Jonas tiba-tiba menggenggam tangan Alvin dengan kuat, lalu berucap dengan serius, "Mulai sekarang, kita harus sepenuhnya mendukung Darwin. Apa pun yang dia ingin lakukan, kita harus menggunakan semua sumber daya Keluarga Fonda untuk membantunya."Sekarang, satu-satunya cara untuk menyelamatkan Keluarga Fonda adalah dengan mempertaruhkan segalanya pada Darwin.Jonas memerintahkan, "Segera utus seseorang untuk membawa pergi anak di loteng!" Mata Jonas memancarkan ketegasan yang sudah lama tidak terlihat. Seluruh auranya kembali penuh dengan wibawa seperti saat dia masih muda.Alvin agak terintimidasi oleh aura Jonas. Melihat ekspresi bingung di wajah putranya, Jonas menegaskan sambil berjalan keluar, "Cepat pergi, temukan Alif, Koa, dan Ian. Kunci mereka di ruang rahasia, jangan biarkan mereka keluar tanpa izinku!""Ayah, apa mereka benar-benar begitu nggak tahu aturan?" tanya Alvin. Di siang bolong begini, Jonas bisa-bisanya menargetkan ketiga putranya?"Menurutmu, gimana Keluarga Tanad
"Kita akan segera bercerai, tolong jaga jarak," ucap Michelle sambil mendorong Alvin.Mata Alvin memerah saat menatapnya. Setelah memastikan Michelle tidak terluka, dia bertanya, "Kenapa bisa ada darah?""Itu bukan urusanmu," jawab Michelle sambil berusaha pergi dengan orang-orangnya.Alvin segera menghalanginya, lalu berujar, "Aku akan menyelesaikan masalah hari ini. Kamu pergilah ke ruang rahasia."Michelle berbicara, "Alvin, aku sudah nikah denganmu selama lebih dari 20 tahun. Tapi, aku baru tahu bahwa Keluarga Fonda selalu menganggapku orang luar.""Kalau begitu, kita bertindak sesuai kemampuan masing-masing saja. Jangan ada yang ikut campur dengan urusan siapa pun," jelas Michelle sambil melepaskan tangan Alvin.Jonas dan Alvin telah melihat Michelle mencari ayahnya selama bertahun-tahun, tetapi tidak pernah mengungkapkan kebenaran sedikit pun. Jelas, mereka tidak menganggapnya sebagai keluarga.Alvin menjelaskan, "Elle, masalah ini sangat rumit. Aku juga baru tahu tentang kejadia
Melihat Darwin pergi, Koa segera mengejarnya. Namun, pria itu tidak menghiraukannya dan malah berjalan cepat menuju loteng.Koa menoleh ke arah Alif. Alhasil, dia melihat kakaknya memukul bagian belakang kepala Sheila dengan tongkat untuk membuatnya pingsan."Ayo, kita bantu Kak Darwin," ucap Alif yang mengajak Koa dan Ian. Dia sudah menyadari bahwa Sheila tidak sesederhana dan sepolos yang dia tunjukkan.Wanita itu kembali ke Keluarga Fonda dengan tujuan tertentu. Jadi, ketika memukul Sheila hingga pingsan, Alif tidak merasa bersalah sedikit pun.Ketika Darwin sampai di loteng, Steve sudah berhasil melewati tiga pintu pengaman dan sedang membobol pintu kamar tempat Paula berada.Kali ini, Paula tidak dapat menemukan jalan rahasia keluar dari kamar. Hanya saja, dia menemukan setumpuk foto di laci meja. Itu adalah foto-foto Keluarga Fonda bertahun-tahun yang lalu. Setiap orang di foto itu tersenyum bahagia.Paula melihat satu per satu foto tersebut sambil tersenyum. Di foto terakhir, ad
Darwin mendengar kata-kata Paula. Tangannya sedikit bergeser sehingga ujung pisau menusuk bahu Steve.Pada saat yang sama, suara sirene polisi terdengar di luar. Tak lama kemudian, polisi mulai bertarung dengan para pembunuh di bawah.Paula memanfaatkan kesempatan itu untuk bertanya, "Steve, siapa yang mengutusmu? Kalau kamu ingin Tristan selamat, cepat beri tahu kami."Namun, Steve malah tidak menghiraukannya dan mulai bertarung dengan Darwin. Paula pun mengancam, "Polisi akan segera tiba. Kalau nggak bilang sekarang, kamu nggak akan punya kesempatan untuk menyelamatkan Tristan."Steve tampaknya adalah seorang pembunuh bayaran yang sangat berpengalaman. Dia juga memiliki keterampilan yang hebat. Tak lama kemudian, Darwin mulai terdesak.Paula menyadari bahwa setiap kali dia menyebut nama Tristan, gerakan Steve akan melambat. Hal itu memberi Darwin celah untuk menyerang."Tristan sering menyebutmu di depan kami. Dia sangat menghormatimu sebagai ayah angkatnya, tapi kamu malah menyembun
Paula menepis tangan Darwin yang melingkari pinggangnya, lalu berucap, "Aku tahu, makasih."Darwin tahu bahwa dia pasti salah paham tentang kejadian sebelumnya dengan Sheila. Hanya saja, sekarang ada banyak orang yang memperhatikan sehingga sulit untuk menjelaskannya.Darwin hanya bisa menggenggam tangan Paula, menatap matanya, dan berucap dengan serius, "Paula, percayalah padaku."Paula mengerucutkan bibir sambil memelototinya. Dia memberi tahu, "Lakukan saja pekerjaanmu."Orang yang bergegas masuk dari luar berdiri di samping Darwin. Dia sepertinya ingin bicara, tetapi ragu-ragu sejenak. Jelas ada sesuatu yang ingin disampaikannya, hanya saja dia tidak berani mengganggu Darwin.Darwin pun mengendurkan ekspresinya. Dia menggenggam tangan Paula erat-erat, lalu berbalik untuk berbicara dengan orang tersebut. Bawahannya memberi tahu, "Mobil Alif, Koa, dan Ian ditabrak."Paula terkejut mendengarnya. Dia segera melihat ke arah Darwin. Pria itu menggeleng sambil berbisik, "Mereka baik-baik
"Paman, apa urusanmu kalau Paula datang untuk kencan buta?" gumam Rhea pelan. Tidak masalah jika Darwin memarahinya, tetapi dia tidak mengizinkan Darwin memarahi Paula.Martin melihat Paula, lalu menatap Darwin dan merasa sedikit bingung. Kemudian, dia menarik Rhea ke belakangnya dan memberi tahu, "Pak Darwin, aku rasa mungkin ada kesalahpahaman. Aku sudah punya kekasih. Aku bertemu dengan Nona Paula cuma untuk mendiskusikan hal-hal terkait animasi."Mata Rhea berbinar-binar. Kenapa dia tidak memikirkan alasan itu? Martin memang cerdas. Melihat ini, Charlie berbisik geram, "Rhea, singkirkan pandanganmu yang nggak pantas itu."Orang lain mungkin tidak menyadarinya. Namun Charlie melihat dengan jelas bahwa ketika Martin mengatakan "kekasih", pandangan pria itu sekilas mengarah ke Rhea."Mana ada?" bantah Rhea sambil memelototi Charlie.Melihat Charlie yang cemburu, Darwin sepertinya mengerti sesuatu. Dia pun menghilangkan aura dinginnya.Kemudian, Darwin menyadari bahwa perhatian Paula s
Darwin melambaikan tangan. Dia memberi isyarat kepada Charlie untuk segera membawa mereka pergi."Pak Darwin, hati-hati," ucap Paula yang tetap tinggal di belakang. Berhubung Charlie dan Rhea sudah mengatakannya sebelumnya, peringatan Paula tidak terasa canggung.Darwin mengangguk dengan serius kepadanya sambil berucap, "Kalian juga hati-hati."Charlie membawa mereka ke pintu keluar rumah Keluarga Fonda. Paula segera melihat Tristan yang duduk di dekat patung batu. Tubuhnya berlumuran darah dan lukanya hanya diobati seadanya.Tristan duduk di sana sambil memegang kepalanya erat-erat. Pria itu terlihat sangat menderita. Paula ingin mendekat dan mengajaknya pergi, tetapi Harry tiba-tiba berlari mendekat."Tristan, kamu baik-baik saja?" tanya Harry yang berjongkok di sebelah Tristan.Berhubung Tristan tidak bergerak, Harry memaksa dia untuk mengangkat kepalanya. Pria itu mendorongnya dan terus menatap ke bawah dengan tatapan kosong."Jangan mendekat. Biar aku yang ke sana untuk membujukny
Martin yang sebelumnya diam, tiba-tiba berbicara, "Nona Paula dan Pak Alvin terlihat cukup mirip." Dia menatap Paula dengan tatapan yang sulit dimengerti.Rhea bantu menjawab, "Di dunia ini, ada banyak orang yang mirip."Setelah semua yang terjadi hari ini, Rhea benar-benar tidak ingin Paula terlibat lebih jauh dengan Keluarga Fonda.Paula menatap pria itu dan menyadari bahwa dia sengaja membuatnya datang ke rumah Keluarga Fonda hari ini. Namun, apa tujuannya?Berhubung Paula mengabaikannya, Martin pun menghibur Rhea, "Ucapanmu benar."Rhea mendengus, lalu menyenggol lengan Martin sambil berucap, "Sebelumnya, kamu bilang punya rahasia tentang Paula. Sekarang sudah bisa kamu ceritakan, 'kan?""Karena itu rahasia, mana mungkin aku cerita di depan umum?" ucap Martin sambil tersenyum. Dia melihat ke arah mobil yang membawa Alvin.Pandangan Paula secara refleks mengikuti arahnya. Dia merasa sedikit tidak nyaman dalam hatinya. Martin tidak terlihat seperti seseorang yang suka berbicara omong