Darwin tersenyum ke arah Sheila. Segera setelah itu, Sheila mendengar sebuah suara. Wajahnya seketika berubah menjadi pucat. Hanya saja sebelum dia bisa bereaksi, tubuhnya sudah lemas dan jatuh ke pelukan Darwin.Sambil memegang mikrofon, Alif berbicara kepada para tamu di bawah panggung, "Maaf, adikku lagi kurang sehat. Dia mungkin terlalu senang, jadi agak emosional. Kami akan membawanya ke kamar untuk beristirahat dulu."Para tamu saling memandang. Dengan ekspresi penasaran, mereka merasa ada sesuatu yang terjadi dengan Keluarga Fonda hari ini. Mereka ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.Sayangnya, Alif sudah turun dari panggung dan meminta mereka untuk meninggalkan tempat tersebut dengan sopan.Jonas sedang ditahan oleh Koa sehingga tidak bisa mendekati mikrofon. Bahkan ketika dia ingin berbicara, mulutnya ditutup oleh Koa. Dia hanya bisa melihat Sheila dibawa pergi oleh Darwin dengan mata membelalak.Setelah berhasil melepaskan diri dari cengkeraman Koa, Jonas menunjuk cucunya
Jonas tiba-tiba menggenggam tangan Alvin dengan kuat, lalu berucap dengan serius, "Mulai sekarang, kita harus sepenuhnya mendukung Darwin. Apa pun yang dia ingin lakukan, kita harus menggunakan semua sumber daya Keluarga Fonda untuk membantunya."Sekarang, satu-satunya cara untuk menyelamatkan Keluarga Fonda adalah dengan mempertaruhkan segalanya pada Darwin.Jonas memerintahkan, "Segera utus seseorang untuk membawa pergi anak di loteng!" Mata Jonas memancarkan ketegasan yang sudah lama tidak terlihat. Seluruh auranya kembali penuh dengan wibawa seperti saat dia masih muda.Alvin agak terintimidasi oleh aura Jonas. Melihat ekspresi bingung di wajah putranya, Jonas menegaskan sambil berjalan keluar, "Cepat pergi, temukan Alif, Koa, dan Ian. Kunci mereka di ruang rahasia, jangan biarkan mereka keluar tanpa izinku!""Ayah, apa mereka benar-benar begitu nggak tahu aturan?" tanya Alvin. Di siang bolong begini, Jonas bisa-bisanya menargetkan ketiga putranya?"Menurutmu, gimana Keluarga Tanad
"Kita akan segera bercerai, tolong jaga jarak," ucap Michelle sambil mendorong Alvin.Mata Alvin memerah saat menatapnya. Setelah memastikan Michelle tidak terluka, dia bertanya, "Kenapa bisa ada darah?""Itu bukan urusanmu," jawab Michelle sambil berusaha pergi dengan orang-orangnya.Alvin segera menghalanginya, lalu berujar, "Aku akan menyelesaikan masalah hari ini. Kamu pergilah ke ruang rahasia."Michelle berbicara, "Alvin, aku sudah nikah denganmu selama lebih dari 20 tahun. Tapi, aku baru tahu bahwa Keluarga Fonda selalu menganggapku orang luar.""Kalau begitu, kita bertindak sesuai kemampuan masing-masing saja. Jangan ada yang ikut campur dengan urusan siapa pun," jelas Michelle sambil melepaskan tangan Alvin.Jonas dan Alvin telah melihat Michelle mencari ayahnya selama bertahun-tahun, tetapi tidak pernah mengungkapkan kebenaran sedikit pun. Jelas, mereka tidak menganggapnya sebagai keluarga.Alvin menjelaskan, "Elle, masalah ini sangat rumit. Aku juga baru tahu tentang kejadia
Melihat Darwin pergi, Koa segera mengejarnya. Namun, pria itu tidak menghiraukannya dan malah berjalan cepat menuju loteng.Koa menoleh ke arah Alif. Alhasil, dia melihat kakaknya memukul bagian belakang kepala Sheila dengan tongkat untuk membuatnya pingsan."Ayo, kita bantu Kak Darwin," ucap Alif yang mengajak Koa dan Ian. Dia sudah menyadari bahwa Sheila tidak sesederhana dan sepolos yang dia tunjukkan.Wanita itu kembali ke Keluarga Fonda dengan tujuan tertentu. Jadi, ketika memukul Sheila hingga pingsan, Alif tidak merasa bersalah sedikit pun.Ketika Darwin sampai di loteng, Steve sudah berhasil melewati tiga pintu pengaman dan sedang membobol pintu kamar tempat Paula berada.Kali ini, Paula tidak dapat menemukan jalan rahasia keluar dari kamar. Hanya saja, dia menemukan setumpuk foto di laci meja. Itu adalah foto-foto Keluarga Fonda bertahun-tahun yang lalu. Setiap orang di foto itu tersenyum bahagia.Paula melihat satu per satu foto tersebut sambil tersenyum. Di foto terakhir, ad
Darwin mendengar kata-kata Paula. Tangannya sedikit bergeser sehingga ujung pisau menusuk bahu Steve.Pada saat yang sama, suara sirene polisi terdengar di luar. Tak lama kemudian, polisi mulai bertarung dengan para pembunuh di bawah.Paula memanfaatkan kesempatan itu untuk bertanya, "Steve, siapa yang mengutusmu? Kalau kamu ingin Tristan selamat, cepat beri tahu kami."Namun, Steve malah tidak menghiraukannya dan mulai bertarung dengan Darwin. Paula pun mengancam, "Polisi akan segera tiba. Kalau nggak bilang sekarang, kamu nggak akan punya kesempatan untuk menyelamatkan Tristan."Steve tampaknya adalah seorang pembunuh bayaran yang sangat berpengalaman. Dia juga memiliki keterampilan yang hebat. Tak lama kemudian, Darwin mulai terdesak.Paula menyadari bahwa setiap kali dia menyebut nama Tristan, gerakan Steve akan melambat. Hal itu memberi Darwin celah untuk menyerang."Tristan sering menyebutmu di depan kami. Dia sangat menghormatimu sebagai ayah angkatnya, tapi kamu malah menyembun
Paula menepis tangan Darwin yang melingkari pinggangnya, lalu berucap, "Aku tahu, makasih."Darwin tahu bahwa dia pasti salah paham tentang kejadian sebelumnya dengan Sheila. Hanya saja, sekarang ada banyak orang yang memperhatikan sehingga sulit untuk menjelaskannya.Darwin hanya bisa menggenggam tangan Paula, menatap matanya, dan berucap dengan serius, "Paula, percayalah padaku."Paula mengerucutkan bibir sambil memelototinya. Dia memberi tahu, "Lakukan saja pekerjaanmu."Orang yang bergegas masuk dari luar berdiri di samping Darwin. Dia sepertinya ingin bicara, tetapi ragu-ragu sejenak. Jelas ada sesuatu yang ingin disampaikannya, hanya saja dia tidak berani mengganggu Darwin.Darwin pun mengendurkan ekspresinya. Dia menggenggam tangan Paula erat-erat, lalu berbalik untuk berbicara dengan orang tersebut. Bawahannya memberi tahu, "Mobil Alif, Koa, dan Ian ditabrak."Paula terkejut mendengarnya. Dia segera melihat ke arah Darwin. Pria itu menggeleng sambil berbisik, "Mereka baik-baik
"Paman, apa urusanmu kalau Paula datang untuk kencan buta?" gumam Rhea pelan. Tidak masalah jika Darwin memarahinya, tetapi dia tidak mengizinkan Darwin memarahi Paula.Martin melihat Paula, lalu menatap Darwin dan merasa sedikit bingung. Kemudian, dia menarik Rhea ke belakangnya dan memberi tahu, "Pak Darwin, aku rasa mungkin ada kesalahpahaman. Aku sudah punya kekasih. Aku bertemu dengan Nona Paula cuma untuk mendiskusikan hal-hal terkait animasi."Mata Rhea berbinar-binar. Kenapa dia tidak memikirkan alasan itu? Martin memang cerdas. Melihat ini, Charlie berbisik geram, "Rhea, singkirkan pandanganmu yang nggak pantas itu."Orang lain mungkin tidak menyadarinya. Namun Charlie melihat dengan jelas bahwa ketika Martin mengatakan "kekasih", pandangan pria itu sekilas mengarah ke Rhea."Mana ada?" bantah Rhea sambil memelototi Charlie.Melihat Charlie yang cemburu, Darwin sepertinya mengerti sesuatu. Dia pun menghilangkan aura dinginnya.Kemudian, Darwin menyadari bahwa perhatian Paula s
Darwin melambaikan tangan. Dia memberi isyarat kepada Charlie untuk segera membawa mereka pergi."Pak Darwin, hati-hati," ucap Paula yang tetap tinggal di belakang. Berhubung Charlie dan Rhea sudah mengatakannya sebelumnya, peringatan Paula tidak terasa canggung.Darwin mengangguk dengan serius kepadanya sambil berucap, "Kalian juga hati-hati."Charlie membawa mereka ke pintu keluar rumah Keluarga Fonda. Paula segera melihat Tristan yang duduk di dekat patung batu. Tubuhnya berlumuran darah dan lukanya hanya diobati seadanya.Tristan duduk di sana sambil memegang kepalanya erat-erat. Pria itu terlihat sangat menderita. Paula ingin mendekat dan mengajaknya pergi, tetapi Harry tiba-tiba berlari mendekat."Tristan, kamu baik-baik saja?" tanya Harry yang berjongkok di sebelah Tristan.Berhubung Tristan tidak bergerak, Harry memaksa dia untuk mengangkat kepalanya. Pria itu mendorongnya dan terus menatap ke bawah dengan tatapan kosong."Jangan mendekat. Biar aku yang ke sana untuk membujukny
Hanya saja, Darwin tahu Freda sangat protektif sampai-sampai bisa bersikap tidak masuk akal. Jika Darwin tidak menunjukkan dirinya sangat menghargai Paula, Freda pasti akan menganggap Paula sebagai orang luar dan mewaspadainya.Lama-kelamaan, di antara Darwin dan Paula pasti akan muncul konflik karena hal ini. Freda menggenggam tangan Paula dan berkata seraya tersenyum lembut, "Oke, aku tahu kamu itu anak yang baik."Freda juga merasa senang Darwin bisa menemukan wanita yang disukainya. Darwin bertanya, "Tadi kamu mau bilang apa?"Freda memukul kepalanya dan menyahut dengan ekspresi cemas, "Keluarga Fonda sudah pindah. Nona Sheila pindah ke kediaman tua dengan alasan rumahnya sudah tua. Entah kenapa, dia berselisih dengan Nyonya Kara sampai-sampai Nyonya Kara pingsan."Darwin yang khawatir bertanya, "Bagaimana kondisi ibuku sekarang?"Paula juga khawatir. Sebelumnya Paula pernah melihat Kara. Dia sudah tua sehingga tidak boleh mengalami syok.Freda menjawab, "Dokter sudah memeriksa Nyo
Paula menggoyang lengan Darwin dan bertanya, "Kamu masih marah? Dia masih muda dan gegabah, untuk apa kamu perhitungan dengannya?"Darwin mendengus, lalu bertanya balik, "Kamu menganggap aku tua?""Aku nggak berani. Pak Sasongko masih muda dan kuat, hal ini nggak perlu diragukan lagi," timpal Paula seraya mengedipkan matanya.Darwin langsung teringat semalam mereka bercinta dengan intens. Dia pun tersenyum. Darwin menjelaskan tindakannya tadi, "Keluarga Sudarmo lebih rumit dari yang kita bayangkan. Kalau Harry terus bertindak gegabah, dia pasti akan celaka dalam waktu singkat."Waktu itu, Darwin setuju Harry masuk ke Grup Sasongko karena kakek Harry memohon pada Terry. Jadi, dia menghormati kakek Harry. Selain itu, Darwin pernah menyelidiki Harry. Dia tahu Harry tidak jahat.Paula langsung memuji, "Aku tahu kamu sangat baik."Mereka pulang ke vila. Freda menyambut mereka dengan ekspresi cemas. Dia melihat Darwin dan tampak ragu-ragu untuk bicara."Ada apa? Bilang saja," ujar Darwin. Di
Jadi, sekarang Darwin tidak mungkin mendepak Harry. Dia hanya ingin menegur Harry agar dia menyadari kenyataannya.Namun, Harry tidak mengetahui hal ini. Dia melihat Darwin menelepon Wilson dan menyuruhnya mencari orang lain untuk mengambil alih proyek ini. Harry pun panik.Darwin sudah memutuskan untuk mengabaikan Keluarga Sudarmo dan mendepaknya dari Grup Sasongko. Ketika Harry baru masuk ke Spirit Animation, dia terus membuat masalah.Meskipun begitu, Darwin tetap membantu Harry. Jadi, Harry menganggap Darwin tidak berani menyinggung Keluarga Sudarmo dan memecatnya.Sekarang Harry baru menyadari kali ini Darwin benar-benar ingin mendepaknya. Dia menarik lengan baju Darwin dan memohon, "Aku memang salah. Aku mohon beri aku kesempatan lagi.""Apa?" tanya Darwin yang berpura-pura tidak mendengar ucapan Harry.Harry merasa dipermalukan. Namun, dia tetap membungkuk dan menegaskan, "Aku mohon beri aku kesempatan lagi."Paula berdeham. Dia memperingatkan Darwin agar tidak terlalu berlebiha
Melihat Paula marah, Harry bergegas mengejar Paula dan memelas, "Maaf, aku salah. Kalau kamu nggak mau bergabung dengan Light Animation, kita tetap bekerja di Spirit Animation. Kamu nggak akan meninggalkan proyek ini, 'kan?"Walaupun Harry agak posesif terhadap Paula, dia tetap mementingkan proyek. Harry tidak ingin menghancurkan proyek karena masalah pribadi. Dia yakin Paula mempunyai pemikiran yang sama dengannya.Hanya saja, Harry mengabaikan Darwin. Sebenarnya Darwin adalah orang yang bisa menentukan nasib proyek.Sebelum Paula menjawab pertanyaan Harry, Darwin berujar dengan dingin, "Tentu saja Paula nggak akan meninggalkan proyek ini. Tapi, kamu nggak usah bekerja di Spirit Animation lagi.""Kenapa?" tanya Harry dengan ketus.Harry tersenyum sinis dan bertanya balik, "Menurutmu?"Darwin merupakan bos dari Spirit Animation, jadi dia bisa memecat Harry. Apa Harry tidak bisa menduganya?Harry baru memahami maksud Darwin. Dia mulai panik karena dirinya sudah berjuang untuk proyek ini
Harry tidak menutupinya. Dia langsung menjawab, "Light Animation."Darwin mengangkat alis, sepertinya dia tidak pernah mendengar perusahaan animasi ini. Paula juga demikian, dia bertanya, "Itu perusahaan baru?"Harry mengangguk seraya menyahut, "Aku pernah bertemu penanggung jawab mereka. Dia sangat kreatif. Lebih cocok untuk perkembangan proyek kita daripada Grup Sasongko.""Siapa nama penanggung jawab itu?" tanya Darwin."Henley," jawab Harry. Awalnya dia memang ingin membahas hal ini dengan Paula. Jadi, dia tidak berniat menutupinya."Apa orang itu berasal dari luar negeri?" tanya Paula sembari mengernyit. Dia curiga Harry ditipu.Harry menggeleng dan menjawab, "Bukan."Paula yang cemas bertanya lagi, "Sejak kapan kamu kenal dia? Kamu sudah tunjukkan sketsaku kepadanya?"Harry segera menyahut, "Tentu saja belum. Aku juga nggak bodoh. Aku baru kenal dia semalam."Paula yang merasa tidak berdaya melihat Tristan, kenapa dia tidak membujuk Harry? Tristan berucap, "Aku sudah membujuknya.
Darwin menatap Paula dengan ekspresi tak berdaya, tetapi penuh kasih. Dia menghela napas sebelum membalas, "Aku ikut denganmu. Kamu nggak akan keberatan, 'kan?""Tentu saja nggak. Kamu bos perusahaan, nggak ada rahasia yang kamu nggak boleh tahu," jawab Paula dengan gembira, lalu beranjak ke kamar tidur untuk ganti baju.Setelah keduanya siap dan makan siang, mereka pergi ke kafe yang sudah disepakati. Ketika mereka tiba, Harry dan Tristan sudah menunggu lebih dari satu jam.Bukan karena Paula terlambat, tetapi karena Harry yang terlalu bersemangat. Dia tiba-tiba mendapat ide baru yang ingin segera dibagikan kepada Paula.Itu sebabnya, ketika Paula masuk dengan Darwin yang memakai masker, dia hanya melihat wanita itu dan langsung mendekatinya dengan penuh semangat.Harry bahkan meraih tangannya. Akan tetapi, Darwin segera memutar tangannya ke belakang dan mendorongnya menjauh."Siapa kamu? Mau apa?" tanya Harry yang menatap Darwin dengan marah. Beberapa saat kemudian, dia cemberut dan
Untuk beberapa saat, Paula tidak mendengar respons dari Darwin. Ketika menoleh, dia melihat ekspresi Darwin sedikit aneh seperti sedang kesal sendiri.Paula menyentuh dagunya sambil bertanya, "Kenapa? Kok kelihatannya nggak senang?"Darwin memandangnya dengan tatapan kecewa. Pria itu bertanya, "Kamu sama sekali nggak punya impian tentang pernikahan ya?"Meskipun tidak bisa mengumumkan hubungan ini dan tidak bisa mengadakan pesta pernikahan, mereka sudah menikah dan resmi menjadi suami istri.Bukankah seharusnya ada antusiasme untuk membeli cincin, foto bersama, atau rencana bulan madu? Menurut Darwin, biasanya wanita yang jatuh cinta pasti punya harapan-harapan seperti itu.Mata Paula berkedip cepat dan menyiratkan sedikit kebingungan. Bukannya antusias, pernikahan lebih membuatnya cemas, takut, dan merasa bakal ada banyak masalah.Paula bahkan sudah membayangkan bagaimana nanti harus menghindari sorotan media, menghadapi wanita yang mengejar Darwin, dan menghadap keluarganya.Darwin t
Paula sudah punya firasat tentang dua buku kecil itu. Saat mengambilnya, tangannya sedikit bergetar.Ketika membuka dan melihat foto dirinya dan Darwin di halaman dalam, bibir Paula tak bisa menahan senyum. Darwin terus mengamati ekspresi Paula. Melihat dia tidak marah, hatinya merasa lega.Darwin menjelaskan, "Sebenarnya aku mau membawamu ke Kantor Catatan Sipil. Tapi, Wilson malah mengambil keputusan sendiri ...."Sebelum selesai bicara, tiba-tiba Darwin merasakan sentuhan hangat di bibirnya. Dia sontak menahan kepala Paula dan memperdalam ciuman itu.Setelah mereka berhenti, Darwin menatap mata Paula yang sedikit berkaca-kaca. Hatinya terasa begitu hangat.Darwin tiba-tiba berucap, "Makasih."Paula menyandarkan diri di dada bidang Darwin. Dia bertanya sambil tersenyum, "Untuk apa?"Darwin menjelaskan dengan serius, "Makasih karena kamu hadir dalam hidupku. Makasih karena kamu kasih aku kesempatan untuk berada di sisimu. Makasih karena kamu nggak menolak untuk menikah denganku ...."
Wilson merasa ada masalah dengan pikiran wanita itu. Dia mencoba menghentikan Fanny sambil mendesak para pengawal untuk segera datang.Begitu disentuh, Fanny langsung terjatuh ke jalan. Bahkan, sesaat kemudian wajahnya sudah penuh dengan luka memar. Untuk menjebak orang, dia benar-benar tega menyakiti dirinya sendiri.Para pengawal yang melihat pemandangan ini pun terkejut. Dalam kesan mereka, Wilson selalu lembut dan sopan. Kalau ada yang perlu dipukul, seharusnya itu tugas mereka, 'kan?"Cepat bawa orang ini pergi!" pinta Wilson dengan tidak sabar. Dia juga mengingatkan para pengawal, "Hati-hati, dia bawa kamera tersembunyi."Mendengar ini, salah satu pengawal langsung meraih kancing baju Fanny untuk memeriksanya. Wanita itu segera meronta-ronta sambil berseru, "Pelecehan! Tolong, ada pelecehan!"Pada saat yang sama, pintu vila terbuka. Paula muncul dengan ekspresi bingung ketika melihat semua keributan di luar.Awalnya, Paula hanya ingin ke toilet. Berhubung mendengar suara bel yang