Share

My Hero

Author: Rucaramia
last update Last Updated: 2024-06-08 19:31:13

“Astaga Lucy! Apa yang terjadi padamu?”

Seruan bernada khawatir keluar dari mulut wanita paruh baya ketika Lucy tiba dirumah dalam kondisi mengenaskan. Gadis itu tidak banyak bicara dan hanya diam meskipun memang wajar bila wanita itu menyambutnya langsung dengan penuh kepanikan.

Bagaimana tidak? Lucy datang dalam kondisi kacau balau. Bibirnya terluka, rambutnya acak-acakan, tangannya berdarah, dan dibeberapa bagian juga ditemukan luka lebam. Terutama di kaki karena memang bagian itu sempat terkena benturan keras ketika Lucy setengah dibanting lantaran enggan melayani dan pakaian yang menutupi tubuhnya hanyalah sebuah kimono handuk yang sudah urakan tidak berbentuk.

Setiap pulang dari pekerjaannya maka namanya akan berubah kembali menjadi nama aslinya. Luciana alias Lucy. Rose? Itu hanyalah nama yang dia gunakan saat sedang bekerja.

“Hai Bi, aku tidak apa-apa. Tidak perlu khawatir, tapi karena aku pesan taksi tadi, aku belum membayarnya jadi tolong ya Bi,” sahut Lucy seraya masuk ke dalam sementara wanita yang dipanggil bibi tersebut langsung keluar dan mendekati taksi untuk membayar ongkosnya.

Selesai dengan itu, sang bibi kembali masuk ke dalam rumah untuk kembali merecoki Luciana. “Katakan padaku apa yang sudah terjadi padamu? Apa kau bertengkar dengan seseorang? Apa kau ribut dengan pelangganmu lagi? aku tadi sempat lihat orang yang membawamu memang orang yang cukup menyeramkan. Apa yang dia lakukan sampai kau semenyedihkan ini?” tanya bibinya lagi tidak puas karena Lucy yang masih pula memilih tutup mulut alih-alih buka suara dan jujur terhadap kejadian yang baru saja menimpanya.

“Ini kan hal yang sudah biasa, Bi. Resiko wanita pekerja malam,” sahut Lucy santai.

Mendengar hal itu, mau tidak mau sang Bibi menghela napas panjang sambil menatap keponakannya lekat-lekat. “Kalau tidak sanggup jangan memaksakan diri. Aku sudah bilang padamu sejak awal bahwa kehidupan seperti ini tidak mudah dijalani dan berat. Kita hanyalah alat yang digunakan untuk memuaskan hasrat mereka. Tidak ada satu pun yang akan menghargai kehidupan kita. Bagi mereka, kita hanyalah sampah Masyarakat. Tidak pantas hidup dengan layak dan tidak berhak mendapatkan cinta. Aku tidak mau kau bernasib sama denganku, Luciana,” jelas wanita itu dengan ekspresi yang sedih di wajahnya.

“Aku tahu itu semua Bibi, dan sebelum memutuskan untuk terjun pun aku sudah memahami resikonya. Tolong jangan kasihani aku seperti ini.”

Sesaat Lucy bisa melihat air mata menetes dipelupuk mata bibinya, tetapi setelah melihat Lucy yang tampak begitu tegar wanita itu mencoba untuk ikut tegar dan menghapus air matanya yang tumpah sembari menganggukan kepala. “Baiklah, aku tidak akan melakukannya. Kalau begitu kau mandi saja. Mulai sekarang, kau jangan melayani pelanggan diluar bar. Jangan mau dibawa ke hotel. Aku akan mengawasimu lebih ketat dan obati dulu lukamu  itu. Maaf ya, pelanggannya masih banyak di luar. Kau tidak keberatan kutinggal ‘kan?”

Lucy tidak merespon dengan kata, cukup dengan anggukan sebelum akhirnya dia meninggalkan sang bibi begitu saja.

Hanya perlu waktu kurang dari lima belas menit saja bagi Lucy untuk membersihkan tubuhnya dengan air dingin. Dia segera masuk ke dalam kamar yang dia huni, tepatnya di lantai teratas sebuah klub malam di kota Jakarta.

Sudah hampir empat tahun Luciana tinggal disini dan dia memilih ikut bekerja sebagai pelayan nafsu para pria hidung belang. Tepatnya setelah perceraian kedua orangtuanya, dan masing-masing dari mereka memilih hidup dengan selingkuhannya. Kebetulan Lucy adalah anak tunggal, jadi tidak ada satu pun dari pihak keluarga yang mau bertanggung jawab atas dirinya. Singkat kata kehadiran Luciana tidak diinginkan oleh siapa pun. Karena dia anak haram, begitulah kedua keluarga menyebutnya.

Makanya Lucy bertahan disini, sebab wanita yang bernama Yuichi tersebut adalah satu-satunya yang mau menerima Lucy dengan sepenuh hati, bahkan bisa dibilang dia menyayangi Lucy seperti anak sendiri. Dia sudah selesai dengan segalanya dan kini Lucy hendak memejamkan mata.

“Saatnya bermimpi, bahwa aku adalah anak yang paling beruntung dibumi.”

***

“Nah Pak General Managerku yang terhormat, ini laporan yang kau minta padaku beberapa waktu yang lalu. Sudah aku kukerjakan dengan baik dan tanpa kesalahan sedikit pun, oke? Jadi tolong jangan bersikap seperti manusia jomblo menahun yang hobby mengganggu dan merusak jadwal kencanku lagi. Semalam kau benar-benar mengesalkan, kau sadar itu kan? Gadis seperti Yui itu susah di cari di tempat mana pun. Dia juga gadis yang susah dipesan!” Kembali si rambut merah merutuk pada atasannya.

“Oh ya? Menurutku biasa saja tidak ada yang Istimewa. Gadis seperti dia bisa dicari dimana pun, kau saja yang bodoh dan tidak pandai berburu. Kerja bagus untuk laporanmu, Kenny,” sahut si pria dengan piercingnya itu, dia tidak terlalu peduli dengan ekspresi rekan kerjanya karena saat itu dia kembali bergelut dengan layar monitor di depan matanya.

“Kalau kerjaku bagus, tolong jangan hubungi aku diluar jam kerja oke? Hari ini aku mau ke klub malam lagi,” balas si kepala merah, tetapi karena dia merasa bosan karena pria itu tidak terlalu memperhatikan dia lantas melongokan kepalanya untuk mengintip layar monitor yang sedang di tatap oleh pria itu. “Hei, kenapa kau buru-buru mengerjakan laporan itu Rookie? Bukannya laporan itu untuk akhir bulan nanti?”

“Ini gara-gara si sialan Bima itu. Dia mendesakku terus untuk mengejarkan ini. katanya aku tidak bisa mengontrol anak buahku sendiri dan tidak pantas duduk di kursi jabatanku sekarang ini. Apa maksudnya coba si bedebah itu? memangnya dia pikir dia siapa? Baru jadi wakil presdir saja sudah belagu dan judgemental begitu,” rutuk Rookie.

“Hei, bung kalau sampai ada yang mendengar ucapanmu tadi, kau bisa mampus. Lagipula kalau kau melawannya kau tidak bisa menikah dengan adiknya yang manis itu. Ah… kenapa ya hidup pria itu begitu sempurna. Bikin iri saja,” timpal Kenny sambil bersiul.

“Dia bukannya sempurna. Kebetulan saja dia lahir dari keluarga kaya, dan punya orang dalam.”

“Ya, sama saja. Kita kan tidak bisa seperti dia. Eh ngomong-ngomong kau mau ikut tidak? di klub kali ini akan menampilkan strip dance dari gadis paling populer dan sulit di pesan urutan nomor satu. Dia itu primadonanya di klub, banyak pria yang mau tidur dengan dia, tapi rumornya bilang dia tidak pernah melayani satu pria pun dan masih perawan. Kau kan tahu sendiri bagaimana rasanya gadis perawan itu. Mendekati mawar yang penuh duri itu sangat menarik dan menantang!” jelas Kenny penuh semangat dilihat dari matanya saja pria itu sepertinya sudah punya rencana gila yang akan dia eksekusi malam nanti.

“Paling banter dia cuma gadis sok jual mahal. Bagaimana mungkin dia tidak pernah melayani satu pria pun. Dia kan seorang pelacur.”

Sebab bagi Rookie, perempuan yang memutuskan hidup di dunia malam untuk mencari uang atas dasar alasan apa pun tidak punya harga. Perempuan yang rela tubuhnya dijamah oleh sembarang pria adalah perempuan yang tidak punya harga diri.

“Wow … apa yang kudengar ini? apakah playboy kelas kakap kita kali ini merasa takut untuk mencoba tantangan baru? Kudengar belum pernah ada gadis yang menolakmu, kalian sepertinya kombinasi yang bagus. Kau kan berpengalaman juga soal perempuan, mau coba menaklukan gadis primadona itu?”

“Kau sedang mencoba menantang aku?” sahut Rookie.

“Tidak, hanya memastikan saja. Kalau gadis itu saja bisa menolakmu berarti sebutan playboy yang tidak pernah ditolak siapa pun itu cuma isapan jempol belaka. Copot saja gelar cassanova yang melekat padamu itu, gak guna.”

“Sebenarnya pelacur bukan kelasku, tapi kalau dia semenarik itu, kurasa aku mau coba hal baru.”

Kenny langsung menyeringai dan tertawa terbahak sambil meremehkan Rookie. Sebenarnya dia hanya suka saja memanasmanasi pria itu, dia mudah sekali diprovokasi karena sifatnya yang tidak mau kalah itu lah dia jadi menyenangkan untuk dipermainkan.

Kenny kemudian berlalu setelah mengatakan jam keberangkatan mereka untuk pergi ke klub itu lalu dia pergi begitu saja. Setelah dia ditinggal sendirian, saat itu pula Rookie kembali termenung agak lama dan menghentikan jemarinya yang mengetik di atas keyboard dan menatap layar yang telah dia nyaris selesaikan.

Semalam ketika dia keluar untuk menemui Kenny yang pada dasarnya memang tipe pria nakal yang usil dan suka bermain dengan wanita nakal di hotel, Rookie sempat bertemu dengan seorang gadis yang hanya mengenakan kimono handuk dan kondisinya benar-benar berantakan dan bahkan berdarah-darah. Gadis itu keluar dari sebuah kamar dengan ekspresi ketakutan dan dia bahkan berlari tanpa arah dan linglung, dia bahkan sempat jatuh terjembab dan tampak kepayahan untuk berdiri.

Rookie yang melihat situasi itu bergerak tanpa pikir panjang, dan menghajar pria yang mengejarnya karena dia yakin bahwa pria itu adalah hidung belang yang hendak melakukan tindakan tidak senonoh kepada gadis itu. Sayup memang Rookie mendengar gadis itu mengucapkan terimakasih sebelum berhasil kabur.

Rookie sempat mengejarnya tetapi dia kehilangan jejak. Dan sialnya lagi Rookie juga tidak sempat melihat dengan jelas bagaimana rupanya karena saat itu rambut panjangnya berantakan dan nyaris menutupi wajahnya. Pertemuan mereka yang terbilang unik tersebut membuat Rookie dibuat penasaran. Apakah gadis yang dia tolong itu adalah seorang pelacur? Apakah mereka bisa bertemu lagi?

Related chapters

  • Dosa Terindah Bersama Sang Primadona   One More Time

    Begitu masuk ke dalam club yang Kenny bicarakan. Rookie langsung mendapatkan sorotan dan perhatian dari para gadis yang menjajakan diri mereka dan berebut menggodanya. Tetapi Rookie tidak tertarik pada mereka semua dan menolaknya cukup tegas sehingga dia ditinggalkan sendirian. Dia lebih penasaran dengan gadis yang ditunjukan Kenny kepadanya, si gadis primadona.“Rose itu primadona-nya disini dan dia satu-satunya yang tidak pernah seks dengan tamunya. Banyak pria yang berusaha mengambil keperawanannya tetapi dia selalu berhasil mengatasi semua itu. Terakhir kali aku dengar dia bahkan sampai babak belur gara-gara berusaha kabur dari kliennya.” Begitulah yang dikatakan pelacur disekitarnya ketika Rookie bertanya soal Rose, tetapi buat Rookie rasanya itu tidak masuk akal, dan itu barangkali hanyalah rumor agar harganya jadi berkali-kali lipat lebih mahal saja. Rookie lebih percaya kalau dia hanya so jual mahal. So suci di tempat yang hina, sangat kontradiktif.Rookie mulai bergerak mend

    Last Updated : 2024-06-08
  • Dosa Terindah Bersama Sang Primadona   Rookie

    “Terlambat datang rapat penting, lupa tugas yang sudah saya berikan dan terakhir kau sama sekali tidak mengangkat telepon dari saya. Apa kau masih pula sibuk memprioritaskan perempuan penghibur disela jam kerjamu? Kau ini apa masih punya niat kerja? Etos kerjamu buruk sekali!”Dan siang ini seperti biasa Rookie mendapatkan panggilan untuk menghadap ke ruang Wakil Presdir, ceramah rutin kali ini langsung masuk ke dalam kuping kanan Rookie dan keluar dari kuping kiri. Di ruangan yang luas serta tersedia kursi ini Rookie tidak diperkenankan untuk duduk sama sekali. Malah pria itu hanya bisa berdiri bak bocah ingusan yang sedang dimarahi oleh sang guru karena lupa mengerjakan PR dengan posisi tangan menyilang dibelakang punggung. Sebenarnya hal seperti ini sudah menjadi makanan sehari-hari baginya. Mengingat alasan mengapa Rookie diangkat menjadi GM pun karena dia menjalin hubungan dengan adik dari sang Wakil Presdir, dan sebagiannya lagi tentu saja karena hasil dari kerja keras Rookie se

    Last Updated : 2024-06-08
  • Dosa Terindah Bersama Sang Primadona   Pria Kaya dan Sang Primadona

    “Pak Bima ini bukan tipe pria membosankan yang kaku kan? Bagaimana kalau tempat negosiasinya biar aku yang atur? Aku ada rekomendasi tempat yang hangat dan menyenangkan yang biasa disambangi pria seperti kita. Aku jamin kau akan suka tempatnya, saranku sebaiknya kau sedikit lemaskan badanmu sedikit, bertingkahlah seperti pria normal pada umumnya. Aku sangat menantikan sambutan baik darimu, Pak Bima.”Bima mendesah lelah, dia sungguh menyesal setelah pertemuannya dengan sang kolega bisnis tidak berakhir dikantornya malam ini. Pria tersebut terlalu terbawa suasana dan emosi saat menceramahi pekerjaan Rookie sehingga ketika dia terlibat pembicaraan dengan sang investor tanpa punya pilihan dia malah mengiyakan begitu saja ide darinya. Bagaiman pun juga Bima sendiri memang tidak punya pilihan, karena kebetulan dia adalah investor besar untuk proyek selanjutnya. Berdasarkan riset yang dia lakukan soal dia, Bima menemukan beberapa fakta unik tentang pria bernama Anton tersebut. Dia adalah pr

    Last Updated : 2024-06-08
  • Dosa Terindah Bersama Sang Primadona   Mulut Ember

    “Kau Kenny bukan?”Kenny terdiam dan tubuhnya mendadak kaku mendengar suara yang memanggil namanya. Tidak, tidak mungkin! Batinnya berteriak. Meskipun dia tahu bahwa dia berada dalam setengah mabuk tetapi rasanya sangat aneh mendengar suara itu diluar kantor. Dia tidak bisa membayangkan seorang Wakil Presdirnya yang kaku ada di tempat hiburan malam.Berbeda dengannya yang adalah pria brengsek, sang Wakil Presdir adalah seorang pria alim bermartabat yang seumur hidupnya tidak akan pernah mau menginjakan kaki di klub murahan. Dia pria baik-baik di kantornya, oleh sebab itu semua gender menghormatinya. Jadi mana mungkin orang sepertinya ada disini bukan?“Kau temannya si Rookie kan? Kenny?”Ini kali kedua, dan bahkan lebih jelas dari yang sebelumnya. Kenny melongo, mendapati fakta bahwa sang Wakil Presdir ada di hadapannya sekarang, menyapa dia dengan pakaian yang masih sama seperti yang dia ingat pagi tadi. Kontan si pria berambut merah langsung berubah gugup.Mendadak rasa mabuk dan se

    Last Updated : 2024-06-21
  • Dosa Terindah Bersama Sang Primadona   Malam Panas Sehabis Pulang Kerja

    Kepala Rookie rasanya berputar dan berat. Ini merupakan salah satu lembur yang mesti dia jalani entah yang keberapa kalinya dalam minggu ini. Alasannya seperti biasa adalah karena Bima sang Wakil Presdir masih saja terus berupaya membuatnya tidak nyaman dengan memberinya banyak tekanan di kantor. Entah kenapa pula sang Presdir belum memberikan otoritas penuh kepada cucunya. Padahal menurut Rookie, Bima ini sudah mumpuni dan kompeten dalam mengatasi banyak permasalahan untuk perusahaan dan semua orang di kantor juga tidak ada yang berani meragukan atas kinerjanya.Ketertundaan sang tuan muda menduduki tahta puncak bagi Rookie bisa dibilang adalah sebuah anugerah tersendiri. Sebab entah mengapa sejak Rookie menjalin tali kasih dengan adiknya, Senna. Bima langsung tidak menyukai Rookie. Mungkin karena pria itu sudah menyelidiki latar belakang Rookie dan menemukan bahwa Rookie punya masalah serius dalam hubungan dengan perempuan alias playboy. Tetapi Rookie sudah menjanjikan bahwa dia aka

    Last Updated : 2024-06-22
  • Dosa Terindah Bersama Sang Primadona   Intuisi Wanita

    Rookie terbangun ketika suara bel apartement-nya berbunyi nyaring dan itu bukan sekali dua kali. Orang sialan mana yang berani menganggu istirahatnya di pagi buta? Rookie mencoba membuka matanya dan memijat pangkal hidungnya. Dia melirik ke samping tempat tidurnya. Kekasihnya sudah terlelap nyenyak disebelahnya dengan selimut menutupi tubuh. Dia kemudian secara perlahan dan lembut mencoba melepaskan pelukan erat sang kekasih di atas perutnya tanpa bersuara.Senna bergeliat sedikit ketika Rookie berupaya melepaskan diri. Sambil menguap tanpa suara, Rookie mencari kimono handuknya dan memakainya secara asal. Sebagai formalitas saja untuk sekadar menendang tamu kurang ajar yang berani membunyikan belnya pada dini hari. Kalau bukan berita penting yang dia terima dan hanya sekadar omong kosong belaka, Rookie tidak segan meluncurkan bogem mentah di mukanya.Bingo!Begitu melihat melalui monitor pintunya, ternyata dugaannya tidak meleset sama sekali. Orang gila yang mendatangi kediamannya di

    Last Updated : 2024-06-23
  • Dosa Terindah Bersama Sang Primadona   Semangat Mau Ketemu Kamu

    Perjalanan menuju ke kampung halaman lumayan memakan waktu, dan biasanya Rookie pulang pergi dulu sekali. Tetapi seiring waktu akhirnya dia memutuskan untuk menetap di Jakarta, dan ini adalah kali pertama di tahun ini dia pulang ke rumah orangtuanya. Ada banyak alasan dan pertimbangan sebelum memutuskan untuk pulang. Tetapi khusus kali ini Rookie menyanggupi dan pulang. Di tempat itu ada banyak temannya. Mereka rata-rata menetap disini, dan tidak keluar kota seperti dirinya. Makanya kepulangannya kali ini dikhususkan untuk bertemu kawan lama dari SMA. Sejak itu tidak ada kabar apa pun yang sampai ke telinga Rookie karena dia sendiri sibuk dengan dunianya dan tidak memperhatikan sekitar setelah mendapatkan jabatannya sekarang.Dia tiba di kediamannya pada pukul tiga. Kedatangannya langsung disambut meriah oleh seluruh anggota keluarga, waktu yang pas untuk melepas rindu. Rookie sendiri sempat berbincang dengan sang ayah sebelum pria itu pergi lagi karena mendapatkan panggilan mendadak

    Last Updated : 2024-06-24
  • Dosa Terindah Bersama Sang Primadona   Kali Kedua

    “Kau mau aku jujur atau bohong?” kata si dokter muda sambil menuliskan beberapa kata ke dalam secarik kertas.“Bohong saja deh,” jawab gadis itu sambil tersenyum lebar.“Jadi sampai sekarang kau masih meremehkan ya?” sahut dokter itu lagi sambil mencebik.“Ayolah, Dokter Wahyu tersayang, kau tahu pagi ini begitu dingin dan sejujurnya aku tidak suka dingin,” tambah gadis itu pada sang dokter muda di depannya.“Baiklah, aku tahu kau tidak akan mendengarkan aku lagi. Tapi Lucy, kau harus berhenti mengkonsumsi alkohol dan rokok. Itu yang paling utama dari semuanya.”“Itu sangat sulit lho, katakan tinggal berapa dan aku akan berhenti menemuimu,” sahut si gadis berambut pendek.“Kalau kau berhenti menemuiku, maka aku yang akan mendatangi tempatmu,” timpal sang dokter yang bernama Wahyu tersebut.“Astaga! Kau sangat membosankan sekali sih, Wahyu! Tidak bisakah kau sedikit membuat hidupmu jadi lebih menyenangkan? Jangan kaku seperti itu, kau itu manusia bukan kanebo kering,” keluh Lucy pada a

    Last Updated : 2024-06-25

Latest chapter

  • Dosa Terindah Bersama Sang Primadona   Klimaks

    Saat itulah pintu kamar Lucy terbuka, menampakan sosok mungil yang dibalut oleh kaos oversize dan celana panjang training. “Kalau kalian ingin berkelahi di rumahku, aku tidak akan membiarkan kalian masuk rumahku lagi.”“Kau seharusnya tetap berada di dalam, Lucy.”“Tapi semakin aku menahan diriku, semakin aku mendengar Bibi memancing keributan. Aku tahu betul bagaimana Bibi kalau sedang marah.”“Tidak akan ada yang terjadi, selama dia mengangkat jarinya padaku. Kalau dia berani memukulku aku akan pastikan dia tidak bisa berjalan lagi dengan kedua kakinya seumur hidup.”“Justru itu, Bibi orang yang mudah terpancing emosi.”Percakapan diantara kedua orang itu membuat Rookie diam saja. Dia menyadari seberapa dekat hubungan keduanya, dan itu menyadarkan Rookie bahwa ada dinding tidak kasat mata yang tidak bisa dia pisahkan dari kedua orang ini. Bagaimana pun juga, Yuichi pastinya sudah Lucy anggap sebagai pengganti orangtuanya. Mengingat masa lalunya yang cukup buruk dan hanya orang itu s

  • Dosa Terindah Bersama Sang Primadona   Another Problem

    Sepeninggal Rookie, Lucy tercenung di tempat duduknya. Kedua matanya menatap tanpa minat pada seluruh makanan yang tersaji di atas meja. Saat dia memutuskan untuk menganggap semua itu bukanlah apa-apa dan waktunya bagi dia untuk menahan diri dan tahu diri saat itulah dia mendengar seseorang mengetuk pintu dan menekan bel di luar.Lucy sempat berpikir bahwa barangkali itu adalah Rookie, hanya saja begitu dia membuka pintu Lucy malah tercengang.“Bibi Yuichi?!”“Lama tidak bertemu, Lucy.” Wanita itu tersenyum padanya dengan ramah.Lucy segera menghapus semua ekspresi yang sempat mengganggunya. Kemudian memberi bibinya senyuman yang sama sebagai balasan.“Masuklah. Aku tidak tahu kalau Bibi akan datang.”“Cukup sulit menghubungimu sejak kau meninggalkan aku di kantor pengadilan waktu itu. Jadi, bagaimana sekarang? kau masih berhubungan dengan orang itu?” cerocos Bibi Yuichi sambil meletakan beberapa paper bag di konter dapur. Sesaat dia melihat makanan yang tersaji di meja makan. Masih h

  • Dosa Terindah Bersama Sang Primadona   Ratu Drama

    Rookie melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Beberapa kali atas ulahnya dia mendapatkan hadiah berupa umpatan dan juga bunyi klakson dari pengguna jalan lain gara-gara dia mencoba terus menyalip mereka dengan cara serampangan, tetapi lelaki itu tidak peduli. Semua itu demi upayanya memperpendek jarak tempuh menuju tujuannya sekarang. Rumah sakit.Semua itu karena sebuah kalimat yang terlontar dari mulut Bima. Sebenarnya hanya beberapa kata saja, tetapi hal tersebut cukup membuat jantung lelaki itu berdebar kencang dan hatinya di penuhi dengan kecemasan. Kekhawatiran yang memicu dirinya bertindak gegabah dan nekad. Tentu saja. Mengemudi secara ugal-ugalan di jalan raya bukan tindakan terpuji dan sejujurnya dia pun saat ini sedang menantang maut pula.“Senna mencoba bunuh diri, Rookie. Aku menemukan dia ada di kamar mandi hotel …”Rookie menginjak pedal gasnya lagi, memutar setir ke kiri dan merebut jalan sebuah truk pengantar barang yang membuatnya sekali lagi mendapatkan klakson

  • Dosa Terindah Bersama Sang Primadona   Manusia Denial

    Bunyi bel dari pintu kamar hotel yang dia sewa membuat Senna segera bangun dari sofa dan melangkah menuju pintu masuk dengan sumringah. Sebelumnya dia menyempatkan waktu untuk mematut di depan cermin seukuran setengah badan yang terpasang di dekat pintu hanya untuk sekadar mengecek penampilannya sendiri. Senna tentu saja ingin berpenampilan terbaik di hadapan Rookie. Tanpa merasa perlu mengintip dari lubang pintu Senna segera membuka lebar-lebar pintu kayu tersebut dengan senyum termanis yang bisa dia buat. Namun dengan segera harapan yang terpupuk di dalam dirinya harus pupus seketika tatkala melihat siapa orang yang sekarang berdiri dihadapannya. Dia seorang pria tetapi bukan Rookie. Ya, bukan Rookie melainkan kakaknya sendiri, Bima.“Kenapa kakak ada disini?” tanya Senna dengan marah.“Dia tidak akan datang,” kata Bima seraya menerobos masuk ke dalam kamar dan menutup pintu. “Setelah kau menelepon dia, Rookie menghubungiku karena itulah kesepakatan kami. Dia juga berpesan padaku un

  • Dosa Terindah Bersama Sang Primadona   Aku Mau Kamu

    Lagi-lagi telepon berdering, ini sudah kesekian kalinya sejak Rookie angkat kaki dari restoran tempat dia berbincang bersama sang Ibu. Begitu mengetahui siapa yang ibunya libatkan dalam pertemuan mereka, Rookie langsung naik pitam. Tanpa perlu basa-basi lelaki itu langsung meninggalkan mereka. Dan sekarang ponselnya jadi dua kali lipat lebih berisik. Sampai titik dimana akhirnya Rookie menyerah dan mengangkat panggilan telepon yang berasal dari nomor ponsel ibunya.“Ya, Bu?”“Ini aku,” sahut seseorang dari balik panggilan. Kernyitan di dahi Rookie menguat. Saat ini Rookie sangat emosi, tetapi perempuan ini justru menyiram minyak ke dalam kobaran api. Dia jelas tahu bahwa menghubunginya sekarang sudah merupakan sebuah kesalahan besar.“Sudahlah, sekarang katakan apa maumu. Kau tahu kalau kita sudah berakhir kan? kenapa kau melibatkan ibuku?”“Kenapa kau berubah, Rookie? Kenapa kau memperlakukan aku seperti ini?” tanya perempuan itu lagi yang membuat Rookie semakin muak.“Kau berharap a

  • Dosa Terindah Bersama Sang Primadona   Bersama Ibu

    Rookie melangkah cepat memasuki sebuah restoran keluarga yang letaknya tidak jauh dari gedung perkantoran tempat dimana dia bekerja. Langkahnya terburu karena tidak ingin membuat orang tuanya menunggu. Terlebih adalah hal yang aneh mendapati kabar dari sang ibu setelah konflik yang terjadi dan wanita itu tiba-tiba saja memintanya bertemu. Ya, beberapa saat yang lalu setelah obrolan kecilnya bersama Bima. Ibunya menelepon dan mengatakan bahwa dia telah berada di Jakarta dan meminta untuk bertemu.Restoran tempat janji temu tampak mulai ramai saat Rookie melangkah memasukinya. Restoran tersebut menyediakan makanan hasil laut dan selalu penuh apalagi setiap weekend. Seorang pramusaji dengan seragam sailor mengantarkan Rookie ketika dia berkata punya janji temu.“Maaf membuat ibu menunggu lama,” ujar Rookie kepada ibunya yang sudah terlebih dahulu datang.“Duduklah, kita makan dulu sebelum bicara,” kata ibunya. “Ibu sudah pesankan udang saus inggris untukmu. Kau masih suka itu kan?”Rooki

  • Dosa Terindah Bersama Sang Primadona   Another Drama

    Hari-hari berikutnya berlalu dengan begitu cepat dan baik. Hubungan Lucy dan Rookie semakin erat dan hangat. Mereka juga sering menghabiskan waktu bersama. Beberapa kali Rookie bahkan selalu mengajaknya sarapan sebelum dia berangkat kerja, juga mengantar Lucy untuk pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa keperluan sehari-hari yang wanita itu butuhkan. Sungguh, situasi ini seperti mereka sudah melangkah jauh. Bisa dikatakan seperti mereka telah terhubung sebagai sepasang pengantin baru. Validasinya dari beberapa penjaga toko paruh baya yang mendoakan mereka, tentu saja. Dan hal itu membuat Rookie bahagia bukan kepalang mendengarnya.Tidak hanya sampai disana, bahkan dibeberapa kesempatan Rookie juga selalu mampir setelah pulang kerja ke kediaman Lucy untuk makan malam bersama. Bahkan sampai titik dimana dia menginap juga. Rookie benar-benar merasa nyaman dengan dinamika yang terjadi diantara mereka berdua. Karena Lucy sekarang sudah mulai mengisi kehidupan sehari-harinya dan

  • Dosa Terindah Bersama Sang Primadona   Bahagia di Atas Duka

    Bima mengulurkan tangan, menggenggam erat pergelangan tangan adiknya. Memberikan isyarat agar dia tidak pergi kemana pun atau melakukan sesuatu yang mungkin akan mengakibatkan keributan yang tidak diperlukan. Sejujurnya dia cukup terkejut atas situasi barusan. Niatan yang Bima lakukan dengan membawa adik bungsunya keluar untuk pertama kalinya ini adalah karena dia punya rencana untuk mengubah suasana hati Senna. Tetapi belum usai pula harapannya mencapai titik sukses, Bima malah harus menelan pil pahit bahwa upayanya tidak sepenuhnya berhasil. Semuanya serasa kembali ke titik nol hanya karena kemunculan Rookie dan Lucy.Bima tentu tidak akan menjudge adiknya atas aksi yang gadis itu buat dengan segera keluar mengikuti mereka tanpa pikir panjang saat mendengar suaranya. Dia juga bisa memahami kalau Senna sudah pasti sangat terpukul dengan kenyataan yang ada di depan matanya. Dia paham akan hal itu sebab dirinya pun merasakan hal yang serupa.“Lepaskan aku, Kak,” kata Senna dengan suara

  • Dosa Terindah Bersama Sang Primadona   Kebetulan

    Senna tercenung begitu dirinya dihadapkan pada sebuah kedai yang ditunjukan oleh sang kakak. Bagian dindingnya di tempeli banner yang berisi menu yang kedai tersebut jual. Ada pula spanduk yang berisi informasi nama kedai tersebut bersamaan dengan nomor telepon bagi yang punya keinginan untuk pesan antar. Sebuah tempat yang termalpau sederhana untuk Senna yang tidak pernah makan di tempat yang telah dia cap sebagai tempat makan orang dengan kasta rendah.“Kenapa kita disini?” tanyanya kepada Bima yang terlihat sama sekali tidak terganggu dengan pemandangan yang ada didepan mereka. Fakta bahwa pria ini pula yang mengajaknya kemari pun sudah bisa dimasukan ke dalam salah satu keajaiban dunia.“Aku sudah bosan sarapan hanya dengan sereal dan kopi atau makanan yang dimasak koki di rumah kita. Apa salahnya bila kita sedikit berganti suasana?” jawab Bima dengan tenang dan tanpa rasa bersalah sedikit pun.Otot wajah Senna sedikit berkerut mendengar pernyataan sang kakak. “Dari semua tempat y

DMCA.com Protection Status