Share

Bab 25

Author: Hazel
"Jangan bicara sembarangan. Aku sudah lama nggak mengintip janda mandi," balas Tirta dengan wajah tersipu. Dulu dia masih kekanak-kanakan dan sering membawa Agatha untuk mengintip janda mandi. Akan tetapi, dia bahkan tidak bisa melihat dengan jelas. Sebenarnya saat itu Tirta hanya penasaran dengan wanita.

"Lho, sekarang kamu sudah tahu malu ya?" ejek Agatha saat melihat reaksi Tirta yang malu-malu. Seketika, hatinya juga ikut bergejolak.

"Sekarang aku sudah dewasa," balas Tirta sambil menggaruk kepalanya dan melihat dada Agatha dengan bingung. "Kenapa kamu sekarang jadi mirip sapi perah? Bukannya dulu cuma seukuran jeruk? Kamu ganjal sesuatu ya?" tanya Tirta lagi.

"Cih, kamu yang sapi perah! Kamu yang pakai ganjalan! Memangnya aku nggak boleh puber?" balas Agatha sambil memukul Tirta dengan kesal.

Agatha memiliki sepasang mata yang bundar. Saat tersenyum, dia terlihat seperti sedang merayu Tirta. Hal ini membuat hati Tirta tergoda. "Aku nggak percaya. Kamu berani kupegang untuk membukt
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (56)
goodnovel comment avatar
Mulki Sari
iklan nya ga bisa di buka
goodnovel comment avatar
Mulki Sari
iklan mllu
goodnovel comment avatar
Andi Cuk
NoveL taik.. kunci aja truss
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 26

    "Jangan! Aku bisa nangis nih!" seru Tirta. Dia merasa ada hawa dingin yang berembus di bawah celananya."Hahaha, kamu sampai ketakutan begini ...." Sebelum menyelesaikan perkataannya, Agatha tiba-tiba melirik ke arah kejantanan Tirta yang tampak membesar."Kamu ... sudah sembuh? Sejak kapan?!" tanyanya dengan kaget."Kamu baru pulang, aku belum sempat cerita padamu," jawab Tirta sambil terkekeh-kekeh. "Gimana? Mau coba nggak?""Nggak! Minggir sana! Kalau sudah sembuh, jangan pernah harap bisa sentuh aku lagi!" teriak Agatha dengan tatapan waswas. Dia merasa Tirta seperti hendak menanggalkan semua pakaiannya dan melakukan perbuatan jahat pada dirinya. Kalau begitu, tentu saja tidak boleh!"Kamu juga tahu sendiri, aku hidup di desa ini nggak ada wanita lain. Hidupku jadi terasa membosankan. Kalau nggak, mana mungkin aku minta bantuan padamu? Itu karena aku merasa hubungan kita sudah sangat dekat." Tirta sengaja menunjukkan ekspresi yang sedih untuk menarik simpati Agatha."Tetap saja ngg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 27

    "Sialan, ulah siapa ini?" Tirta bergegas pulang ke rumah, tetapi tetap tidak melihat sosok Ayu di sana. Seketika, dia menjadi semakin panik. Tiba-tiba, Tirta teringat dengan perkataan Abbas tadi siang. Mereka mau meniduri bibi Tirta!"Abbas sialan. Kalau ini benar-benar ulahmu, akan kuhabisi kamu!" Tirta bergegas lari ke toko di depan desa dengan tatapan yang berapi-api. Setelah orang tuanya meninggal, Ayu adalah satu-satunya keluarga bagi Tirta. Jika sampai terjadi sesuatu pada Ayu, Tirta tidak bisa membayangkan apa yang akan dilakukannya. Perjalanan ke toko yang seharusnya memakan waktu belasan menit, kini ditempuh oleh Tirta dalam lima menit."Abbas sialan, keluar kamu! Di mana bibiku?!" teriak Tirta seraya menendang pintu toko itu hingga terbuka. Di dalamnya ada beberapa wanita paruh baya yang sontak terkejut. Tirta melihat ke sekeliling ruangan itu, tapi tidak menemukan sosok Abbas. Hal ini membuatnya semakin panik."Anak sialan, kamu salah makan obat ya? Berani-beraninya kamu ber

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 28

    "Tiduri dia! Harus tiduri dia sampai puas! Kalau nggak, sia-sia kita dipukul pagi ini!" Orang yang sedang berbicara adalah Abbas dan Enes. Lantaran masih kesal karena dipukul Tirta tadi pagi, mereka menculik Ayu dan ingin membalas dendam padanya!"Jangan mendekat ...." Pada saat ini, Ayu benar-benar ketakutan. Dia tidak ingin disentuh oleh pria-pria busuk ini. Sebab, dia tidak akan bisa berhadapan dengan Tirta nantinya jika sampai dinodai!"Kita ini sama-sama penduduk desa. Kalau Tirta melakukan kesalahan pada kalian, aku mewakilinya minta maaf. Nggak perlu sampai begitu.""Apa gunanya minta maaf? Lebih baik tiduri kamu!" seru Abbas sambil terkekeh-kekeh. Dia sudah membayangkan adegan nikmat saat meniduri Ayu."Ya, jangan harap Tirta akan datang menolongmu. Jangan-jangan dia sudah sedang dimakan harimau sekarang!" kata Enes sambil menatap Ayu dengan tatapan berbinar. Saat pergi ke klinik tadi, mereka tidak melihat sosok Tirta sama sekali, sehingga mereka beranggapan bahwa dia pasti sud

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 29

    "Tirta, hati-hati! Jangan gegabah!" teriak Ayu dengan cemas. Dia tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi. Namun, dia khawatir Tirta tidak bisa melawan Enes dan yang lainnya sekaligus."Bibi tenang saja. Kalau mereka berani menyentuhmu, aku akan membuat mereka menanggung akibatnya!" balas Tirta yang sedang di puncak emosinya."Kamu mau berlagak? Aku nggak semudah itu ditindas! Kalau nggak kuhabisi kamu hari ini, jangan panggil aku Enes!" teriak Enes sambil mengangkat kursi dan hendak menghajarnya ke kepala Tirta."Berengsek!" maki Tirta. Dia melayangkan tinjunya untuk menyambut serangan Enes.Brak! Kursi di tangan Enes langsung hancur dan berserakan ke mana-mana. Sementara itu, tinju Tirta masih terus mengarah ke pundak Enes. Seiring dengan suara derakan, Enes merasakan bahwa pundaknya telah hancur dan dia berteriak dengan histeris."Cih, dasar sampah!" maki Tirta. Dampak yang paling mengerikan dari tinjunya ini adalah bisa membuat Enes lumpuh selamanya dan hidupnya akan jadi sangat

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 30

    Fenny telah bertekad untuk bercerai. Dia meludahi Abbas, lalu pergi tanpa menoleh sama sekali. Saat berpapasan dengan Tirta, Fenny menghentikan langkahnya dan berkata, "Maafkan aku, Tirta. Aku salah paham padamu tadi. Kalau bukan karena kamu, aku masih nggak tahu wujud asli si bajingan itu. Kalau kamu butuh bantuan kelak, hubungi saja aku. Anggap saja aku berutang budi padamu."Tirta mengangguk sekilas dan tidak berkomentar apa pun."Berengsek! Semua ini gara-gara kamu! Aku nggak akan mengampunimu!" teriak Abbas dengan murka saat melihat Fenny tidak mau lagi kembali padanya."Semua itu ulahmu sendiri. Kalau kamu nggak menculik bibiku, mana mungkin kamu akan berakhir seperti ini?" Tirta mendengus sekilas, lalu berbalik dan pergi bersama Ayu.Lagi pula saat ini Abbas tidak ada bedanya lagi dengan orang lumpuh. Sekujur tubuhnya telah banyak tulang yang patah. Tirta juga tidak perlu khawatir dia bisa berbuat macam-macam lagi."Tirta, kenapa kamu bisa menyinggung mereka?" tanya Ayu dengan k

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 31

    Nabila berucap sembari menangis, "Tirta, kenapa kamu memukulku? Kamu memang nggak berperasaan ...."Nabila baru berani diam-diam datang setelah orang tuanya tidur. Siapa sangka, Nabila malah dipukul Tirta. Dia pun langsung menangis."Kak Nabila, aku pikir kamu itu pencuri. Aku nggak menyangka ternyata kamu yang datang. Kalau tahu, mana mungkin aku tega memukulmu?" bujuk Tirta sambil mengusap kepala Nabila.Untung saja, belakangan ini Tirta mempelajari teknik pijat. Tak lama kemudian, Nabila tidak merasa kesakitan lagi. Namun, Nabila tetap merasa sedih. Biarpun Tirta terus membujuknya, Nabila tetap tidak memedulikan Tirta.Tirta yang panik berjanji, "Kak Nabila, aku memang salah. Tapi, aku jamin kejadian seperti ini nggak akan terulang lagi. Asalkan kamu memaafkanku, kelak aku akan menuruti semua keinginanmu. Oke?"Nabila langsung berhenti menangis dan menimpali, "Benaran? Kalau besok Malvin sengaja mempersulitmu, kamu nggak boleh memukulnya lagi."Tirta menyetujui permintaan Nabila tan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 32

    Tiba-tiba, sebuah ide terlintas di benak Tirta. Dia bertanya, "Kak Nabila, apa kamu bisa duduk di kakiku waktu mengajariku membaca?"Nabila yang curiga bertanya balik, "Ha? Kenapa aku harus duduk di kakimu?"Tirta berbohong, "Sekarang aku sedikit mengantuk. Aku takut nggak bisa ingat waktu kamu mengajariku membaca. Kalau kamu duduk di kakiku, aku bisa lebih sadar. Lagi pula, kalau kamu sangat dekat denganku, aku bisa mendengar lebih jelas.""Benaran?" tanya Nabila yang tidak memercayai ucapan Tirta.Tirta menyahut, "Benar. Kak Nabila, kamu begitu baik kepadaku. Mana mungkin aku membohongimu? Masa aku begitu keterlaluan?"Meskipun Nabila memberontak, Tirta tetap menggendong Nabila dan mendudukkan Nabila di kakinya. Saat bokong Nabila menempel di kakinya, Tirta merasa sangat nyaman. Hasratnya pun bergelora.Nabila memperingatkan, "Tirta ... jangan macam-macam! Kalau nggak, aku akan langsung keluar! Kelak aku nggak akan memedulikanmu lagi!"Nabila merasa tidak nyaman duduk di kaki Tirta.

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 33

    Selesai bicara, Tirta mencium bibir Nabila dengan penuh hasrat, lalu melepaskan pakaiannya. Nabila baru berusia 18 tahun. Kulitnya putih dan mulus. Meskipun masih muda, Nabila mempunyai tubuh yang sintal."Um ... Tirta ... jangan ...," ucap Nabila. Dia gemetaran dan tubuhnya terasa lemas karena Tirta tidak berhenti menggerayanginya. Nabila tidak sanggup mendorong Tirta lagi. Dia memelas seraya menangis, "Kamu nggak boleh meniduriku ... aku mohon ... Tirta ... biarkan aku pergi ....""Kamu nggak boleh pergi. Kak Nabila, sekarang kamu sudah jadi pacarku. Jadi, wajar saja kalau aku menidurimu," tolak Tirta. Dia mulai melepaskan rok Nabila."Tirta, jangan," mohon Nabila seraya mencengkeram ujung roknya. Namun, tenaga Tirta terlalu kuat sehingga rok Nabila pun lepas.Saat ini, Nabila hanya memakai celana dalam. Tirta terpana saat melihat tubuh Nabila yang menggoda. Dia sudah bersiap-siap untuk bersanggama dengan Nabila.Nabila terus memelas, "Tirta, aku mohon. Jangan lakukan itu. Tolong ...

Pinakabagong kabanata

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1219

    Tirta menyeringai, lalu segera mengambil sepotong abalone yang sudah dikupas dan memberikannya kepada Ayu.Saat Ayu masih ragu-ragu apakah dia harus meniru cara Tirta menyedot jus abalone, Tirta sudah mengambil potongan lain dan memberikannya kepada Bella."Bella, kamu juga coba. Abalone ini bisa menyeimbangkan energi tubuh, mempercantik kulit, dan sangat baik untuk kesehatan. Makan yang banyak ya!""A ... aku coba sedikit dulu ...." Bella menatap abalone yang gemuk dan berair itu, wajahnya sontak memerah. Setelah mengumpulkan keberanian, dia meniru cara Tirta dan mendekatkan bibirnya ke celah tengah abalone dan mulai menyedot."Ya, begitu caranya, Bella! Sedot yang kuat. Kalau nggak, jusnya nggak akan habis! Aduh, jusnya terlalu banyak! Cepat, Bella, sedot lagi, jangan sampai terbuang sia-sia!" Tirta memberi arahan dengan penuh semangat. Entah kenapa, melihat Bella menyedot abalone dengan begitu serius, darahnya langsung bergejolak dan tenggorokannya terasa kering."Hmm ... rasanya be

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1218

    "Jadi, ini yang disebut abalone? Kenapa orang-orang di dunia fana ini makan sesuatu yang aneh seperti ini? Aku nggak bisa memakannya. Lebih baik kita cari tempat lain saja."Elisa hanya melirik sebentar, lalu menampilkan ekspresi aneh dan menggeleng untuk menolak. Ini adalah pertama kalinya dia melihat makanan seperti abalone. Entah kenapa ... sama sekali tidak membangkitkan selera makannya."Meskipun terlihat aneh, abalone ini sebenarnya sangat lezat! Dagingnya lembut, kenyal, dan sangat berair. Kalau nggak percaya, coba satu! Aku nggak bohong!"Tirta sebenarnya sudah cukup lama merindukan rasa abalone, terutama yang pernah dimasak oleh Farida. Rasanya sangat lezat dan penuh dengan jus segar.Selain itu, dia ingin melihat ekspresi Bella, Ayu, dan Elisa saat makan abalone. Pasti sangat menarik!"Kalau Tirta ingin kamu mencobanya, kenapa nggak mencoba sedikit? Kalau kamu nggak suka, kita masih bisa pesan makanan lain." Melihat mulut Tirta yang hampir meneteskan air liur, Ayu pun ikut me

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1217

    Bella belum menjawab pertanyaan Tirta. Namun, Elisa sudah lebih dulu menatapnya dengan heran dan mengungkapkan kebingungannya. Bella tersenyum lembut sambil menggandeng lengan Tirta, lalu menyahut, "Karena aku menyukainya. Dia telah menyelamatkan hidupku dan memberiku kesempatan kedua untuk hidup.""Kalau bukan karena Tirta, aku mungkin nggak bisa berdiri di sini dan berbicara dengan kalian. Selain itu, aku bisa merasakan Tirta tulus mencintaiku.""Selama kami saling mencintai, aku nggak peduli berapa banyak wanita yang pernah ada dalam hidupnya. Yang penting, sekarang dia hanya milikku.""Hehe, Bella, kamu benar-benar baik." Tirta tertawa canggung, merasa agak tidak enak hati.Namun, tiba-tiba Elisa melontarkan pertanyaan yang membuat Tirta sontak terdiam dan membeku di tempat, "Kalau begitu, apa kamu keberatan kalau dia masih punya banyak wanita sekarang?"Bahkan, Ayu yang berada di sampingnya langsung panik. Jantungnya berdebar kencang, seolah-olah sudah mau copot!'Gawat! Aku lupa

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1216

    "Nggak kok! Saat kalian mandi, aku di kamarku. Mana mungkin aku melakukan hal yang lebih buruk dari binatang itu!"Jantung Tirta sontak berdetak kencang. Dia tidak berani menunjukkan ekspresi mencurigakan dan segera memasang wajah polos seolah-olah tidak bersalah.Padahal, kenyataannya dia telah diam-diam mengintip mereka mandi selama hampir satu jam. Dia bahkan bisa mengingat dengan jelas bagaimana bentuk tubuh Ayu dan Elisa!"Oh ya?" Ayu tampak tidak begitu percaya. Namun, dia ingat bahwa saat membuka pintu waktu itu, dia memang tidak melihat Tirta di dalam kamar."Bocah! Kalau kamu nggak mengintip kami mandi atau ganti baju, gimana kamu tahu aku memakai pakaian dalam kakakku?" Elisa bahkan lebih curiga, wajahnya langsung memerah karena malu dan marah. Begitu terpikir bahwa Tirta mungkin telah melihat seluruh tubuhnya tanpa sehelai benang, dia merasa ingin mati saja!"Tirta, sebenarnya apa yang terjadi? Jangan-jangan kamu benaran ...." Bella mengernyit, jelas sangat ingin mendengar j

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1215

    Apa yang membuat Bella begitu memihak dan melindungi Tirta?"Permintaan kalian memang sederhana, tapi itu tergantung pada siapa orangnya. Tirta adalah tunanganku. Kalian nggak berhak menyuruhnya meminta maaf, ngerti?""Membuat kalian bangkrut itu hanya pelajaran kecil. Kalau kalian berdua masih terus mengganggu, aku nggak akan ragu untuk membuat kalian lenyap dari dunia ini!" Mendengar ini, wajah Bella tampak dingin dan matanya menyiratkan ancaman yang menusuk tulang."Apa?""Di ... dia tunangan Bu Bella? Dia yang membuat Gubernur dan para keluarga besar mengeluarkan 100 triliun, juga yang membuat tokoh besar minta maaf? Tirta?"Begitu mengetahui identitas Tirta dari mulut Bella, semua orang di tempat itu langsung terkejut. Mereka secara naluriah mundur beberapa langkah untuk menciptakan jarak. Itu adalah bentuk ketakutan dan kehormatan yang mereka tunjukkan kepada Tirta!"Ayah, kita harus segera pergi! Dia tunangan Nona Bella, kita nggak bisa menang melawannya ...." Doddy biasanya han

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1214

    Salman datang ke mal untuk melakukan inspeksi seperti biasa. Tak disangka, begitu tiba, dia langsung mendengar kabar bahwa putranya telah dipukuli. Dia bergegas kemari untuk melihat apa yang terjadi.Di perjalanan, kebetulan dia bertemu dengan Bella yang sedang mencari Tirta. Seluruh bangunan mal ini adalah properti milik Keluarga Purnomo. Jadi, begitu ada masalah, Bella pun ikut datang untuk memeriksa keadaan.Begitu tiba di depan toko perhiasan emas, wajah Salman langsung memerah karena marah melihat keadaan mengenaskan Doddy! Jadi, meskipun melihat Bella cukup akrab dengan Tirta, dia tetap tidak peduli dan ingin menuntut pertanggungjawaban Tirta!"Pertanggungjawaban? Pertanggungjawaban seperti apa yang kamu inginkan?" tanya Bella yang disela. Wajahnya langsung menunjukkan ekspresi dingin. Dia menatap Salman dengan senyuman tipis penuh ejekan.Jika Tirta tidak menjelaskan apa yang terjadi, Bella pasti sudah murka sejak tadi. Dia dan Tirta memilih untuk tidak mempermasalahkan tindakan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1213

    "Bibi Elisa, biar aku saja yang menghajar sampah ini. Kamu nggak perlu turun tangan. Nanti tanganmu kotor kalau sampai menyentuhnya." Saat Elisa hendak maju untuk menghajar Doddy lagi, Tirta langsung melangkah lebih dulu. Dia berdiri tepat di depan Doddy."Ka ... kamu ... mau apa? Pergi! Aaahhhh!" Di bawah tatapan ketakutan Doddy, Tirta mengangkat kakinya dan menendang langsung ke selangkangan Doddy dengan marah.Terdengar suara retakan yang mengerikan. Bukan lagi suara sesuatu yang pecah, tetapi suara tulang yang remuk. Tulang panggul Doddy hancur dan terdorong masuk hampir 10 sentimeter!Kini, dia benar-benar bukan pria lagi. Namun, jika mau menjadi wanita, mungkin akan lebih mudah."Sepertinya tendangan Bibi Elisa tadi belum cukup untuk memberimu pelajaran. Dengan wajahmu itu, anjing pun nggak mau dekat-dekat sama kamu!""Masih berani menargetkan kedua bibiku? Rumahmu nggak punya cermin ya? Becermin dulu lain kali! Memangnya kamu pantas?"Sebelum Doddy bisa menjerit kesakitan, Tirta

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1212

    "Gila .... Wanita ini kelihatannya cantik, tapi kejam banget!""Aku bahkan bisa mendengar suara sesuatu pecah tadi. Untung tadi aku nggak coba mendekatinya!""Cuma kejam nggak cukup. Yang dia pukul itu Doddy.""Ayahnya punya saham di semua toko emas lantai ini. Dia kaya dan punya pengaruh besar!""Aku ingat, sebulan yang lalu ada gadis cantik datang ke sini untuk beli emas. Dia menolak Doddy, lalu menamparnya sekali. Tapi, akhirnya Doddy tetap menodainya.""Sekarang wanita ini malah menyerang Doddy. Aku rasa mereka bertiga nggak bakal bisa keluar dari mal ini dengan selamat!"Jeritan Doddy segera menarik perhatian banyak orang untuk melihat keributan. Banyak dari mereka mengenali Doddy sehingga mulai merasa kasihan pada Ayu dan Elisa."Benar-benar sampah. Bibi Elisa, kamu melakukan hal yang benar!" Mendengar perbincangan itu, Tirta tetap tenang. Dia menatap Doddy dengan senyuman penuh ejekan."Yang menodai kehormatan wanita pantas mati!" Begitu mendengar tentang apa yang telah dilakuka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1211

    Saat berjalan melewati toko perhiasan emas, mata Elisa tertuju pada etalase yang dipenuhi dengan berbagai perhiasan emas yang berkilauan, dengan desain yang beragam dan memikat.Tanpa perlu isyarat dari Ayu, Tirta langsung maju dan berkata dengan santai, "Bibi, suka perhiasan yang mana? Pilih saja sesukamu, aku akan membelikannya untukmu.""Nggak perlu, perhiasan emas itu mahal ...." Elisa refleks menolak. "Aku cuma ingin lihat-lihat. Kalaupun mau, aku bisa membelinya sendiri."Di dunia misterius, perhiasan emas biasanya dianggap sebagai simbol cinta. Itu sebabnya, Elisa enggan menerima emas dari Tirta."Mana bisa begitu? Tirta saja yang belikan. Lagian, emas bukan barang mahal untuknya. Asalkan kamu suka, aku bisa suruh Tirta membeli seluruh lantai ini untukmu!"Ayu tentu tidak memahami hal itu. Setelah sekian lama, akhirnya dia bisa bertemu dengan adik kandungnya. Dia tentu ingin memberikan hadiah yang disukai adiknya."Benar, apa yang dikatakan Bi Ayu itu benar. Kalau kamu suka, aku

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status