Share

Bab 391

Penulis: Hazel
Aina berlari sambil menangis. Dia benar-benar menyesal telah menyinggung Tirta. Tirta adalah tipe orang yang pasti akan membalas dendam jika disinggung. Pelajaran dari kejadian sebelumnya seharusnya membuatnya berhati-hati, tetapi sekarang sudah terlambat.

Yang membuatnya semakin putus asa adalah dilema yang dia hadapi saat berlari. Jka langkahnya terlalu besar, lebih banyak yang akan terlihat. Jika terlalu kecil, dia akan bergerak terlalu lambat. Dalam situasi ini, arena pemilihan batu terasa jauh lebih besar daripada biasanya.

Sambil menahan rasa malu dan tatapan penuh ejekan dari semua orang di sekitarnya, Aina akhirnya menyelesaikan hukuman itu. Dengan terburu-buru, dia mengenakan pakaiannya kembali, lalu melarikan diri dari tempat itu dengan diiringi tawa dan ejekan dari para penonton.

"Hei, cantik, tubuhmu lumayan, ya."

"Kulitmu juga putih."

"Tubuhmu menggoda juga waktu lari tadi. Aku sudah rekam semuanya, kualitas HD, nanti kukirim videonya untukmu."

Semua orang mulai saling mem
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
hans
Kenapa ceritnya diulangulang bro bikin habis koin Aja
goodnovel comment avatar
Hans Silalahi
***** Lanjut
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 392

    "Terima kasih atas bantuanmu, Master Tirta. Kamu benar-benar berbesar hati," kata Sandy dengan penuh rasa syukur.Tirta hanya tersenyum tipis. "Nggak usah memujiku. Selamat bergabung, Pak Sandy."Gilang mengulurkan tangan untuk berjabat dengan Sandy. "Master Sandy, jangan berkecil hati. Dengan kemampuan Anda, Anda sudah termasuk sangat hebat. Kita bisa saling berbagi pengalaman ke depannya. Kami juga menyambut Anda untuk bergabung."Sandy menggelengkan kepala sambil tersenyum pahit. "Mana mungkin aku layak disebut master? Dengan kehadiran Master Tirta, aku nggak pantas menyandang gelar itu."Akhirnya, mereka saling berkenalan dengan baik. Afrian kemudian bertanya pada Tirta, "Tirta, menurutmu gimana seharusnya kita menangani batu yang ditinggalkan Putro ini?"Tirta tidak terlalu mempermasalahkan batu-batu tersebut. "Terserah saja. Batu-batu itu nggak terlalu menarik bagiku. Biar Kak Irene saja yang mengurusnya."Batu-batu yang dipilih oleh Sandy bernilai lebih dari empat triliun, tapi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 393

    "Apa ada yang bisa kubantu?" tanya Tirta dengan terkejut saat melihat kedua orang itu menghampirinya.Wanita misterius yang cantik itu berkata dengan tenang, "Master Tirta, kalau kamu punya waktu sekarang, apa kita bisa bicara sebentar?"Wanita cantik itu menunjukkan sikap yang sangat hormat kepada Tirta, bahkan dengan sukarela mengundangnya untuk berdiskusi lebih lanjut. Para bos di sekitar yang menyaksikan kejadian ini langsung tercengang."Astaga, aku salah lihat nggak? Kejadian hari ini benar-benar luar biasa. Aku mulai meragukan persepsiku sendiri.""Kamu nggak salah lihat, ini benar-benar terjadi.""Ini pertama kalinya aku melihat Bu Bella mengundang seseorang untuk bicara empat mata.""Master Tirta pasti yang pertama. Dia masih muda, berbakat, dan punya keterampilan luar biasa dalam memilih batu. Nggak heran Bu Bella yang luar biasa ini tertarik padanya.""Aku benar-benar iri. Bisa bicara berduaan sama Bu Bella saja hidup ini sudah terasa sempurna."Para pria di sekitarnya mempe

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 394

    Namun, kepercayaan diri Bella tidak kalah dari Irene sehingga membuatnya tampak bagaikan model saat mengenakan pakaian ini. Bukan hanya menampilkan pesona feminin yang khas, tetapi juga memancarkan aura kuat seorang pemimpin.Sikapnya tampak seolah-olah dia adalah seorang ratu yang menguasai dunia dan semua pria tunduk di bawah kendalinya. Terutama dengan lekukan tubuhnya yang sempurna dan potongan kerah baju yang menonjolkan dadanya yang halus, membuat siapa pun ingin merasakan keindahan tubuhnya.Rambut panjangnya yang bergelombang dipenuhi dengan aura dominan. Dipadukan dengan wajah cantik yang tak kalah dari Irene, penampilannya ini cukup untuk membangkitkan keinginan semua pria untuk menaklukkannya.Saat kedua wanita ini berdiri berdampingan, visual yang ditampilkan memang sangat memuaskan. Namun, Tirta malah berkata, "Nggak tahu. Tapi kalaupun tahu, aku tetap nggak ingin ikutan. Perutku lapar sekali sekarang. Sudah sibuk seharian, aku ingin pulang untuk makan."Sikap Tirta ini me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 395

    Dalam hatinya, Bella bertanya-tanya, seperti apa pria ini sebenarnya? Tirta bahkan membuatnya meragukan pandangannya terhadap seorang pria.....Namun bagaimanapun, akhirnya Tirta telah menyetujuinya. Di bawah tatapan semua orang, Bella membawa Tirta pergi sambil melenggang.Tak lama kemudian, kedua orang itu tiba di sebuah ruangan yang sangat mewah. Di udara bahkan tercium wewangian yang samar. Karpet wol yang mahal terhampar di atas lantai kayu yang mewah dan memberikan sensasi yang nyaman saat diinjak.Tubuh Tirta bahkan terasa tenggelam saat menduduki sofa yang sangat empuk di dalam ruangan. Cahaya matahari menerobos masuk melalui jendela yang tinggi dan elegan, menyinari piano impor yang jelas bernilai sangat mahal. Semua ini memberikan kesan seperti dalam istana bangsawan.Tirta tak kuasa berdecak kagum. Orang kaya memang pintar menikmati hidup. Hanya sebuah ruang tamu saja telah menghabiskan uang sebanyak ini.Seorang pelayan bergegas menyajikan teh. Tirta hanya meliriknya denga

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 396

    Namun, dari penampilan Tirta, sepertinya kedua kemungkinan itu tidak benar. Bella sungguh tidak memahami isi pikiran Tirta. Apa mungkin status pria ini benar-benar tidak biasa? Bagaimanapun, orang biasa tidak mungkin bersikap seperti ini.Karena tidak berdaya, Bella terpaksa berbicara terus terang, "Kami telah melihat bakat dan kemampuanmu dalam memilih batu. Kamu sangat luar biasa. Kami ingin mengundangmu bergabung dengan Keluarga Purnomo. Asalkan kamu menyetujuinya, kami bisa memberimu berapa pun yang kamu mau atau mungkin kamu punya permintaan lain?"Tirta hanya menggeleng. Dia menolak dengan berkata, "Maaf sekali, memilih batu bukan pekerjaan utamaku. Aku cuma membantu teman. Lagi pula, pekerjaan ini sangat membosankan."Bella yakin Tirta memahami tawarannya. Namun, Tirta malah menolaknya selugas ini. Ini benar-benar di luar dugaan. Ini pertama kalinya Bella melihat orang seaneh Tirta.Jadi, Bella bertanya sekali lagi dengan sangat serius, "Pak Tirta, Kamu yakin nggak mau mempertim

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 397

    Setelah menolak tawaran Bella, Tirta kembali ke lokasi ekspo dan berkumpul dengan Irene dan lainnya.Saat ini, tampak beberapa bos besar sedang berdiri di hadapan Afrian. Mereka menjual 3 batu giok Putro dan langsung mentransfer dana ke rekening Afrian. Afrian tidak mungkin mau rugi dalam berbisnis.Ketiga batu giok milik Putro diperkirakan bernilai 4 triliun. Afrian berhasil menjualnya dengan harga 4 triliun. Ditambah lagi Bella membeli batu yang dipilih oleh Tirta, Afrian pun untung 110 triliun.Hal ini tentu membuat Afrian sangat senang. Dia hampir lupa untuk mempertahankan citranya. Bagaimanapun, modal Afrian hanya 200 miliar. Namun, sekarang dia untung 110 triliun."Pak Afrian, lain kali kita harus bekerja sama.""Pak Afrian, kalau kamu punya waktu nanti, datang saja ke kelabku untuk minum dan ngobrol. Kamu pasti ingin bersenang-senang setelah untung besar. Kelabku untuk kalangan atas. Aku akan memberi gratis kepadamu dan keluargamu.""Pak Afrian, aku punya beberapa batu berkualit

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 398

    “Di seluruh dunia, hanya Pak Tirta yang punya keahlian memilih batu sehebat ini. Sebagai pemimpin industri batu giok dalam negeri, Keluarga Purnomo nggak mungkin membiarkan orang sehebat ini berkeliaran di luar," jelas Afrian.Tirta tidak peduli dengan pernyataan semacam ini. Dia menyahut, "Ini cuma hobiku. Kalau Keluarga Purnomo bersikeras, biarkan saja mereka. Lagi pula, aku belum tentu bakal berpartisipasi dalam ekspo seperti ini lagi.""Baiklah kalau begitu." Afrian tidak membujuk Tirta lagi. Dia teringat pada pendapatannya kali ini. Setelah mengeluarkan sebuah kartu bank dari sakunya, Afrian hendak meletakkanya di tangan Tirta."Uang 4 triliun ini hasil jual batu Putro. Aku tahu nominal ini nggak bisa dibandingkan dengan bantuan besar yang kamu berikan. Keluarga Manggala akan selalu mengingat kebaikanmu ini. Tolong terima niat baik kami," ucap Afrian dengan tulus.Tirta tidak menerimanya, melainkan berkata, "Berikan saja dulu kepada Irene. Bisa dibilang kita adalah keluarga. Lagi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 399

    Afrian tentu mengerti bahwa Tirta malas meladeni sekelompok orang ini. Dia langsung berkata, "Irene, termani Pak Tirta istirahat. Kamu harus melayaninya dengan baik. Jangan sampai terjadi kesalahan apa pun."Dengan demikian, Afrian pun tetap berada di sini untuk mengobrol dengan para bos ini. Dia ingin memberi Tirta dan Irene ruang untuk berduaan."Hehe. Kalau begitu, kami pamit dulu," ucap Tirta sambil menunjukkan senyuman nakal. Tatapannya yang dipenuhi penantian membuat wajah Irene tersipu."Oke, Ayah." Irene mengiakan. Kemudian, dia mengemudikan mobil putihnya. Tirta juga mengemudikan mobilnya dan mengikuti Irene dari belakang.Tidak berselang lama, kedua mobil itu tiba di sebuah kediaman mewah. Tempat ini sunyi senyap, seolah-olah khusus disiapkan untuk mereka berdua.Tirta duduk di sofa dengan lelah. Dia menghela napas dan berucap, "Hais .... Ekspo seperti ini benar-benar merepotkan. Aku sampai kepanasan dan kelelahan. Apalagi di sana sangat ramai."Irene melepaskan sepatu hak ti

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1407

    Di sisi lain, Tirta menelepon Ayu setelah Idris dan Rasmi pergi. Setelah panggilan terhubung, Ayu yang sudah 2 hari tidak bertemu Tirta tentu merasa khawatir. Dia terus menanyakan kondisi Tirta.Tirta menjelaskan kondisinya dengan singkat, "Bi, Susanti terancam bahaya. Jadi, aku langsung naik pesawat untuk mencari Susanti. Tapi, kamu nggak usah khawatir. Sekarang semuanya sudah aman."Tirta memberi tahu Ayu pemikirannya, "Aku berencana membawa Susanti menemuimu setelah dia bangun, lalu kita dan Bi Elisa langsung kembali ke Desa Persik. Kita tinggal di sana untuk beberapa waktu."Mendengar ucapan Tirta, Ayu yang khawatir bertanya, "Ha? Tirta, kalau kamu mau kembali ke Desa Persik, tentu saja aku dan Elisa nggak keberatan. Masalahnya, gimana caranya kamu menjelaskan pada Bu Bella?"Ayu menambahkan, "Bagaimana kalau Bu Bella mau ikut kita kembali ke Desa Persik? Aku rasa berdasarkan sifat Bu Bella, dia pasti nggak terima kalau tahu kamu punya banyak kekasih.""Aku yang akan jelaskan pada

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1406

    "Aku rasa otakmu bermasalah karena terlalu lama tinggal di Provinsi Naru!" bentak Rasmi. Ucapannya menunjukkan dia tidak menyukai Tirta."Rasmi, kenapa kamu bicara seperti itu? Pak Tirta itu saudara Ayah. Bukannya sudah seharusnya kita bersikap hormat padanya? Lagi pula ...," sahut Idris.Idris berniat menceritakan pada Rasmi bahwa Tirta sudah membantunya menyelesaikan masalah mereka yang tidak bisa mempunyai keturunan.Namun, sebelum Idris selesai bicara, Rasmi menyela, "Apa? Aku nggak marah kalau nggak ungkit masalah itu! Ayah sudah pikun, makanya dia mengakui pemuda itu sebagai saudaranya."Rasmi melanjutkan, "Waktu Ayah menceritakan masalah ini padaku, aku sudah sarankan dia cepat batalkan keputusannya. Ayah pikun karena tua, masa kamu juga sama? Kalau waktu itu Ayah mengakui anak 3 tahun jadi saudaranya, apa kamu juga mau memuja anak kecil itu?"Rasmi menambahkan, "Aku nggak peduli! Apa pun caranya, kamu harus usir pemuda itu dari rumah kita secepatnya! Aku nggak mau tinggal di ho

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1405

    Begitu melontarkan perkataannya, Marila baru merasa kurang pantas. Dia berbisik lagi dengan wajah memerah, "Pak Tirta, bukan itu maksudku. Jangan salah paham."Tentu saja Tirta tahu Marila tidak bermaksud seperti itu. Dia tertawa, lalu menanggapi, "Oke. Aku tunggu Bu Marila pulang setelah beli bahan obat-obatan."Sesudah itu, Tirta tidak mengatakan apa pun lagi. Mendengar perkataan Tirta, Marila baru merasa tenang. Kemudian, Marila berpamitan dengan Idris.Tirta merasa bosan saat menunggu Marila. Dia kembali ke kamar untuk menemani Susanti. Tirta duduk di samping tempat tidur. Pikirannya sangat kacau.Tirta mendesah dan bergumam, "Setelah Susanti bangun, aku bawa dia cari Bi Ayu, lalu langsung kembali ke Desa Persik. Kak Nabila, Kak Melati, Kak Arum, Kak Farida, dan lainnya pasti merindukanku."Sebenarnya sebelum Susanti tertimpa masalah, Tirta berencana pergi ke ibu kota setelah meninggalkan Provinsi Dohe. Namun, masalah ini terjadi.Tirta juga memahami satu hal. Dia memang bisa menge

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1404

    "Aku nggak akan pergi lagi. Jangan tiduri aku, ya?" mohon Selina. Wajahnya memerah setelah mendengar ucapan Tirta.Selina berusaha menggerakkan pinggangnya untuk menjauhi sumber masalah itu. Napas Tirta yang hangat membuat wajah Selina merah padam.Tirta menegaskan, "Aku nggak peduli, pokoknya sekarang aku harus menidurimu sampai puas. Terserah kamu mau pergi atau tetap tinggal, aku tetap akan melakukannya!"Hasrat Tirta membara karena pinggang Selina terus bergerak. Dia segera mengerahkan 2 teknik. Yang pertama adalah Teknik Menghilang untuk menyembunyikan tubuhnya dan Selina. Yang kedua adalah Teknik Senyap untuk menutupi suara yang dikeluarkan Selina selanjutnya.Kemudian, Tirta langsung bersanggama dengan Selina. Sementara itu, Selina memelas, "Tirta ... jangan ... aku benci kamu ...."Biarpun mengeluh, tubuh Selina tetap terangsang. Jelas-jelas Tirta sudah melepaskannya, tetapi Selina tidak melepaskan Tirta dan tidak bergerak sedikit pun. Dia membiarkan Tirta memberinya kompensasi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1403

    Tirta menunggu sampai Selina berjalan keluar dari taman bunga kompleks tempat Idris tinggal. Dengan begitu, mereka berdua sudah menjauh dari pandangan Anton dan Yuli.Tirta baru maju dan berkata seraya memeluk Selina, "Bu Selina, aku tahu kamu pasti pergi bukan karena dipanggil atasan. Apa kamu punya masalah? Kamu bisa ceritakan padaku.""Aku nggak punya masalah. Pak Tirta, aku cuma ingin pulang untuk mengurus kasus. Selain itu, aku sudah merasa sangat bangga bisa mengenal tokoh hebat sepertimu. Aku nggak mau terus tinggal di sini dan mengganggu Pak Tirta," sahut Selina.Selina memohon, "Pak Tirta, tolong lepaskan aku. Kita berdua nggak punya hubungan apa pun. Kita lupakan masalah yang sudah berlalu."Mata Selina memerah. Dia berbicara sambil terisak dan ingin melepaskan Tirta.Sementara itu, Tirta yang merasa tidak berdaya mendesah dan menimpali, "Bu Selina, aku sudah paham. Kamu pasti merasa aku cuma berpura-pura dan mempermainkan perasaanmu setelah kamu tahu latar belakangku. Jadi,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1402

    Selain itu, perasaan Selina campur aduk saat melihat Tirta. Melihat ekspresi mereka yang terkejut, Idris tertawa dan bertanya, "Apa Pak Tirta nggak pernah beri tahu kalian?"Idris membatin, 'Pak Tirta sangat hebat. Biarpun nggak ada Pak Saba, Pak Tirta bisa mendekati petinggi negara yang lain asalkan dia mau.'Sayangnya, Idris sudah berjanji kepada Tirta tidak akan mengungkapkan kehebatannya. Kalau tidak, Idris akan menjadi pelindung Tirta dan memamerkan kehebatannya.Yuli masih merasa antusias. Bahkan, dia sangat bangga hingga memandangi Tirta seraya tersenyum lebar dan menjawab, "Nggak. Pak Tirta, kenapa kamu nggak beri tahu kami hal sepenting ini?"Sekarang Tirta terpaksa harus mengakuinya. Dia berdeham, lalu menanggapi dengan ekspresi tenang, "Karena aku merasa hal seperti ini nggak perlu diumbar. Aku juga nggak ingin memanfaatkan status Pak Saba untuk bertindak semena-mena."Kenyataannya memang seperti itu. Tirta tidak pernah berinisiatif mengatakan dirinya adalah saudara Saba.Yu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1401

    Tirta tertawa licik, lalu membalas, 'Oke. Kak, aku akan pergi. Nanti malam jangan berpikiran untuk menghabisiku lagi.'Kemudian, Tirta keluar dengan perasaan gembira. Dia melihat Idris yang antusias sedang duduk tegak sambil mengobrol dengan Marila, Yuli, dan Selina.Begitu Tirta keluar, Idris langsung berhenti bicara. Dia berdiri, lalu menyambut Tirta, "Pak Tirta ...."Yuli juga menghampiri Tirta dan menimpali sembari tersenyum, "Pak Tirta, apa kita bisa bicara sebentar? Ada yang ingin kutanyakan padamu.""Ada apa? Tentu saja boleh," sahut Tirta.Yuli sangat senang melihat Tirta menyetujui permintaannya. Dia segera menarik Tirta kembali ke kamar. Namun, sebelum Yuli membawa Tirta masuk ke kamar, Anton yang keberatan menghentikan Yuli, "Aduh, berhenti! Yuli, kamu gila, ya? Kenapa kamu nggak langsung bertanya pada Pak Tirta di sini saja? Untuk apa kamu bawa dia ke kamar? Kamu kira ini rumahmu?"Anton berucap pada Tirta dengan ekspresi canggung, "Pak Tirta, begini. Ibunya Susanti ingin

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1400

    Namun, bagian tubuh yang telah dipijat oleh Tirta terasa hangat dan nyaman, membuat Idris sangat rileks."Sudah beres. Pak Idris, masalahmu berasal dari kelelahan berkepanjangan ditambah dengan faktor bawaan, menyebabkan kondisi tubuhmu lebih lemah dari orang lain, makanya sulit menghasilkan sperma.""Dengan metode kedokteran barat, masalah seperti ini sangat sulit ditangani, bahkan sering kali tak terdeteksi.""Tapi di tanganku, ini bukan masalah besar. Kalau kondisi tubuh istrimu juga memungkinkan, aku jamin malam ini kamu bisa langsung tepat sasaran."Saat mengatakan itu, alis Tirta tiba-tiba berkerut. Dia baru teringat satu hal. Dia sudah berhubungan intim dengan begitu banyak wanita, tetapi sejauh ini belum ada satu pun yang hamil."Wah, terima kasih banyak, Pak Tirta! Kalau aku dan istriku benar-benar bisa punya anak, aku pasti akan undang kamu ke acara syukuran!"Idris yang tenggelam dalam euforia itu sama sekali tidak menyadari ekspresi aneh di wajah Tirta. Dia sangat bersyukur

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1399

    "Pak Idris, kalau memang ada sesuatu, lebih baik berdiri dan bicarakan saja. Selama bukan hal yang melanggar nurani dan hukum, aku pasti akan bantu." Melihat keadaan itu, Tirta hanya bisa menghela napas dengan pasrah."Benarkah? Kamu benaran bersedia membantuku, tanpa mengungkit kesalahan masa lalu? Tapi, permintaanku ini .... Aku ingin kamu membantuku dan istriku agar bisa punya seorang anak.""Kami sudah menikah 20 tahun, sampai sekarang belum juga punya keturunan. Aku dan istriku sudah pergi ke rumah sakit di seluruh negeri, tapi nggak ada yang bisa menemukan penyebab pastinya ...."Idris akhirnya berdiri dari lantai, tetapi suaranya masih penuh emosi dan sedikit tidak percaya. Dia merasa Tirta yang seperti dewa hidup pasti sulit didekati dan tak mudah diajak bicara. Itu sebabnya, sikapnya terhadap Tirta sangat sungkan."Kenapa nggak? Pak Idris, kamu dan Bu Marila sudah susah payah membantuku mencari Susanti. Aku tentu harus membantumu semaksimal mungkin.""Lagi pula, sekalipun buka

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status