Share

Bab 255

Penulis: Hazel
Alasan Tirta menolak sangat sederhana, yaitu tidak ingin terlibat dalam kasus besar seperti ini. Bagaimanapun, anggota Black Gloves memiliki pistol.

Jika para polisi tahu dirinya kebal terhadap peluru, bukankah mereka akan menganggapnya sebagai monster dan membawanya ke laboratorium? Para polisi ini berbeda dengan Nabila dan lainnya.

Selain itu, jika polisi gagal menangkap seluruh anggota Black Gloves, bukankah orang-orang itu akan membenci Tirta dan menganggapnya sebagai musuh bebuyutan?

"Gimana mungkin? Kamu saja bisa mengalahkan belasan orang sekaligus waktu itu. Selain itu, setiap warga negara punya kewajiban membantu polisi. Kamu nggak punya alasan untuk menolak."

"Teknik akupunkturmu yang bisa menghipnotis orang itu juga sangat berguna. Setelah menangkap mereka semua, kamu harus membantu proses interogasi," sahut Susanti yang mengernyit. Dia tahu betul kehebatan Tirta, bahkan ingin menelepon atasannya untuk merekrut Tirta.

"Apa dia dokter ajaib yang sering dipuji Bu Susanti itu?
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 256

    "Aku ... sudahlah. Aku akan ikut besok. Kalian sudah boleh pulang." Tirta akhirnya menyetujui dengan pasrah karena para polisi ini terus membujuknya."Haha! Kalau begitu, kami akan kembali untuk menyusun strategi besok." Kedua polisi tua itu pun membawa Danto dan Joko pergi."Jangan-jangan polisi wanita itu menyukaiku? Sepertinya nggak mungkin. Soalnya aku dan dia jarang berhubungan," gumam Tirta yang menggaruk kepala dengan heran saat teringat keanehan Susanti."Tirta, kenapa para polisi itu berteriak begitu tadi? Cepat beri tahu aku! Apa hubunganmu dengan polisi wanita itu?" Setelah melihat para polisi pergi, Nabila yang menguping sontak mendorong pintu dan berkacak pinggang."Tirta, apa yang terjadi? Cepat jelaskan kepada kami." Saat berikutnya, terdengar suara langkah kaki dari dalam. Ayu dan Melati tampak kesal, tetapi tidak berani bertanya karena ada Nabila di sini. Sementara itu, Arum memilih untuk menunggu di dalam karena merasa dirinya tidak seharusnya ikut campur."Uhuk, uhuk

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 257

    Tirta hanya bisa masuk ke mobil dan menelepon Susanti. Namun, tidak ada yang menjawab panggilannya."Apa mereka sedang menyusun strategi untuk melawan Black Gloves besok? Sialan. Setidaknya mereka harus memberitahuku apa yang harus kulakukan besok," gumam Tirta.Setelah mencoba beberapa kali, masih tidak ada jawaban dari Susanti. Tirta yang kesal hanya bisa mematikan ponselnya dan bersiap-siap untuk tidur.....Pada saat yang sama, di sebuah jalan menuju ke Desa Persik, terlihat 3 buah mobil hitam melaju dengan perlahan.Di mobil tengah, terlihat seorang wanita berambut pirang yang bertubuh seksi. Matanya biru, hidungnya mancung, dan memiliki lesung pipi.Meskipun berada di tengah kegelapan, kecantikannya tetap terpancar dengan jelas. Wanita ini sungguh memesona dan sempurna. Hanya saja, para pria yang semobil dengannya tidak berani meliriknya sedikit pun."Jack sudah bisa dihubungi?" tanya wanita berambut pirang itu dengan suara serak yang memikat."Bu, kami sudah mencoba beberapa kal

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 258

    "Oh, oke. Omong-omong, kamu mendengar igauanku nggak tadi?" tanya Tirta setelah berdeham sesaat dan merapikan pakaiannya untuk menutupi kemaluannya."Nggak dengar. Tapi, dari penampilanmu ini, kamu pasti bermimpi yang aneh-aneh," sahut Susanti sambil memelotot.Mobil ini bisa dibilang kedap suara, ditambah lagi suara Tirta tidak besar tadi. Susanti memang tidak mendengar apa pun. Namun, dari ekspresi Tirta, dia bisa menebak bahwa pria ini bermimpi tentang seks!"Uhuk, uhuk. Wajar kalau mimpi seperti itu di usiaku ini. Ya sudah, bahas dulu strategi kalian," ucap Tirta untuk mengalihkan topik pembicaraan."Kita akan menyamar menjadi sepasang kekasih. Kita bisa memancing ikan di pinggir waduk atau jalan-jalan santai untuk mengamati situasi di sekitar. Sisanya bukan urusanmu," ujar Susanti dengan serius. Meskipun begitu, dia tetap merasa malu."Apa? Menyamar menjadi sepasang kekasih? Nggak bisa! Nggak boleh!" tolak Tirta langsung sambil menggeleng. Dia sudah kebingungan harus bagaimana men

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 259

    Menurut Joko, kemunculan ular itu berarti makam kuno di dasar waduk akan segera dibuka. Tirta seketika menjadi sangat bersemangat! Meskipun tidak tertarik pada makam kuno itu, siapa yang tidak ingin melihatnya?"Ah! Ularnya makin dekat!" pekik Susanti dengan suara nyaring. Pada saat yang sama, dia memeluk Tirta dengan makin erat.Tirta tersadar dari lamunannya. Dia sontak menendang ular itu sehingga kepala ular itu meledak. Dia berkata, "Ularnya sudah mati, nggak perlu takut lagi."Tirta menepuk bahu Susanti untuk menenangkannya. Saat ini, Susanti bertanya, "Kamu bilang racun ular ini sangat berbahaya? Bisa membunuh orang dalam waktu setengah jam?""Ya. Waktu aku masih kecil, ada penduduk desa yang digigit ular cecak. Ayahku gagal menolongnya. Selain itu, bisa ular ini mengandung bahan afrodisiak." Selesai berbicara, Tirta tiba-tiba terpikir akan sesuatu. Dia bertanya dengan waswas, "Kamu ... nggak digigit ular itu, 'kan?""Hm, sepertinya begitu. Coba kamu bantu periksa," sahut Susanti

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 260

    Tanpa perlu diragukan lagi, situasi ini benar-benar mematikan bagi Tirta. Meskipun demikian, dia tetap menahan diri. Situasi ini pun berlangsung sekitar 10 menit.Kondisi Susanti akhirnya membaik. Dia tidak lagi mengisap jari Tirta dengan kuat dan tatapannya berangsur jernih. Ketika melihat Susanti tidak bergumam lagi, Tirta bertanya, "Gimana? Sudah jauh lebih baik?"Tirta segera menarik jarinya sambil tersenyum getir. Susanti mendapati dirinya telanjang dan duduk di atas pangkuan Tirta. Dia menyahut dengan ekspresi malu, "Sudah, terima kasih sudah membantuku."Meskipun pakaian Tirta utuh, Susanti tetap bisa merasakan betapa kekarnya kemaluan Tirta. Pria ini memang mengambil keuntungan darinya sebelumnya, tetapi sekarang Susanti benar-benar luluh dibuatnya! Jika itu orang lain, belum tentu mereka akan mengambil tindakan seperti Tirta!"Uhuk, uhuk. Jangan salah paham." Tirta hendak menjelaskan bahwa Susanti yang berinisiatif duduk di pangkuannya, jadi wajar kalau dia bereaksi seperti in

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 261

    Tirta sedang duduk di kursi kecil dan berusaha untuk mengalihkan perhatiannya dengan memancing. Saat melihat Susanti mendekat, dia berusaha menenangkan diri dan bertanya, "Kamu ... masih mancing?""Nggak ... nggak mancing lagi. Kenapa sekujur tubuhmu basah semua?" tanya Susanti dengan kebingungan."Menurutmu? Semua ini gara-gara kamu," jawab Tirta yang masih ingin mengatakan sesuatu, tapi akhirnya mengurungkan niatnya."Aku nggak sengaja. Semua ini gara-gara racun ular. Selain itu, jangan bilang pada siapa pun mengenai kejadian tadi. Anggap saja nggak pernah terjadi apa pun ...," kata Susanti dengan malu."Tentu saja aku nggak akan sebarkan masalah ini dengan sembarangan. Kita ini teman, aku harus menjaga nama baikmu," balas Tirta tanpa ragu-ragu.Tentu saja, setelah kejadian tadi, Tirta juga tidak yakin dengan posisi Susanti di hatinya."Ya ... kita ini ... teman," balas Susanti sambil mengangguk dengan ekspresi canggung.Tiba-tiba, ponsel Tirta berdering. Setelah mengangkat telepon i

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 262

    "Apanya yang licik? Aku cuma bicara fakta. Kalau kamu merasa nggak bersalah, kamu nggak akan keberatan dengan ancamanku ini," ujar Susanti yang merasa dirinya sudah pasti menang."Hebat sekali kamu! Pokoknya aku nggak mungkin bergabung dengan kepolisian. Tapi, kalau ada kasus yang nggak bisa terpecahkan atau kasus rumit, kamu boleh minta bantuan dariku. Ini sudah batas toleransiku yang paling besar.""Kamu jangan dikasih hati minta jantung. Kalau nggak, nggak ada lagi yang perlu kita bicarakan!" balas Tirta sambil mengepalkan tangannya dengan erat. Ingin sekali rasanya dia menggigit bagian tubuh Susanti yang montok."Boleh juga. Satu-satunya syarat adalah, kamu harus bersikap kooperatif kalau aku minta bantuan darimu," balas Susanti setelah berpikir sejenak."Nggak masalah," jawab Tirta seraya menghela napas.Tiba-tiba, muncul gelombang di permukaan air yang tenang sejak tadi. Awalnya gelombang itu tidak terlalu jelas, hanya terlihat seperti permukaan air yang tertiup angin. Namun lamb

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 263

    Jenny mengabaikan godaan wanita berambut pirang. Dia mengambil sebuah laptop dari samping tempat tidur dan mulai memberi laporan. Fakta bahwa mereka mampu mengumpulkan semua informasi ini tanpa mengusik pihak kepolisian, menunjukkan betapa hebatnya orang-orang dalam organisasi ini."Memang agak sulit, tapi jalankan saja sesuai rencanaku." Mata biru wanita itu berkilat dingin."Joko, Jack, siapa pun di antara kalian yang telah membuat polisi mengetahui masalah ini, organisasi pasti akan membuat kalian menyesal telah dilahirkan di dunia ini!"....Waktu terus berlalu detik demi detik. Sementara Tirta dan Nabila semakin cemas menunggu. Di dalam klinik, Ayu dan Melati yang lama tidak melihat Tirta juga merasa gelisah dan tidak tenang."Nabila, kamu sudah gelisah sepanjang pagi. Apa itu karena Tirta? Katakan sejujurnya, apa yang dilakukan Tirta sebenarnya?"Kedua orang itu merasa kepergian Tirta pagi ini pasti berhubungan dengan datangnya begitu banyak polisi semalam. Oleh karena itu, merek

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1137

    Melihat sikap Yusril dan Chiko yang hormat kepadanya, Tirta mengangguk puas dan berucap, "Oke, kalian latihan pelan-pelan saja. Kalau ada yang nggak paham, tanyakan padaku. Setelah menguasai teknik tinju itu, aku akan ajarkan teknik tinju yang lebih hebat kepada kalian."Yusril dan Chiko menyahut dengan antusias, "Terima kasih, Tirta!"Sementara itu, Kimmy menebak Tirta adalah dalang dari penculikannya setelah melihat sikap Yusril dan Chiko yang hormat. Kimmy marah-marah, "Sebenarnya kamu siapa? Kita nggak punya dendam, kenapa kamu menangkapku? Kakekku itu Kurnia, pemimpin Sekte Delapan Cakrawala!"Kimmy melanjutkan, "Jangan nggak tahu diri! Aku sarankan kamu untuk lepaskan aku! Kalau nggak, aku akan meminta kakekku untuk memberi kalian pelajaran!"Tirta menghampiri Kimmy, lalu mengamatinya dan membalas, "Wah, kamu galak juga, ya! Siapa bilang kita nggak punya dendam? Dua kakak seperguruanmu itu menyinggungku dan ingin meminta kakekmu untuk membalasku."Tirta meneruskan, "Sebagai cucu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1136

    Setelah setengah jam, Tirta baru keluar dari kamar Yasmin. Sebelum keluar, Tirta tidak lupa berpesan kepada Yasmin untuk fokus berlatih di dalam kamar.Tirta memijat Yasmin terlalu lama, jadi sekarang Tirta agak kesulitan berjalan. Saat kembali ke kamar Ayu, Tirta melihat Ayu sudah selesai mandi.Ayu yang hanya memakai jubah mandi membuka pintu untuk Tirta dan bertanya, "Tirta, cepat masuk. Apa kamu sudah membereskan Yasmin?"Ayu buru-buru menutup pintu kamar sesudah Tirta masuk. Tirta menjawab, "Sudah beres, dia nggak akan datang kemari begitu cepat. Bibi, kamu wangi sekali. Apa kamu pakai parfum?"Tirta mendekati Ayu, lalu mencium aroma di tubuhnya. Tirta langsung menelan ludah. Ayu membalas, "Kapan Bibi pernah pakai parfum? Aroma tubuhku memang begini."Ayu menambahkan, "Kamu sudah nggak sabar, ya? Cepat ikut aku biar aku bantu kamu mandi."Ayu memandang Tirta sambil menjepit kakinya. Wajah Ayu juga memerah. Dia menyentil kepala Tirta, lalu menarik Tirta ke kamar mandi.....Dua jam

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1135

    Tirta mengambil kursi kayu di dalam kamar, lalu duduk di depan tempat tidur Yasmin dan mengarahkan, "Yasmin, aku nggak menyangka ternyata daya ingatmu sangat bagus. Kamu duduk di tempat tidur dulu, lalu fokuskan pikiranmu dan kerahkan Teknik Kondensasi Energi Yin."Tirta meneruskan, "Kalau kamu bisa merasakan kondensasi energi di bagian perutmu, berhenti sebentar dan beri tahu aku.""Oke, Kakak Guru. Aku coba dulu," sahut Yasmin. Dia duduk bersila di tempat tidur, lalu memejamkan matanya dan mulai melafalkan mantra Teknik Kondensasi Energi Yin dalam hati.Yasmin tidak bergerak dan napasnya stabil. Bulu matanya panjang, kulitnya mulus, dan wajahnya sangat cantik. Dia terlihat seperti boneka.Namun, Tirta bisa merasakan energi spiritual dalam radius ratusan meter mengalir ke tubuh Yasmin. Tak lama kemudian, Yasmin membuka mata dan menyingkap bajunya.Yasmin menunjuk perutnya sambil berucap dengan antusias, "Kakak Guru, aku merasakan ada aliran energi seukuran ibu jari berwarna biru di da

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1134

    Sekarang baru pukul 3 sore. Setelah tahu Bella pulang saat jam makan malam, Tirta mulai mengincar Ayu. Beberapa waktu ini, Tirta berlatih Teknik Pasangan dengan beberapa wanita. Kekuatannya meningkat pesat.Peningkatan kekuatan dan kenikmatan saat menggunakan Teknik Pasangan membuat Tirta terlena. Tak lama kemudian, Tirta sampai di kamar Ayu.Hanya saja, sekarang Yasmin masih bermain dengan Ayu di kamar. Tirta ingin berlatih Teknik Pasangan dengan Ayu. Jadi, dia harus mengusir Yasmin terlebih dahulu.Melihat Tirta yang berhasrat, Ayu menggigit bibirnya dan menghampiri Tirta. Dia melirik Yasmin sekilas, lalu berbisik, "Tirta, kalau nggak, kamu baru datang nanti malam."Tirta berpikir sejenak. Setelah menemukan ide, dia berucap, "Nggak apa-apa, Bibi. Aku punya cara untuk mengusir Yasmin. Kamu tunggu aku di kamar saja."Kemudian, Tirta menghampiri Yasmin dan berujar seraya tersenyum, "Yasmin, kamu ikut aku keluar sebentar. Aku mau ajar kamu sesuatu."Yasmin merasa Tirta sedikit aneh. Dia

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1133

    Yusril berpikir sejenak sebelum menyahut, "Aku nggak tahu. Tapi, aku rasa mereka akan mengizinkan kamu mengikuti turnamen bela diri kalau kamu menunjukkan identitasmu di Sekte Mujarab."Yusril melanjutkan, "Hanya saja, kamu sudah melukai 2 murid Kurnia. Sepertinya kurang cocok kalau kamu mengikuti turnamen bela diri."Tirta menyipitkan matanya dan menegaskan, "Kenapa nggak cocok? Kedua muridnya menggoda bibiku. Aku harus mengikuti turnamen bela diri untuk membuat perhitungan dengan Kurnia."Mendengar ucapan Tirta, Yusril masih merasa ragu. Akhirnya, dia memberi hormat dan berujar, "Tirta, kamu nggak tahu. Waktu mencari tahu informasi di dekat Gunung Tisatun, aku mendengar kabar Kurnia sudah menerobos ke tingkat semi abadi. Senior Sekte Mujarab nggak mendampingimu, kamu pasti nggak mampu melawan Kurnia."Tirta melambaikan tangannya, lalu menanggapi, "Yusril, aku tahu kamu berniat baik. Tapi, aku tetap harus pergi. Biarpun Kurnia sudah mencapai tingkat semi abadi atau tingkat abadi, aku

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1132

    Sebelum Tirta menyelesaikan perkataannya, Ayu menyela, "Yasmin, pria dan wanita nggak boleh tidur bersama. Kamu nggak boleh tidur dengan Tirta!"Yasmin menanggapi dengan ekspresi bingung, "Tapi ... Bibi, kenapa Kak Bella boleh tidur dengan Kakak Guru? Bukannya Kak Bella itu wanita? Aku juga wanita, kenapa aku nggak boleh tidur dengan Kakak Guru?"Ayu menjelaskan, "Karena Bu Bella sudah tunangan dengan Tirta. Nanti mereka akan menikah, jadi mereka boleh tidur bersama. Tapi, Tirta itu gurumu. Kalian nggak boleh tidur bersama."Yasmin membalas, "Oh, aku paham. Hanya wanita yang menikah dengan Kakak Guru boleh tidur dengannya. Kalau begitu, malam ini aku tidur sendiri. Besok aku baru temani Bibi tidur lagi.""Oke. Kamu memang anak yang baik. Bibi mau bicara dengan Tirta. Kamu tunggu di kamar dulu, kami akan segera kembali," timpal Ayu.Ayu mengusap kepala Yasmin, lalu memberi isyarat kepada Tirta. Mereka berdua keluar bersama.Setelah sampai di ujung koridor, Tirta bertanya, "Bibi, apa yan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1131

    Tirta meninggalkan Desa Persik pada pukul 1 siang. Dia pergi ke labirin obat untuk melihat pertumbuhan bahan obat-obatan. Untung saja, Nia mengikuti gambar yang diberikan Tirta dengan menggabungkan cara penanaman bibit bahan obat di buku kuno pengobatan.Jika bukan karena Tirta memahami keistimewaan labirin obat, takutnya dia juga tidak bisa keluar. Tirta juga melihat banyak mobil polisi yang berpatroli di luar Desa Persik.Dengan adanya perlindungan dari polisi, labirin obat, dan jimat, Tirta baru bisa meninggalkan Desa Persik dengan tenang. Dia pun pergi ke ibu kota provinsi.Dua jam kemudian, mobil Tirta berhenti di depan pintu vila Keluarga Purnomo. Saat kembali ke ruang istirahat, Tirta tidak menemukan Bella. Bahkan, Bella tidak menjawab panggilan telepon Tirta.Saat ini, pesilat kuno berkeliaran di ibu kota provinsi. Tentu saja Tirta mengkhawatirkan keselamatan Bella. Dia pergi ke kamar Ayu untuk menanyakan keberadaan Bella.Pintu kamar Ayu terbuka. Kala ini, Ayu sedang menemani

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1130

    Sejam akhirnya berlalu. Tirta mengikuti ingatan yang diberikan oleh Genta, berhasil membuat 18 lembar jimat yang mengandung kekuatan sihir."Baiklah. Kak Farida, pegang jimat ini dan teriak 'aktif'. Setelah itu, kamu akan melihat sesuatu yang ajaib."Tirta memilih Jimat Menghilang dari tumpukan jimat yang sudah jadi, lalu menyerahkannya kepada Farida, yang kebetulan berada paling dekat dengannya."Aktif? Kenapa begitu, Tirta? Bukankah jimat pelindung biasanya cukup dibawa saja?" Farida tampak kebingungan, sementara Arum dan Melati yang berdiri di belakang juga menunjukkan ekspresi yang sama."Karena jimat buatanku nggak biasa. Jangan banyak tanya dulu. Coba saja, nanti kamu sendiri akan tahu perbedaannya!"Tirta sendiri merasa agak gugup. Bagaimanapun, ini adalah pertama kalinya dia mencoba membuat jimat. Tidak menutup kemungkinan jika hasilnya gagal."Oh, ya sudah, aku akan coba ...." Dengan jantung yang sedikit berdebar, Farida menggenggam jimat itu erat-erat, lalu berteriak, "Aktif!

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1129

    "Aku masih harus mengunjungi temanku yang ada di ibu kota. Mungkin nggak akan secepat itu kembali ke desa. Aku khawatir kalian kangen berat, makanya pulang malam-malam hanya untuk menemani kalian," jelas Tirta."Huh! Rupanya kamu punya hati nurani juga. Tapi, kamu nggak boleh pergi begitu saja. Temani kami sebentar lagi dong ...," pinta Arum yang tidak rela berpisah sambil menatap Tirta."Tirta, temani kami sebentar lagi. Selama kamu pergi, aku nggak bisa tidur nyenyak lho," ujar Melati sambil melemparkan diri ke pelukan Tirta. Dia mencoba memulai pertempuran lagi.Ketika melihatnya seperti itu, Tirta pun tidak ingin pergi secepat itu. Setelah melihat jam, dia lantas membuat keputusan."Di mana Kak Farida? Aku cari dia dulu. Kita lanjutkan pertempuran kita. Nanti sore aku baru balik!"....Lagi-lagi, pertempuran yang panjang dan melelahkan terjadi. Melati dan Arum pun tidak meminta Tirta untuk tinggal lagi. Bahkan, mereka berharap Tirta pergi secepat mungkin."Hehe, kalian istirahatlah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status