“Terlambat datang rapat penting, lupa tugas yang sudah saya berikan dan terakhir kau sama sekali tidak mengangkat telepon dari saya. Apa kau masih pula sibuk memprioritaskan perempuan penghibur disela jam kerjamu? Kau ini apa masih punya niat kerja? Etos kerjamu buruk sekali!”
Dan siang ini seperti biasa Rookie mendapatkan panggilan untuk menghadap ke ruang Wakil Presdir, ceramah rutin kali ini langsung masuk ke dalam kuping kanan Rookie dan keluar dari kuping kiri. Di ruangan yang luas serta tersedia kursi ini Rookie tidak diperkenankan untuk duduk sama sekali. Malah pria itu hanya bisa berdiri bak bocah ingusan yang sedang dimarahi oleh sang guru karena lupa mengerjakan PR dengan posisi tangan menyilang dibelakang punggung. Sebenarnya hal seperti ini sudah menjadi makanan sehari-hari baginya. Mengingat alasan mengapa Rookie diangkat menjadi GM pun karena dia menjalin hubungan dengan adik dari sang Wakil Presdir, dan sebagiannya lagi tentu saja karena hasil dari kerja keras Rookie sendiri. Tetapi terlepas dari seluruh usahanya, tampaknya kebencian sang Wakil Presdir masih terlalu dalam dan dia tidak bisa begitu saja dengan mudah mengakui kinerjanya. Hal itu dilatar belakangi karena Rookie sudah mendapatkan cap buruk atas kepribadiannya terhadap perempuan.
Presdir sesungguhnya dari perusahaan ini adalah seorang pria yang sudah senja, bernama Ginrei. Beliau memiliki darah keturunan Jepang yang membuat dia berhasil dan sukses mendirikan perusahaan hingga sebesar ini di usia mudanya. Tetapi karena beliau kabarnya memiliki kesehatan yang kurang baik, maka sang cucu lah yang maju menjadi pemimpin sementara untuk menggantikannya. Dan cucunya itu adalah Bima, sang Wakil Presdir yang teramat membenci Rookie dan sifatnya bahkan lebih menyebalkan dari kakeknya sendiri. Menurut kabar yang beredar, orangtua dari Bima tewas dalam sebuah kecelakaan dan rumornya itu karena murni persaingan bisnis. Sejak itu pula Bima menjadi pria berwatak keras dan super disiplin dan kaku untuk seorang pria yang sudah lewat kepala tiga. Karena sifanya itu pula dia bahkan tidak punya calon istri sama sekali, jangankan calon istri kekasih saja dia tidak punya. Kalau pun ada sudah jelas yang diincar para perempuan itu hanyalah sebatas dari harta kekayaannya saja. Sebab kepribadian Bima jelas tidak akan pernah membuat seorang wanita tahan padanya barang sehari saja.
“ … Kau mendengarkan saya kan, Tuan Rookie?” sindir Bima karena sadar betul bahwa anak buahnya malah melamun tidak jelas dihadapannya sekarang.
“Tentu Pak Bima. Saya mendengarkan semuanya,” sahut Rookie malas.
“Kalau kerjamu tidak beres lagi, kau akan saya larang bertemu dengan adik saya. Kau mengerti kalau itu bukan sekadar ancaman bukan? Sekarang keluarlah!”
Tanpa perlu berdebat dan banyak bicara lagi, Rookie membungkukan badannya dan keluar dari ruangan yang bak neraka tersebut. Oh Tuhan! Kalau ada kandidat lain yang bisa menggeser posisi Presdir, maka jangan biarkan Bima yang memimpin perusahaan secara utuh. Dia bisa gila bila Bima yang betulan menduduki posisi Presdir perusahaan ini saat kakeknya lengser.
Selepas keluar dari ruangan tersebut, di arah koridor ruangan Presdir ada seorang pria yang cukup berumur disana. Mungkin sekitar lewat empat puluhan dengan kaca mata dan rambut berwarna coklat yang agak klimis. Pria itu bersama tiga orang berbadan besar di belakangnya. Sudah jelas keberadaan orang itu adalah untuk mengamankannya. Bodyguard? Rookie mendengus. Dia tidak mengira bahwa pria seperti itu bahkan memiliki bodyguardnya sendiri terlepas dia bukan artis. Ketika Rookie melewatinya, untuk sesaat mereka berpapasan dan saling menatap satu sama lain. Lalu pria itu tiba-tiba saja tersenyum sinis kepada Rookie. Melihat salam tidak mengenakan tersebut, kontan Rookie mengerutkan alisnya dalam. Apa sebelumnya dia pernah punya masalah dengan orang itu? atau minimal apa dia pernah mengenal Rookie?
Untuk sesaat Rookie tidak mau terlalu ambil pusing memikirkannya. Dia lebih suka berkesimpulan bahwa pria itu cemburu dan iri terhadap ketampanannya saja. Tetapi sayang sekali, bila pun dia menyukai Rookie, dia adalah seorang pria normal pecinta wanita dan tidak tertarik dengan hubungan sejenis.
***
“Sayang!” Seorang gadis berteriak kencang dan langsung menubrukan dirinya kepada Rookie yang baru saja masuk ke dalam ruang kerja pribadinya untuk menghirup udara segar pasca ceramah super panjang nan menyebalkan dari Bima. Gadis itu memeluk tubuh Rookie erat seperti tidak mau dilepaskan sedikit pun.
“Senna? Kenapa kau ada disini? bagaimana kalau Bima melihatmu ada diruanganku? Bisa kacau!” kata Rookie agak panik sambil melirik ke arah pintu masuk ruangannya.
Gadis ini adalah Senna, dia adalah adiknya Bima. Rookie sendiri sudah mengenal Sena sejak di bangku kuliah, dan mulai serius berhubungan dengannya sampai sekarang. Dari perkenalan mereka Senna jelas tahu bagaimana tabiat Rookie yang sebenarnya dan terlepas dari sifat dan sikapnya yang selalu bak matahari yang bersinar selalu perlu digaris bawahi bahwa Senna adalah tipe gadis pencemburu. Makanya sebisa mungkin Rookie selalu berusaha untuk tidak menyebut nama gadis lain saat sedang bersamanya dan disaat-saat tertentu biasanya Kenny akan membantu Rookie keluar dari situasi genting dengan gadis itu.
“Aku sudah bilang Kakak kalau aku akan berkunjung siang ini. Jadi tenang saja, Kakak tidak akan memarahimu karena ini keinginanku. Kalau Kakak memarahamu gara-gara aku, ayo kita kesana dan bicara sekarang juga. Berani sekali dia ikut campur dalam percintaan adiknya. Tapi Sayang, aku rindu sekali padamu tahu. Ayo makan siang bersama,” rengek Senna.
“Tidak bisa Sayang, kakakmu baru saja memberikan aku banyak tugas yang perlu aku kerjakan untuk hari ini. Kalau kali ini aku tidak bisa menyelesaikannya dia mungkin akan berbuat sampai pada titik dimana dia tidak akan membiarkan kita bertemu.”
“Apa? Kakak bilang begitu? Keterlaluan sekali! Kenapa dia selalu saja membatasi aku seperti itu. Memangnya apa yang salah denganmu sih? Kok dia sebenci itu pada hubungan kita!” rutuk Senna lagi.
“Dia kakakkmu, sayang. Sudah ya jangan dibantah, kau tidak mau kan kalau aku mendapatkan masalah lagi. Pulanglah, nanti malam selepas kerja aku akan menjemputmu. Kita dinner saja ya,” kata Rookie sambil mengelus dengan penuh sayang kepala kekasihnya dan secara otomatis Senna mulai melonggarkan pelukannya sehingga kini Rookie bisa kembali ke mejanya dan mulai meraih beberapa berkas untuk dia kerjakan.
Tetapi nyatanya itu bukan berarti pembebasan. Justru Senna malah mulai melakukan hal nakal padanya. Gadis itu mendorongnya untuk duduk di kursi kerjanya sementara dia sendiri mulai secara perlahan melingkarkan tangannya di leher Rookie. “Senna kau … kita saat ini sedang di kantor!”
“Siapa peduli dimana kita berada? Justru akan semakin mendebarkan bukan kalau ada yang melihat kita?”
Tubuh Rookie sedikit demi sedikit mulai terbebani karena gadis itu mulai bersandar pada dia sepenuhnya. Akhirnya Rookie tidak punya pilihan selain membiarkan kekasihnya memimpin permainan, membiarkan gadis itu bermain dengannya sejenak. Mula-mula hanya sentuhan ringan tetapi lama-lama dia semakin liar. Dia mengulum bibir kekasihnya tanpa ampun dan mulai menginvasi lidah si pemuda. Rookie tidak berbuat banyak selain meletakan kedua tangannya di pinggang ramping gadis itu. Sementara Senna sendiri sibuk memperdalam ciuman mereka. Erangan, desah dan kecipak nakal terdengar dari ruangan tersebut. Jujur saja, jika begini Rookie bisa saja lepas kendali, sebab bagaimana pun juga dia hanyalah pria biasa yang takluk akan godaan seorang gadis, apalagi bila gadis itu adalah yang dia cintai. Toh ini memang jam makan siang, dan tentu saja tidak akan terjadi apa-apa kan? lagipula saat ini Rookie sedang bermain dengan pacarnya sendiri.
Ciuman yang tanpa batas itu berubah semakin panas dan menggairahkan. Tetapi mendadak kedua mata Rookie melebar. Ciuman semalam jauh lebih hebat dan dahsyat dan hal itu terkenang kembali di dalam otaknya. Mata indah gadis berambut pendek itu kembali membayang. Wangi tubuhnya, rasa bibirnya. Dengan ini Rookie seolah sedang mengulang kembali adegan langka yang terjadi semalam. Kedua mata indah yang menghipnotisnya membuat Rookie semakin terperangkap. Mendadak Rookie merasa kaku dan aneh, kenapa pelacur itu yang ada di dalam pikirannya? Bukannya sekarang dia sedang bersama dengan…
Mendadak Rookie segera menghentikan pergerakan tangan gadis itu.
“Rookie?” panggil gadis itu setelah melepas ciuman yang harus dihentikan secara mendadak tersebut. Kali ini dia kembali ke alam nyata, dan sosok yang ada dihadapannya kembali pada Senna, pacarnya.
Sialan! Bayangan gadis primadona semalam membuat Rookie kehilangan minat dan libidonya langsung turun seketika.
“Pulanglah Sayang, ini tidak bagus. Aku harus segera menyelesaikan pekerjaan dari Kakakmu, semakin cepat aku menyelesaikan ini semakin cepat kita bisa melanjutkan ini. Kamu mengerti kan?” pinta Rookie.
Meski Senna bisa memahami hal itu, tetapi gadis itu merasakan adanya kejanggalan. Untuk pertama kalinya Senna melihat ada yang tidak beres dengan kekasihnya. Sebab itu adalah hari pertama dimana Rookie menolak sentuhan darinya.
“Aku mengerti, kalau begitu sampai jumpa nanti malam, Rookie.”
“Pak Bima ini bukan tipe pria membosankan yang kaku kan? Bagaimana kalau tempat negosiasinya biar aku yang atur? Aku ada rekomendasi tempat yang hangat dan menyenangkan yang biasa disambangi pria seperti kita. Aku jamin kau akan suka tempatnya, saranku sebaiknya kau sedikit lemaskan badanmu sedikit, bertingkahlah seperti pria normal pada umumnya. Aku sangat menantikan sambutan baik darimu, Pak Bima.”Bima mendesah lelah, dia sungguh menyesal setelah pertemuannya dengan sang kolega bisnis tidak berakhir dikantornya malam ini. Pria tersebut terlalu terbawa suasana dan emosi saat menceramahi pekerjaan Rookie sehingga ketika dia terlibat pembicaraan dengan sang investor tanpa punya pilihan dia malah mengiyakan begitu saja ide darinya. Bagaiman pun juga Bima sendiri memang tidak punya pilihan, karena kebetulan dia adalah investor besar untuk proyek selanjutnya. Berdasarkan riset yang dia lakukan soal dia, Bima menemukan beberapa fakta unik tentang pria bernama Anton tersebut. Dia adalah pr
“Kau Kenny bukan?”Kenny terdiam dan tubuhnya mendadak kaku mendengar suara yang memanggil namanya. Tidak, tidak mungkin! Batinnya berteriak. Meskipun dia tahu bahwa dia berada dalam setengah mabuk tetapi rasanya sangat aneh mendengar suara itu diluar kantor. Dia tidak bisa membayangkan seorang Wakil Presdirnya yang kaku ada di tempat hiburan malam.Berbeda dengannya yang adalah pria brengsek, sang Wakil Presdir adalah seorang pria alim bermartabat yang seumur hidupnya tidak akan pernah mau menginjakan kaki di klub murahan. Dia pria baik-baik di kantornya, oleh sebab itu semua gender menghormatinya. Jadi mana mungkin orang sepertinya ada disini bukan?“Kau temannya si Rookie kan? Kenny?”Ini kali kedua, dan bahkan lebih jelas dari yang sebelumnya. Kenny melongo, mendapati fakta bahwa sang Wakil Presdir ada di hadapannya sekarang, menyapa dia dengan pakaian yang masih sama seperti yang dia ingat pagi tadi. Kontan si pria berambut merah langsung berubah gugup.Mendadak rasa mabuk dan se
Kepala Rookie rasanya berputar dan berat. Ini merupakan salah satu lembur yang mesti dia jalani entah yang keberapa kalinya dalam minggu ini. Alasannya seperti biasa adalah karena Bima sang Wakil Presdir masih saja terus berupaya membuatnya tidak nyaman dengan memberinya banyak tekanan di kantor. Entah kenapa pula sang Presdir belum memberikan otoritas penuh kepada cucunya. Padahal menurut Rookie, Bima ini sudah mumpuni dan kompeten dalam mengatasi banyak permasalahan untuk perusahaan dan semua orang di kantor juga tidak ada yang berani meragukan atas kinerjanya.Ketertundaan sang tuan muda menduduki tahta puncak bagi Rookie bisa dibilang adalah sebuah anugerah tersendiri. Sebab entah mengapa sejak Rookie menjalin tali kasih dengan adiknya, Senna. Bima langsung tidak menyukai Rookie. Mungkin karena pria itu sudah menyelidiki latar belakang Rookie dan menemukan bahwa Rookie punya masalah serius dalam hubungan dengan perempuan alias playboy. Tetapi Rookie sudah menjanjikan bahwa dia aka
Rookie terbangun ketika suara bel apartement-nya berbunyi nyaring dan itu bukan sekali dua kali. Orang sialan mana yang berani menganggu istirahatnya di pagi buta? Rookie mencoba membuka matanya dan memijat pangkal hidungnya. Dia melirik ke samping tempat tidurnya. Kekasihnya sudah terlelap nyenyak disebelahnya dengan selimut menutupi tubuh. Dia kemudian secara perlahan dan lembut mencoba melepaskan pelukan erat sang kekasih di atas perutnya tanpa bersuara.Senna bergeliat sedikit ketika Rookie berupaya melepaskan diri. Sambil menguap tanpa suara, Rookie mencari kimono handuknya dan memakainya secara asal. Sebagai formalitas saja untuk sekadar menendang tamu kurang ajar yang berani membunyikan belnya pada dini hari. Kalau bukan berita penting yang dia terima dan hanya sekadar omong kosong belaka, Rookie tidak segan meluncurkan bogem mentah di mukanya.Bingo!Begitu melihat melalui monitor pintunya, ternyata dugaannya tidak meleset sama sekali. Orang gila yang mendatangi kediamannya di
Perjalanan menuju ke kampung halaman lumayan memakan waktu, dan biasanya Rookie pulang pergi dulu sekali. Tetapi seiring waktu akhirnya dia memutuskan untuk menetap di Jakarta, dan ini adalah kali pertama di tahun ini dia pulang ke rumah orangtuanya. Ada banyak alasan dan pertimbangan sebelum memutuskan untuk pulang. Tetapi khusus kali ini Rookie menyanggupi dan pulang. Di tempat itu ada banyak temannya. Mereka rata-rata menetap disini, dan tidak keluar kota seperti dirinya. Makanya kepulangannya kali ini dikhususkan untuk bertemu kawan lama dari SMA. Sejak itu tidak ada kabar apa pun yang sampai ke telinga Rookie karena dia sendiri sibuk dengan dunianya dan tidak memperhatikan sekitar setelah mendapatkan jabatannya sekarang.Dia tiba di kediamannya pada pukul tiga. Kedatangannya langsung disambut meriah oleh seluruh anggota keluarga, waktu yang pas untuk melepas rindu. Rookie sendiri sempat berbincang dengan sang ayah sebelum pria itu pergi lagi karena mendapatkan panggilan mendadak
“Kau mau aku jujur atau bohong?” kata si dokter muda sambil menuliskan beberapa kata ke dalam secarik kertas.“Bohong saja deh,” jawab gadis itu sambil tersenyum lebar.“Jadi sampai sekarang kau masih meremehkan ya?” sahut dokter itu lagi sambil mencebik.“Ayolah, Dokter Wahyu tersayang, kau tahu pagi ini begitu dingin dan sejujurnya aku tidak suka dingin,” tambah gadis itu pada sang dokter muda di depannya.“Baiklah, aku tahu kau tidak akan mendengarkan aku lagi. Tapi Lucy, kau harus berhenti mengkonsumsi alkohol dan rokok. Itu yang paling utama dari semuanya.”“Itu sangat sulit lho, katakan tinggal berapa dan aku akan berhenti menemuimu,” sahut si gadis berambut pendek.“Kalau kau berhenti menemuiku, maka aku yang akan mendatangi tempatmu,” timpal sang dokter yang bernama Wahyu tersebut.“Astaga! Kau sangat membosankan sekali sih, Wahyu! Tidak bisakah kau sedikit membuat hidupmu jadi lebih menyenangkan? Jangan kaku seperti itu, kau itu manusia bukan kanebo kering,” keluh Lucy pada a
“Tuan, kita hidup di dunia yang berbeda meskipun saat ini kita bertemu dengan cara yang normal seperti sekarang. Tuan tidak akan pernah mengerti cara berpikir saya. Bersyukurlah Tuan dilahirkan dari keluarga kaya sehingga tidak perlu khawatir tidak bisa makan keesokan harinya. Tetapi saya? perlu usaha lebih untuk bertahan hidup dan mencari uang. Jujur saja tanpa uang saya bisa mati. Menurut Tuan jika saya punya pilihan lain, apakah saya akan tetap memilih jalan ini? Terkadang seorang pelacur juga tidak ingin bila seumur hidupnya dihabiskan berada di kegelapan malam selamanya. Semua orang memandang kami dengan sebelah mata. Kebanyak orang tidak pernah berpikir apa yang mungkin kami inginkan dan apa yang tidak kami inginkan. Mereka tidak peduli alasan mengapa kami mengambil jalan ini. Dan, tahukah kalau Tuan juga mulanya termasuk salah satu dari mereka, tetapi mengapa sekarang Tuan bersikap seolah Tuan ini berbeda?”Setelah mengucapkan apa yang merasa perlu dia katakan, Lucy hendak mela
Setelah pertemuan singkat Lucy dengan si tuan kaya –sebutan barunya untuk Bima khusus dari Lucy— gadis itu masih pula memikirkan kata-kata yang Bima ucapkan kepadanya.Tersesat ya?Lucu sekali. Memangnya dia kemana saja selama ini? dan lagi katanya Lucy seperti manusia yang linglung. Sejujurnya pria itu tidak berhak berkomentar atas hidupnya karena kenyataannya mereka bahkan tidak saling mengenal satu sama lain. Lelaki itu hanya mengatakan apa yang dia ingin katakan, memandang dunia hanya dari kacamatanya saja sebagai orang kaya terhormat. Lucy bahkan tidak tahu nama dari si pria kaya yang kaku dan kikuk barusan, tetapi ada beberapa fakta yang menarik soal dia.Entah kenapa dia jadi kepikiran soal masalah pribadi pria itu. Soal apakah dia masih lajang atau tidak? Itu bukan tanpa alasan, sebab jika dia sudah punya istri perlakuannya pada Lucy tadi sudah bisa dikatakan sebagai selingkuh. Walau si tuan kaya itu sendiri tidak pernah menyebutkan dia masih lajang atau pria yang sudah berist