"Aku nggak berani macam-macam di depan Pak Darwin. Pak Smith suruh kalian cepat pergi," ucap Martin sambil bersandar di pintu. Dia mengisyaratkan mereka untuk keluar.Paula menegaskan, "Aku mau bertemu Kakek."Martin melihat jam tangan dan mendesak, "Pak Smith sudah tidur. Kalau kamu nggak mau merepotkan Pak Smith, cepat pergi ke bandara."Melihat Paula hendak pergi melihat Smith, Darwin menggandeng tangan Paula dan berjalan keluar sembari membujuk, "Ikuti dia saja, ayo kita pergi. Kakek pasti punya alasan sendiri berbuat seperti ini. Kalau ada Pak Martin, semua pasti baik-baik saja."Martin memutar bola matanya pada Darwin. Dia merasa penilaian Darwin kepadanya terlalu tinggi. Darwin dan Paula tidak tahu Martin pasti sangat sibuk setelah mereka pergi.Martin melihat Paula tampak cemas dan terus memandang ke kamar Smith. Jadi, dia berkata, "Setelah masalah di sini selesai, Pak Smith akan menghubungimu."Setelah naik ke mobil, Paula bersandar pada jendela mobil dan berpesan pada Martin,
Saat Darwin hampir mendekati Paula dan Pedro, dia mendengar Pedro berteriak, "Kalau kamu nggak suka dia, kenapa kamu mau ikut dia pulang? Apa kamu perlu mengorbankan seumur hidupmu untuk membalas kebaikannya?"Darwin merasa gugup. Dia ingin melihat ekspresi Paula. Namun, kebetulan beberapa staf lewat di depan Darwin sambil mengangkat papan iklan sehingga menghalangi pandangan Darwin.Setelah para staf itu lewat, Darwin tidak melihat Paula dan Pedro lagi. Darwin bergegas masuk ke ruang tunggu dan melihat Paula yang duduk di sofa memandangi ponsel seraya termenung.Darwin menghampiri Paula dan bertanya dengan lembut, "Apa yang kamu pikirkan?"Paula kaget sampai-sampai ponselnya jatuh ke lantai. Dia buru-buru mengambil ponselnya, tetapi dia tidak berani bertatapan dengan Darwin. Paula hanya menyahut dengan singkat, "Nggak ada."Tadi, Rhea mengirim pesan kepada Paula. Rhea mengatakan sepertinya dia hamil dan ayah dari anaknya adalah Charlie. Namun, Rhea tidak ingin menikah dengan Charlie.
"Apa pertanyaan ini sangat sulit dijawab?" tanya Darwin. Melihat respons Paula, Darwin merasa Paula sengaja berpura-pura untuk menghindari pertanyaannya.Paula mengerjap. Dia bisa merasakan Darwin sedang marah. Paula segera membujuk, "Bukan, aku hanya nggak menyangka ...."Sebelum Paula menyelesaikan perkataannya, Darwin hendak mengambil ponsel Paula sehingga Paula langsung menyembunyikan ponselnya.Gerakan Darwin terhenti. Dia tersenyum getir dan bergumam, "Sepertinya aku yang terlalu percaya diri."Darwin mengira mereka adalah pasangan kekasih yang mesra. Jadi, seharusnya mereka bisa berbagi semua rahasia.Namun, sudah jelas Paula tidak berpikiran seperti itu. Apa Paula menikah dengan Darwin hanya untuk membalas kebaikannya?Mendengar nada bicara Darwin yang sedih, Paula ingin menjelaskan. Namun, Wilson kebetulan masuk untuk memberi tahu mereka sudah saatnya naik ke pesawat.Darwin langsung berdiri dan berjalan ke luar. Dia terlihat murung. Wilson pun melihat Paula, tetapi Paula juga
Darwin melihat tulisan di layar laptop yang diketiknya dengan asal. Dia memijat keningnya karena merasa gusar.Saat melihat Paula sudah tertidur, Darwin meminta selimut kepada pramugari dan menyelubungi tubuh Paula. Kebetulan pesan dari Rhea masuk dan Darwin melihat sebagian dari pesannya.[ Jangan ragu-ragu untuk mencintainya .... ]Apa yang dimaksud Rhea adalah Pedro? Paula baru mengenal Pedro beberapa hari, apa hubungan mereka sudah begitu dekat?Darwin hendak mengambil ponsel Paula. Namun, saat tangannya menyentuh layar ponsel Paula, Darwin menarik tangannya kembali. Kemudian, dia melihat pesan Rhea yang kedua.[ Cinta pada pandangan pertama sangat berharga .... ]Ternyata mereka cinta pada pandangan pertama! Hati Darwin terasa sakit. Darwin terus memandangi wajah Paula. Dia melihat Paula mengernyit sembari mengigau.Darwin mendekati bibir Paula dan hanya mendengar beberapa kata. "Darwin, jangan ... aku mohon ... jangan ...."Paula meneteskan air mata. Darwin teringat tadi Paula me
Paula tidak tahan mendengar hinaan mereka lagi. Dia berusaha untuk meninggalkan tempat itu. Namun, mereka terus mendekati Paula dan aura mereka yang mengintimidasi membuat Paula merasa sesak.Paula mendengar seseorang tertawa dan berkata, "Haha, kita sudah lama nggak bertemu. Kamu masih begitu humoris."Paula membuka mata. Akhirnya, dia terbangun dari mimpi buruknya. Paula memegang dahinya yang berkeringat.Suara yang familier terdengar lagi. "Aku nggak menyangka kita akan bertemu dengan cara begini."Suara orang itu membuat Paula sepenuhnya sadar. Dia memandang ke arah suara dan melihat Darwin sudah meninggalkan tempat duduknya. Darwin duduk di bagian kanan depan.Sementara itu, seorang wanita yang berpakaian formal duduk di samping Darwin. Auranya mirip dengan Darwin, mereka sama-sama orang pintar.Perbincangan mereka dimulai dari basa-basi hingga ilmu kedokteran yang tidak dipahami Paula. Saat ini, Paula menyadari ekspresi Darwin tidak terlihat dingin lagi. Sebaliknya, Darwin terlih
"Ada apa?" tanya Darwin berusaha memelankan suaranya. Dia hendak menunduk untuk melihat ekspresi Paula, tetapi Paula memalingkan wajah dan tidak ingin Darwin melihatnya."Kalau kamu nggak mau pulang ke ibu kota ...," ucap Darwin. Dia menduga apakah Paula menangis karena enggan meninggalkan Pedro. Dugaan ini membuat perasaannya tidak nyaman."Siapa yang nggak mau pulang ke ibu kota?" balas Paula yang tiba-tiba mendongak. Dia menunjukkan semua kekhawatirannya di dalam mimpi melalui ekspresinya.Paula melanjutkan dengan suara yang terdengar sedih, "Tenang saja. Setelah pulang, aku nggak akan mengganggumu."Sekalipun Darwin ingin bersama teman SMA atau teman kuliahnya, Paula tidak akan mengganggu Darwin!"Kamu benar-benar nggak berpikir nggak mau pulang ke ibu kota?" tanya Darwin untuk memastikan. Raut wajahnya yang tegang seketika tampak lebih tenang.Paula menggigit bibirnya. Air mata menetes dari matanya yang memerah. Dia tampak seperti diintimidasi oleh Darwin. Melihat ini, Darwin mera
"Maaf mengganggu, ini camilan yang dipesan Nona di sana untuk kalian." Suara pramugari menginterupsi atmosfer intens di antara Paula dan Darwin.Di belakang, Wilson terus mengedipkan mata pada si pramugari, mengisyaratkannya agar segera pergi. Pramugari itu meletakkan camilan tadi di meja, lalu buru-buru pergi dengan ekspresi canggung.Si pramugari diam-diam mengeluh, 'Apa orang-orang kaya ini bisa berhenti melibatkanku dalam permainan mereka? Kalau ingin merebut suami orang, lakukan saja terang-terangan. Mengapa harus menjadikanku sebagai pion, sih!'Begitu Paula membuka mata, dia langsung berhadapan dengan ekspresi jengkel pramugari itu. Darwin yang akhirnya berbaikan dengan Paula merasa kesal karena diganggu. Dia berniat mengajukan keluhan terhadap si pramugari.Paula segera menahan tangan Darwin dan berbisik padanya, "Dia nggak melakukannya dengan sengaja."Melihat wajah merona Paula yang sudah kembali ceria, suasana hati Darwin sedikit membaik. Dia melirik camilan di meja dan meny
Mobil Darwin melaju melewati Givela. Givela tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya, seolah-olah menunjukkan bahwa dia tidak mengerti mengapa Darwin bersikap seperti ini hanya demi seorang wanita.Paula bisa membaca apa yang tersirat di sorot mata Givela. Dia berucap dengan frustrasi, "Aku benar-benar tulus ingin memberinya tumpangan."Paula tidak pernah berniat untuk memonopoli Darwin dan melarangnya berinteraksi dengan wanita lain.Darwin menggenggam tangan Paula dan tersenyum lembut seraya berkata, "Aku tahu, akulah yang nggak mau memberinya tumpangan. Kita jarang-jarang bisa bersama, aku nggak mau diganggu."Darwin tidak terbebani dengan situasi ini. Menurutnya, dia sudah melakukan hal yang baik dengan mengatur mobil untuk Givela. Mengapa dia harus mengambil risiko membuat kekasihnya kesal hanya untuk mengantar Givela pulang?"Kalian mengobrol dengan seru di pesawat, tapi sekarang kamu bahkan nggak mau memberinya tumpangan. Rasanya tega sekali, 'kan?" ucap Paula."Sepertinya
Hanya saja, Darwin tahu Freda sangat protektif sampai-sampai bisa bersikap tidak masuk akal. Jika Darwin tidak menunjukkan dirinya sangat menghargai Paula, Freda pasti akan menganggap Paula sebagai orang luar dan mewaspadainya.Lama-kelamaan, di antara Darwin dan Paula pasti akan muncul konflik karena hal ini. Freda menggenggam tangan Paula dan berkata seraya tersenyum lembut, "Oke, aku tahu kamu itu anak yang baik."Freda juga merasa senang Darwin bisa menemukan wanita yang disukainya. Darwin bertanya, "Tadi kamu mau bilang apa?"Freda memukul kepalanya dan menyahut dengan ekspresi cemas, "Keluarga Fonda sudah pindah. Nona Sheila pindah ke kediaman tua dengan alasan rumahnya sudah tua. Entah kenapa, dia berselisih dengan Nyonya Kara sampai-sampai Nyonya Kara pingsan."Darwin yang khawatir bertanya, "Bagaimana kondisi ibuku sekarang?"Paula juga khawatir. Sebelumnya Paula pernah melihat Kara. Dia sudah tua sehingga tidak boleh mengalami syok.Freda menjawab, "Dokter sudah memeriksa Nyo
Paula menggoyang lengan Darwin dan bertanya, "Kamu masih marah? Dia masih muda dan gegabah, untuk apa kamu perhitungan dengannya?"Darwin mendengus, lalu bertanya balik, "Kamu menganggap aku tua?""Aku nggak berani. Pak Sasongko masih muda dan kuat, hal ini nggak perlu diragukan lagi," timpal Paula seraya mengedipkan matanya.Darwin langsung teringat semalam mereka bercinta dengan intens. Dia pun tersenyum. Darwin menjelaskan tindakannya tadi, "Keluarga Sudarmo lebih rumit dari yang kita bayangkan. Kalau Harry terus bertindak gegabah, dia pasti akan celaka dalam waktu singkat."Waktu itu, Darwin setuju Harry masuk ke Grup Sasongko karena kakek Harry memohon pada Terry. Jadi, dia menghormati kakek Harry. Selain itu, Darwin pernah menyelidiki Harry. Dia tahu Harry tidak jahat.Paula langsung memuji, "Aku tahu kamu sangat baik."Mereka pulang ke vila. Freda menyambut mereka dengan ekspresi cemas. Dia melihat Darwin dan tampak ragu-ragu untuk bicara."Ada apa? Bilang saja," ujar Darwin. Di
Jadi, sekarang Darwin tidak mungkin mendepak Harry. Dia hanya ingin menegur Harry agar dia menyadari kenyataannya.Namun, Harry tidak mengetahui hal ini. Dia melihat Darwin menelepon Wilson dan menyuruhnya mencari orang lain untuk mengambil alih proyek ini. Harry pun panik.Darwin sudah memutuskan untuk mengabaikan Keluarga Sudarmo dan mendepaknya dari Grup Sasongko. Ketika Harry baru masuk ke Spirit Animation, dia terus membuat masalah.Meskipun begitu, Darwin tetap membantu Harry. Jadi, Harry menganggap Darwin tidak berani menyinggung Keluarga Sudarmo dan memecatnya.Sekarang Harry baru menyadari kali ini Darwin benar-benar ingin mendepaknya. Dia menarik lengan baju Darwin dan memohon, "Aku memang salah. Aku mohon beri aku kesempatan lagi.""Apa?" tanya Darwin yang berpura-pura tidak mendengar ucapan Harry.Harry merasa dipermalukan. Namun, dia tetap membungkuk dan menegaskan, "Aku mohon beri aku kesempatan lagi."Paula berdeham. Dia memperingatkan Darwin agar tidak terlalu berlebiha
Melihat Paula marah, Harry bergegas mengejar Paula dan memelas, "Maaf, aku salah. Kalau kamu nggak mau bergabung dengan Light Animation, kita tetap bekerja di Spirit Animation. Kamu nggak akan meninggalkan proyek ini, 'kan?"Walaupun Harry agak posesif terhadap Paula, dia tetap mementingkan proyek. Harry tidak ingin menghancurkan proyek karena masalah pribadi. Dia yakin Paula mempunyai pemikiran yang sama dengannya.Hanya saja, Harry mengabaikan Darwin. Sebenarnya Darwin adalah orang yang bisa menentukan nasib proyek.Sebelum Paula menjawab pertanyaan Harry, Darwin berujar dengan dingin, "Tentu saja Paula nggak akan meninggalkan proyek ini. Tapi, kamu nggak usah bekerja di Spirit Animation lagi.""Kenapa?" tanya Harry dengan ketus.Harry tersenyum sinis dan bertanya balik, "Menurutmu?"Darwin merupakan bos dari Spirit Animation, jadi dia bisa memecat Harry. Apa Harry tidak bisa menduganya?Harry baru memahami maksud Darwin. Dia mulai panik karena dirinya sudah berjuang untuk proyek ini
Harry tidak menutupinya. Dia langsung menjawab, "Light Animation."Darwin mengangkat alis, sepertinya dia tidak pernah mendengar perusahaan animasi ini. Paula juga demikian, dia bertanya, "Itu perusahaan baru?"Harry mengangguk seraya menyahut, "Aku pernah bertemu penanggung jawab mereka. Dia sangat kreatif. Lebih cocok untuk perkembangan proyek kita daripada Grup Sasongko.""Siapa nama penanggung jawab itu?" tanya Darwin."Henley," jawab Harry. Awalnya dia memang ingin membahas hal ini dengan Paula. Jadi, dia tidak berniat menutupinya."Apa orang itu berasal dari luar negeri?" tanya Paula sembari mengernyit. Dia curiga Harry ditipu.Harry menggeleng dan menjawab, "Bukan."Paula yang cemas bertanya lagi, "Sejak kapan kamu kenal dia? Kamu sudah tunjukkan sketsaku kepadanya?"Harry segera menyahut, "Tentu saja belum. Aku juga nggak bodoh. Aku baru kenal dia semalam."Paula yang merasa tidak berdaya melihat Tristan, kenapa dia tidak membujuk Harry? Tristan berucap, "Aku sudah membujuknya.
Darwin menatap Paula dengan ekspresi tak berdaya, tetapi penuh kasih. Dia menghela napas sebelum membalas, "Aku ikut denganmu. Kamu nggak akan keberatan, 'kan?""Tentu saja nggak. Kamu bos perusahaan, nggak ada rahasia yang kamu nggak boleh tahu," jawab Paula dengan gembira, lalu beranjak ke kamar tidur untuk ganti baju.Setelah keduanya siap dan makan siang, mereka pergi ke kafe yang sudah disepakati. Ketika mereka tiba, Harry dan Tristan sudah menunggu lebih dari satu jam.Bukan karena Paula terlambat, tetapi karena Harry yang terlalu bersemangat. Dia tiba-tiba mendapat ide baru yang ingin segera dibagikan kepada Paula.Itu sebabnya, ketika Paula masuk dengan Darwin yang memakai masker, dia hanya melihat wanita itu dan langsung mendekatinya dengan penuh semangat.Harry bahkan meraih tangannya. Akan tetapi, Darwin segera memutar tangannya ke belakang dan mendorongnya menjauh."Siapa kamu? Mau apa?" tanya Harry yang menatap Darwin dengan marah. Beberapa saat kemudian, dia cemberut dan
Untuk beberapa saat, Paula tidak mendengar respons dari Darwin. Ketika menoleh, dia melihat ekspresi Darwin sedikit aneh seperti sedang kesal sendiri.Paula menyentuh dagunya sambil bertanya, "Kenapa? Kok kelihatannya nggak senang?"Darwin memandangnya dengan tatapan kecewa. Pria itu bertanya, "Kamu sama sekali nggak punya impian tentang pernikahan ya?"Meskipun tidak bisa mengumumkan hubungan ini dan tidak bisa mengadakan pesta pernikahan, mereka sudah menikah dan resmi menjadi suami istri.Bukankah seharusnya ada antusiasme untuk membeli cincin, foto bersama, atau rencana bulan madu? Menurut Darwin, biasanya wanita yang jatuh cinta pasti punya harapan-harapan seperti itu.Mata Paula berkedip cepat dan menyiratkan sedikit kebingungan. Bukannya antusias, pernikahan lebih membuatnya cemas, takut, dan merasa bakal ada banyak masalah.Paula bahkan sudah membayangkan bagaimana nanti harus menghindari sorotan media, menghadapi wanita yang mengejar Darwin, dan menghadap keluarganya.Darwin t
Paula sudah punya firasat tentang dua buku kecil itu. Saat mengambilnya, tangannya sedikit bergetar.Ketika membuka dan melihat foto dirinya dan Darwin di halaman dalam, bibir Paula tak bisa menahan senyum. Darwin terus mengamati ekspresi Paula. Melihat dia tidak marah, hatinya merasa lega.Darwin menjelaskan, "Sebenarnya aku mau membawamu ke Kantor Catatan Sipil. Tapi, Wilson malah mengambil keputusan sendiri ...."Sebelum selesai bicara, tiba-tiba Darwin merasakan sentuhan hangat di bibirnya. Dia sontak menahan kepala Paula dan memperdalam ciuman itu.Setelah mereka berhenti, Darwin menatap mata Paula yang sedikit berkaca-kaca. Hatinya terasa begitu hangat.Darwin tiba-tiba berucap, "Makasih."Paula menyandarkan diri di dada bidang Darwin. Dia bertanya sambil tersenyum, "Untuk apa?"Darwin menjelaskan dengan serius, "Makasih karena kamu hadir dalam hidupku. Makasih karena kamu kasih aku kesempatan untuk berada di sisimu. Makasih karena kamu nggak menolak untuk menikah denganku ...."
Wilson merasa ada masalah dengan pikiran wanita itu. Dia mencoba menghentikan Fanny sambil mendesak para pengawal untuk segera datang.Begitu disentuh, Fanny langsung terjatuh ke jalan. Bahkan, sesaat kemudian wajahnya sudah penuh dengan luka memar. Untuk menjebak orang, dia benar-benar tega menyakiti dirinya sendiri.Para pengawal yang melihat pemandangan ini pun terkejut. Dalam kesan mereka, Wilson selalu lembut dan sopan. Kalau ada yang perlu dipukul, seharusnya itu tugas mereka, 'kan?"Cepat bawa orang ini pergi!" pinta Wilson dengan tidak sabar. Dia juga mengingatkan para pengawal, "Hati-hati, dia bawa kamera tersembunyi."Mendengar ini, salah satu pengawal langsung meraih kancing baju Fanny untuk memeriksanya. Wanita itu segera meronta-ronta sambil berseru, "Pelecehan! Tolong, ada pelecehan!"Pada saat yang sama, pintu vila terbuka. Paula muncul dengan ekspresi bingung ketika melihat semua keributan di luar.Awalnya, Paula hanya ingin ke toilet. Berhubung mendengar suara bel yang