Perjalanan menuju ke kampung halaman lumayan memakan waktu, dan biasanya Rookie pulang pergi dulu sekali. Tetapi seiring waktu akhirnya dia memutuskan untuk menetap di Jakarta, dan ini adalah kali pertama di tahun ini dia pulang ke rumah orangtuanya. Ada banyak alasan dan pertimbangan sebelum memutuskan untuk pulang. Tetapi khusus kali ini Rookie menyanggupi dan pulang. Di tempat itu ada banyak temannya. Mereka rata-rata menetap disini, dan tidak keluar kota seperti dirinya. Makanya kepulangannya kali ini dikhususkan untuk bertemu kawan lama dari SMA. Sejak itu tidak ada kabar apa pun yang sampai ke telinga Rookie karena dia sendiri sibuk dengan dunianya dan tidak memperhatikan sekitar setelah mendapatkan jabatannya sekarang.Dia tiba di kediamannya pada pukul tiga. Kedatangannya langsung disambut meriah oleh seluruh anggota keluarga, waktu yang pas untuk melepas rindu. Rookie sendiri sempat berbincang dengan sang ayah sebelum pria itu pergi lagi karena mendapatkan panggilan mendadak
“Kau mau aku jujur atau bohong?” kata si dokter muda sambil menuliskan beberapa kata ke dalam secarik kertas.“Bohong saja deh,” jawab gadis itu sambil tersenyum lebar.“Jadi sampai sekarang kau masih meremehkan ya?” sahut dokter itu lagi sambil mencebik.“Ayolah, Dokter Wahyu tersayang, kau tahu pagi ini begitu dingin dan sejujurnya aku tidak suka dingin,” tambah gadis itu pada sang dokter muda di depannya.“Baiklah, aku tahu kau tidak akan mendengarkan aku lagi. Tapi Lucy, kau harus berhenti mengkonsumsi alkohol dan rokok. Itu yang paling utama dari semuanya.”“Itu sangat sulit lho, katakan tinggal berapa dan aku akan berhenti menemuimu,” sahut si gadis berambut pendek.“Kalau kau berhenti menemuiku, maka aku yang akan mendatangi tempatmu,” timpal sang dokter yang bernama Wahyu tersebut.“Astaga! Kau sangat membosankan sekali sih, Wahyu! Tidak bisakah kau sedikit membuat hidupmu jadi lebih menyenangkan? Jangan kaku seperti itu, kau itu manusia bukan kanebo kering,” keluh Lucy pada a
“Tuan, kita hidup di dunia yang berbeda meskipun saat ini kita bertemu dengan cara yang normal seperti sekarang. Tuan tidak akan pernah mengerti cara berpikir saya. Bersyukurlah Tuan dilahirkan dari keluarga kaya sehingga tidak perlu khawatir tidak bisa makan keesokan harinya. Tetapi saya? perlu usaha lebih untuk bertahan hidup dan mencari uang. Jujur saja tanpa uang saya bisa mati. Menurut Tuan jika saya punya pilihan lain, apakah saya akan tetap memilih jalan ini? Terkadang seorang pelacur juga tidak ingin bila seumur hidupnya dihabiskan berada di kegelapan malam selamanya. Semua orang memandang kami dengan sebelah mata. Kebanyak orang tidak pernah berpikir apa yang mungkin kami inginkan dan apa yang tidak kami inginkan. Mereka tidak peduli alasan mengapa kami mengambil jalan ini. Dan, tahukah kalau Tuan juga mulanya termasuk salah satu dari mereka, tetapi mengapa sekarang Tuan bersikap seolah Tuan ini berbeda?”Setelah mengucapkan apa yang merasa perlu dia katakan, Lucy hendak mela
Setelah pertemuan singkat Lucy dengan si tuan kaya –sebutan barunya untuk Bima khusus dari Lucy— gadis itu masih pula memikirkan kata-kata yang Bima ucapkan kepadanya.Tersesat ya?Lucu sekali. Memangnya dia kemana saja selama ini? dan lagi katanya Lucy seperti manusia yang linglung. Sejujurnya pria itu tidak berhak berkomentar atas hidupnya karena kenyataannya mereka bahkan tidak saling mengenal satu sama lain. Lelaki itu hanya mengatakan apa yang dia ingin katakan, memandang dunia hanya dari kacamatanya saja sebagai orang kaya terhormat. Lucy bahkan tidak tahu nama dari si pria kaya yang kaku dan kikuk barusan, tetapi ada beberapa fakta yang menarik soal dia.Entah kenapa dia jadi kepikiran soal masalah pribadi pria itu. Soal apakah dia masih lajang atau tidak? Itu bukan tanpa alasan, sebab jika dia sudah punya istri perlakuannya pada Lucy tadi sudah bisa dikatakan sebagai selingkuh. Walau si tuan kaya itu sendiri tidak pernah menyebutkan dia masih lajang atau pria yang sudah berist
Kenny menguap lebar begitu tiba di depan pintu apartmentnya. Memang sih, tempat tinggalnya ini jauh dari kata super mewah seperti sobat karibnya Rookie. Tetapi setidaknya keamanan dan juga privasinya cukup terjamin. Di tambah lagi lokasinya cukup strategis karena dekat dengan club malam langganan, sangat cocok ditinggali karena sesuai dengan kebutuhan. Sayangnya hari ini Kenny tidak langsung keluar, saat ini dia merasa sudah cukup lelah gara-gara urusan rapat di kantor. Makanya Kenny memutuskan untuk istirahat sebentar sebelum berpetualang nantinya.Kenapa tidak langsung kesana? Tentu saja akan sangat memalukan untuk datang ke tempat itu dalam kondisi stamina yang secarut marut ini. Jadi setidaknya dia perlu menyiapkan diri dan lebih berenergi. Terlebih dia sendiri juga tidak sabar untuk minum dengan beberapa wanita cantik dan seksi nanti.Kenny menekan password untuk masuk ke dalam rumahnya, karena semua pintu di apartment ini kebetulan sudah menggunakan password angka. Kamarnya bera
Kenny nyaris terjungkal dari posisinya karena mendadak Rookie berteriak dan nyaris memberinnya pukulan. Setelah menyadari tindakan refleks yang dia lakukan, Rookie perlahan melemas dan kembali duduk ditempatnya. Dia memejamkan mata seerat mungkin. Secara spontan akal sehatnya langsung melayang hilang mendengar kalimat yang bagi Rookie adalah sebuah tuduhan tidak pantas. Karena baginya kemungkinan itu sangatlah tidak masuk akal.“Astaga! Aku hanya beropini sobat. Kau mengagetkan aku. Tidak perlu seemosional itukan? Lagipula kenapa kau harus meledak begitu?” ujar Kenny setelah mengetahui bahwa sahabatnya telah berhasil menguasai dirinya lagi dan kemarahannya telah mereda. Jujur saja, Kenny paling tidak suka melihat Rookie yang sedang marah. Pria itu terkesan seperti hewan buas yang tidak memandang siapa dihadapannya dan Rookie tahu betul kalau sampai laki-laki itu marah isi apartment-nya tidak akan aman dari amukan.“Maaf, aku hanya … ah sudahlah, bagiku itu tidak masuk akal. Nama gadis
Kenny menganga luar biasa mendengar penuturan Lucy, luar biasa sekali pria tadi. Dalam hati, Kenny berjanji bahwa meskipun dia sekarang ini brengsek tetapi dia tidak akan menjadi pria yang sebrengsek itu. Dirinya yang sekarang saja baginya cukup parah, tapi dia tidak mengira bahwa dia akan mendengar orang lebih parah dari itu. Jelas tingkatannya yang sekarang tidak akan pernah dia perburuk lagi.Dia mulai kembali fokus dan kemudian pria itu menatap kedua matanya. Meskipun dalam suasana yang remang tetapi Kenny bisa melihat keindahan yang terpancar dari kedua mata itu.“Matamu begitu indah, apa kau pakai lensa kontak?” tanya Kenny yang tampaknya terbuai oleh mata indah sang primadona.“Tuan bisa saja, sejujurnya ini adalah warna asli mataku. Apa ada yang aneh?” balas gadis itu kemudian.Kenny hanya bisa menganga, ternyata benar. Itu adalah warna asli matanya. Berarti sama dengan gadis yang sedang Rookie cari.“Hmm … apa Rose adalah nama aslimu? Maksudku dari kebanyakan gadis yang aku t
“Jadi kalian berdua sudah saling kenal ya?” ujar Wahyu yang cukup peka menyadari adanya perubahan atmosfer di ruangan tersebut begitu ke dua orang di hadapannya saling bersitatap. Tidak bisa dipungkiri bahwa Lucy tampaknya agak gugup dengan pertemuan yang terjadi kali ini dan reaksi seperti itu sebetulnya jarang Wahyu jumpai. “Ya, mungkin bisa dibilang begitu. Tetapi itu bukan sesuatu yang penting,” sela Lucy yang langsung memilih untuk bergegas keluar dari ruangan itu seakan dia terlalu takut untuk menerima pertanyaan tidak terduga lainnya. Mukanya terasa panas karena jujur saja ini adalah pertemuan yang sama sekali tidak direncanakan oleh mereka berdua. Terlebih apa pula sikapnya hari ini? tiba-tiba so empati kepada orang lain dan bahkan menyelamatkan jiwa seorang kakek tua. Padahal hidupnya saja sudah carut marut sedemikian rupa. Bua tapa dia so jadi pahlawan? Terlebih Lucy sama sekali tidak pernah menyangka bahwa kakek yang nyaris sekarat barusan punya hubungan darah dengan Tuan