Share

Bab 563

Penulis: Hazel
"Masa lalu sudah terjadi, lupakan saja semuanya," bujuk Ayu.

"Bibi, aku tahu kalian semua merasa kasihan. Kalau bukan karena aku pulang tepat waktu, gimana jadinya Kak Melati disiksa mereka?" ujar Tirta berusaha menenangkan nada bicaranya.

"Aku bisa ampuni beberapa orang yang menyadari kesalahannya sendiri. Tapi kalau menghadapi orang yang nggak menyesali perbuatannya, bersikap murah hati pada mereka hanya akan membahayakan diri kita sendiri!"

Saat mengucapkan hal ini, Tirta tak kuasa teringat dengan Pasha. Tirta tidak melakukan apa pun terhadapnya saat Pasha mencelakai mereka pertama kalinya. Mereka hanya mengurungnya dan menyerahkannya untuk dihukum Keluarga Purnomo.

Namun, Pasha malah lagi-lagi ingin mencelakai dirinya dan Bella. Saat itu, hampir saja rencana busuk Pasha itu berhasil. Karena insiden itulah, Tirta memutuskan untuk tidak boleh berbelaskasihan lagi jika menemui kejadian seperti itu.

"Tirta ...." Melihat tekad Tirta yang sudah bulat, Ayu juga tidak lagi membujuknya.

"Bi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Nurul Akhmad
ditunggu kelanjutannya
goodnovel comment avatar
Saifatullah
tamat kah lanjutkah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 564

    Bagaimanapun, Gandhi adalah orang berusia paruh baya, tapi dia malah memanggil Tirta dengan sebutan "Kakak". Bisa dilihat, betapa takutnya dia terhadap Tirta."Setelah Kak Melati memaafkan kalian, aku baru akan bebaskan kalian. Kalau nggak, kalian tetap berlutut saja di sini!" Menghadapi permohonan Gandhi, Tirta yang sedang mengoleskan obat pada Arum, berbicara dengan dingin tanpa mengangkat kepalanya."Ya, dibandingkan sama Damar dan istrinya, padahal kalian ini keluarga Melati. Bukan cuma nggak peduli sama Melati, kalian malah bantu orang luar untuk menyiksanya. Kalian lebih menyebalkan lagi! Setelah Melati memaafkan kalian, kalian baru boleh pergi!" timpal Ayu dengan marah.Gandhi dan beberapa orang lainnya tidak berani membantah. Mereka terpaksa mengalihkan pandangan pada Melati."Nak, Ayah sudah tahu salah. Ayah sudah berlutut setengah jam di sini. Mengingat hubungan kita, ampunilah kami semua!" mohon Gandhi."Nggak usah manggil aku Nak, apa kamu sudah lupa? Dua hari yang lalu, ka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 565

    Melihat sikap Calista terhadap Frans, lalu melihat kondisi tubuh Frans, Tirta langsung mengetahui alasannya."Kamu bicara sembarangan apaan?! Aku dan istriku saling mencintai. Anak ini adalah hasil cinta kita selama tiga tahun. Sudah pasti ini anak kandungku! Kalau kamu fitnah istriku lagi, aku nggak akan segan padamu!"Begitu mendengar ucapan Tirta, Frans langsung marah besar. Dia berdiri sambil mengepalkan kedua tangannya, seolah-olah hendak berkelahi dengan Tirta. Namun, dia tidak menyadari ekspresi panik Calista di belakangnya."Kamu sendiri sudah bilang, kalian sudah berjuang selama 3 tahun. Lalu, kenapa baru muncul anak ini sekarang? Jangan bilang, kamu nggak pernah tidur sama istrimu selama nikah 3 tahun ini. Apa masih perlu kujelaskan lagi alasan di balik semua ini?"Setelah mendengar ucapan Tirta, ekspresi Frans menjadi sangat rumit dan panik. Dia bukan orang bodoh. Ucapan Tirta sudah sejelas ini, tidak mungkin dia masih tidak paham dengan maksudnya."Mungkin saja memang kebe

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 566

    Berat badan Frans 100 kilogram. Meski tamparannya ini tidak sekuat Tirta, tetap saja bisa membuat Calista terhuyung-huyung. Melihat Frans yang biasanya bodoh ini marah besar, Calista langsung panik."Sayang, jangan dengarkan fitnahnya! Aku nggak pernah selingkuh. Selain kamu, aku nggak pernah tertarik sama pria lain. Mana mungkin aku tega melakukan hal itu padamu?""Kalau kamu bilang begitu, apa kamu berani pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan denganku? Berani nggak?" teriak Frans dengan marah sambil menarik leher Calista.Frans paling memahami sifat Calista. Setelah menikah selama tiga tahun, Calista tidak pernah bersikap lunak sekali pun setelah melakukan kesalahan. Baru kali inilah, Calista bersikap seperti ini. Apa lagi alasannya kalau bukan karena dia memang melakukan kesalahan?"Sayang ... aku bersalah. Aku tahu aku salah. Aku cuma pernah bersenang-senang sekali. Aku juga nggak nyangka bisa langsung hamil ....""Aku nggak berani lagi lain kali. Akan kuaborsi anak ini

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 567

    "Semua ini gara-gara kamu! Aku nggak punya dendam apa pun sama kamu, kenapa kamu celakain aku?"Rambut Calista tampak berantakan, pakaiannya juga telah compang-camping, dan wajahnya membengkak. Dia memelototi Tirta dengan kejam sambil berteriak padanya. Calista merasa dirinya bisa jadi seperti sekarang ini semua karena Tirta membongkar rahasianya."Sialan, kalau bukan karena Kakak yang beri tahu aku, entah sampai kapan aku dibohongi sama kamu! Kamu sendiri yang lakukan hal rendahan begini tapi nggak berani mengakuinya?""Calista, sia-sia aku perlakukan kamu sebaik ini selama tiga tahun, kamu malah mengkhianatiku .... Kamu ini masih punya hati nurani nggak?" Sambil memarahinya, Frans meneteskan air mata. Semakin dipikirkan, Frans merasa semakin emosi. Dia kembali menghajar Calista lagi."Cukup sudah! Hentikan kalian semua! Kalaupun aku berbuat salah, kalian nggak berhak memukulku. Kalian ini semua nggak tahu hukum! Aku sudah pernah konsultasi hukum sebelumnya.""Kalaupun sudah menikah s

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 568

    Meskipun Tirta tidak terlalu banyak menghukum mereka, dengan adanya kejadian seperti ini, hidup mereka ke depannya juga tidak akan tenang. Bisa dibilang, ini adalah hukuman dari langit, sekaligus membalaskan dendam Melati.Sedari awal, Ayu, Melati, dan Arum hanya menonton tanpa banyak berkomentar. Setelah Gandhi dan yang lainnya pergi, barulah Ayu dan yang lainnya mengerumuni Tirta dan bertanya dengan penasaran."Tirta, ke mana saja kamu selama beberapa hari ini?""Kenapa kami nggak bisa hubungi kamu? Tahu nggak seberapa khawatirnya kami padamu?""Iya, Tirta. Tahu nggak, Kak Melati sampai sakit dada karena merindukanmu. Kalau ada waktu, tolong periksa kondisinya, ya," tambah Arum.Tirta menjawab dengan rasa bersalah, "Aku ... pergi ke gunung untuk lihat batu giok. Lalu, ponselku nggak sengaja jatuh ke air dan rusak. Aku belum sempat beli yang baru, jadi mana mungkin aku bisa angkat telepon dari kalian?""Begitu turun dari pesawat, aku langsung buru-buru pulang. Ini salahku. Kalau tahu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 569

    "Tentu saja, Kak. Sejak kapan aku pernah bohong sama kamu? Kamu tenang saja, nggak akan ada masalah," balas Tirta sambil tersenyum."Kak Melati, aku bisa jadi saksi bahwa ucapan Tirta benar. Waktu dia bicara sama Nabila, aku juga ada di sampingnya." Arum tahu bahwa Tirta hanya ingin menghibur Melati, jadi dia juga membantu Tirta berbicara."Bahkan Arum juga tahu? Astaga, kenapa nggak bilang lebih awal sama kami? Duh, dasar. Buat aku khawatir saja ...." Mendengar ucapan Arum, Melati baru percaya dan menepuk-nepuk dadanya dengan tenang.Bagaimanapun, setelah kenal dengan Arum beberapa hari ini, Arum tidak pernah berbohong."Itu karena aku kira Tirta sudah bilang sama kalian sedari awal, makanya aku nggak bilang apa-apa," balas Arum sambil melirik Tirta dengan perasaan bersalah.Setelahnya, Melati dan Ayu kembali menanyakan beberapa hal pada Tirta, tetapi Tirta berhasil mengelabui mereka. Pada akhirnya, mereka pun tidak banyak bertanya lagi."Tadinya aku berencana mau ke kota besok. Tapi,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 570

    Uang bisa menggerakkan hati manusia.Hanya dengan berpikir sejenak saja, Tirta langsung bisa menebak bahwa Agatha pasti diculik karena Pil Kecantikan. Kalau saja Susanti tidak memberitahunya, Tirta sama sekali tidak tahu bahwa Agatha telah diculik.Memikirkan Agatha yang bahkan tidak bisa menjamin keselamatannya sendiri saat ini, membuat Tirta sangat khawatir. Tanpa sadar, dia mencengkeram tangan Susanti hingga terasa sakit.Melihat reaksi Tirta seheboh ini, Susanti baru teringat. Bukankah Direktur Farmasi Santika adalah wanita cantik yang dilindungi Tirta mati-matian saat berada di rumah sakit waktu itu?"Tirta, kamu jangan emosi dulu. Dengarkan ceritaku pelan-pelan," ujar Susanti sambil menarik kembali tangannya dengan perasaan cemburu."Penculikannya baru terjadi semalam. Waktu mendapat kabarnya, kami sudah blokir semua akses kota semalam. Bahkan Pak Saad juga sudah mengutus orang untuk membantu penyelidikan.""Menurut informasi yang kami dapatkan saat ini, Agatha menghilang di Farm

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 571

    Di seluruh kota, hampir setiap jalan dipenuhi dengan mobil polisi. Setiap pintu masuk dijaga ketat oleh petugas patroli yang memeriksa setiap kendaraan. Wali kota yang turun tangan untuk memerintahkan pencarian. Ditambah lagi, seluruh tenaga kepolisian telah dikerahkan, menunjukkan betapa seriusnya mereka menangani kasus ini.Bukan hanya karena Tirta yang terlibat, tapi juga karena Farmasi Santika yang sedang meroket. Perusahaan ini berpotensi menjadi perusahaan besar. Bagi pemerintah setempat, hal ini tentu sangat menguntungkan. Sekarang dengan adanya ancaman yang berusaha merusak hal baik tersebut, mereka bertekad untuk menyelesaikan kasus ini tanpa menyisakan celah sedikit pun.Kasus penculikan Agatha telah menjadi pembicaraan hangat di kota dan semua orang mengetahuinya.Di lantai tujuh sebuah apartemen kecil yang terpencil, seorang pria paruh baya menatap keluar jendela menyaksikan mobil-mobil polisi yang berpatroli tanpa henti di jalanan. Ekspresinya tampak sangat cemas saat buru

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1407

    Di sisi lain, Tirta menelepon Ayu setelah Idris dan Rasmi pergi. Setelah panggilan terhubung, Ayu yang sudah 2 hari tidak bertemu Tirta tentu merasa khawatir. Dia terus menanyakan kondisi Tirta.Tirta menjelaskan kondisinya dengan singkat, "Bi, Susanti terancam bahaya. Jadi, aku langsung naik pesawat untuk mencari Susanti. Tapi, kamu nggak usah khawatir. Sekarang semuanya sudah aman."Tirta memberi tahu Ayu pemikirannya, "Aku berencana membawa Susanti menemuimu setelah dia bangun, lalu kita dan Bi Elisa langsung kembali ke Desa Persik. Kita tinggal di sana untuk beberapa waktu."Mendengar ucapan Tirta, Ayu yang khawatir bertanya, "Ha? Tirta, kalau kamu mau kembali ke Desa Persik, tentu saja aku dan Elisa nggak keberatan. Masalahnya, gimana caranya kamu menjelaskan pada Bu Bella?"Ayu menambahkan, "Bagaimana kalau Bu Bella mau ikut kita kembali ke Desa Persik? Aku rasa berdasarkan sifat Bu Bella, dia pasti nggak terima kalau tahu kamu punya banyak kekasih.""Aku yang akan jelaskan pada

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1406

    "Aku rasa otakmu bermasalah karena terlalu lama tinggal di Provinsi Naru!" bentak Rasmi. Ucapannya menunjukkan dia tidak menyukai Tirta."Rasmi, kenapa kamu bicara seperti itu? Pak Tirta itu saudara Ayah. Bukannya sudah seharusnya kita bersikap hormat padanya? Lagi pula ...," sahut Idris.Idris berniat menceritakan pada Rasmi bahwa Tirta sudah membantunya menyelesaikan masalah mereka yang tidak bisa mempunyai keturunan.Namun, sebelum Idris selesai bicara, Rasmi menyela, "Apa? Aku nggak marah kalau nggak ungkit masalah itu! Ayah sudah pikun, makanya dia mengakui pemuda itu sebagai saudaranya."Rasmi melanjutkan, "Waktu Ayah menceritakan masalah ini padaku, aku sudah sarankan dia cepat batalkan keputusannya. Ayah pikun karena tua, masa kamu juga sama? Kalau waktu itu Ayah mengakui anak 3 tahun jadi saudaranya, apa kamu juga mau memuja anak kecil itu?"Rasmi menambahkan, "Aku nggak peduli! Apa pun caranya, kamu harus usir pemuda itu dari rumah kita secepatnya! Aku nggak mau tinggal di ho

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1405

    Begitu melontarkan perkataannya, Marila baru merasa kurang pantas. Dia berbisik lagi dengan wajah memerah, "Pak Tirta, bukan itu maksudku. Jangan salah paham."Tentu saja Tirta tahu Marila tidak bermaksud seperti itu. Dia tertawa, lalu menanggapi, "Oke. Aku tunggu Bu Marila pulang setelah beli bahan obat-obatan."Sesudah itu, Tirta tidak mengatakan apa pun lagi. Mendengar perkataan Tirta, Marila baru merasa tenang. Kemudian, Marila berpamitan dengan Idris.Tirta merasa bosan saat menunggu Marila. Dia kembali ke kamar untuk menemani Susanti. Tirta duduk di samping tempat tidur. Pikirannya sangat kacau.Tirta mendesah dan bergumam, "Setelah Susanti bangun, aku bawa dia cari Bi Ayu, lalu langsung kembali ke Desa Persik. Kak Nabila, Kak Melati, Kak Arum, Kak Farida, dan lainnya pasti merindukanku."Sebenarnya sebelum Susanti tertimpa masalah, Tirta berencana pergi ke ibu kota setelah meninggalkan Provinsi Dohe. Namun, masalah ini terjadi.Tirta juga memahami satu hal. Dia memang bisa menge

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1404

    "Aku nggak akan pergi lagi. Jangan tiduri aku, ya?" mohon Selina. Wajahnya memerah setelah mendengar ucapan Tirta.Selina berusaha menggerakkan pinggangnya untuk menjauhi sumber masalah itu. Napas Tirta yang hangat membuat wajah Selina merah padam.Tirta menegaskan, "Aku nggak peduli, pokoknya sekarang aku harus menidurimu sampai puas. Terserah kamu mau pergi atau tetap tinggal, aku tetap akan melakukannya!"Hasrat Tirta membara karena pinggang Selina terus bergerak. Dia segera mengerahkan 2 teknik. Yang pertama adalah Teknik Menghilang untuk menyembunyikan tubuhnya dan Selina. Yang kedua adalah Teknik Senyap untuk menutupi suara yang dikeluarkan Selina selanjutnya.Kemudian, Tirta langsung bersanggama dengan Selina. Sementara itu, Selina memelas, "Tirta ... jangan ... aku benci kamu ...."Biarpun mengeluh, tubuh Selina tetap terangsang. Jelas-jelas Tirta sudah melepaskannya, tetapi Selina tidak melepaskan Tirta dan tidak bergerak sedikit pun. Dia membiarkan Tirta memberinya kompensasi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1403

    Tirta menunggu sampai Selina berjalan keluar dari taman bunga kompleks tempat Idris tinggal. Dengan begitu, mereka berdua sudah menjauh dari pandangan Anton dan Yuli.Tirta baru maju dan berkata seraya memeluk Selina, "Bu Selina, aku tahu kamu pasti pergi bukan karena dipanggil atasan. Apa kamu punya masalah? Kamu bisa ceritakan padaku.""Aku nggak punya masalah. Pak Tirta, aku cuma ingin pulang untuk mengurus kasus. Selain itu, aku sudah merasa sangat bangga bisa mengenal tokoh hebat sepertimu. Aku nggak mau terus tinggal di sini dan mengganggu Pak Tirta," sahut Selina.Selina memohon, "Pak Tirta, tolong lepaskan aku. Kita berdua nggak punya hubungan apa pun. Kita lupakan masalah yang sudah berlalu."Mata Selina memerah. Dia berbicara sambil terisak dan ingin melepaskan Tirta.Sementara itu, Tirta yang merasa tidak berdaya mendesah dan menimpali, "Bu Selina, aku sudah paham. Kamu pasti merasa aku cuma berpura-pura dan mempermainkan perasaanmu setelah kamu tahu latar belakangku. Jadi,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1402

    Selain itu, perasaan Selina campur aduk saat melihat Tirta. Melihat ekspresi mereka yang terkejut, Idris tertawa dan bertanya, "Apa Pak Tirta nggak pernah beri tahu kalian?"Idris membatin, 'Pak Tirta sangat hebat. Biarpun nggak ada Pak Saba, Pak Tirta bisa mendekati petinggi negara yang lain asalkan dia mau.'Sayangnya, Idris sudah berjanji kepada Tirta tidak akan mengungkapkan kehebatannya. Kalau tidak, Idris akan menjadi pelindung Tirta dan memamerkan kehebatannya.Yuli masih merasa antusias. Bahkan, dia sangat bangga hingga memandangi Tirta seraya tersenyum lebar dan menjawab, "Nggak. Pak Tirta, kenapa kamu nggak beri tahu kami hal sepenting ini?"Sekarang Tirta terpaksa harus mengakuinya. Dia berdeham, lalu menanggapi dengan ekspresi tenang, "Karena aku merasa hal seperti ini nggak perlu diumbar. Aku juga nggak ingin memanfaatkan status Pak Saba untuk bertindak semena-mena."Kenyataannya memang seperti itu. Tirta tidak pernah berinisiatif mengatakan dirinya adalah saudara Saba.Yu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1401

    Tirta tertawa licik, lalu membalas, 'Oke. Kak, aku akan pergi. Nanti malam jangan berpikiran untuk menghabisiku lagi.'Kemudian, Tirta keluar dengan perasaan gembira. Dia melihat Idris yang antusias sedang duduk tegak sambil mengobrol dengan Marila, Yuli, dan Selina.Begitu Tirta keluar, Idris langsung berhenti bicara. Dia berdiri, lalu menyambut Tirta, "Pak Tirta ...."Yuli juga menghampiri Tirta dan menimpali sembari tersenyum, "Pak Tirta, apa kita bisa bicara sebentar? Ada yang ingin kutanyakan padamu.""Ada apa? Tentu saja boleh," sahut Tirta.Yuli sangat senang melihat Tirta menyetujui permintaannya. Dia segera menarik Tirta kembali ke kamar. Namun, sebelum Yuli membawa Tirta masuk ke kamar, Anton yang keberatan menghentikan Yuli, "Aduh, berhenti! Yuli, kamu gila, ya? Kenapa kamu nggak langsung bertanya pada Pak Tirta di sini saja? Untuk apa kamu bawa dia ke kamar? Kamu kira ini rumahmu?"Anton berucap pada Tirta dengan ekspresi canggung, "Pak Tirta, begini. Ibunya Susanti ingin

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1400

    Namun, bagian tubuh yang telah dipijat oleh Tirta terasa hangat dan nyaman, membuat Idris sangat rileks."Sudah beres. Pak Idris, masalahmu berasal dari kelelahan berkepanjangan ditambah dengan faktor bawaan, menyebabkan kondisi tubuhmu lebih lemah dari orang lain, makanya sulit menghasilkan sperma.""Dengan metode kedokteran barat, masalah seperti ini sangat sulit ditangani, bahkan sering kali tak terdeteksi.""Tapi di tanganku, ini bukan masalah besar. Kalau kondisi tubuh istrimu juga memungkinkan, aku jamin malam ini kamu bisa langsung tepat sasaran."Saat mengatakan itu, alis Tirta tiba-tiba berkerut. Dia baru teringat satu hal. Dia sudah berhubungan intim dengan begitu banyak wanita, tetapi sejauh ini belum ada satu pun yang hamil."Wah, terima kasih banyak, Pak Tirta! Kalau aku dan istriku benar-benar bisa punya anak, aku pasti akan undang kamu ke acara syukuran!"Idris yang tenggelam dalam euforia itu sama sekali tidak menyadari ekspresi aneh di wajah Tirta. Dia sangat bersyukur

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1399

    "Pak Idris, kalau memang ada sesuatu, lebih baik berdiri dan bicarakan saja. Selama bukan hal yang melanggar nurani dan hukum, aku pasti akan bantu." Melihat keadaan itu, Tirta hanya bisa menghela napas dengan pasrah."Benarkah? Kamu benaran bersedia membantuku, tanpa mengungkit kesalahan masa lalu? Tapi, permintaanku ini .... Aku ingin kamu membantuku dan istriku agar bisa punya seorang anak.""Kami sudah menikah 20 tahun, sampai sekarang belum juga punya keturunan. Aku dan istriku sudah pergi ke rumah sakit di seluruh negeri, tapi nggak ada yang bisa menemukan penyebab pastinya ...."Idris akhirnya berdiri dari lantai, tetapi suaranya masih penuh emosi dan sedikit tidak percaya. Dia merasa Tirta yang seperti dewa hidup pasti sulit didekati dan tak mudah diajak bicara. Itu sebabnya, sikapnya terhadap Tirta sangat sungkan."Kenapa nggak? Pak Idris, kamu dan Bu Marila sudah susah payah membantuku mencari Susanti. Aku tentu harus membantumu semaksimal mungkin.""Lagi pula, sekalipun buka

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status