Share

Bab 254

Penulis: Hazel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-05 16:19:25
"Kak Polisi, hubungan kita sangat dekat. Mana mungkin aku menipumu, 'kan?" Ketika mendengar Susanti meminta bukti, Tirta merasa agak kesal.

"Jangan bicara sembarangan! Dekat apanya!" Wajah Susanti sontak memerah karena teringat Tirta pernah melepas celananya. Namun, dia segera menahan rasa malu itu dan membentak, "Aku polisi, tentu butuh bukti untuk menangani kasus. Aku nggak mungkin percaya omonganmu begitu saja."

Tirta sungguh kehabisan kata-kata. Kalau metode hipnosis bisa digunakan berulang kali, Tirta pasti sudah menggunakannya sekarang untuk membuktikan kebenaran. Selain itu, kematian Jack tidak boleh terungkap.

"Black Gloves dari Negara Martim .... Aku pernah mendengar tentang organisasi ini. Lima tahun lalu, di barat daya, ada makam kuno yang dirampok oleh Black Gloves."

"Menurut perkiraan konservatif, barang antik yang hilang di dalamnya setidaknya bernilai miliaran. Kasus ini sangat sensasional pada tahun itu!"

"Tapi, organisasi ini sangat berhati-hati dan misterius. Tim samp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 255

    Alasan Tirta menolak sangat sederhana, yaitu tidak ingin terlibat dalam kasus besar seperti ini. Bagaimanapun, anggota Black Gloves memiliki pistol.Jika para polisi tahu dirinya kebal terhadap peluru, bukankah mereka akan menganggapnya sebagai monster dan membawanya ke laboratorium? Para polisi ini berbeda dengan Nabila dan lainnya.Selain itu, jika polisi gagal menangkap seluruh anggota Black Gloves, bukankah orang-orang itu akan membenci Tirta dan menganggapnya sebagai musuh bebuyutan?"Gimana mungkin? Kamu saja bisa mengalahkan belasan orang sekaligus waktu itu. Selain itu, setiap warga negara punya kewajiban membantu polisi. Kamu nggak punya alasan untuk menolak.""Teknik akupunkturmu yang bisa menghipnotis orang itu juga sangat berguna. Setelah menangkap mereka semua, kamu harus membantu proses interogasi," sahut Susanti yang mengernyit. Dia tahu betul kehebatan Tirta, bahkan ingin menelepon atasannya untuk merekrut Tirta."Apa dia dokter ajaib yang sering dipuji Bu Susanti itu?

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 256

    "Aku ... sudahlah. Aku akan ikut besok. Kalian sudah boleh pulang." Tirta akhirnya menyetujui dengan pasrah karena para polisi ini terus membujuknya."Haha! Kalau begitu, kami akan kembali untuk menyusun strategi besok." Kedua polisi tua itu pun membawa Danto dan Joko pergi."Jangan-jangan polisi wanita itu menyukaiku? Sepertinya nggak mungkin. Soalnya aku dan dia jarang berhubungan," gumam Tirta yang menggaruk kepala dengan heran saat teringat keanehan Susanti."Tirta, kenapa para polisi itu berteriak begitu tadi? Cepat beri tahu aku! Apa hubunganmu dengan polisi wanita itu?" Setelah melihat para polisi pergi, Nabila yang menguping sontak mendorong pintu dan berkacak pinggang."Tirta, apa yang terjadi? Cepat jelaskan kepada kami." Saat berikutnya, terdengar suara langkah kaki dari dalam. Ayu dan Melati tampak kesal, tetapi tidak berani bertanya karena ada Nabila di sini. Sementara itu, Arum memilih untuk menunggu di dalam karena merasa dirinya tidak seharusnya ikut campur."Uhuk, uhuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 257

    Tirta hanya bisa masuk ke mobil dan menelepon Susanti. Namun, tidak ada yang menjawab panggilannya."Apa mereka sedang menyusun strategi untuk melawan Black Gloves besok? Sialan. Setidaknya mereka harus memberitahuku apa yang harus kulakukan besok," gumam Tirta.Setelah mencoba beberapa kali, masih tidak ada jawaban dari Susanti. Tirta yang kesal hanya bisa mematikan ponselnya dan bersiap-siap untuk tidur.....Pada saat yang sama, di sebuah jalan menuju ke Desa Persik, terlihat 3 buah mobil hitam melaju dengan perlahan.Di mobil tengah, terlihat seorang wanita berambut pirang yang bertubuh seksi. Matanya biru, hidungnya mancung, dan memiliki lesung pipi.Meskipun berada di tengah kegelapan, kecantikannya tetap terpancar dengan jelas. Wanita ini sungguh memesona dan sempurna. Hanya saja, para pria yang semobil dengannya tidak berani meliriknya sedikit pun."Jack sudah bisa dihubungi?" tanya wanita berambut pirang itu dengan suara serak yang memikat."Bu, kami sudah mencoba beberapa kal

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 258

    "Oh, oke. Omong-omong, kamu mendengar igauanku nggak tadi?" tanya Tirta setelah berdeham sesaat dan merapikan pakaiannya untuk menutupi kemaluannya."Nggak dengar. Tapi, dari penampilanmu ini, kamu pasti bermimpi yang aneh-aneh," sahut Susanti sambil memelotot.Mobil ini bisa dibilang kedap suara, ditambah lagi suara Tirta tidak besar tadi. Susanti memang tidak mendengar apa pun. Namun, dari ekspresi Tirta, dia bisa menebak bahwa pria ini bermimpi tentang seks!"Uhuk, uhuk. Wajar kalau mimpi seperti itu di usiaku ini. Ya sudah, bahas dulu strategi kalian," ucap Tirta untuk mengalihkan topik pembicaraan."Kita akan menyamar menjadi sepasang kekasih. Kita bisa memancing ikan di pinggir waduk atau jalan-jalan santai untuk mengamati situasi di sekitar. Sisanya bukan urusanmu," ujar Susanti dengan serius. Meskipun begitu, dia tetap merasa malu."Apa? Menyamar menjadi sepasang kekasih? Nggak bisa! Nggak boleh!" tolak Tirta langsung sambil menggeleng. Dia sudah kebingungan harus bagaimana men

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 259

    Menurut Joko, kemunculan ular itu berarti makam kuno di dasar waduk akan segera dibuka. Tirta seketika menjadi sangat bersemangat! Meskipun tidak tertarik pada makam kuno itu, siapa yang tidak ingin melihatnya?"Ah! Ularnya makin dekat!" pekik Susanti dengan suara nyaring. Pada saat yang sama, dia memeluk Tirta dengan makin erat.Tirta tersadar dari lamunannya. Dia sontak menendang ular itu sehingga kepala ular itu meledak. Dia berkata, "Ularnya sudah mati, nggak perlu takut lagi."Tirta menepuk bahu Susanti untuk menenangkannya. Saat ini, Susanti bertanya, "Kamu bilang racun ular ini sangat berbahaya? Bisa membunuh orang dalam waktu setengah jam?""Ya. Waktu aku masih kecil, ada penduduk desa yang digigit ular cecak. Ayahku gagal menolongnya. Selain itu, bisa ular ini mengandung bahan afrodisiak." Selesai berbicara, Tirta tiba-tiba terpikir akan sesuatu. Dia bertanya dengan waswas, "Kamu ... nggak digigit ular itu, 'kan?""Hm, sepertinya begitu. Coba kamu bantu periksa," sahut Susanti

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 260

    Tanpa perlu diragukan lagi, situasi ini benar-benar mematikan bagi Tirta. Meskipun demikian, dia tetap menahan diri. Situasi ini pun berlangsung sekitar 10 menit.Kondisi Susanti akhirnya membaik. Dia tidak lagi mengisap jari Tirta dengan kuat dan tatapannya berangsur jernih. Ketika melihat Susanti tidak bergumam lagi, Tirta bertanya, "Gimana? Sudah jauh lebih baik?"Tirta segera menarik jarinya sambil tersenyum getir. Susanti mendapati dirinya telanjang dan duduk di atas pangkuan Tirta. Dia menyahut dengan ekspresi malu, "Sudah, terima kasih sudah membantuku."Meskipun pakaian Tirta utuh, Susanti tetap bisa merasakan betapa kekarnya kemaluan Tirta. Pria ini memang mengambil keuntungan darinya sebelumnya, tetapi sekarang Susanti benar-benar luluh dibuatnya! Jika itu orang lain, belum tentu mereka akan mengambil tindakan seperti Tirta!"Uhuk, uhuk. Jangan salah paham." Tirta hendak menjelaskan bahwa Susanti yang berinisiatif duduk di pangkuannya, jadi wajar kalau dia bereaksi seperti in

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 261

    Tirta sedang duduk di kursi kecil dan berusaha untuk mengalihkan perhatiannya dengan memancing. Saat melihat Susanti mendekat, dia berusaha menenangkan diri dan bertanya, "Kamu ... masih mancing?""Nggak ... nggak mancing lagi. Kenapa sekujur tubuhmu basah semua?" tanya Susanti dengan kebingungan."Menurutmu? Semua ini gara-gara kamu," jawab Tirta yang masih ingin mengatakan sesuatu, tapi akhirnya mengurungkan niatnya."Aku nggak sengaja. Semua ini gara-gara racun ular. Selain itu, jangan bilang pada siapa pun mengenai kejadian tadi. Anggap saja nggak pernah terjadi apa pun ...," kata Susanti dengan malu."Tentu saja aku nggak akan sebarkan masalah ini dengan sembarangan. Kita ini teman, aku harus menjaga nama baikmu," balas Tirta tanpa ragu-ragu.Tentu saja, setelah kejadian tadi, Tirta juga tidak yakin dengan posisi Susanti di hatinya."Ya ... kita ini ... teman," balas Susanti sambil mengangguk dengan ekspresi canggung.Tiba-tiba, ponsel Tirta berdering. Setelah mengangkat telepon i

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 262

    "Apanya yang licik? Aku cuma bicara fakta. Kalau kamu merasa nggak bersalah, kamu nggak akan keberatan dengan ancamanku ini," ujar Susanti yang merasa dirinya sudah pasti menang."Hebat sekali kamu! Pokoknya aku nggak mungkin bergabung dengan kepolisian. Tapi, kalau ada kasus yang nggak bisa terpecahkan atau kasus rumit, kamu boleh minta bantuan dariku. Ini sudah batas toleransiku yang paling besar.""Kamu jangan dikasih hati minta jantung. Kalau nggak, nggak ada lagi yang perlu kita bicarakan!" balas Tirta sambil mengepalkan tangannya dengan erat. Ingin sekali rasanya dia menggigit bagian tubuh Susanti yang montok."Boleh juga. Satu-satunya syarat adalah, kamu harus bersikap kooperatif kalau aku minta bantuan darimu," balas Susanti setelah berpikir sejenak."Nggak masalah," jawab Tirta seraya menghela napas.Tiba-tiba, muncul gelombang di permukaan air yang tenang sejak tadi. Awalnya gelombang itu tidak terlalu jelas, hanya terlihat seperti permukaan air yang tertiup angin. Namun lamb

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 949

    "Hehe, jadi kamu Tirta ya? Masih muda dan cuma rakyat jelata, tapi berani menyuruhku masuk untuk menemuimu? Benar-benar nggak tahu diri!" Setelah memasuki klinik, Pinot menatap Tirta dengan tatapan tajam. Sikapnya terlihat seperti pejabat tinggi yang penuh wibawa."Ayah Angkat, dia Tirta. Jangan lepaskan dia begitu saja! Tirta, ayah angkatku sudah datang. Kamu akan berakhir tragis. Setahun lagi akan menjadi hari peringatan kematianmu!" Karsa yang dibawa masuk langsung dipenuhi api kebencian setelah melihat Tirta. Setelah berbicara kepada Pinot, dia berteriak dengan marah kepada Tirta."Kamu ayah angkat Karsa? Huh, sudah tua dan mau mati, tapi masih saja bodoh. Pendiri negara, Pak Saba, ada di sini. Kamu malah berani sesombong ini?" Tirta sama sekali tidak peduli dengan Karsa, melainkan menatap Pinot dan tersenyum dingin."Pak Saba? Saba Dinata? Hahaha, kenapa nggak bilang dia raja saja? Kamu ini cuma orang kampung yang picik. Atas dasar apa kamu mengenal orang sehebat Pak Saba?" Pinot

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 948

    "Bu ... buset! Me ... mereka punya pistol!" Begitu melihat perubahan situasi yang mendadak, orang-orang itu pun terkesiap.Apalagi, aura yang dipancarkan oleh para pengawal Nagamas itu dipenuhi niat membunuh. Mereka ketakutan hingga memucat dan sekujur tubuh gemetar. Seketika, tidak ada yang berani bergerak.Saat ini, terdengar suara santai seseorang. "Aku Tirta. Beri tahu bos kalian, kalau mau menemuiku, suruh dia masuk sendiri. Mau aku yang keluar? Dia nggak pantas!"Tirta menyesap tehnya, lalu menyunggingkan senyuman meremehkan."Ya, cuma wali kota rendahan. Atas dasar apa dia menyuruh Kak Tirta keluar menemuinya? Dia saja yang merangkak masuk!" ucap Shinta yang memeluk anak harimau."Kita keluar!" Para bawahan itu tidak berani membantah karena mereka dibidik dengan pistol. Mereka berlari keluar dengan ketakutan."Hm? Aku suruh kalian bawa Tirta keluar. Kenapa kalian malah keluar secepat ini?" tanya Pinot dengan kesal saat melihat bawahannya keluar dengan tangan kosong."Ayah Angkat

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 947

    Semua orang mengikuti arah pandang Pinot. Begitu melihatnya, mereka semua terkejut. Bagaimana bisa mobil dengan plat nomor ibu kota muncul di tempat terpencil seperti ini?Bahkan, mobil yang berada di paling depan punya plat nomor yang begitu istimewa, A99999! Jelas, pemilik mobil ini bukan orang biasa!"Pak Pinot, aku rasa kamu berlebihan. Orang-orang di ibu kota itu nggak mungkin datang ke tempat jelek seperti ini. Ini nggak masuk akal. Mungkin saja, ini rekayasa Tirta. Jangan menakuti diri sendiri," ucap Ladim sambil tersenyum tipis setelah terpikir akan kemungkinan ini."Masuk akal. Kalau Tirta kenal tokoh besar di ibu kota, mana mungkin dia masih tinggal di tempat bobrok seperti ini?""Ayah Angkat, dia mungkin tahu kita bakal kemari untuk balas dendam. Dia takut, makanya ingin menakuti kita dengan cara seperti ini. Kamu jangan tertipu," ujar Karsa yang ingin sekali membalas dendam."Seharusnya begitu. Huh! Bocah ini licik juga! Kalian semua, masuk dan tangkap dia!" Setelah menghel

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 946

    "Pak Ladim, kalau kamu suka, kita bisa pindahkan dia ke Kota Lais supaya lebih dekat. Setelah kamu menundukkannya, jangan lupa kirim ke tempatku.""Ya, aku memang punya rencana seperti itu." Ladim tertawa terbahak-bahak.Saat ini, tenaga Karsa telah pulih banyak. Tatapannya dipenuhi kebencian. Dia mengertakkan gigi sambil berkata dengan susah payah, "Ayah Angkat, akhirnya kamu datang. Aku jadi cacat gara-gara mereka. Gimana aku bisa berbakti padamu di kemudian hari?""Kamu harus membantuku membalas dendam! Kalau nggak, aku nggak bakal bisa tenang seumur hidup!""Sebenarnya siapa yang membuatmu jadi begini? Kejam sekali." Pinot baru memperhatikan penampilan tragis Karsa. Bukan hanya patah tangan dan kaki, tetapi kelima jari di tangan kiri juga putus.Pinot tak kuasa menarik napas dalam-dalam saking terkejutnya. Kondisi Harto juga sama tragisnya."Nama bocah itu Tirta! Kami bertemu di kota kecil sekitar. Bukan cuma aku, tapi adikku juga! Ayah Angkat, Pak Ladim, kalian harus membalaskan d

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 945

    Di sisi lain, di dalam kantor polisi.Wali Kota Hamza, Pinot, bersama dengan kepala kepolisian, Ladim, duduk dengan santai di aula utama. Mereka mulai bertanya kepala polisi yang berjaga di depan, Niko."Kapan atasan kalian keluar? Cuma menyerahkan penjahat, sepertinya nggak perlu terlalu lama, 'kan?" Yang berbicara adalah Ladim. Dia menerima banyak hadiah dari Karsa. Ketika ada masalah, dia tentu harus turun tangan."Huh, Bu Susanti sedang sibuk dan nggak punya waktu untuk bertemu dengan kalian. Kalian bisa kembali saja. Lagian, para penjahat itu ditangkap di wilayah kami. Tanpa izin dari Bu Susanti, aku nggak akan melepaskan mereka!"Niko jelas bisa merasakan bahwa mereka datang dengan niat buruk. Makanya, dia mendengus dan berkata dengan kesal."Hehe, memang benar kalian yang tangkap, tapi mereka semua berasal dari Kota Hamza. Jadi, sudah seharusnya diserahkan ke Kepolisian Kota Hamza untuk diproses. Kalian nggak punya hak untuk bernegosiasi denganku. Suruh atasan kalian keluar dan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 944

    "Kak Tirta, yang kamu tulis ini benar? Benaran ada efek seperti itu?" Setelah melihat resep untuk pembesaran bokong dengan teliti, ekspresi Shinta penuh kegembiraan.Dengan resep pembesaran payudara dan bokong ini, dia akan menjadi wanita sempurna di masa depan!"Tentu saja benar, untuk apa aku menipumu?" sahut Tirta mengangguk."Tirta, aku tentu percaya dengan keahlian medismu, bahkan kamu bisa dibilang setara dengan dewa. Tapi, apa benaran khasiatnya sebagus itu? Orang mati bisa dibangkitkan kembali?" tanya Saba yang semakin terkejut setelah melihat resep itu."Itu juga benar. Selama nggak ada kerusakan otak, jantung hancur, atau berusia lebih dari 100 tahun, resep ini bisa menyelamatkan mereka. Kalau kamu nggak butuh, keluarga atau temanmu juga bisa menggunakannya. Cukup ikuti resep di atas untuk membuatnya," jelas Tirta."Oke, ini baru namanya kebal dari apa pun! Kalau digunakan di kemiliteran, ini akan sangat berguna! Tirta, terima kasih!" Ini pertama kalinya Saba menunjukkan eksp

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 943

    "Kak Saba, hadiah ini terlalu berharga. Aku nggak bisa menerimanya!" Mendengar itu, tangan Tirta sampai gemetaran. Dia hendak mengembalikan kotak hitam kecil itu.Meskipun belum pernah mendengar tentang Nagamas, dari namanya saja, Tirta bisa menebak bahwa yang tinggal di sana pasti orang-orang besar seperti Saba!Tirta merasa, sebagai orang biasa yang tidak memiliki jabatan atau kekuasaan, dirinya tidak layak tinggal di tempat seperti itu.Sementara itu, buku kecil biru itu seperti semacam surat pengampunan yang sangat berharga!Tirta merasa dirinya hanya mengobati penyakit orang, secara logika, dia tidak pantas menerima hadiah sebesar ini."Tirta, kenapa sungkan begitu sama aku? Vila itu sudah terdaftar atas namamu. Terima saja. Lagi pula, kalau aku mengundangmu untuk jalan-jalan ke ibu kota, kamu butuh tempat untuk tinggal, 'kan?" Saba melambaikan tangan dan tersenyum."Benar, barang-barang ini nggak ada artinya bagi kakek. Kak Tirta, terima saja. Kalau nggak, kamu nggak boleh mencar

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 942

    Tirta tersenyum dan berkata, "Ya sudah, besok kamu temani aku beli sayuran."Dengan mata yang berkilat, Tirta langsung menyetujui dengan cepat. Melihat Tirta setuju, Ayu merasa senang. Dia mulai memikirkan, apa yang harus dikenakan besok.....Setelah makan, sekitar setengah jam kemudian, Ayu membawa para wanita menyiram tanaman di kebun.Tirta dengan beberapa anak harimau di pelukannya, sedang duduk santai di depan pintu menikmati sinar matahari.Tiba-tiba, beberapa mobil jeep hitam berhenti perlahan di depan klinik. Pintu mobil terbuka. Shinta adalah yang pertama keluar dari mobil.Gadis itu berkata dengan girang kepada seorang pria tua di dalam mobil, "Kakek, ini tempat tinggal Tirta. Namanya Desa Persik. Ada gunung dan ada air, pemandangannya sangat indah.""Desa Persik ... bagus, bagus. Benar-benar tempat yang bagus untuk menenangkan diri. Pantas saja orang sehebat Tirta tinggal di sini." Saba turun dari mobil dan memandang sekitar.Di depan matanya, ada pegunungan hijau dan air y

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 941

    "Bi Ayu, aku sudah bawa Tirta kembali! Waktu aku sampai, dia sedang makan nasi kotak di vila!" Setelah kembali ke klinik, Arum melepaskan Tirta dan menepuk tangannya sambil berkata dengan tidak puas."Tirta, Arum sudah masak banyak makanan bergizi untukmu. Kenapa nggak dimakan dan malah pergi ke vila untuk makan nasi kotak?" tanya Ayu dengan bingung."Kenapa lagi?" Agatha tertawa dan menyela, "Karena dia nggak ingin makan kemaluan sapi!"Di sudut meja makan, Nia yang mendengar ini merasa agak malu."Tirta, terakhir kali kamu menghabiskan sepiring penuh kemaluan sapi dalam dua hingga tiga menit. Kenapa kali ini kamu nggak mau makan?" tanya Arum dengan kesal. "Aku kira kamu suka makan itu, jadi aku masak dua batang kali ini!""Ya, Tirta, kenapa kali ini kamu nggak mau makan?" tanya Melati dengan bingung."Aku ... hais, aku sebenarnya nggak butuh makan itu. Tubuhku sehat-sehat saja, makanan seperti itu berlebihan untukku," timpal Tirta dengan lesu."Kenapa berlebihan? Makanan itu sangat b

DMCA.com Protection Status