Share

17. Diberi Pilihan

Melihat sikap Chiara yang berubah ketus padanya, Yanuar sempat berpikir tentang perkataannya yang terdengar kelewatan. Namun karena gengsi yang lumayan tinggi, ia menolak untuk mengajukan permintaan maaf.

Dari tempatnya berdiri, wangi masakan gadis itu menggapai hidung. Yanuar bisa menebak apa yang dibuat Chiara. Tumis kangkung dan tempe serta tahu goreng. Dua makanan rumah favoritnya.

“Minta diantar sopir aja, biar nggak kejebak macet,” ujar Yanuar ketika Chiara hendak pamitan. Sayangnya gadis itu menggeleng pelan dan menghindari tatapan sang tuan.

Napas Yanuar terhela pendek, lalu menambahkan, “Oke, terserah. Bukan salah saya kalau kamu telat dan dapat pengurangan nilai dari dosen.”

Kini Chiara mengangkat wajah dan membalas sorot mata Yanuar. Mata bertemu mata selama beberapa saat. “Kalau saya mau nyalahin Bapak juga percuma, ini resiko kerja sama orang yang berhati dingin,” tandasnya tanpa pikir panjang.

Yanuar melototi Chiara seketika. Bibirnya sudah menganga, hendak menimpali uc
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status