saat Anes tertawa.Irham terlihat sangat bahagia seolah matanya mengeluarkan binar cinta saat mena
Percuma pesona Irham Nusahakam kalau tidak bisa membuat Raina menginginkannya.~ Irham yang sedang memikirkan cara untuk melakukan hal halal setelah akad==="Sekarang kita pikir dulu, Sayang." Irham mengulurkan tangan, menarik Raina untuk duduk di sebelahnya.Mereka sedang berada dalam kantor Irham.Raina ingat setahun lalu Irham pernah tidak membukakan pintu untuknya. Kalau diingat-ingat, Raina jadi sebal pangkat seribu terhadap pria di sebelahnya. Sok bersikap dingin padahal akhirnya tetap mengejar Raina. Siapa lagi kalau bukan Irham Nusahakam?"Pikir apa?" tanya Raina. Dia membuka box rujak jambu kristal yang tadi dibelinya di jalan menuju kantor Irham. Meskipun sudah sore, tetapi tidak mengurangi keinginan Raina untuk memakan buah tersebut."Tentang kita. Tentang akad." Irham menatap Raina penuh perhatian. Namun, as always, yang ditatap sibuk mengalihkan pandangan.Wanita itu mencicipi jambu kristalnya dengan khusyuk. Matanya seolah mengeluarkan cahaya bintang karena terlalu exci
Berada di antara kalian membuatku sakit. Namun, aku juga bahagia karena melihat Raina bahagia.~ Adli Winata galau tak berkesudahan.===Jadi, siapa sebenarnya yang orang ketiga? Adli atau Irham? Irham lebih dulu menyukai Raina bahkan sejak gadis itu masih bau keringat. Namun, Adli lebih dulu menapaki masa-masa kuliah bersama Raina. Dia lebih dulu memperkenalkan diri. Yang pasti, mereka memiliki ruang berbeda dalam hati Raina.Adli curiga pemilik akun fanbase itu adalah orang di sekitar lokasi syuting, tetapi siapa? Pria itu mengambil handphone dari saku. Setidaknya rumor bisa ditutup dengan postingan ini. Dia menarik lengan Raina untuk mendekat. Begitu juga dengan Irham. Jadi, posisi Adli sekarang berada di antara pasangan itu.Irham mengerutkan kening. "Kamu mau ngapain?" tanyanya waspada.Adli hanya berdecak sebal dengan mata melirik Irham penuh kekesalan.Sementara, Raina hanya tersenyum melihat interaksi di antara dua pria tersebut."Foto dulu buat kenangan." Adli mengangkat tang
Apa ada yang lebih bahagia daripada menikah dengan orang yang kamu cintai dan mencintaimu? - Irham Nusahakam Apa ada yang lebih ikhlas daripada melihat orang yang kamu cintai menikah dengan pilihannya? - Adli Winata Apa ada yang lebih galau daripada mencintai orang yang telanjur mencintai orang lain? - Aldian =========== Setelah chating ingin bicara pada waktu itu, Raina tiba-tiba sibuk bolak-balik kantor webtun untuk beberapa kali rapat dan ACC komiknya yang akan diadaptasi menjadi sebuah drama web series. Dia pun seketika lupa kalau memiliki seorang tunangan yang kesabarannya setinggi gunung Everest. Ya, ketinggian 8800 meter di atas permukaan laut. Meskipun kesabarannya setinggi gunung, akan tetapi terkadang berubah menjadi setipis tisu. Seperti hari ini, Raina terkejut melihat Irham sudah duduk di lobi kantor. Dia baru saja bertemu Kriss untuk rapat dan baru mendapat bocoran bahwa Irham memiliki saham di perusahaan tersebut sejak beberapa tahun lalu. Apa itu juga dilakukann
"Pak Irham sengaja ya nempelin aku terus supaya enggak mau ditinggal?"Raina and her bucin fiancee.--------Ini sudah beberapa jam sejak Raina hanya membalas pertanyaan Irham dengan senyum. Sungguh, dia malu kalau harus berkata tidak sanggup berjauhan dari Irham. Lagipula, tingkat kebucinan Raina belum setinggi itu. Kalau diukur pakai penggaris, kebucinan Raina mungkin hanya 5 cm, jauh berbeda dibanding kebucinan Irham yang menjulang tinggi.Sekarang, mereka berdua sedang dalam perjalanan pulang ke Jakarta. Awalnya, mama meminta Raina untuk tinggal di Bogor saja. Namun, Raina tidak betah tinggal di rumah mamanya sendiri. Dia lebih nyaman tinggal di rumahnya, meskipun kesepian.Sejak kehadiran Irham, kesepian hanya sebuah keadaan, buktinya hati Raina terus saja dipenuhi keramaian tentang pria itu.Irham melirik Raina yang pagi ini memakai sebuah dress berbahan crinkle airflow premium dengan jilbab lebih cerah dan bermotif. Dia secara natural menarik senyuman. Bagaimana ini? Irham sama
Kalau hati sudah yakin, apa yang bisa menghentikannya? Hanya keyakinan yang diperlukan dua insan untuk hidup bersama.- author lagi bageur --------------"Mohon maaf kepada Maira, saya tentu saja bukan ingin menghancurkan acaranya. Saya hanya ingin menambah kebahagiaan di antara kita semua. Kebetulan papa mama saya juga hadir dalam acara ini." Irham menatap papa mamanya yang sudah penasaran level tinggi.Mungkin, Pak Ibrahim siap melempar sepatu mahalnya ke hadapan Irham kalau anak itu membuat malu keluarga. Namun, selama ini Irham adalah anak tunggal yang merupakan kebanggan papa mamanya.Sementara itu, Maira sudah duduk di kursi sambil memijat dahi. Dia tidak suka rundown acaranya dirusak oleh Irham. Collin mengusap punggungnya sejak tadi."Mama, Papa, yang terhormat orangtua Raina Atqiyya, mantan mahasiswi saya." Irham membungkuk hormat sambil menghadap ke arah mama Raina dan papa tirinya, lalu melakukan hal yang sama kepada papa Raina dan ibu tirinya. "Perkenalkan saya adalah Ir
Kalau bukan kamu, apa aku bisa bertahan selama ini?Icikiwir :D====Ini adalah hari yang ditunggu-tunggu. Namun, ini bukan hari yang ditunggu Raina, tetapi Maira.Maira's day is today. Dia mengulangi sejarahnya dengan Collin bersama hati yang baru, pola pikir yang baru, dan cinta yang baru.Sejak subuh, wanita itu sudah ribet. Iya, dia ngerepotin Raina dengan banyak menyuruh-nyuruh ini dan itu. Kalau bukan karena ini hari bahagia Maira, tentu saja Raina sudah memulai peperangan sejak pagi."Na, jas buat saya nge-MC di mana?" Itu suara Aldian yang menginterupsi kesantaian Raina di sofa. Iya, Raina sedang meluruskan punggung.Akhirnya yang jadi MC pada acara Maira memang Aldian, bukan Adli Winata. Adli Winata tiba-tiba menghilang seperti yang dikatakannya."Na?" Aldian menyadarkan Raina yang sedang melamun memikirkan Adli.Tiga hari sudah tidak ada kabar.Huh, dasar Adli Winata! Si paling pengen dicariin."Na?" Aldian meninggikan suara."Ih, Aa, kenapa nanyanya sama aku, sih? Aku kan
Puluhan kali aku melihat senyumanmuPuluhan kali juga aku terpesona padamu~ Gombalan siapa lagi ini? :'(===="Sayang, kamu ngapain ke sini?"Sungguh, Irham sangat terkejut mendengar panggilan sayang dari Raina. Dia benar-benar dibuat salah tingkah karena satu panggilan itu. Irham bahkan belum menjawab pertanyaan itu. Pria itu menenangkan diri sesaat sebelum akhirnya berbicara."Mama, Papa, maaf, ya. Saya agak salting sedikit karena Raina dari tadi pamer senyum terus ke saya. Jantung saya tidak aman." Irham hanya mampu menatap mama dan papa Raina bergantian.Dia tidak sanggup melihat Raina yang sedang tersenyum menatapnya. Jantungnya makin terasa tidak karuan."Kita ke sini mau minta restu Mama untuk segera menikah. Kalau lamarannya sebenarnya sudah sering saya lakukan secara pribadi kepada Raina, tetapi Raina kemarin-kemarin belum siap mempunyai suami seperti saya." Irham tertawa setelah mengatakannya."Raina suka ngada-ngada emang." Mama bergumam.Aldian dan Adli menghela napas ber