Assalamualaikum, halo reader. Maaf author baru bisa aktif bab bulan ini. Insyaallah buku ini akan segera tamat ya. terimakasih atas dukungannya. 🙏🙏
"Paman Sebastian, sudah siap berangkat ke pengadilan?" Tanya Zahira dengan tersenyum dan kemudian duduk di kursi makan yang sudah di sediakan Arion. "Iya, kita akan pergi bersama-sama," jawab Sebastian dengan tersenyum hangat. "Kalau begitu kita sarapan dulu." Zahira memandang 4 porsi nasi goreng yang sudah disediakan Mpok Siti. Ternyata ART nya sangat hafal dengan kebiasaan pemilik rumah berserta tetangganya yang selalu datang sarapan pagi tanpa pernah absen. "Iya Bibi juga sudah sangat lapar." Zia tersenyum dan mulai memasukkan goreng ke mulutnya. "Paman apakah di rumahmu tidak ada sarapan?" Arion berbisik di dekat daun telinga Sebastian. "Ada," jawab Sebastian dengan santai sambil menyantap nasi gorengnya. "Terus kenapa setiap kali sarapan, makan siang dan makan malam, selalu datang ke rumahku?" "Aku juga malu melakukan ini semua, hanya saja Bibi mu yang tidak tahu malu. Setiap kali mau makan dia pasti akan meminta untuk makan di sini. Kau tenang saja, untuk masalah dapu
Wanita paruh baya itu duduk dengan menundukkan kepalanya. Air mata bentuk penyesalan tak henti-hentinya menetes ketika jaksa penuntut membacakan semua kejahatan yang dia lakukan. Setiap kejahatan yang dilakukannya di masa lalu diuraikan satu persatu oleh jaksa penuntut. Jika dulu ia akan merasa puas dan bangga karena apa yang direncanakan berjalan dengan sempurna. Setiap kali melakukan tindakan pembunuhan, tidak ada satu orangpun pihak kepolisian berhasil mengungkap pelakunya. Hal ini yang membuat Ema semakin bangga dengan kejeniusan yang dia miliki.Namun kini ia merasa ketakutan setiap kali mendengar jaksa penuntut membacakan semua bukti kejahatannya. Tubuhnya bergetar hebat ketika jaksa menuntut membacakan secara rinci bagaimana para korban meregang nyawa.Ema memang jenius, dia berada di belakang Heru. Setiap ide yang diberikannya selalu berjalan dengan sempurna. Namun sayang kelebihan yang diberikan sang pencipta digunakan untuk berbuat hal yang buruk. "Saudari Ema, peristiwa p
Lily merasakan sakit yang luar biasa ketika Heru memaparkan perbuatan yang telah dilakukannya terhadap Basri. Sebagai seorang anak dia ingin orang itu mati di tangannya. Namun ia harus menepati janji terhadap Sebastian."Kamu tidak boleh bersedih. Kedua orang tua beserta adik kamu sudah bahagia dan tenang disana. Kamu sudah berjuang menuntut keadilan untuk mereka. Heru beserta keluarganya akan membayar semuanya." Vandra yang duduk di sebelah Lily berusaha untuk menenangkan gadis cantik tersebut. Di mata orang, Lily merupakan gadis yang sangat kuat. Namun nyatanya tidak, dia hanyalah wanita biasa yang menjadikan air mata sebagai simbol kesedihan."Ya aku juga tahu hal itu, hanya saja hukuman yang mereka dapatkan belum sebanding dengan apa yang telah mereka lakukan. Nyawa mereka tidak sepadan dengan nyawa kedua orang tua beserta adikku."Lily berkata dengan wajah merah. "Di dunia saja mereka sudah mendapatkan balasan yang sangat pedih. Apalagi di akhirat nanti. Mereka akan meninggalkan
Sherina hanya bisa menangis ketika melihat persidangan kedua orang tua beserta kakaknya lewat televisi. Mengapa harus seperti ini akhir dari keluarganya. Hanya pertanyaan ini yang selalu dipertanyakan Sherina. Setelah kasus kejahatan orang tuanya terungkap tidak ada lagi kebahagiaan. Dunianya gelap dan berkabut."Jujur aku tidak sanggup." kalimat itu yang keluar dari bibir pucat Sherina. Masalah seberat ini, ia harus memukulnya sendiri. Dengan kondisi tubuh yang lemah, mental tidak stabil, bagaimana mungkin Sherina bisa menjadi sosok yang kuat untuk keluarganya.Dengan perasaan yang bercampur aduk, ia menonton berita persidangan tersebut. Sherina seperti tidak mengenali sosok Heru Ema beserta Alina ketika semua perbuatan mereka di bacakan oleh jaksa penuntut. Ia berharap papi, mami dan juga Alina menolak tuduhan demi tuduhan. Namun ternyata tidak, mereka mengakui semua perbuatan yang telah mereka lakukan. Ia baru menyadari bahwa apa yang selama ini yang dimakan nya berasal dari cuc
Satu bulan sudah Sherina berapa di rumah sakit. Hari ini dia sudah diperbolehkan pulang. Tidak ada sahabat atau kerabat yang menjemputnya. Karena itu ia akan pulang sendiri. Sebenarnya Alex sudah berjanji untuk menjemputnya dari rumah sakit. Namun ternyata pria itu mendadak di tugaskan ke luar kota selama 1 Minggu.Saat ini ia memakai masker, kaca mata hitam serta topi. Sherina tidak ingin ada orang yang mengenalinya. Sherina mengambil barang-barangnya yang hanya tas kuliah dan satu buah tas kecil yang berisi pakaian dalam, beberapa baju dan barang-barang keperluan wanita. Semua barang ini Alex yang memberikannya. Selama berada di rumah sakit, pria itu selalu menemani Sherina. Bahkan Alex menemani ketika Sherina cuci darah untuk yang pertama kalinya. Efek dari penusukan yang dialaminya, Sherina menderita gagal ginjal. Karena itu ia harus cuci darah 1 kali dalam seminggu.Kasus penikaman terhadapnya tidak dilanjutkan karena tidak ada bukti. Sherina juga meminta pihak kepolisian menut
Sherina tersenyum memandang pria yang sudah berdiri di depan apartemennya. Kali ini pria itu datang tidak sendiri namun dengan seorang gadis kecil. "Paman sudah pulang dari luar kota ya?" Tanya Sherina dengan tersenyum manis. Sudah satu minggu ia tidak bertemu dengan Alex. Ada rasa rindu ketika tidak melihat pria tersebut. Mungkin karena hanya Alex, satu-satunya orang yang perduli dan mau dekat dengannya. "Ya baru saja," jawab Alex dengan sedikit tersenyum.Pria berwajah tampan itu tidak datang sendiri. Kali ini ia datang bersama dengan gadis kecilnya yang cerewet."Sebenarnya papi sangat lelah, tapi aku yang memaksanya untuk datang ke sini. Aku ingin bertemu dengan kak Sherin," celoteh gadis kecil berusia 5 tahun tersebut.Sherina gemas melihat Celine bercerita. Apa lagi bibirnya yang yang tipis maju hingga beberapa centi. Shelina menundukkan tubuhnya. Kemudian menyapa gadis kecil memakai bando berwarna merah tersebut. "Hai cewek cantik."Celine memandang Sherina dengan tersenyum
"Iya," jawab Alex dengan wajah pasrah."Ye akhirnya aku bisa merasakan punya Mami." Gadis kecil itu tampak gembira. Selama ini ia hanya mendengar kisah indah teman-temannya yang memiliki anggota keluarga yang lengkap. Mungkin karena sering mendengar cerita teman-teman di sekolah tentang ibu-ibu mereka, menimbulkan rasa iri dihati gadis kecil tersebut. Sehingga Celine ingin merasakan memiliki ibu walaupun hanya sehari. "Papi duduk di sini. "Celine menepuk kursi yang ada di samping shelina."Papi di sini saja." Alex menolak permintaan sang Putri. "Papi, sekarang kita lagi bermain drama rumah tangga. Jadi papi harus duduk di samping mami. " Celine mengingatkan peran mereka saat ini. Shelina terdiam ketika mendengar perkataan dari Celine. Bagaimana mungkin gadis kecil itu tahu tentang drama rumah tangga?"Celine, papi duduknya di sini aja, tidak apa-apa ya." Alex membujuk putri kecilnya. Karena ide Celine, ia jadi merasa gugup dan grogi ketika dekat dengan Shelina. "Papi, ayolah aku
Shelina hanya menuruti perintah gadis kecil itu. Namun jantungnya berdegup dengan sangat cepat. Bahkan dia merasa jantungnya seakan ingin lepas dari tempatnya ketika mengingat ciuman pertamanya yang sudah diambil Alex. "Papi ke sini." Celine memangil Alex yang duduk di sofa sambil memainkan handphone nya."Ada apa?" tanya Alex. "Paman." Sherina terdiam ketika mendengar protes Celine."Mami kok panggil paman? Meskipun papi sudah tua, tapi papi masih sangat tampan," celoteh Celine. Mata Alex terbuka lebar mendengar putri kecilnya mengatainya tua."Oh iya lupa." Shelina tersenyum canggung."Sayang tolong ambilin piring ya." Shelina berkata dengan menundukkan kepalanya. Wajahnya sudah bersemu merah ketika memanggil Alex dengan panggilan mesra.Bohong jika Alex tidak merasakan jantungnya yang berdebar-debar. Bahkan pria dewasa Itu tampak salah tingkah ketika berhadapan dengan Shelina."Yang mana piringnya?" tanya Alex ketika sudah berdiri di rak piring."Terserah aja sayang." Alex memb
"Kau tidak dengar apa yang aku katakan." Arion meninju perut Agus dengan keras. Hingga pria itu menjerit kesakitan."Aku." Agus ingin berbicara namun tidak bisa. Kakinya sudah gemetar lebih dulu. Bahkan ia sangat ketakutan untuk mengakui semua perbuatan bejatnya terhadap Cecilia.Setelah peristiwa itu, Cecilia menjadi gila. Itu artinya tidak ada yang akan mengetahui apa sebenarnya yang terjadi terhadap wanita itu. Ia sangat yakin bahwa perbuatannya tidak akan pernah diketahui oleh siapapun. Terbukti selama 7 tahun ini ia bisa hidup nyaman tanpa ada yang mengetahui apa yang telah dilakukannya di masa lalu. Agus juga memiliki istri serta dua orang anak. Bisa dikatakan hidupnya sangat bahagia. "Jelaskan apa maksudmu." John sudah mulai marah. Kepalanya pusing ketika menebak apa yang sebenarnya terjadi."Kau tidak bisa jelaskan?" Arion menunjuk wajah pria itu dengan keras. "Barang milik mu ini sudah menghancurkan hidup seorang gadis, hingga dia gila dan bahkan melahirkan anak. Apa kau ta
"Kau devil, setelah apa yang kau lakukan terhadap adikku, kau katakan tidak mengenalinya?" John begitu sangat marah dan ingin meninju Arion. Namun sayang Arion tak bernyali melawannya. Bahkan sengaja mengingat tangan serta kakinya. "Aku tidak pernah mengelak dengan apa yang telah kulakukan. Aku memang dulunya sering melakukan hal seperti itu dengan para wanita. Namun asal kau tahu, aku tidak pernah memperlakukan wanita dengan cara menjijikan seperti itu. Perbuatan yang seperti itu bukan aku banget. Pada umumnya para wanita bodoh yang menyerahkan tubuhnya secara sukarela. Dan mereka juga melakukannya dalam keadaan sadar. Mereka juga yang memaksaku untuk menyentuhnya. Jadi aku tidak pernah membuat hal memalukan seperti itu. Aku juga tidak pernah meminta lawan main ku untuk menutup mata seperti sedang bermain Lu-lu China buta." Tak ada ekspresi apapun dari raut wajahnya. Dan hal ini yang membuat John semakin marah."Kau tidak perlu berbohong?" Jangan tersenyum mengejek. Kondisinya saat
Alex beserta anak buahnya sudah berada di parkiran mobil. Saat ini mereka berada di perusahaan milik John. Sesuai jadwal, pria dengan rambut plontos itu keluar dari kantornya dan langsung ke parkiran mobil. John berjalan dengan santai menuju ke parkiran. Jika dilihat gaya serta gerak-geriknya tidak ada sedikitpun mencerminkan bahwa dia salah seorang pembunuh yang ikut serta dalam misi Heru. Tempat parkiran khusus untuk pemilik perusahaan ini memang termasuk sepi, karena hanya ada satu mobilnya yang terparkir di sana. Kondisi seperti ini dimanfaatkan Alex dengan baik. Dalam waktu singkat mereka sudah berhasil melumpuhkan John. Pria bertubuh tinggi itu tidak sadarkan diri ketika tekuk lehernya dipukul dengan keras. Alex meminta kepada anak buahnya untuk memasukkan John ke dalam mobil. Setelah itu mengikat tangan serta kaki pria tersebut dan membawanya ke markas yang sudah ditentukan oleh Arion. Didalam markas ini sudah ada 4 orang pria yang merupakan Agus beserta 3 orang rekannya.
"Mungkin kau bisa ingat ketika melihat fotonya." Sebastian menunjukkan foto seorang gadis yang disimpannya di galeri. Arion memandang foto itu dengan serius namun tetap menggelengkan kepalanya. Dia benar-benar tidak mengingat gadis itu. "Apa benar dia pernah tidur denganku? Aku saja baru melihat wajahnya.""Kau tidak mengingatnya?""Sama sekali tidak paman. Jika si John itu bekerja sama dengan paman Heru sejak 6 tahun terakhir, kemungkinan aku mengenal adiknya lebih dari 6 tahun."Sebastian menganggukkan kepalanya. "6, 7 bahkan 10 tahun yang lalu sekalipun, aku bukanlah pria brengsek. Aku baru menjadi seperti itu sejak 5 tahun terakhir, dan tobat setelah mengenal Zahira." Arion mengingat kembali dosa masa lalunya."Ya mana aku tahu kalau masalah di atas ranjang kau," jawab Sebastian.Arion menggelengkan kepalanya. "Apa benar dia tidur denganku?"Sebastian mengambil handphonenya dan menghubungi orang yang selama ini diperintahkan nya menyelidiki tentang Jhon. "Coba kau selidiki kapa
"Aku merasa menjadi anak yang durhaka, paman. Mereka yang sudah membunuh papi, mami serta calon adikku. Namun aku justru menjadi dia raja. Aku beri saham yang cukup tinggi. Dengan tujuan dia, istri dan anak-anaknya hidup serba berkecukupan. Aku beri dia jabatan yang tinggi, agar semua orang menghormatinya." Arion tertawa sumbang. Meskipun hukuman mati sudah di tentukan untuk mengakhiri hidup Heru berserta keluarganya, tetap saja Arion merasakan sakit yang luar biasa. Bahkan dia tidak akan pernah memaafkan orang itu. Jangankan untuk memaafkan, melihat wajahnya pun tak sudi."Ya sudahlah kalau kau tidak mau berjumpa dengan orang itu. Aku hanya menyampaikan pesan Briptu Ambri. Jika aku jadi kau, aku juga tidak akan mau berjumpa dengan dia." Sebastian mengangkat kedua bahunya dan dengan gaya acuh tak acuh. Sudah berulang kali Heru meminta untuk berjumpa dengannya. Namun Arion tidak mau menerima bertemu dengan pria bejat tersebut. Ia juga tidak tertarik untuk mendengar drama kesedihan He
Arion sibuk dengan handphone ditangannya, sedangkan mata melirik ke arah Zahira yang sedang memakai baju. Perut istrinya itu sudah semakin besar, namun mengapa Zahira terlihat semakin menggoda. Bobot berat tubuhnya bertambah hingga 15 kg, membuat tubuhnya terlihat berisi dan semok. "Hubby, tolongin." Zahira berkata ketika kesulitan memasukkan kakinya ke dalam kaki celana. "Tolong apa?" Arion berpura-pura sibuk dengan handphone nya sehingga tidak tahu apa yang sedang dilakukan oleh Zahira. "Hobi, Hira susah pakai celana," kata Zahira dengan kesal."Kalau begitu tidak usah dipakai sweet heart. Arion melepaskan handphone di tangannya dan langsung mendekati istrinya yang sedang duduk di atas tempat tidur. "Hobi mau ngapain?" Zahira memandang Arion dengan mata terbelalak. "Kata dokter agar pembukaan cepat maka si botak harus sering-sering lihat anak." Arion tersenyum mesum memandang perut buncit Zahira. Sebagai seorang dokter, Zahira tidak bisa membantah Perkataan suaminya. "Iya, t
Setelah selesai makan bersama, Alex dan Shelina dibuat terkejut oleh permintaan si kecil Celine. "Celine ayo kita pulang." Alex sepertinya sudah tidak mau kompromi dengan gadis kecil tersebut. "Aku tidak mau pulang, papi sudah janji kalau kita main drama keluarga." Dengan cepat gadis kecil itu menolak ajakan dari sang papi.Shelina hanya diam tanpa berani bicara."Jika tidak mau pulang, besok papi tidak mau bawa kamu ke sini," ancam Alex. "Celine ingin merasakan seperti apa tidur bersama mami dan papi. Celine ingin merasakan tidur di tengah kemudian di peluk mami dan papi." Celine menangis. Permintaannya sangat sederhana, apakah sang papi tidak mampu mengabulkannya?Namun yang jadi masalahnya Shelina bukan mami Celine. Bahkan wanita muda itu tidak memiliki hubungan spesial dengan Alex. "Baiklah, ayo kita tidur." Shelina tersenyum dan memegang tangan Celine menuju ke kamarnya. "Papi kenapa tidak ikut?" Tanya Celine sambil memandang ke arah Alex yang masih duduk di kursi makan."S
Shelina hanya menuruti perintah gadis kecil itu. Namun jantungnya berdegup dengan sangat cepat. Bahkan dia merasa jantungnya seakan ingin lepas dari tempatnya ketika mengingat ciuman pertamanya yang sudah diambil Alex. "Papi ke sini." Celine memangil Alex yang duduk di sofa sambil memainkan handphone nya."Ada apa?" tanya Alex. "Paman." Sherina terdiam ketika mendengar protes Celine."Mami kok panggil paman? Meskipun papi sudah tua, tapi papi masih sangat tampan," celoteh Celine. Mata Alex terbuka lebar mendengar putri kecilnya mengatainya tua."Oh iya lupa." Shelina tersenyum canggung."Sayang tolong ambilin piring ya." Shelina berkata dengan menundukkan kepalanya. Wajahnya sudah bersemu merah ketika memanggil Alex dengan panggilan mesra.Bohong jika Alex tidak merasakan jantungnya yang berdebar-debar. Bahkan pria dewasa Itu tampak salah tingkah ketika berhadapan dengan Shelina."Yang mana piringnya?" tanya Alex ketika sudah berdiri di rak piring."Terserah aja sayang." Alex memb
"Iya," jawab Alex dengan wajah pasrah."Ye akhirnya aku bisa merasakan punya Mami." Gadis kecil itu tampak gembira. Selama ini ia hanya mendengar kisah indah teman-temannya yang memiliki anggota keluarga yang lengkap. Mungkin karena sering mendengar cerita teman-teman di sekolah tentang ibu-ibu mereka, menimbulkan rasa iri dihati gadis kecil tersebut. Sehingga Celine ingin merasakan memiliki ibu walaupun hanya sehari. "Papi duduk di sini. "Celine menepuk kursi yang ada di samping shelina."Papi di sini saja." Alex menolak permintaan sang Putri. "Papi, sekarang kita lagi bermain drama rumah tangga. Jadi papi harus duduk di samping mami. " Celine mengingatkan peran mereka saat ini. Shelina terdiam ketika mendengar perkataan dari Celine. Bagaimana mungkin gadis kecil itu tahu tentang drama rumah tangga?"Celine, papi duduknya di sini aja, tidak apa-apa ya." Alex membujuk putri kecilnya. Karena ide Celine, ia jadi merasa gugup dan grogi ketika dekat dengan Shelina. "Papi, ayolah aku