Home / Romansa / Do You Know? / 05 Your Smile

Share

05 Your Smile

Author: dandelian
last update Last Updated: 2021-06-03 15:25:29

Sakha berdiri di samping Liana yang sedang melemparkan pakan ikan ke kolam.

"Aku cariin, ternyata kamu di sini."

"Untuk apa kamu mencariku? Mau memberi kata-kata motifasi ke aku? Aku tidak  perlu." Liana tetap pada dirinya yang angkuh. Dia merasa dirinya masih hebat, dia berada di atas Sakha sehingga dia bisa berkata semaunya. Meskipun tidak tahu jika ke depannya rencana mereka malah membuat mereka terjebak.

"Aku gak punya kata-kata motifasi, kamu tau kan berantakannya hidup aku, sampai aku harus ada di sini jadi pacar bohongan kamu." Sakha mencoba mengalah, jika melawan Liana dengan emosi sama saja menghancurkan rencana mereka.

"Terus untuk apa kamu ke sini?" tanya Liana.

"Ya kamu pikir saja, kalau aku tetap di sana malah aku yang  terjebak di sana, lebih baik aku pergi. Belum lagi kalau Papa kamu marah lalu aku tidak bisa nyela, dan akhirnya aku yang mendengarkan kemarahan Papa kamu."

"Oh, jadi kamu tidak mau mendengarkan Papaku?" Liana melirik Sakha dengan tajam.

"Tentu saja tidak, kamu saja pergi, lalu apa gunanya aku di sana." Nada bicara Sakha yang kesal, mengundang tawa Liana.

"Kamu memang tidak berguna." Tawa Liana semakin pecah, benar sekali tawanya Liana malah menjadi aneh untuk Sakha. Selama bertemu dengan wanita itu, belum sekalipun Sakha melihat Liana tertawa atau tersenyum. Kalaupun tertawa dan tersenyum, auranya pasti menjadi jahat.

"Kamu udah berapa lama tidak ketawa?" tanya Sakha.

Pertanyaan Sakha sontak membuat Liana bungkam. "Memangnya kenapa? Kamu jangan sok peduli padaku." Kembali lagi judesnya. Wanita itu kembali ke mode menyebalkan lagi, dia selalu berkata kasar dan menyakitkan.

"Kamu seperti lagi berusaha untuk ketawa dengan tulus." Tangan Sakha terulur untuk mengusap ekor mata Liana, ada air mata di sana, sontak Liana menepis tangan Sakha.

"Kamu tidak perlu tahu urusanku. Satu lagi, kamu jangan sembarangan menyentuh wajahku, menjualmu saja tidak cukup untuk perawatan wajahku, tanganmu itu tidak steril, jangan pernah menyentuhku dengan tangan kotor lagi." Liana meletakan pakan ikan yang ada di tangannya kembali ke tempat seharusnya. Lalu dia berjalan menjauhi Sakha dengan kesal, hanya karena masalah Sakha menyentuh wajahnya.

Alis Sakha mengernyit, kenapa wanita itu menyebalkan sekali, Sakha hanya reflek menyeka air mata di ekor matanya, lalu dengan tidak tahu diri, wanita itu memarahinya.

Jika tidak punya tanggung jawab dan keinginan hidup lebih lama di dunia ini, Sakha dengan senang hati menyerahkan dirinya di makan oleh serigala kutub dari pada berhadapan dengan wanita bertempamen buruk itu.

Sakha memejamkan matanya, dia berusaha untuk tenang sebelum menghadapi Liana lagi, butuh banyak pasokan kesabaran untuk bisa menghadapi Liana tanpa emosi yang menggebu.

"Kamu mau aku ajari tersenyum, tidak?" Sakha berjalan di belakang Liana, sesekali mencondongkan tubuhnya di samping Liana.

"Kamu pikir aku orang bodoh yang tidak bisa tersenyum? Bahkan bayi tidak perlu diajari untuk tersenyum," ketus Liana.

"Senyum tuh enak loh, rasanya lega. Kamu juga lebih cantik kalau tersenyum."

"Tanpa senyum juga wajahku cantik, tidak perlu susah payah mengajari ku." Baru berapa hari bersama Liana saja Sakha sudah hampir mati kesal, dia adalah wanita yang sulit di tabak, sebentar dia baik, tapi lebih banyak menyebalkan nya.

"Ayolah, kamu pasti bisa tersenyum, aku yakin semua mantan pacarmu akan memohon untuk kembali bersama saat melihat senyum kamu."

Liana menarik bibirnya seolah-olah ingin tersenyum, lalu dia kembali membekukan wajah jahatnya. "Jika itu terjadi, aku tidak akan tersenyum sampai mati."

"Sudahlah, kamu tidak perlu mengurusiku, kembali saja ke kamarmu untuk mencari lowongan pekerjaan baru, waktu kita hanya tinggal 6 hari lagi." Liana mencuci tangannya di keran.

"Tunggu sebentat, aku cuma mau berterima kasih dan membantu kamu. Kamu kan sudah memberi solusi untuk melunasi utang keluarga aku, ya sekarang aku kasih solusi bahagia buat kamu," ucap Sakha.

"Emangnya hidupmu sudah baik?" tanya Liana sambil menelurusi Sakha dari ujung kaki hingga ujung kepala dengan tatapan meremehkan, semua yang dia pakai adalah pinjaman dan itu menggambarkan betapa menyedihkan Sakha.

"Mungkin saat ini tidak baik, tapi ada sedikit kebahagiaan yang pernah aku rasakan." Sakha terlihat senyum sambil memandang vegetasi di depannya. Meski mendapat tatapan meremehkan dari Liana, tapi Sakha merasa lebih beruntung dari hidup Liana dan dia merasa menang dari Liana.

"Jangan pedulikan aku. Kalau kamu cuma kasihan. Saya gak butuh kasihan dari siapa-siapa. Cari orang lain saja untuk kamu kasihani." Ada sedikit rasa senang saat ada orang yang peduli padanya, tapi Liana enggan mengharapkan itu, karena dia takut terluka.

"Bener juga kamu. Lagi pula aku cuma bisa dekat denganmu kalau hutang aku masih ada. Juga, kamu memang orang hebat yang sangat hebat hingga siapapun tidak bisa menggapai kamu," sindir Sakha. Ucapan Sakha itu membuktikan bahwa sulit bertemu orang yang benar-benar peduli pada orang lain.

"Bener. Setelah pernikahan Alena, kamu tidaj perlu khawatir lagi dikejar utang, aku akan menganggap semuanya lunas."

"Semudah itu?" tanya Sakha.

"Ya... Semudah itu. Aku punya segalanya, aku bisa mengatur semuanya dengan mudah, bahkan mengatur rencana pembunuhanmu dengan rapi juga aku bisa."

"Gimana kalau aku tidak mau utang itu lunas." Pernyataan Sakha itu membuat Liana mengernyitkan darinya.

Liana tersenyum hambar, "aku baru bertemu dengan orang seperti kamu. Dimana-mana orang ingin utangnya lunas. Lah kamu malah tidak mau. Aneh..."

Sakha hanya tersenyum bingung, dia pun tidak tau kenapa dia berlagak seperti orang yang peduli pada orang lain, apa lagi Liana. Dia adalah dalang dari semua luka yang ada di tubuh Sakha saat ini. Belum lagi mental Sakha yang sedikit mengerut melihat orang-orang berbaju hitam di sekitar Liana.

"Balik sana ke kamar kamu, aku mau keluar," perintah Liana.

"Kamu mau kemana?" tanya Sakha.

"Ada urusan."

Liana langsung meninggalkan Sakha yang masih berdiri di sana.

Baru saja Liana menghilang karena berbelok, Sakha mendapati seorang gadis lain berada di belakangnya saat ia berbalik.

"Astaga!" Sakha memegangi dadanya karena Alena berada di belakangnya.

"Kak Sakha, sedang apa di sini?" tanya Alena dengan keramahan yang dia suguhkan.

Sakha juga bingung, karena sejak Liana pergi dia hanya diam menatap hilangnya Liana.

Gerak-geriknya tampak seperti orang kebingungan. "Oh iya, tadi mau memberi makan ikan."

"Gak cuma ganteng dan mapan, ternyata Kak Sakha peduli sama sekitar ya." Alena menatap Sakha dengan kagum.

Sakha menggaruk tengkuknya, merasa tidak enak karena menyebarkan kebohongan. Senyum canggung pun tercipta di bibir Sakha.

"Aku duluan ya Len, mau ke kamar," pamit Sakha.

Alena mengangguk, sambil menatap Sakha dengan kagum, meskipun sudah punya calon suami Alena masih berharap calon suaminya itu punya rasa kasih sayang yang besar dan suka memanjakannya. Sejak kecil hidup di kelilingi kasih sayang Alena juga ingin punya pendamping yang menyayanginya. Sayangnya dia bertemu dengan laki-laki kaku yang workaholic, meski begitu Alena mencintainya.

Sakha terbangun dengan suara langkah kaki yang lumayan kencang, membuat tidurnya terganggu. Kasur yang nyaman ini bahkan tak lagi nyaman saat sinar matahari masuk ke kamar ini.

Laki-laki itu mengerjapkan matanya, mendapati seorang gadis tengah menghadap ke arah luar di dekat jendela super besar itu. Angin pagi yang dingin menerpa wajahnya, serta mengurai rambut panjangnya.

"Liana." Suara Sakha membuat gadis itu berbalik.

"Kamu ngapain di kamar aku?" tanya Sakha.

Gadis yang menggunakan pakaian bagus itu berjalan ke arah Sakha.

"Siapa yang suruh kamu gak kunci pintu kamu."

Rasanya Sakha sedikit tersentil harga dirinya akan hal itu, untuk apa seorang laki-laki mengunci kamarnya. Dia pikir Sakha itu lelaki feminim.

"Aku cuma bercanda." Liana duduk di sofa yang ada di kamar itu.

Tangannya menggenggam sebuah gelas bening yang memperlihatkan air berwarna gold semu. Gelas yang khas itu membuat Sakha berpikir bahwa gadis itu meminum miras di pagi hari.

"Kamu pagi-pagi minum alkohol pagi-pagi?" tanya Sakha. Tentu saja Sakha mengira itu minuman keras, melihat bagaimana sifat dan perilaku Liana yang selama ini dia lihat.

Liana hanya tersenyum, sambil meminum air itu lagi.

"Aku ada pekerjaan hari ini, kamu bisa istirahat seharian di sini," ucap Liana.

Rumah ini memang besar dan bagus, tapi Sakha tidak merasa aman di sini, dia di sini karena Liana, jika tidak ada Liana dia bahkan tidak ingin ke sini.

"Aku kan pacar kamu, kalau di sini gak ada kamu, aku ngapain di sini?" Sakha tidak mau di tinggal di sini. Dia hanya merasa tenang saat dekat Liana. Tentu saja karena mentalnya terguncang karena ternyata dia tinggal dikelilingi oleh orang-orang kejam yang membunuh dengan mudah.

"Kenapa kamu seperti wanita," ejek Liana.

Jujur saja, tadi malam Sakha tidak sengaja melewati salah satu ruangan yang pintunya sedikit terbuka. Bodohnya, Sakha malah penasaran dengan apa yang ada di dalam sana, akibatnya kaki Sakha gemetar melihat darah yang mengalir di lantai dengan pistol peredam yang mengacung ke arah manusia yang setengah mati itu.

Dari pada membicarakan itu pada Liana, Sakha hanya memilih diam untuk menjaga harga dirinya.

•••

Related chapters

  • Do You Know?   06 Killer

    "Kamu sedang apa di sana?" Suara bariton milik tuan Ronald itu membuat Sakha berbalik dan tersenyum ramah sebisa mungkin. "Liana sedang pergi. Jadi saya iseng lihat-lihat sekeliling Om," jelas Sakha. Dia sedikit ciut di hadapan tuan Ronald, dengan wajah bule itu dia terlihat lebih seram. "Kenapa tidak ikut dengannya?" tanya Ronald. "Dia melarang saya," jawab Sakha, sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ya, dia merasa tidak enak saja, seperti lepas tanggung jawab sebagai laki-laki. "Kamu tidak perlu khawatir, dia gadis yang pandai menjaga diri. Kamu sudah makan?" Pria berparas bule itu jauh lebih bersahabat sejak mereka terakhir bertemu. "Udah Om, tadi Liana menyiapkan saat dia mau pergi." Ronald tersenyum, lalu menepuk bahu Sakha. "Saya harap, kamu orang yang tepat untuk Liana." Sakha mengangguk canggung, bagaimana jadi orang yang

    Last Updated : 2021-06-06
  • Do You Know?   07 Meet Alpha and Luna

    Tadinya Sakha ingin berolah raga pagi, tapi dia urungkan karena melihat ibu Liana atau nyonya Marina sedang menyuruh pekerjanya untuk memotong tanaman bonsai import dari luar negeri miliknya.Sakha ingat, Liana memberinya tugas untuk membuat orang tua Liana merasa Sakha adalah laki-laki yang tepat untuk Liana."Pagi, Tante," sapa Sakha."Hai, Sakha. Kamu sudah sarapan?" tanya wanita paruh baya itu."Udah Tante, aku denger Tante yang masak ya? Enak banget Tan." Senyuman Sakha itu seolah benar-benar memuja nyonya Marina."Benar kah? Kebetulan hari ini memang Tante yang masak, soalnya Om kamu lagi mau makan masakan Tante, syukur deh kalau kamu suka, kapan-kapan Tante masakin lagi." Wanita itu tampak berseri ketika pacar dari anak sulungnya itu memberikan pujian.Sakha mengangguk dan tersenyum ramah. "Ini bonsai pinus kan Tante? Kalau ini Azalea kan Tan? Wah, ini import kan?"

    Last Updated : 2021-06-08
  • Do You Know?   08 With Alena

    3 orang memasuki mobil yang sama, mereka akan menuju suatu tempat yang mungkin akan lama di sana.Liana, Sakha dan Alena berada dalam 1 mobil dengan atmosfer yang terasa semakin dingin jikalau Alena tidak terus-terusan bertanya ini itu. Gadis itu baru saja kembali ke tahan air setelah lama mengenyam bangku pendidikan di Seattle.Lalu dia bekerja sebagai pengacara selama 3 tahun di Seattle, setelah itu dia memilih kembali ke tanah air, dengan tujuan untuk menikah dengan tunangannya."Jadi kamu pengacara? Kasus apa yang menurut kamu sulit banget?" tanya Sakha pada Alena sambil fokus menyetir, sedangkan Liana hanya melalukan pekerjaannya sebagai pendengar."Semua kasus itu sulit, tapi yang paling sulit itu waktu aku jadi pengacara ada kasus seorang pengusaha, dia dituduh melakukankorupsi, pembunuhan dan pelecehan seksual. parah banget deh. Sebenarnya aku juga tidak mau mengambil kasus itu, kasus itu jat

    Last Updated : 2021-06-13
  • Do You Know?   09 (Beach)

    2 hari sebelum resepsi dilakukan, Alena ingin melakukan family time. Awalnya tidak akan mengajak Sakha, tapi karena Liana mengatakan kalau dia akan ikut jika Sakha ikut juga, akhirnya Alena mengalah.Saat keluarga Rodriguez itu berada di pantai sambil menikmati hidangan seafood yang tampak sedap itu, Liana malah sibuk menyiapkan apapun yang disukai oleh keluarganya.Sakha yang melihat kesibukan Liana itu menghampirinya, membantunya menyiapkan apa yang Liana inginkan."Kamu kenapa tidak makan dari tadi?" tanya Sakha sambil membolak-balik seafood di atas panggangan."Alergi," jawab Liana singkat. Lalu meninggalkan Sakha dan memberikan hidangan itu pada keluarganya yang sedang bermusik ria.Meski hidup berdampingan dengan dunia gelap, mereka masih punya rasa ceria untuk merayakan sesuatu tentunya. Bukan keluarga yang kaku, bahkan senyum pun sulit.Sakha dengan cepat bisa berb

    Last Updated : 2021-06-14
  • Do You Know?   10 (Wedding Party)

    Pernikahan yang mewah dan berkelas itu sangat mengharukan dan penuh dengan suka cita. Pengantin yang sangat serasi membuat siapa saja memperhatikan serta memuji keserasian mereka."Well, mereka memang serasi dalam merusak hati orang," ujar Liana. Sakha yang duduk di sampingnya menatapnya."Maksudmu?" Pria itu menghentikan sesi cicip cicip makanan yang enak ini. Hidup cukup tidak membuatnya makan enak setiap hari, hanya sesekali saja dia makan enak, itu pun kalau sedang awal bulan dan berkumpul dengan teman-temannya."Makan saja, jangan pedulikan aku."Selain pengantin yang menjadi sorotan, Liana pun jadi bagian. Dia mendapat cerita miring karena dilangkahi oleh adiknya sendiri.Hidup dengan perkataan orang memang menyulitkan, tapi untuk masalah ini Liana tidak peduli.Selain karena belum menikah, pakaiannya hari ini juga mencuri perhatian, dress panjang tanpa lengan, denga

    Last Updated : 2021-06-18
  • Do You Know?   11 (Crazy Speed)

    Tidak semudah itu keluar dari masalah ini, Liana dan Sakha sekarang berada di ruang kerja Ronald. Dengan tatapan nyalang Ronald menatap keduanya kecewa."Aku tahu kalian saling mencintai, tapi apakah sopan melakukan tindakan seperti itu di acara pernikahan orang lain." Liana yakin semua orang pasti berpihak pada Alena yang acaranya dibuat berantakan dengan kelakuan Liana dan Sakha.Keduanya memilih diam tidak menjawab, berharap salah satu dari mereka yang menjawab tapi seperti sudah di setting, kali ini mereka kompak untuk diam."Apa kalian tidak punya mulut untuk menjawab, hah!" Nada tinggi itu membuat Sakha terlonjak kaget, berlainan dengan Liana yang tampak tenang mendengar amarah papanya itu."Maaf Om," ucap Sakha. Dia berusaha untuk meredakan panas yang sudah menjalar itu."Maaf Pa, aku tidak akan mengulanginya lagi." Liana mengepala tangannya, namun tetap berusaha tenang.

    Last Updated : 2021-06-23
  • Do You Know?   12 (Dilema)

    Liana memutuskan untuk kembali ke rumahnya sendiri, dia sudah tidak tahan lagi berada di rumah orang tuanya, seakan hidupnya penuh tuntutan dan juga tekanan.Sakha menghampiri Liana dengan penampilan yang rapi, dia menggunakan baju yang sama seperti pertama kali mereka bertemu."Masih pagi, kamu mau kemana?" tanya Liana sambil mengoleskan nutella pada roti yang dia pegang.Sakha menyerahkan kertas kontrak yang dia punya, memberitahu bahwa kontrak mereka telah berakhir dengan lancar."Aku tidak mau merepotkanmu lagi, aku berterima kasih karena kamu sudah berbaik hati membebaskan aku dari hutang keluargaku." Sakha nyaman di sini, dia punya tempat tinggal, hidup dengan fasilitas yang baik, tapi dia merasa ini bukan ranahnya, dia juga tidak mau jadi benalu dalam hidup Liana.Semua yang dia dapatkan di sini rasanya fana, dia punya ini itu tapi harga dirinya jatuh karena menerima semuanya dari w

    Last Updated : 2021-06-24
  • Do You Know?   13 (Friend Shit)

    Liana mengamati sebuah akuarium kaca kecil yang berisi kelomang yang pernah dia bawa bersama Sakha. Beberapa sudah mati karena terlaku sering ditiup agar keluar. Yah, padahal Liana sangat menyukai mereka.Hewan saja jika rumahnya tidak nyaman mereka akan pergi mencari tempat nyama yang lainnya. Kenapa Liana tidak bisa."Oh My God! Girl... What u do?" Seorang wanita mix Korea-Amerika itu datang sambil membawa banyak belanjaan ditangannya."Kenapa rumahmu yang kecil ini sangat kotor," ucapnya sarkas. Wanita itu meletakan belanjaannya di atas meja."Kenapa datang?" tanya Liana."Sejujurnya aku juga tidak mau datang, tapi my honey bunny sweety darling menyuruhku menjenguk temannya yang tidak tahu diri ini," ucapnya masih dengan nada dan kosa kata yang sarkas."Ya sudah sana pergi. Aku juga muak dengan mulutmu yang berbisa itu." Sejujurnya, keduanya sama-sama berbisa t

    Last Updated : 2021-06-30

Latest chapter

  • Do You Know?   16 (In This Morning)

    Cahaya itu mengusik tidur sang gadis, tangannya mengulur mencari-cari benda persegi panjang nan tipis yang biasanya ada di sampingnya. Kamar ini pun tak tampak seperti miliknya, hawa panas yang sangat kentara di tambah banyaknya sinar matahari yang masuk membuat gadis itu tak nyaman."Mencari ini?" Suara yang pernah dia idamkan hadir saat baru bangun tidur itu kenapa terasa nyata kali ini. Sampai sentuhan menyadarkan gadis itu kalau memang keadaan ini nyata."Good morning." Sakha menyerahkan ponsel Liana."Sakha!" Sontak gadis itu bangun saat matanya dengan sadar melihat sosok laki-laki tampan itu."Yes, it's me."Seketika bayangan-bayangan saat dia tertawa seperti orang bodoh, menangis bahkan berkata merendahkan dirinya sendiri melintas di otaknya. "Astaga!"Rasa malu melebihi harga dirinya, dia merasa orang paling bodoh sedunia namun disaat yang bersamaan dia merasa aman karena Sakha lah orang yang membawanya.

  • Do You Know?   15 (Harga Diri)

    Laki-laki tinggi dengan telinga lebar itu menatap Liana dengan tatapan aneh. Melihat penampilan gadis itu yang sangat berbeda dari biasanya. Gadis itu berputar-putar di depan kaca sambil melihat bagaimana penampilannya dengan baju yang kemarin dia borong melalui pegawainya. "Bagaimana? Apa baju ini cocok denganku?" Rok tenis dipadu dengan kaos cerah. Liana menghadap ke arah Cakra dan meminta pendapatnya tentang apa yang ia kenakan saat ini. "Tidak. Kau bukan bocah SMA lagi. Tidak cocok, cari saja yang masuk akal." Cakra hanya tidak ingin temannya itu bersikap aneh-aneh. Meskipun gadis itu masih cocok mengenakan pakaian yang dikenakan. "Lalu apa?" Gadis itu tampak frustasi untuk mix and match pakaian baru yang dia miliki.

  • Do You Know?   14 (Sebuah Cara)

    Sebut saja Liana sudah gila, dia membuang uang ratusan juta untuk membeli sebuah tempat yang tidak sesuai dengan bidangnya. Wanita itu membeli sebuah restoran dengan harga mahal tanpa melihat aspek-aspek yang mungkin menguntungkan atau merugikannya. "Aku pikir kamu memang benar-benar gila." Cakra sampai tidak percaya Liana melakukan hal ini setelah dia memberikan apa yang Liana mau beberapa hari lalu. "Memangnya kenapa? kamu tidak pernah diperjuangkan sebegitunya oleh seorang wanita? bilang saja kamu iri." Kekeh Liana. Cakra hanya menggelengkan kepalanya, beberapa laki-laki di dunia ini tidak ingin wanita yang dicintai lebih tinggi kedudukannya. "Kamu yakin, dia bakal kembali lagi bersama kamu?" tanya Cakra. Liana mengangguk mantap, sebisa mungkin wanita itu mengharapkan suatu kejadian baik menghampirinya. Sakha baru saja datang untuk bekerja hari ini. Penampilan sederhana

  • Do You Know?   13 (Friend Shit)

    Liana mengamati sebuah akuarium kaca kecil yang berisi kelomang yang pernah dia bawa bersama Sakha. Beberapa sudah mati karena terlaku sering ditiup agar keluar. Yah, padahal Liana sangat menyukai mereka.Hewan saja jika rumahnya tidak nyaman mereka akan pergi mencari tempat nyama yang lainnya. Kenapa Liana tidak bisa."Oh My God! Girl... What u do?" Seorang wanita mix Korea-Amerika itu datang sambil membawa banyak belanjaan ditangannya."Kenapa rumahmu yang kecil ini sangat kotor," ucapnya sarkas. Wanita itu meletakan belanjaannya di atas meja."Kenapa datang?" tanya Liana."Sejujurnya aku juga tidak mau datang, tapi my honey bunny sweety darling menyuruhku menjenguk temannya yang tidak tahu diri ini," ucapnya masih dengan nada dan kosa kata yang sarkas."Ya sudah sana pergi. Aku juga muak dengan mulutmu yang berbisa itu." Sejujurnya, keduanya sama-sama berbisa t

  • Do You Know?   12 (Dilema)

    Liana memutuskan untuk kembali ke rumahnya sendiri, dia sudah tidak tahan lagi berada di rumah orang tuanya, seakan hidupnya penuh tuntutan dan juga tekanan.Sakha menghampiri Liana dengan penampilan yang rapi, dia menggunakan baju yang sama seperti pertama kali mereka bertemu."Masih pagi, kamu mau kemana?" tanya Liana sambil mengoleskan nutella pada roti yang dia pegang.Sakha menyerahkan kertas kontrak yang dia punya, memberitahu bahwa kontrak mereka telah berakhir dengan lancar."Aku tidak mau merepotkanmu lagi, aku berterima kasih karena kamu sudah berbaik hati membebaskan aku dari hutang keluargaku." Sakha nyaman di sini, dia punya tempat tinggal, hidup dengan fasilitas yang baik, tapi dia merasa ini bukan ranahnya, dia juga tidak mau jadi benalu dalam hidup Liana.Semua yang dia dapatkan di sini rasanya fana, dia punya ini itu tapi harga dirinya jatuh karena menerima semuanya dari w

  • Do You Know?   11 (Crazy Speed)

    Tidak semudah itu keluar dari masalah ini, Liana dan Sakha sekarang berada di ruang kerja Ronald. Dengan tatapan nyalang Ronald menatap keduanya kecewa."Aku tahu kalian saling mencintai, tapi apakah sopan melakukan tindakan seperti itu di acara pernikahan orang lain." Liana yakin semua orang pasti berpihak pada Alena yang acaranya dibuat berantakan dengan kelakuan Liana dan Sakha.Keduanya memilih diam tidak menjawab, berharap salah satu dari mereka yang menjawab tapi seperti sudah di setting, kali ini mereka kompak untuk diam."Apa kalian tidak punya mulut untuk menjawab, hah!" Nada tinggi itu membuat Sakha terlonjak kaget, berlainan dengan Liana yang tampak tenang mendengar amarah papanya itu."Maaf Om," ucap Sakha. Dia berusaha untuk meredakan panas yang sudah menjalar itu."Maaf Pa, aku tidak akan mengulanginya lagi." Liana mengepala tangannya, namun tetap berusaha tenang.

  • Do You Know?   10 (Wedding Party)

    Pernikahan yang mewah dan berkelas itu sangat mengharukan dan penuh dengan suka cita. Pengantin yang sangat serasi membuat siapa saja memperhatikan serta memuji keserasian mereka."Well, mereka memang serasi dalam merusak hati orang," ujar Liana. Sakha yang duduk di sampingnya menatapnya."Maksudmu?" Pria itu menghentikan sesi cicip cicip makanan yang enak ini. Hidup cukup tidak membuatnya makan enak setiap hari, hanya sesekali saja dia makan enak, itu pun kalau sedang awal bulan dan berkumpul dengan teman-temannya."Makan saja, jangan pedulikan aku."Selain pengantin yang menjadi sorotan, Liana pun jadi bagian. Dia mendapat cerita miring karena dilangkahi oleh adiknya sendiri.Hidup dengan perkataan orang memang menyulitkan, tapi untuk masalah ini Liana tidak peduli.Selain karena belum menikah, pakaiannya hari ini juga mencuri perhatian, dress panjang tanpa lengan, denga

  • Do You Know?   09 (Beach)

    2 hari sebelum resepsi dilakukan, Alena ingin melakukan family time. Awalnya tidak akan mengajak Sakha, tapi karena Liana mengatakan kalau dia akan ikut jika Sakha ikut juga, akhirnya Alena mengalah.Saat keluarga Rodriguez itu berada di pantai sambil menikmati hidangan seafood yang tampak sedap itu, Liana malah sibuk menyiapkan apapun yang disukai oleh keluarganya.Sakha yang melihat kesibukan Liana itu menghampirinya, membantunya menyiapkan apa yang Liana inginkan."Kamu kenapa tidak makan dari tadi?" tanya Sakha sambil membolak-balik seafood di atas panggangan."Alergi," jawab Liana singkat. Lalu meninggalkan Sakha dan memberikan hidangan itu pada keluarganya yang sedang bermusik ria.Meski hidup berdampingan dengan dunia gelap, mereka masih punya rasa ceria untuk merayakan sesuatu tentunya. Bukan keluarga yang kaku, bahkan senyum pun sulit.Sakha dengan cepat bisa berb

  • Do You Know?   08 With Alena

    3 orang memasuki mobil yang sama, mereka akan menuju suatu tempat yang mungkin akan lama di sana.Liana, Sakha dan Alena berada dalam 1 mobil dengan atmosfer yang terasa semakin dingin jikalau Alena tidak terus-terusan bertanya ini itu. Gadis itu baru saja kembali ke tahan air setelah lama mengenyam bangku pendidikan di Seattle.Lalu dia bekerja sebagai pengacara selama 3 tahun di Seattle, setelah itu dia memilih kembali ke tanah air, dengan tujuan untuk menikah dengan tunangannya."Jadi kamu pengacara? Kasus apa yang menurut kamu sulit banget?" tanya Sakha pada Alena sambil fokus menyetir, sedangkan Liana hanya melalukan pekerjaannya sebagai pendengar."Semua kasus itu sulit, tapi yang paling sulit itu waktu aku jadi pengacara ada kasus seorang pengusaha, dia dituduh melakukankorupsi, pembunuhan dan pelecehan seksual. parah banget deh. Sebenarnya aku juga tidak mau mengambil kasus itu, kasus itu jat

DMCA.com Protection Status