Share

Bab 3

Author: Rira Faradina
last update Last Updated: 2022-05-26 04:35:02

"Mau kemana?" Teriak Bu Hartati.

"Jual jam tangan." Pekik Raya dari arah teras depan rumah mereka.

"Jual jam tangan, Apa Maksudnya?" Gumam Bu Hartati bingung dengan ucapan putrinya.

****

"Jadi kau beneran mau ke Jakarta?" Tanya Nita.

"Iya." Jawab Raya cepat sambil menyeruput kuah mie instan rasa soto ayam itu.

"Enak mie nya?" Desis Nita sambil melotot kesal.

"Henak ... Pake banget malah, apalagi dimakan lagi panas panas begini. Muantap bener pedesnya, kau mau?" Ucap Raya cengengesan, sambil mengangkat mangkuk mienya.

"Jelaslah enak. Gratis, coba kalau bayar ... Lagipula itu mie kan punyaku, kau saja yang tak tahu malu langsung makan," rutuk Nita.

"Kau tak akan tega menarik bayaran sama gadis yang imut imut nan manis seperti ini, Nit!" Balas Raya mengedip ngedipkan matanya sambil tersenyum manis.

"Jangan dihabiskan mie nya, aku lapar tahu!" Sungut Nita.

"Ada urusan apa kau siang terik begini kerumahku? Bukannya semalam kau bilang sudah ada orang yang mau beli jam tanganmu itu." Tanya Nita sambil merebut mangkok berisi mie instan yang sudah tersisa separuhnya itu dari tangan Raya.

"Iya, katanya sih siang ini mau ambil. Aku ajak aja ketemuan di sini," Jawab Raya enteng.

"Disini? Maksudnya dirumahku begitu?" Mata Nita kembali melotot.

"Iya."

"Me-memangnya siapa yang memberi izin padamu pakai rumahku untuk transaksi jual belimu itu?"

"Lagipula, siapa yang mau beli Jam tanganmu itu?" Lanjut Nita penasaran sambil mengambil segelas air dan meminumnya.

"Fiko," jawab Raya cepat.

Byyurrr!

Nita menyemburkan air yang baru saja diminumnya. Matanya menatap Raya tanpa berkedip. Seolah ingin memastikan apa yang diucapkan sahabatnya itu adalah suatu kebenaran.

"Fi- fiko, adiknya Mas Dhani? kau tawarkan jam tanganmu itu sama adiknya Mas Dhani? Gila juga kau." Nita terbata.

"Lho, kenapa? Nggak ada yang salah kan. Bisnis is bisnis. Lagipula kenapa kalau Fiko yang beli?"

"Bodo ah," Nita mencebik kesal padanya.

"Lihat, gara gara semburan maut mu itu, bajuku sampai basah," sungut Raya sambil mengelap kaus yang dipakainya.

"Kok bisa si Fiko?"

"Ya bisa lah. Nggak sengaja kemarin ketemu di jalan. Tiba tiba jiwa bisnisku meronta saat melihatnya, ya sudah langsung kupepet dan prospek saja dia. Hasilnya, taraaa ...! dia mau beli jam tanganku. He ... he ... he!" Jawab Raya terkekeh.

"Dasar, entah makhluk dari planet mana kau berasal. Kupikir setelah selesai dengan Mas Dhani, kau akan nangis nangis semalaman, sampai matamu itu bengkak. Nggak tahunya masih sempat sempetnya ngurusin jam tangan mantan."

"Aku lebih sedih kehilangan uang, daripada kehilangan Mas Dhani. Lagipula, Pak lurah masih mau kok nampung aku jadi mantunya," desis Raya.

"Halo, aku juga mau kali jadi mantunya Pak lurah, secara si Febri, kan gantengnya pake banget, sebelas dua belas sama Song Jong Ki, si duda meresahkan itu. Ah ... Andai saja ..." Nita mulai terlihat senyum senyum sendiri. gadis itu mulai berangan- angan.

"Wes, bangun. Mimpimu ketinggian, nona." Raya menepuk pipi sahabatnya itu.

Suara salam seseorang terdengar dari luar, menginterupsi pembicaraan mereka, tampak seorang pemuda berusia tujuh belas tahun, berdiri di teras rumah keluarga Nita. Membuat senyum Raya semakin merekah.

"Mana mbak, jam tangannya. Aku sudah lama sekali kepingin jam tangan yang sama kayak miliknya Mas Dhani." Ungkap Fiko tak sabar, begitu masuk kedalam rumah.

"Ini." Raya menyerahkan sebuah box persegi berwarna hitam itu padanya.

"Untung saja tuh kotaknya masih disimpan sama emak, kalau nggak, turun deh nilai jual tuh jam tangan," Bisik Raya pada Nita.

"Aku gak mau ikut campur." Balas Nita di telinga Raya.

"Bagaimana, suka sama jamnya?" Tanya Raya memastikan.

"Tentu mbak Raya. Ini keren. Sama persis, dengan miliknya Mas Dhani," Fiko memuji sambil mengelus jam tangannya.

"Tentu saja sama, itu kan jam tangan yang sama yang dimiliki kakakmu," desis Nita pelan di telinga Raya. membuat Raya seketika langsung mencubit pinggangnya.

"Ah ya, Ini uangnya. Dihitung dulu, mbak Raya," Ucap Fiko sambil menyerahkan segepok uang padanya.

Senyum Raya langsung merekah ketika melihat setumpuk uang ditangannya. Matanya melirik kearah Nita yang menggeleng pelan karena tingkah aneh sahabatnya itu.

"Terima kasih ya, Fik, di pake terus ya jam tangannya," ucap Raya dengan memamerkan senyum manisnya.

"Sama sama mbak."

"Kau benar benar manusia langka yang ada di planet ini," sungut Nita sambil melihat Raya yang sibuk menatap uang ditangannya.

"Berarti kau harus bersyukur karena sudah mengenal manusia langka ini," tutur Raya bangga.

"Bodo ah, mending cepat pulang sana, daripada terus membuatku kesal."

"Nih, untukmu." Raya menyerahkan selembar uang merah pada Nita.

"Apa ini?"

"Uang untuk menutup mulutmu itu."

" ... dan terima kasih atas rumahnya. Dah ya, aku mau pulang dulu. Kasihan emak nanti sedih karena anak gadisnya yang imut imut ini belum pulang." Ucap Raya yang langsung membalikkan badan, melangkah pergi meninggalkan Nita yang masih melongo, diam terpaku.

****

Keesokan harinya,

"Untuk apa kau datang kerumahku, mas, aku tak punya urusan lagi denganmu," ketus Raya.

"Aku ingin ..."

"Ingin menjelaskan sesuatu? Maksudmu aku salah paham, tuh cewek sepupumu atau adik angkatmu begitu. Ah alasanmu basi, mas," pungkas Raya cepat.

"Katakan cepat, untuk apa kau kerumahku? Jangan bilang jika kau ingin kita balikan dan meminta jam tangan itu kembali" Lanjut Raya ketus.

"Tidak! Maaf, aku kesini karena disuruh ibu, untuk pesan kue buat acara syukuran besok malam, karena ibu sedang berhalangan."

Hiks!

Raya melongo sesaat begitu mendengar alasan yang dikemukakan Dhani. Gadis itu mengira kedatangan Dhani ke rumahnya untuk memperbaiki hubungan mereka. Ternyata, dugaannya meleset, membuatnya sedikit kecewa. Tak lama, ia berucap sinis.

"Emak lagi libur jualan."

"Eh, nak Dhani. Ada apa? Mau ketemu Raya?" Suara Bu Hartati tiba tiba menyela.

"Nggak mak!" Raya langsung menjawabnya.

"Oh, bukan ya, lalu?" balas Bu Hartati.

"Ah, a-anu. Ini Bu, anu ..."

"Apaan sih mas, anu, anu, mau main anu anuan!" Gerutu Raya.

"Bi Marni mau pesan kue buat besok malam. Mak," jelas Raya mewakilinya bicara.

"Oh, berapa banyak?" sahut Bu Hartati sumringah.

Dhani menjelaskan tujuannya pada Bu Hartati, tak lama wanita berusia empat puluhan itu, mengangguk menyanggupinya lalu pamit kedapur, meninggalkan Raya dan Dhani di teras depan rumah mereka.

"Kau marah?"

"Nggak, kita kan sudah mantan, buat apa marah? Mending sekarang kau pulang sana mas, toh urusanmu juga sudah selesai kan dirumahku," usir Raya.

"Aku ..."

"Aku apa ...? Sudahlah, aku sudah tahu, namanya Siska, anak bosmu di kantor, iya kan?"

Dhani menelan ludah, beberapa kali ia bersikap seperti seorang maling yang ketahuan mencuri. Beberapa kali pula ia menghindar dari sorot mata tajam Raya yang seakan ingin mengulitinya.

"Nggak perlu nanya aku tahu darimana!"

"Lagipula aku tahu diri kok, mana mau orang yang sudah berpendidikan dan mapan sama anak yang cuma lulus SMA," lanjut Raya seolah tahu apa yang ada dalam pikiran Dhani.

"Sana pulang, mas. Maaf, aku sibuk!"

Raya melangkah masuk meninggalkan Dhani yang masih terpaku. Tak lama terdengar suara seseorang menyeret langkah, segera saja gadis itu berbalik kembali, melihat mantan kekasihnya yang berjalan meninggalkan rumahnya.

"Kau meremehkanku mas."

"Aku memang hanya lulusan SMA. Kau pikir aku sebodoh itu dan dengan mudah bisa membohongiku, asal kau tahu, adikmu berkata jujur saat ku tanya semua hal tentang dirimu. Meskipun aku terpaksa harus menjual jam tangan itu, setengah dari harga pasaran." Gumam Raya sambil berdecak kesal.

Raya membalikkan badan, masuk kedalam kamarnya, lalu mengambil sesuatu dari dalam lipatan baju dilemarinya, sebuah amplop berisi uang tabungannya.

Gadis itu mulai menghitung rupiah demi rupiah yang telah ia kumpulkan. Uang yang ia rencanakan untuk meringankan beban Ibunya atas biaya pernikahannya dengan Dhani kelak, kini sudah terkumpul cukup banyak. Untuk sesaat ia menatap uang itu, tak lama, terlihat ia menggigit bibirnya sambil mengepal kuat lembaran lembaran merah itu tangannya.

Bersambung.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ati Husni
semangat ya raya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ditinggal Mantan, Dinikahi Pria Kaya   Bab 4

    Wajah sendu Bu Hartati terlihat kala melepas putri sulungnya ketika bus antar propinsi itu perlahan bergerak. Dibalik kaca jendela, Raya balas menatap ibunya, sambil mengulas senyum dan melambaikan tangan, seolah ingin memberi tahu jika ibunya tak perlu mengkhawatirkannya.Beberapa pesan dan nasihat sudah diucapkan Bu Hartati sebelum Raya berangkat tadi. Meski rasa khawatir dan takut melanda. Namun, wanita yang sudah menjanda sepuluh tahun itu berusaha tegar dan yakin jika putrinya bisa menjaga dirinya.Bus yang ditumpangi Raya terus bergerak melewati kota demi kota, masuk keluar hutan dan akhirnya menyebrangi lautan, jarak tempuh antara Palembang dan Jakarta membuatnya harus duduk diam selama lebih dari 20 jam di dalam bus.Pagi akhirnya menjelang ketika bus ini berbelok ke terminal Rawamangun. Rasa lelah melanda sekujur tubuhnya, namun, tak membuat semangatnya luntur. Gadis itu memandang ke depan, berharap impiannya untuk sukses dan memiliki banyak uang akan terkabul.Sejak semalam

    Last Updated : 2022-05-26
  • Ditinggal Mantan, Dinikahi Pria Kaya   Bab 5

    "Maaf Bi, sepertinya aku tak akan lama menumpang dirumahmu," tutur Raya pelan.***"Kau mau cari kost kostan?" Tanya Winda."Iya, aku nggak enak numpang terlalu lama dirumahnya Bi Lastri," sahut Raya."Udah dapet kerjaan belum? Di jakarta, biaya hidup disini itu mahal lho, nggak kayak di kampung, tempat kita.""Aku udah kirim lamaran ke pabrik tempat Bi Lastri kerja, cuma belum ada jawaban. Katanya Bi Lastri kalau aku siapin uang pelicin tiga juta, bisa diterima," jelas Raya."Lalu ... Apa rencanamu, Raya?"Mata Raya membulat begitu mendengar pertanyaan itu, pertanyaan yang membawanya harus bertemu dengan Winda, teman satu SMA dulu. Teman yang sejak lulus sekolah, langsung hijrah mencari penghasilan sendiri di Jakarta karena tak mampu melanjutkan kuliah."Justru karena itu aku belain sampe nyasar kesini, Win!" "Cariin aku kerjaan, ya. Apa saja deh, yang penting bisa nabung buat beli berlian, sama beliin emak mobil. Udah!""Jidatmu lebar!" Winda mencebik."Ya sudah, mana berkas lamara

    Last Updated : 2022-05-26
  • Ditinggal Mantan, Dinikahi Pria Kaya   Bab 6

    Mata Raya terbelalak lebar ketika mendengarnya. Membuatnya hingga tak mampu mengeluarkan suara untuk beberapa detik."Tunggu dulu, a-apa maksud ucapannya tadi, ca-calon istri? Me-menikah?" ****Raya memandang pria yang berada disampingnya tanpa berkedip. Mulutnya terbuka karena masih belum mengerti akan apa yang baru saja didengarnya.Sadar jika tangannya masih dipegang erat oleh pria itu, Raya berusaha melepaskannya, sayang, pria itu bukannya melepaskan tangannya, tetapi malah merangkul pinggangnya. Hingga tak ada jarak lagi diantara mereka."Ini gadis yang ingin kunikahi, kuharap setelah ini, mama berhenti mencarikan calon istri untukku."Wanita dengan hijab dikepala, berpenampilan yang anggun serta berkelas itu, menatap Raya dengan seksama, matanya memindai setiap centimeter tubuh Raya dari atas sampai kebawah, hingga akhirnya sebuah senyuman terbit di wajahnya."Cantik, dan sepertinya pekerja keras, mama suka pilihanmu, Alex.""Siapa namamu, nak?" "Maaf, bu sepertinya ada kesala

    Last Updated : 2022-05-26
  • Ditinggal Mantan, Dinikahi Pria Kaya   Bab 7

    "Terserah kau saja," jawab Raya yang tak henti menepuk jok mobil yang didudukinya."Mobilmu nyaman ya, beda sekali dengan angkot yang tiap pagi kunaiki," tutur Raya polos.Mata Alex mendelik melihat tingkah Raya, senyum tipis tiba-tiba merekah dari bibir pria itu. Sebuah senyuman yang penuh arti.***"Andrew Rinindra Alexander Green."Raya mengeja sebaris nama di kartu identitas Alex yang dipegangnya. "Namamu keren ya. Orang bule ternyata.""Kalau sudah selesai membacanya, sini kembalikan KTP ku," sungut Alex."Ternyata sudah 25 tahun umurnya, pantesan sampe dicariin calon istri segala. Udah tua!" Lanjut Raya terkekeh.Merasa diejek, tangan Alex dengan cepat menyambar kartu identitasnya dari tangan Raya, wajah kesal ia perlihatkan pada gadis itu."Bukan urusanmu, nona." Ketusnya sambil meletakkan kartu identitasnya kedalam saku celana yang dipakainya."Perasaan nyonya yang tadi siang wajahnya Indonesia banget. Kok bisa punya anak kayak bule nyasar begini yah," tutur Raya sambil melir

    Last Updated : 2022-05-26
  • Ditinggal Mantan, Dinikahi Pria Kaya   Bab 8

    "Kok aku jadi ngerasa kayak benalu banget. Sudah ya, aku mau masuk dulu, mau mandi. Terus tirakat semalaman. Biar impianku dapet suami kaya terkabul." Tangan Raya dengan cepat memutar pintu kamar kosnya."Yuk bobo cantik biar tambah imut imut," lanjut Raya pada Winda."Kenapa ada gadis yang selalu beruntung, seperti dirimu," keluh Winda."Karena aku manis dan imut imut" jawab Raya asal. ***Sejak pagi Raya sudah bersiap, gadis itu berdandan cantik, meski acara makan malam yang akan di hadirinya, masih beberapa jam lagi, tetap saja ia menjaga penampilannya.Sepanjang waktu, Raya terlihat bersemangat melayani calon pelanggan yang datang ke counter yang dijaganya. Senyumnya tak pernah lepas dari bibirnya. Suasana hatinya terlihat sangat baik hari ini."Mbak Raya, baik baik saja, nggak demam atau lagi sakit kan?" Tanya Nanda, rekan kerjanya, sesama penjaga counter ini."Nggak, emang aku kenapa?" Balas Raya."Gak apa apa sih, cuma heran saja. Mbak Raya nggak kayak biasanya. Perasaan dar

    Last Updated : 2022-05-26
  • Ditinggal Mantan, Dinikahi Pria Kaya   Bab 9

    "Berhenti! Ku bilang, turunkan aku."Dengan terpaksa Alex menaikkan kembali kaca jendela mobilnya dan menghirup kembali parfum aroma melati itu, Merasa menang, Raya mengulas senyum.Mobil yang dikendarai Alex mulai membelah jalanan ibukota. Langit yang bertaburan bintang seolah-olah ikut menyambut kedatangan mereka diserpong. Tanpa di sadari, bahwa acara makan malam ini akan membuat babak baru dalam kisah hidup mereka.****Raya menatap takjub deretan bangunan mewah yang dilewatinya. Mobil yang dikemudikan Alex kini mulai bergerak pelan, berbelok dan berhenti di depan sebuah rumah berlantai dua bergaya Mediterania klasik.Pagar setinggi dua meter itu langsung terbuka, begitu mobil ini menepi, seorang penjaga rumah terlihat melambaikan tangan, seakan telah mengenal pemilik Ferarri merah ini.Alex membuka sedikit kaca jendela mobilnya, dan membalas lambaian tangan itu dengan senyum tipis, lalu membawa mobilnya masuk ke area carport rumah ini."Aku ingin tahu latar belakangmu. Siapa kau

    Last Updated : 2022-05-26
  • Ditinggal Mantan, Dinikahi Pria Kaya   Bab 10

    "Kita memang serasi ya," ucapnya dengan senyuman yang lebar. Membuat Alex berdecih pelan, lalu membuang muka.Pemuda bernama Arya itu duduk disamping Bu Sekar. Ia terlihat dingin. Hanya sesekali saja ia terlihat memaksakan diri untuk tersenyum. Berbeda sekali dengan Alex yang cukup banyak bicara, sosok Arya, cenderung diam."Secepatnya, aku ingin bertemu dengan ibumu, Raya," ungkap Bu Sekar."Be- bertemu ... tapi untuk apa, ma?" Tanya Alex gugup.***"Kok nanyanya begitu, nak. Ya untuk membicarakan tentang pernikahan kalian. Bukankah kau bilang kemarin ingin menikahinya bulan depan? Mama pikir juga sebaiknya begitu, semakin cepat akan semakin baik. Lagipula tak elok jika terlalu lama menunda, benar begitu kan, Raya?" Ucapan yang sangat jujur dan terbuka itu sontak membuat Alex salah tingkah. Ia tak mungkin menyanggah perkataan ibunya, karena sama saja seperti menjilat ludahnya sendiri. Tapi, jika secepat itu menikahi gadis yang baru belum genap dua hari dikenalnya ini, membuatnya har

    Last Updated : 2022-06-02
  • Ditinggal Mantan, Dinikahi Pria Kaya   Bab 11

    "Ayo masuklah," ajak Alex sambil membuka pintu utama rumahnya."Terima kasih."Mereka berjalan beriringan melintas ruangan tamu, lalu menaiki tangga yang menuju ke lantai atas, sambil memegang selusur tangga ini, mata Raya tak sengaja melihat foto keluarga yang tergantung di dinding ini.Foto seorang anak laki laki berkemeja putih yang diapit kedua orang tuanya. Sebuah foto yang memperlihatkan kehangatan keluarga ini membuat Raya menghentikan langkahnya sejenak.***"Apa ini bapakmu?" "Iya, itu foto kedua orang tuaku. Sudah jelas kan sekarang jika aku bukan kapur yang berada di tumpukan arang," sindirnya."Masih ingat saja." Raya terkekeh.Alex membuang muka sambil mendengkus kesal, tak lama ia masuk kedalam sebuah kamar."Dengar, aku butuh waktu untuk membuang hajat. Kau bisa berkeliling rumah ini. Tapi ingat, Jangan sekali kali mencoba masuk ke kamarku.""Iya. Tapi jangan lama lama, aku mau pulang, aku mau istirahat," balas Raya."Kau benar benar gadis menyebalkan, nona," rutuk Ale

    Last Updated : 2022-06-02

Latest chapter

  • Ditinggal Mantan, Dinikahi Pria Kaya   Bab 83 Ending / Terima kasih pembaca

    "Terima kasih kau sudah bekerja keras untukku selama ini, jika perasaanku sudah lebih baik. Aku akan segera kembali, saat itu kau ambil semua kontrak. Aku tak akan menolaknya." Ujar Stella lalu menutup teleponnya."Maaf, tapi yang kubutuhkan saat ini adalah menjauh, karena jika aku tetap melihat Alex dan Raya bersama, akan membuatku sulit untuk bertahan. Aku butuh waktu untuk melepas segala beban ini dan menerima semua kenyataan ini." Aku butuh ketenangan untuk menata hidupku kembali." Bisik Stella hampir tak terdengar.****Tiga minggu kemudian."Kau benar- benar akan pergi?" Tanya Alex pada Arya, kakak tirinya. Ia sengaja datang ke rumah keluarga Pak Bambang. Untuk memastikan ucapan ibunya yang mengatakan bahwa Arya akan berangkat ke Australia, awal bulan depan."Iya, aku sudah memutuskan untuk melanjutkan pendidikanku disana." Jelas Arya membenarkan pernyataan Alex."Kapan kau akan pergi?" "Minggu depan." Jawab Arya."Kau pergi bukan karena menyerah, bukan?""Anggap saja itulah a

  • Ditinggal Mantan, Dinikahi Pria Kaya   Bab 82

    Maaf, Kita Sudah MantanWajah mereka saling berhadapan satu sama lain, rona kemerahan nampak dipipi Raya, rasa malu membuat gadis itu memalingkan wajahnya, melihat sikap Raya yang masih malu, Alex membelai lembut pipi wanitanya."Aku ingin memiliki anak darimu, bisakah kita memulainya malam ini," goda Alex."Kau memang pria mes*m, entah mengapa aku bisa mencintaimu." Balas Raya tersenyum.***Tiga hari sudah Alex berada dirumah mertuanya, dan hari ini mereka akan kembali ke Jakarta, karena pekerjaan Alex yang sudah menunggu. Ada rasa haru ketika Bu Hartati melepas kepergian anak dan menantunya. Namun, setidaknya ia tak perlu khawatir lagi, karena Alex sudah berjanji akan menjaga dan membahagiakan putrinya seumur hidup.Tangan Bu Hartati melambai begitu Alphard hitam itu bergerak dan semakin menjauh, duduk dikursi belakang ada Alex yang berdampingan dengan Raya, sementara Pak Budi duduk dibelakang kursi kemudi. Perjalanan belasan jam akhirnya dilewati tanpa terasa karena rona bahagia

  • Ditinggal Mantan, Dinikahi Pria Kaya   Bab 81

    [Aku mencintai Raya. Tolong jangan mengganggunya lagi.]Kalimat itu terdengar sangat tegas diucapkan Alex. Membuat Arya mengerti jika ia tak akan pernah bisa bersaing dengan Alex. Ia pasrah jika akhirnya harus melepas Raya kembali pada Alex.Arya membuka laci meja kerjanya dan melirik pasport yang ada didalamnya. Tangannya kemudian meraih pasport itu dan menatapnya cukup lama."Mungkin sudah saatnya bagiku untuk mencari seseorang yang benar-benar bisa menerimaku." Lirihnya pelan.***Alphard hitam menepi tepat didepan pagar rumahnya. Deru mobil itu masih terdengar, tak lama nampak ada seorang pria yang keluar dari arah pintu kemudi, lalu berputar arah, mengeluarkan sebuah travel bag dan koper.Raya dan Bu Hartati masih memperhatikannya, sinar lampu tak cukup terang untuk melihat siapa gerangan yang baru saja keluar dari sana. Rasa penasaran membuat Bu Hartati fokus menatap pria itu."Mobil siapa itu?" Bu Hartati mengulang pertanyaannya, tanpa menoleh."Entahlah, aku tak tahu, mak. Tap

  • Ditinggal Mantan, Dinikahi Pria Kaya   Bab 80

    "Kau ada disini, Raya? Mak pikir kau sudah tidur, nak?"Sapaan Bu Hartati membuat Raya sedikit terkejut, refleks ia menoleh kearah ibunya yang berdiri di bibir pintu lalu duduk di sebelahnya, di kursi rotan panjang ini."Belum.""Apa hubunganmu dengan Alex, masih bermasalah?" Tanya Bu Hartati pada putrinya.***"Sedikit," jawab Raya."Kau mau cerita pada emakmu ini, nak?"Raya menghela nafas panjang begitu mendengar ucapan ibunya. Ada rasa terharu dalam hatinya atas pertanyaan ibunya. Membuat perasaan saat ini sedikit lebih baik."Alex dan aku memang menikah karena suatu alasan. Kami bertemu pertama kali di ..." Raya mulai menceritakan awal mula pertemuan mereka hingga akhirnya sepakat untuk menikah. Sesekali gadis itu terdiam, dan mengigit bibirnya, kala ia harus menceritakan bagaimana selama pernikahan, mereka tidak pernah berbagi tempat tidur.Bu Hartati menggelengkan kepalanya tatkala mendengar penjelasan putrinya. Ada rasa iba saat ia menatap ke wajah anak sulungnya itu. Sorot ma

  • Ditinggal Mantan, Dinikahi Pria Kaya   Bab 79

    "Aku hanya kau tidak ingin melewatkan kesempatanmu untuk menjadi lebih bersinar. Karirmu sedang bagus saat ini. Cobalah untuk berpikir ulang dan mempertimbangkannya lagi."Stella menghela nafas panjang, ia tahu akan sulit baginya untuk menolak keinginan managernya. Hanya saja saat ini yang diperlukan olehnya adalah menyembuhkan luka hatinya."Baiklah. Aku akan mempertimbangkannya lagi, tapi jika nanti keputusanku sudah final, kuharap kau bisa menerimanya." Ujar Stella lalu memutuskan sambungan teleponnya.****Mata Bu Hartati mendelik tajam pada Raya, putri sulungnya yang baru saja tiba lima menit yang lalu dari Jakarta. Tatapan wanita berusia empat puluh tahunan itu terasa menghujam seakan mengetahui alasan dibalik kepulangan putrinya. Meski dalam hati sebenarnya ia gembira karena Raya pulang mengunjunginya tetap saja ia tak bisa menepis rasa kecewanya akan sebuah kebohongan.Dua hari yang lalu, Bu Sekar, besannya telah meneleponnya dan membeberkan alasan dibalik pernikahan mereka, i

  • Ditinggal Mantan, Dinikahi Pria Kaya   Bab 78

    "Aku dalam perjalanan ke Palembang." Lapor Alex pada istrinya begitu panggilan teleponnya tersambung. Tak lama, wajah Alex nampak mendengkus kesal, karena lagi lagi Raya memutus sambungan teleponnya."Dasar kepala runcing. Entah mengapa aku bisa jatuh cinta dan menikahi wanita keras kepala seperti dirinya." Rutuk Alex yang langsung di sambut gelak tawa oleh Pak Budi."Jangan tertawa, pak." Sungut Alex kesal."Maaf, tapi aku tak bisa menahan tawa," ucap Pak Budi lalu menghentikan tawanya."Jangan kesal. Wanita memang seperti itu. Kita para laki-laki yang harus mengerti dan berjiwa besar menerima sikap mereka yang kadang kadang absurb dan membuat kesal. Istri saya juga sering marah pada saya tanpa alasan yang jelas." "Istri saya, kalau sudah kelihatan gelagatnya mau marah, saya langsung menyingkir pak. Soalnya bisa panjang urusannya. Apalagi kalau sudah mengomel. Wah, alamat tidur sama guling di luar saya pak," gurau Pak Budi sambil tetap fokus dengan kemudinya."Biasanya apa yang bisa

  • Ditinggal Mantan, Dinikahi Pria Kaya   Bab 77

    "Itu biasa terjadi, karena Mas Alex panik. Maka, hal kecil dan terlihat sepele bisa terlupa.""Mungkin saja kau benar. Terima kasih karena sudah membantuku dan maaf, jika aku sudah mengganggu waktu istirahatmu." Tutur Alex."Sama sama dan cobalah untuk menelponnya lagi. Siapa tahu kali ini Raya akan menjawabnya." Winda mencoba memberi saran.****Raya memandang ke luar jendela. Pemandangan malam yang gulita kini menghampirinya. Sesekali tampak kerlipan lampu jalan, membuat perjalanan pulangnya terasa syahdu. Rasa rindu kepada keluarga membuatnya tak sabar ingin segera bertemu dengan keluarganya.Malam kini semakin larut, Raya melirik layar ponselnya yang sudah menunjukkan pukul sebelas tiga puluh malam, ada puluhan notifikasi panggilan telepon masuk ke ponselnya yang tidak disadarinya. Sejak keluar dari rumah Alex, ia mengaktifkan mode senyap (silent) pada ponselnya.Sepanjang perjalanan Raya hanya diam, membuang pandangan keluar jendela, menikmati pemandangan malam, di sebelahnya dud

  • Ditinggal Mantan, Dinikahi Pria Kaya   Bab 76

    "Tak apa. Jadikan itu sebagai pelajaran untukmu. Jika suatu saat nanti ada pemuda yang jatuh cinta padamu, kau bisa lebih menghargainya." Ujar Arya bijak.Stella tersenyum getir mendengarnya. Tak lama, ia kembali menuangkan wine yang tersisa di botol ke dalam gelas, lalu dengan cepat, tanpa sempat dicegah, ia meminumnya sampai habis. ***"Hidupku terasa menyedihkan. Aku ditolak oleh orang yang selama bertahun tahun, perasaan cintanya kuabaikan. Rasanya tak akan ada lagi yang bisa mencintaiku seperti dirinya dulu." Isak Stella lirih.Lama Arya terdiam, karena tak tahu bagaimana harus bersikap atas pernyataan Stella barusan. Stella meliriknya seakan menunggu reaksinya. Karena merasa Arya mengacuhkan pernyataannya, akhirnya membuat Stella berdiri dan mengambil sebotol Red wine lagi dari dalam lemari kaca yang berada tak jauh darinya."Jangan minum lagi," Arya berusaha mencegah ketika melihat Stella memegang alat pembuka tutup botol."Kau tak perlu cemas. Aku tak akan mabuk." Stella terk

  • Ditinggal Mantan, Dinikahi Pria Kaya   Bab 75

    "Bu Raya bilang jika nanti bapak pulang, tolong masuk ke kamarnya."Setelah mendengar pesan yang disampaikan Pak Anton, Alex langsung membuka kunci rumahnya dan langsung berjalan menuju ke kamar Raya. Perasaan gelisah bercampur dengan rasa penasaran membuat Alex lupa untuk menelpon Raya dan bertanya langsung padanya. Tangan Alex nampak jelas sedikit gemetar begitu membuka pintu kamar Raya. Matanya menjelajahi tiap sudut ruangan. Hingga akhirnya ia menemukan sebuah amplop berwarna putih di atas nakas.***Drrtttt!Ponsel Arya bergetar, tepat disaat ia baru saja hendak keluar dari ruang kerjanya. Dengan cepat tangannya merogoh ponselnya dari dalam saku jasnya.Raut wajah Arya seketika berubah ketika melihat nama yang tertera dilayar pipih itu. Sebuah pesan singkat yang dikirim Stella padanya. Pesan yang berisi agar ia bisa datang ke apartemen gadis itu.Arya meraih tas kerjanya lalu keluar dari ruangannya. Ia melirik sekretarisnya yang masih merapikan mejanya, lalu berjalan menuju temp

DMCA.com Protection Status