Semua terjadi begitu saja, ketika secara perlahan tangan Rookie yang bebas terulur ke depan dan mendorong leher Lucy supaya menunduk terhadapnya. Rookie juga sedikit memajukan wajahnya guna memperpendek jarak diantara mereka. Lucy memang mulanya sangat terkejut dan bahkan sempat berusaha untuk menghindari. Tetapi pegangan Rookie terhadapnya cukup erat sehingga dia tidak bisa lari sama sekali. Dia membiarkan sisi dalam dirinya mengambil alih, sisi dimana secara naluriah dirinya memang tidak pernah menolak Rookie sama sekali. Hingga kemudian jarak diantara mereka berdua terleminasi begitu sempurna.Rookie mengecup bibir yang memang selalu menggoda dan memenuhi pikirannya sejak lama. Bibir dari wanita yang dia cintai sejak dulu kala.Lucy pun bereaksi sama, dia membelasa kecupan yang diberikan oleh sang pria dengan gairah yang sama. Kecupan kecupan ringan yang dilakukan secara bertubi-tubi tersebut lantas berubah menjadi sebuah lumatan yang lembut. Seakan mereka berdua ingin saling mengh
Tangan mungil Lucy secara perlahan, satu persatu mulai membuka kancing kemeja yang kala itu dikenakan oleh Rookie. Sang pria menatapnya dengan penuh damba dan senyuman yang penuh dengan arti diatasnya. Rookie lantas melepaskan kemeja yang telah berhasil Lucy buka guna memperlihatkan dada bidangnya yang tentu saja membuat wajah Lucy merona merah tidak karuan. Lucy memang sudah gila sekarang, dia telah melangkah ke jalan yang salah dan sialnya dia tidak lagi peduli dengan apa yang dimaksudkan dengan salah atau pun benar. Godaan Rookie terhadapnya membuat dia kehilangan arah hingga titik dimana dia sudah tidak lagi merasa perlu untuk berpikir logis. Dia justru malah memutuskan untuk melupakan segala hal di belakang sana tanpa terkecuali. Baginya sekarang, tidak ada seorang pun yang boleh merenggut kembali kebahagiaan yang baru saja dia rasakan. Tidak ada seorang pun.Bibir Rookie kemudian secara perlahan mulai turun ke leher putih Lucy. Rintihan kecil terdengar tak lama setelah bibir itu
Rookie teramat mengingikan Lucy, dia ingin bersemanyam dalam tiap jengkal nadi wanita yang kini berada dalam dominasinya. Menjadi satu kubikel darah yang mengalir ke tubuh, raup serakah sampai ke akarnya hanya untuk memiliki Lucy.Erangan dan desah keluar seiring pergerakannya. Dia terus meronta akan nikmat ragawi yang dia dapati dari Rookie. Rintihannya mengudara kian lantang terdengar ketika Rookie melahap bagian pribadinya di bawah sana. Menjahili dinding sensitif Lucy dengan lidahnya yang menari lincah. Dia menjelajah setiap senti, membuat Lucy menengadah dengan mulut enggan mengatup. Rangsangan yang tercipta membuat wanita itu kesulitan bernapas, dia melampiaskannya dengan jambakan pada rambut sang pria selagi hantaman surga dunianya menghampiri. “Ahhh—Rookie! I—iya … disitu … nghh!”Seprei di remas kian mengisut, mana kala liuk-liuk lidah Rookie mencapai liang yang lebih dalam lagi. Nirwana itu segera datang menarik sang cinta untuk terbang menyapa bintang-bintang. Netranya terp
Bisikan Lucy tidak Rookie abaikan. Malah pria itu meraih tangan kiri Lucy guna melepaskan cincin pernikahan sebagai simbol bahwa wanita itu milik suaminya. Lucy terkejut dengan apa yang baru saja Rookie perbuat, tetapi alih-alih melakukan sesuatu Lucy justru diam saja. Dia memutuskan untuk menunggu dan melihat apa arti dari gesture yang dilakukan oleh pria itu beberapa saat yang lalu.“Mulai sekarang, akulah pria yang akan melindungimu. Bukan suamimu, bukan orang lain. Jadi, kau tidak perlu lagi memakai cincin ini,” ungkap Rookie penuh dengan percaya diri.Lucy menatap lekat-lekat pria itu. “Kau tahu betul apa artinya bila kau melepaskan cincin itu dari jemariku,” sahut Lucy dengan serius.Lelaki itu mengangguk. “Tentu saja, karena memang itu artinya. Kita sudah melampaui batas. Jadi apa artinya cincin di jari manismu, karena kau sendiri bahkan tidak bisa menjaga kesetiaan. Dibandingkan kau kembali padanya dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Sebaiknya kau ceraikan dia dan datangla
Lucy yang geram segera bangun dari posisinya dan duduk di lantai. Perempuan itu memberikan pandangan yang tajam dan sinis kepada Rookie yang tampak terkekeh di tempatnya. Situasi ini sedikit mengingatkan Lucy terhadap masa lalu mereka ketika remaja. Karena Rookie memang kerap kali menggodanya dan membuat Lucy marah dengan candaannya yang kadang tidak berbobot.“Apa yang kau bayangkan saat menyentuhku yang sedang tidur? jangan-jangan adegan panas kita semalam ya? Kau ketagihan denganku ‘kan?”Muka Lucy mendadak merah padam. Ya, selain dengan candaannya yang tak berbobot. Rookie juga tipe orang yang ceplas ceplos tapi yang dia katakan terkadang sama persis dengan apa yang sedang Lucy pikirkan. Itu mengganggu dan sangat menyebalkan.Lucy menarik selimut yang dia gunakan untuk menutupi tubuhnya seperti kepompong dan menggunakannya sebagai tameng agar wajahnya yang merah tidak bisa diketahui oleh Rookie. Dia tidak mau lelaki itu tahu bahwa dia merona karenanya. Meskipun pipinya sekarang su
Bima baru saja pulang dari kantor kala itu. Mendapati suasana kamar adiknya yang sudah carut marut, Bima sadar tentang apa yang baru saja terjadi. Adiknya mengamuk lagi, dan seperti biasa Senna memang kerap kali melampiaskan amarahnya dengan menghancurkan barang-barang dan membuat berantakan seluruh ruangan. Gadis itu memang tidak berubah, padahal seharusnya dia bisa lebih dewasa.Namun Bima sendiri sadar bahwa hal tersebut karena masa kecilnya yang kurang kasih sayang orang tua dan juga pendidikan yang benar. Memang terkadang Senna selalu serba terlihat sempurna tetapi di sisi lain dia punya luka dan juga sisi berantakan yang tidak sembarangan orang bisa mengetahuinya. Kecuali Bima sendiri dan barangkali Rookie.Mengingat lelaki itu membuat Bima sedikit banyak hafal soal penyebab dari murkanya sang adik. Sudah jelas perilakunya ini dikarenakan oleh lelaki yang adalah pacarnya itu. Entah mereka masih berhubungan atau sudah putus, yang jelas dari kacamata Bima dia jelas tahu bahwa Rook
“Selamat pagi … Dokter, ah… tidak maksudku suami.”Wahyu terkesiap di mejanya tatkala mendengar suara lembut yang teramat familiar untuknya. Yah, tanpa perlu melirik pun sebenarnya Wahyu sudah bisa menebak siapa yang datang. Karena hanya ada satu orang saja yang bisa memanggilnya dengan panggilan ‘suami’. Dengan senyum simpul seperti biasa, rona muka Wahyu terlihat jauh lebih bersinar daripada hari-hari biasanya. Lelaki itu langsung sigap mempersilahkan masuk sang wanita mungil agar melangkah lebih jauh ke dalam ruang prakteknya.Sejak Lucy dibawa pergi oleh lelaki yang Wahyu ketahui adalah teman masa kecil istrinya dan setelah semua yang terjadi. Wahyu seketika pula kehilangan arah dan mulai gelisah selama beberapa waktu. Ada kalanya dia melamun sepanjang melakukan tugas, sampai semua perawat khawatir akan kondisinya dan sampai dia dirumahkan karena tidak bisa bekerja dengan baik.Padahal Wahyu sudah bisa menebak akhir dari kisahnya, tetapi dia merasa tidak siap bila harus dihadapkan
Rookie membiarkan Lucy masuk sendirian ke dalam ruangan pemeriksaan. Tidak bisa berbuat banyak, karena itu adalah perintah wanita itu yang memintanya untuk menunggu diluar alih-alih ikut masuk ke dalam. Meski Rookie seorang bajingan tetapi dia cukup tahu diri untuk tidak banyak berlagak, atau paling tidak dia bisa sedikit menyesuaikan diri terhadap kondisi yang terjadi diantara mereka bertiga. Alasannya karena Wahyu adalah pria baik yang berhak atas Lucy-nya sebab lelaki itu adalah suami sang wanita yang dia cinta. Kalau saja diantara mereka tidak ada ikatan itu, sudah barang tentu Rookie tidak akan mau peduli dan tetap akan merangsek masuk seperti pria brengsek yang tidak tahu norma. Dalam kasusnya, Rookie jelas tidak punya hak untuk melarang Lucy bertemu dengan pria itu. Ya, karena dia sendirilah pihak ketiga dihubungan mereka berdua.Kalau dipikir lagi dengan logikanya yang tajam untuk hal-hal bisnis, sebenarnya mudah pula bagi Rookie untuk memakaikan dalam situasi ini. Kalau diing