Share

06 Killer

Penulis: dandelian
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-06 22:12:19

"Kamu sedang apa di sana?" Suara bariton milik tuan Ronald itu membuat Sakha  berbalik dan tersenyum ramah sebisa mungkin.

"Liana sedang pergi. Jadi saya iseng lihat-lihat sekeliling Om," jelas Sakha. Dia sedikit ciut di hadapan tuan Ronald, dengan wajah bule itu dia terlihat lebih seram.

"Kenapa tidak ikut dengannya?" tanya Ronald.

"Dia melarang saya," jawab Sakha, sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ya, dia merasa tidak enak saja, seperti lepas tanggung jawab sebagai laki-laki.

"Kamu tidak perlu khawatir, dia gadis yang pandai menjaga diri. Kamu sudah makan?" Pria berparas bule itu jauh lebih bersahabat sejak mereka terakhir bertemu.

"Udah Om, tadi Liana menyiapkan saat dia mau pergi."

Ronald tersenyum, lalu menepuk bahu Sakha. "Saya harap, kamu orang yang tepat untuk Liana."

Sakha mengangguk canggung, bagaimana jadi orang yang tepat, Sakha sendiri adalah pacar sewaan Liana. Semua kendali ada di tangan Liana. Dia hanya pengikut yang menuruti apa yang Liana perintahkan.

Untungnya ini hanyalah sementara, jadi Sakha masih bisa menahan rasa sakit karena harga dirinya turun drastis di depan Liana.

Suara tembakan saling bersautan, misi terakhir sebelum pernikahan Alena. Liana harus menghabisi rekan yang berhianat pada aliansi ayahnya.

Sekali menarik pelatuk Liana berhasil melumpuhkan 1 orang dari pihak musuh, dia bersembunyi di balik tiang besar basement.

Rasa takutnya terhadap suara tembak kian memudar saat dia mendapat pelatihan yang keras oleh ayahnya. Dia mengerti bagian mana saja yang bisa membuat musuh lumpuh dengan cepat.

Setelah berhasil melumpuhkan pertahanan awal, mereka berpencar untuk mencari bos dari aliansi kecil ini.

Sejak tadi Sakha merasa tidak tenang, dia terus memikirkan Liana, kemana gadis itu pergi, apa yang dia lakukan, banyak pertanyaan yang berputar di kepala Sakha.

"Apa kamu tau kemana Liana pergi?" tanya Sakha pada salah satu penjaga rumah ini.

"Memangnya kamu gak tau? Liana itu suka membunuh, mungkin dia sedang menghabisi musuh Papa sekarang." Bukan penjaga itu yang menjawab, melainkan Alena. Dia suka muncul tiba-tiba dan membuat Sakha kaget.

Kejadian tadi malam kembali melintas di pikirannya, kenapa di jaman serba canggih dan hukum dimana-mana seperti ini, masih saja mereka dengan mudah menghilangkan nyawa orang dengan mudah.

Belum lagi ingatan Sakha berputar ketika dia hampir mati dikerjai oleh orang-orang di bawah perintah Liana. Jadi Sakha percaya saja kalau Liana itu bisa membunuh orang, wanita tidak berperasaan itu mungkin bisa membunuh orang, tapi Sakha tidak yakin kalau Liana "suka" membunuh.

"Kamu jangan aneh aneh Len, dia itu Kakak kamu. Masa sih dia suka begituan." Sakha tersenyum canggung menanggapi ocehan Alena. Walaupun dia sadar, kalau Liana bisa saja membunuh orang. Mengesampingkan rasa takutnya Sakha menyadari kalau keluarga ini jauh dari kata harmonis.

"Liana itu suka membunuh perasaan orang lain, aku tahu kalian bukan pasangan, jadi kamu jangan menaruh perasaan dengan Liana, kalau kamu tidak mau sakit hati," ucap Alena sambil melipir pergi.

Sakha menatap Alena yang semakin menjauh lalu mengalihkan pandangannya pada frame dengan foto Liana di sana.

"Haha... Tidak mungkin aku suka sama dia," tawa Sakha semakin miris karena menyadari apa yang dia rasakan. Sakha sangat menyangkal hal itu, dia tidak mau berurusan lebih dalam lagi dengan pembunuh seperti keluarga ini.

Keinginan Sakha dan kehendak Tuhan saling bertolak belakang, karena sejak pertama kali Sakha melihat tawa Liana, dia seperti tertarik masuk ke dalam cerita Liana, dia ingin semakin dalam masuk ke dalam cerita milik wanita itu.

Sepertinya banyak hal-hal menarik yang ada pada Liana namun harus terkubur dalam wajah dan sikap dinginnya.

Semakin Sakha menyangkal dia malah semakin ingin tahu banyak dari wanita yang hampir membuatnya mati itu.

"Ada apa di foto aku? Sampai kamu tidak sadar kalau aku datang." Suara khas yang dinginnya menusuk itu membuat Sakha kehilangan fokus dalam lamunannya.

"Well, aku tahu aku cantik, tapi tidak perlu memandangiku seperti itu lewat foto, karena kamu bisa melihat yang original di depanmu." Narsisme juga menjadi ciri Liana yang menyebalkan, wanita itu punya banyak hal menyebalkan pada dirinya.

"Kamu dari mana sih?" tanya Sakha sewot, sejak tadi dia hanya berputar-putar rumah ini tanpa tujuan.

"Kan aku sudah bilang tadi, kamu saja yang tidak mendengarkan aku." Liana mendahului Sakha untuk keluar dari ruangan ini.

Mata Sakha yang jeli itu melihat sesuatu yang aneh pada gaun hitam milik Liana, tepatnya di lengan sebelah kanannya.

"Liana!" Panggil Sakha, laki-laki itu buru-buru mendekati Liana yang berhenti. Wanita itu menatap Sakha dengan alis yang naik sebelah.

"Ada apa? Kamu butuh apa lagi?" Liana berbalik, betapa kagetnya Liana melihat tatapan Sakha yang begitu khawatir, dia mengikuti arah pandang Sakha yang menuju lengannya.

Wanita itu menghela nafas kesal. "Sialan." Umpatnya.

"Lengan kamu berdarah." Sakha panik, dia menarik tangan kiri Liana untuk mengikutinya.

Sesaat Liana terbuai dengan rasa khawatir yang Sakha tunjukan untuknya, sebelumnya dia tidak pernah merasa begitu beruntung karena memiliki seseorang yang peduli padanya, bahkan keluarganya.

Sakha mengambil kotak pertolongan pertama, membersihkan luka Liana dengan perlahan. Sesekali dia meniup luka itu padahal Liana sama sekali tidak merintih kesakitan.

"Kamu tidak tahu rasa sakit ya? Dari tadi diam terus," omel Sakha. Kenapa dia begitu manis dengan omelan yang keluar dari mulutnya itu, pikir Liana.

Liana hanya terkekeh melihat Sakha yang begitu khawatir padanya, dia sadar bahwa ini tidak akan bertahan lama, karena simpati Sakha itu akan berakhir jika Sakha melihatnya membunuh orang di depan mata laki-laki itu.

"Kenapa kamu ketawa begitu?" Sakha menutup lukanya, membuatnya aman.

"Kamu lucu, bahkan kita tidak dekat, kenapa begitu khawatir denganku?" tanya Liana. Lalu menurunkan lengan gaunnya.

"Sesama manusia harus punya rasa peduli. Manusia itu saling membutuhkan, jadi kamu jangan sungkan untuk minta bantuan aku." Liana terhenyak dengan jawab Sakha. Sakha menyadari jawabannya itu sangatlah bodoh, dia juga belum paham kenapa dia tertarik pada Liana.

"Jawaban kamu sangat standar," ejek Liana.

"Memangnya kamu mau jawaban yang gimana? Jawaban yang bilang aku membantu kamu karena aku suka sama kamu gitu?" Cibir Sakha.

"Mungkin..." Liana tampak berpikir dan menjeda pekataannya. "Tapi, itu kan tidak mungkin." Liana tertawa ringan lagi.

Liana dan Sakha sedang berada di luar, mereka memutuskan untuk membeli beberapa barang selama tinggal di rumah itu.

"Alena kan mau nikah tuh, memangnya kamu tidak memberi hadiah padanya?" tanya Sakha.

"Hadiah? Memangnya itu perlu? Setiap saat dia dapat hadiah dari Papa."  Liana memilih barang yang dia inginkan. Terlahir di keluarga kaya raya, Liana sulit membedakan mana barang yang dia inginkan karena nafsu dan barang yang di butuhkan, semuanya dia anggap sama. Apapun yang dia suka semuanya akan masuk ke dalam keranjang belanjaan.

"Ya perlu lah, memangnya kamu tidak pernah datang ke acara pernikahan orang lain?" Sakha menatap barang-barang di dalam troli yang dia dorong.

"Dia sudah punya banyak hadiah, aku mau datang ke rumah itu saja sudah bagus, tidak perlu hadiah," ketus Liana.

"Ya setidaknya kamu memberikan ucapan selamat untuk mereka."

Liana tidak peduli, dia melanjutkan memilih barang yang akan dia beli karena suka.

•••

Bab terkait

  • Do You Know?   07 Meet Alpha and Luna

    Tadinya Sakha ingin berolah raga pagi, tapi dia urungkan karena melihat ibu Liana atau nyonya Marina sedang menyuruh pekerjanya untuk memotong tanaman bonsai import dari luar negeri miliknya.Sakha ingat, Liana memberinya tugas untuk membuat orang tua Liana merasa Sakha adalah laki-laki yang tepat untuk Liana."Pagi, Tante," sapa Sakha."Hai, Sakha. Kamu sudah sarapan?" tanya wanita paruh baya itu."Udah Tante, aku denger Tante yang masak ya? Enak banget Tan." Senyuman Sakha itu seolah benar-benar memuja nyonya Marina."Benar kah? Kebetulan hari ini memang Tante yang masak, soalnya Om kamu lagi mau makan masakan Tante, syukur deh kalau kamu suka, kapan-kapan Tante masakin lagi." Wanita itu tampak berseri ketika pacar dari anak sulungnya itu memberikan pujian.Sakha mengangguk dan tersenyum ramah. "Ini bonsai pinus kan Tante? Kalau ini Azalea kan Tan? Wah, ini import kan?"

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-08
  • Do You Know?   08 With Alena

    3 orang memasuki mobil yang sama, mereka akan menuju suatu tempat yang mungkin akan lama di sana.Liana, Sakha dan Alena berada dalam 1 mobil dengan atmosfer yang terasa semakin dingin jikalau Alena tidak terus-terusan bertanya ini itu. Gadis itu baru saja kembali ke tahan air setelah lama mengenyam bangku pendidikan di Seattle.Lalu dia bekerja sebagai pengacara selama 3 tahun di Seattle, setelah itu dia memilih kembali ke tanah air, dengan tujuan untuk menikah dengan tunangannya."Jadi kamu pengacara? Kasus apa yang menurut kamu sulit banget?" tanya Sakha pada Alena sambil fokus menyetir, sedangkan Liana hanya melalukan pekerjaannya sebagai pendengar."Semua kasus itu sulit, tapi yang paling sulit itu waktu aku jadi pengacara ada kasus seorang pengusaha, dia dituduh melakukankorupsi, pembunuhan dan pelecehan seksual. parah banget deh. Sebenarnya aku juga tidak mau mengambil kasus itu, kasus itu jat

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-13
  • Do You Know?   09 (Beach)

    2 hari sebelum resepsi dilakukan, Alena ingin melakukan family time. Awalnya tidak akan mengajak Sakha, tapi karena Liana mengatakan kalau dia akan ikut jika Sakha ikut juga, akhirnya Alena mengalah.Saat keluarga Rodriguez itu berada di pantai sambil menikmati hidangan seafood yang tampak sedap itu, Liana malah sibuk menyiapkan apapun yang disukai oleh keluarganya.Sakha yang melihat kesibukan Liana itu menghampirinya, membantunya menyiapkan apa yang Liana inginkan."Kamu kenapa tidak makan dari tadi?" tanya Sakha sambil membolak-balik seafood di atas panggangan."Alergi," jawab Liana singkat. Lalu meninggalkan Sakha dan memberikan hidangan itu pada keluarganya yang sedang bermusik ria.Meski hidup berdampingan dengan dunia gelap, mereka masih punya rasa ceria untuk merayakan sesuatu tentunya. Bukan keluarga yang kaku, bahkan senyum pun sulit.Sakha dengan cepat bisa berb

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-14
  • Do You Know?   10 (Wedding Party)

    Pernikahan yang mewah dan berkelas itu sangat mengharukan dan penuh dengan suka cita. Pengantin yang sangat serasi membuat siapa saja memperhatikan serta memuji keserasian mereka."Well, mereka memang serasi dalam merusak hati orang," ujar Liana. Sakha yang duduk di sampingnya menatapnya."Maksudmu?" Pria itu menghentikan sesi cicip cicip makanan yang enak ini. Hidup cukup tidak membuatnya makan enak setiap hari, hanya sesekali saja dia makan enak, itu pun kalau sedang awal bulan dan berkumpul dengan teman-temannya."Makan saja, jangan pedulikan aku."Selain pengantin yang menjadi sorotan, Liana pun jadi bagian. Dia mendapat cerita miring karena dilangkahi oleh adiknya sendiri.Hidup dengan perkataan orang memang menyulitkan, tapi untuk masalah ini Liana tidak peduli.Selain karena belum menikah, pakaiannya hari ini juga mencuri perhatian, dress panjang tanpa lengan, denga

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-18
  • Do You Know?   11 (Crazy Speed)

    Tidak semudah itu keluar dari masalah ini, Liana dan Sakha sekarang berada di ruang kerja Ronald. Dengan tatapan nyalang Ronald menatap keduanya kecewa."Aku tahu kalian saling mencintai, tapi apakah sopan melakukan tindakan seperti itu di acara pernikahan orang lain." Liana yakin semua orang pasti berpihak pada Alena yang acaranya dibuat berantakan dengan kelakuan Liana dan Sakha.Keduanya memilih diam tidak menjawab, berharap salah satu dari mereka yang menjawab tapi seperti sudah di setting, kali ini mereka kompak untuk diam."Apa kalian tidak punya mulut untuk menjawab, hah!" Nada tinggi itu membuat Sakha terlonjak kaget, berlainan dengan Liana yang tampak tenang mendengar amarah papanya itu."Maaf Om," ucap Sakha. Dia berusaha untuk meredakan panas yang sudah menjalar itu."Maaf Pa, aku tidak akan mengulanginya lagi." Liana mengepala tangannya, namun tetap berusaha tenang.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-23
  • Do You Know?   12 (Dilema)

    Liana memutuskan untuk kembali ke rumahnya sendiri, dia sudah tidak tahan lagi berada di rumah orang tuanya, seakan hidupnya penuh tuntutan dan juga tekanan.Sakha menghampiri Liana dengan penampilan yang rapi, dia menggunakan baju yang sama seperti pertama kali mereka bertemu."Masih pagi, kamu mau kemana?" tanya Liana sambil mengoleskan nutella pada roti yang dia pegang.Sakha menyerahkan kertas kontrak yang dia punya, memberitahu bahwa kontrak mereka telah berakhir dengan lancar."Aku tidak mau merepotkanmu lagi, aku berterima kasih karena kamu sudah berbaik hati membebaskan aku dari hutang keluargaku." Sakha nyaman di sini, dia punya tempat tinggal, hidup dengan fasilitas yang baik, tapi dia merasa ini bukan ranahnya, dia juga tidak mau jadi benalu dalam hidup Liana.Semua yang dia dapatkan di sini rasanya fana, dia punya ini itu tapi harga dirinya jatuh karena menerima semuanya dari w

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-24
  • Do You Know?   13 (Friend Shit)

    Liana mengamati sebuah akuarium kaca kecil yang berisi kelomang yang pernah dia bawa bersama Sakha. Beberapa sudah mati karena terlaku sering ditiup agar keluar. Yah, padahal Liana sangat menyukai mereka.Hewan saja jika rumahnya tidak nyaman mereka akan pergi mencari tempat nyama yang lainnya. Kenapa Liana tidak bisa."Oh My God! Girl... What u do?" Seorang wanita mix Korea-Amerika itu datang sambil membawa banyak belanjaan ditangannya."Kenapa rumahmu yang kecil ini sangat kotor," ucapnya sarkas. Wanita itu meletakan belanjaannya di atas meja."Kenapa datang?" tanya Liana."Sejujurnya aku juga tidak mau datang, tapi my honey bunny sweety darling menyuruhku menjenguk temannya yang tidak tahu diri ini," ucapnya masih dengan nada dan kosa kata yang sarkas."Ya sudah sana pergi. Aku juga muak dengan mulutmu yang berbisa itu." Sejujurnya, keduanya sama-sama berbisa t

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-30
  • Do You Know?   14 (Sebuah Cara)

    Sebut saja Liana sudah gila, dia membuang uang ratusan juta untuk membeli sebuah tempat yang tidak sesuai dengan bidangnya. Wanita itu membeli sebuah restoran dengan harga mahal tanpa melihat aspek-aspek yang mungkin menguntungkan atau merugikannya. "Aku pikir kamu memang benar-benar gila." Cakra sampai tidak percaya Liana melakukan hal ini setelah dia memberikan apa yang Liana mau beberapa hari lalu. "Memangnya kenapa? kamu tidak pernah diperjuangkan sebegitunya oleh seorang wanita? bilang saja kamu iri." Kekeh Liana. Cakra hanya menggelengkan kepalanya, beberapa laki-laki di dunia ini tidak ingin wanita yang dicintai lebih tinggi kedudukannya. "Kamu yakin, dia bakal kembali lagi bersama kamu?" tanya Cakra. Liana mengangguk mantap, sebisa mungkin wanita itu mengharapkan suatu kejadian baik menghampirinya. Sakha baru saja datang untuk bekerja hari ini. Penampilan sederhana

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-08

Bab terbaru

  • Do You Know?   16 (In This Morning)

    Cahaya itu mengusik tidur sang gadis, tangannya mengulur mencari-cari benda persegi panjang nan tipis yang biasanya ada di sampingnya. Kamar ini pun tak tampak seperti miliknya, hawa panas yang sangat kentara di tambah banyaknya sinar matahari yang masuk membuat gadis itu tak nyaman."Mencari ini?" Suara yang pernah dia idamkan hadir saat baru bangun tidur itu kenapa terasa nyata kali ini. Sampai sentuhan menyadarkan gadis itu kalau memang keadaan ini nyata."Good morning." Sakha menyerahkan ponsel Liana."Sakha!" Sontak gadis itu bangun saat matanya dengan sadar melihat sosok laki-laki tampan itu."Yes, it's me."Seketika bayangan-bayangan saat dia tertawa seperti orang bodoh, menangis bahkan berkata merendahkan dirinya sendiri melintas di otaknya. "Astaga!"Rasa malu melebihi harga dirinya, dia merasa orang paling bodoh sedunia namun disaat yang bersamaan dia merasa aman karena Sakha lah orang yang membawanya.

  • Do You Know?   15 (Harga Diri)

    Laki-laki tinggi dengan telinga lebar itu menatap Liana dengan tatapan aneh. Melihat penampilan gadis itu yang sangat berbeda dari biasanya. Gadis itu berputar-putar di depan kaca sambil melihat bagaimana penampilannya dengan baju yang kemarin dia borong melalui pegawainya. "Bagaimana? Apa baju ini cocok denganku?" Rok tenis dipadu dengan kaos cerah. Liana menghadap ke arah Cakra dan meminta pendapatnya tentang apa yang ia kenakan saat ini. "Tidak. Kau bukan bocah SMA lagi. Tidak cocok, cari saja yang masuk akal." Cakra hanya tidak ingin temannya itu bersikap aneh-aneh. Meskipun gadis itu masih cocok mengenakan pakaian yang dikenakan. "Lalu apa?" Gadis itu tampak frustasi untuk mix and match pakaian baru yang dia miliki.

  • Do You Know?   14 (Sebuah Cara)

    Sebut saja Liana sudah gila, dia membuang uang ratusan juta untuk membeli sebuah tempat yang tidak sesuai dengan bidangnya. Wanita itu membeli sebuah restoran dengan harga mahal tanpa melihat aspek-aspek yang mungkin menguntungkan atau merugikannya. "Aku pikir kamu memang benar-benar gila." Cakra sampai tidak percaya Liana melakukan hal ini setelah dia memberikan apa yang Liana mau beberapa hari lalu. "Memangnya kenapa? kamu tidak pernah diperjuangkan sebegitunya oleh seorang wanita? bilang saja kamu iri." Kekeh Liana. Cakra hanya menggelengkan kepalanya, beberapa laki-laki di dunia ini tidak ingin wanita yang dicintai lebih tinggi kedudukannya. "Kamu yakin, dia bakal kembali lagi bersama kamu?" tanya Cakra. Liana mengangguk mantap, sebisa mungkin wanita itu mengharapkan suatu kejadian baik menghampirinya. Sakha baru saja datang untuk bekerja hari ini. Penampilan sederhana

  • Do You Know?   13 (Friend Shit)

    Liana mengamati sebuah akuarium kaca kecil yang berisi kelomang yang pernah dia bawa bersama Sakha. Beberapa sudah mati karena terlaku sering ditiup agar keluar. Yah, padahal Liana sangat menyukai mereka.Hewan saja jika rumahnya tidak nyaman mereka akan pergi mencari tempat nyama yang lainnya. Kenapa Liana tidak bisa."Oh My God! Girl... What u do?" Seorang wanita mix Korea-Amerika itu datang sambil membawa banyak belanjaan ditangannya."Kenapa rumahmu yang kecil ini sangat kotor," ucapnya sarkas. Wanita itu meletakan belanjaannya di atas meja."Kenapa datang?" tanya Liana."Sejujurnya aku juga tidak mau datang, tapi my honey bunny sweety darling menyuruhku menjenguk temannya yang tidak tahu diri ini," ucapnya masih dengan nada dan kosa kata yang sarkas."Ya sudah sana pergi. Aku juga muak dengan mulutmu yang berbisa itu." Sejujurnya, keduanya sama-sama berbisa t

  • Do You Know?   12 (Dilema)

    Liana memutuskan untuk kembali ke rumahnya sendiri, dia sudah tidak tahan lagi berada di rumah orang tuanya, seakan hidupnya penuh tuntutan dan juga tekanan.Sakha menghampiri Liana dengan penampilan yang rapi, dia menggunakan baju yang sama seperti pertama kali mereka bertemu."Masih pagi, kamu mau kemana?" tanya Liana sambil mengoleskan nutella pada roti yang dia pegang.Sakha menyerahkan kertas kontrak yang dia punya, memberitahu bahwa kontrak mereka telah berakhir dengan lancar."Aku tidak mau merepotkanmu lagi, aku berterima kasih karena kamu sudah berbaik hati membebaskan aku dari hutang keluargaku." Sakha nyaman di sini, dia punya tempat tinggal, hidup dengan fasilitas yang baik, tapi dia merasa ini bukan ranahnya, dia juga tidak mau jadi benalu dalam hidup Liana.Semua yang dia dapatkan di sini rasanya fana, dia punya ini itu tapi harga dirinya jatuh karena menerima semuanya dari w

  • Do You Know?   11 (Crazy Speed)

    Tidak semudah itu keluar dari masalah ini, Liana dan Sakha sekarang berada di ruang kerja Ronald. Dengan tatapan nyalang Ronald menatap keduanya kecewa."Aku tahu kalian saling mencintai, tapi apakah sopan melakukan tindakan seperti itu di acara pernikahan orang lain." Liana yakin semua orang pasti berpihak pada Alena yang acaranya dibuat berantakan dengan kelakuan Liana dan Sakha.Keduanya memilih diam tidak menjawab, berharap salah satu dari mereka yang menjawab tapi seperti sudah di setting, kali ini mereka kompak untuk diam."Apa kalian tidak punya mulut untuk menjawab, hah!" Nada tinggi itu membuat Sakha terlonjak kaget, berlainan dengan Liana yang tampak tenang mendengar amarah papanya itu."Maaf Om," ucap Sakha. Dia berusaha untuk meredakan panas yang sudah menjalar itu."Maaf Pa, aku tidak akan mengulanginya lagi." Liana mengepala tangannya, namun tetap berusaha tenang.

  • Do You Know?   10 (Wedding Party)

    Pernikahan yang mewah dan berkelas itu sangat mengharukan dan penuh dengan suka cita. Pengantin yang sangat serasi membuat siapa saja memperhatikan serta memuji keserasian mereka."Well, mereka memang serasi dalam merusak hati orang," ujar Liana. Sakha yang duduk di sampingnya menatapnya."Maksudmu?" Pria itu menghentikan sesi cicip cicip makanan yang enak ini. Hidup cukup tidak membuatnya makan enak setiap hari, hanya sesekali saja dia makan enak, itu pun kalau sedang awal bulan dan berkumpul dengan teman-temannya."Makan saja, jangan pedulikan aku."Selain pengantin yang menjadi sorotan, Liana pun jadi bagian. Dia mendapat cerita miring karena dilangkahi oleh adiknya sendiri.Hidup dengan perkataan orang memang menyulitkan, tapi untuk masalah ini Liana tidak peduli.Selain karena belum menikah, pakaiannya hari ini juga mencuri perhatian, dress panjang tanpa lengan, denga

  • Do You Know?   09 (Beach)

    2 hari sebelum resepsi dilakukan, Alena ingin melakukan family time. Awalnya tidak akan mengajak Sakha, tapi karena Liana mengatakan kalau dia akan ikut jika Sakha ikut juga, akhirnya Alena mengalah.Saat keluarga Rodriguez itu berada di pantai sambil menikmati hidangan seafood yang tampak sedap itu, Liana malah sibuk menyiapkan apapun yang disukai oleh keluarganya.Sakha yang melihat kesibukan Liana itu menghampirinya, membantunya menyiapkan apa yang Liana inginkan."Kamu kenapa tidak makan dari tadi?" tanya Sakha sambil membolak-balik seafood di atas panggangan."Alergi," jawab Liana singkat. Lalu meninggalkan Sakha dan memberikan hidangan itu pada keluarganya yang sedang bermusik ria.Meski hidup berdampingan dengan dunia gelap, mereka masih punya rasa ceria untuk merayakan sesuatu tentunya. Bukan keluarga yang kaku, bahkan senyum pun sulit.Sakha dengan cepat bisa berb

  • Do You Know?   08 With Alena

    3 orang memasuki mobil yang sama, mereka akan menuju suatu tempat yang mungkin akan lama di sana.Liana, Sakha dan Alena berada dalam 1 mobil dengan atmosfer yang terasa semakin dingin jikalau Alena tidak terus-terusan bertanya ini itu. Gadis itu baru saja kembali ke tahan air setelah lama mengenyam bangku pendidikan di Seattle.Lalu dia bekerja sebagai pengacara selama 3 tahun di Seattle, setelah itu dia memilih kembali ke tanah air, dengan tujuan untuk menikah dengan tunangannya."Jadi kamu pengacara? Kasus apa yang menurut kamu sulit banget?" tanya Sakha pada Alena sambil fokus menyetir, sedangkan Liana hanya melalukan pekerjaannya sebagai pendengar."Semua kasus itu sulit, tapi yang paling sulit itu waktu aku jadi pengacara ada kasus seorang pengusaha, dia dituduh melakukankorupsi, pembunuhan dan pelecehan seksual. parah banget deh. Sebenarnya aku juga tidak mau mengambil kasus itu, kasus itu jat

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status